Anda di halaman 1dari 30

GANGGUAN PANIK, GANGGUAN CEMAS

MENYELURUH, GANGGUAN CAMPURAN


CEMAS DEPRESI, DAN POST-TRAUMATIC
STRESS DISORDER

Perceptor :
dr. Cahyaningsih Fibri Rokhmani, Sp.KJ, M.Kes

Oleh :
Adityo Muhamad Farid 1118011001
Nur Amalina Dianati 1118011088

KEPANITERAAN KLINIK KEDOKTERAN JIWA


RUMAH SAKIT JIWA LAMPUNG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
2016
PENDAHULUAN

20%
POPULASI
DUNIA

GANGGUAN
CEMAS

11.6% 18%
POPULASI POPULASI
DEWASA DEWASA
INDONESIA AMERIKA
2
Anxiety disorder (gangguan
kecemasan)
•Ketakutan yang berlebihan dan sifatnya tidak
rasional. Seseorang dikatakan menderita
gangguan kecemasan apabila kecemasan
menimbulkan penderitaan dan mengganggu
aktivitas dalam kehidupan dari diri individu
tersebut.

3
Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorders ( DSM-IV), gangguan cemas terdiri
dari :
1. Serangan panik dengan atau tanpa agoraphobia;
2. Agoraphobia dengan atau tanpa Serangan panik;
3. Fobia spesifik;
4. Fobia sosial;
5. Gangguan Obsesif-Kompulsif;
6. Post Traumatic Stress Disorder ( PTSD );
7. Gangguan Stress Akut;
8. Gangguan Cemas Menyeluruh (Generalized Anxiety
Disorder) 4
F40–F48 gangguan neurotik, gangguan somatoform
dan gangguan yang berkaitan dengan stres

F40 Gangguan Anxietas Fobik


• F40.0 Agorafobia
• .00 Tanpa gangguan panik
• .01 Dengan gangguan panik
• F40.1 Fobia sosial
• F40.2 Fobia khas (terisolasi)
• F40.8 Gangguan anxietas fobik lainnya
• F40.9 Gangguan anxietas fobik YTT
F41 Gangguan Anxietas Lainnya
• F41.0 Gangguan panik (anxietas paroksismal episodik)
• F41.1 Gangguan anxietas menyeluruh
• F41.2 Gangguan campuran anxietas dan depresif
• F41.3 Gangguan anxietas campuran lainnya
• F41.8 Gangguan anxietas lainnya YDT
5
• F41.9 Gangguan anxietas YTT
F42 Gangguan Obsesif-Kompulsif
•F42.0 Predominan pikiran obsesional atau pengulangan
•F42.1 Predominan tindakan kompulsif (obsesional ritual)
•F42.2 Campuran tindakan dan pikiran obsesional
•F42.8 Gangguan obsesif kompulsif lainnya
•F42.9 Gangguan obsesif kompulsif YTT

F43 Reaksi Terhadap Stres Berat dan Gangguan Penyesuaian


(F43.0-F43.9)
•F43.0 reaksi stres akut
•F43.1 Gangguan stres pasca trauma
•F43.2 gangguan penyesuaian
•F43.8 reaksi stres berat lainnya
•F43.9 reaksi stres berat ytt

F44 Gangguan Disosiatif (Konversi) (F44.0-F44.9)

F45 Gangguan Somatoform (F45.0-F45.9)

F48 Gangguan Neurotik Lainnya (F48.0-F48.9) 6


A. GANGGUAN PANIK

Gangguan panik ditandai dengan terjadinya


serangan panik yang spontan dan tidak
diperkirakan.

Serangan panik adalah periode kecemasan dan


ketakutan yang kuat dan relatif singkat (biasanya
kurang dari satu tahun), yang disertai oleh gejala
somatik tertentu seperti palpitasi dan takipnea.

7
TANDA DAN GEJALA KLINIS PANIK

Suatu serangan panik secara tiba-tiba akan menyebabkan


minimal 4 dari gejala-gejala somatik berikut:
• Palpitasi
• Berkeringat
• Gemetar
• Sesak napas
• Perasaan tercekik
• Nyeri dada atau perasaan tidak nyaman
• Mual dan gangguan perut
• Pusing, bergoyang, melayang atau pingsan
• Derealisasi atau depersonalisasi
• Ketakutan kehilangan kendali atau menjadi gila
• Rasa takut mati
• Parestesi atau mati rasa
8
• Menggigil atau perasaan panas
Pernafasan yang cepat dan pendek merupakan
gejala yang sangat dirasakan pasien (suffocation
false allarm).

Gejala mental utama adalah ketakutan yang kuat


dan suatu perasaan ancaman kematian atau
bencana. Pasien bisa merasa bingung dan sulit
berkonsentrasi.

Pada pemeriksaan status mental saat serangan


sering dijumpai ruminasi, kesulitan berbicara
seperti gagap dan gangguan memori.

9
PEDOMAN PENGGOLONGAN DAN DIAGNOSIS
GANGGUAN JIWA III (PPDGJ III)
 Gangguan Panik baru ditegakkan sebagai diagnosis utama
bila tidak ditemukan adanya gangguan anxietas fobik

 Untuk diagnosis pasti, harus ditemukan beberapa kali


serangan anxietas berat (severe attacks of autonomic
anxiety) dalam masa satu bulan:
 Pada keadaan dimana sebenarnya secara objektif tidak
ada bahaya;
 Tidak terbatas pada situasi yang telah diketahui atau yang
dapat diduga sebelumnya (unpredictable situations);
 Keadaan yang relatif bebas dari gejala-gejala anxietas
periode di antara serangan-serangan panik (meskipun
demikian umumnya dapat terjadi juga “anxietas
antisipatorik”, yaitu anxietas setelah membayangkan
sesuatu yang mengkhawatirkan akan terjadi). 10
PENATALAKSANAAN PANIK

Farmakoterapi
• SSRI ( Serotonin Selective Reuptake Inhibitors), exp.
sertralin, fluoksetin, fluvoksamin, escitalopram, dll
dalam 3-6 bulan atau lebih, tergantung kondisi
individu, agar kadarnya stabil dalam darah sehingga
dapat mencegah kekambuhan
• Alprazolam; awitan kerjanya cepat, dikonsumsi 4-6
minggu, setelah itu perlahan-lahan diturunkan
dosisnya sampai akhirnya dihentikan.

Psikoterapi
• Terapi relaksasi
• Terapi kognitif perilaku 11
• Psikoterapi dinamik
B. GANGGUAN CEMAS MENYELURUH
(GENERALIZED ANXIETY DISORDER)
 Gangguan kecemasan dengan karakteristik
kekhawatiran yang tidak dapat dikuasai dan menetap,
terhadap hal-hal yang sepele/tidak utama yang
mempengaruhi seluruh aspek kehidupannya, sehingga
pertimbangan akal sehat, perasaan dan perilaku
terpengaruh

 Ditegakkan bila terdapat kecemasan kronis yang lebih


berat (> 6 bulan; biasanya tahunan dengan gejala
bertambah dan kondisi melemah)

12
DIAGNOSIS GANGGUAN CEMAS
MENYELURUH MENURUT PPDGJ-III
 Penderita harus menunjukkan anxietas sebagai
gejala primer berlangsung hampir setiap hari untuk
beberapa minggu sampai bulan, yang tidak terbatas /
hanya menonjol pada keadaan khusus (sifatnya “free
floating”/ “mengambang”).

 Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-


unsur berikut:
 Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di
ujung tanduk, sulit berkonsentrasi, dsb)
 Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran,
tidak dapat santai); dan
 Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat,
jantung berdebar-debar,sesak napas, keluhan lambung,
13
pusing kepala, mulut kering, dsb)
PENATALAKSANAAN CEMAS MENYELURUH
Terapi psikologis (psikoterapi)
 Terapi obat-obatan (farmakoterapi).

No Nama Generik Nama Dagang Sediaan Dosis Anjuran


1. Diazepam Diazepin Tab. 2-5 mg 10-30 mg/h
Lovium Tab. 2-5 mg
Stesolid Tab. 2-5 mg
Amp. 10mg/2cc
2. Chlordiazepoxide Cetabrium Drg. 5-10 mg 15-30 mg/h
Arsitran Tab. 5 mg
Tensinyl Cap. 5 mg
3. Lorazepam Ativan Tab.0,5-1-2 mg 2-3 x 1 mg/h
Renaquil Tab. 1 mg
4. Clobazam Frisium Tab. 10 mg 2-3x 1m mg/h
5. Alprazolam Xanax Tab.0,25-0,5 mg 0,75-1,50 mg/h
Alganax Tab.0,25-0,5 mg
6. Sulpiride Dogmatil Cap. 50 mg 100-200 mg/h 14

7. Buspirone Buspar Tab. 10 mg 15-30 mg/h


8. Hydroxyzine Iterax Caplet 25 mg 3x25 mg/h
C. GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS
DAN DEPRESI

 Terdapat gejala-gejala anxietas maupun depresi,


dimana masing-masing tidak menunjukkan gejala
yang cukup berat untuk menegakkan diagnosis
tersendiri.

Anxietas Gangguan depresif

• Beberapa gejala otonomik • Terganggunya fungsi


harus ditemukan walaupun manusia berkaitan dengan
tidak terus-menerus, alam perasaan sedih dengan
disamping rasa cemas/ gejala penyerta perubahan
kekhawatiran berlebihan. pola tidur, nafsu makan,
psikomotor, konsentrasi,
anhedonia, kelelahan, putus
asa, tak berdaya & gagasan
bunuh diri. 15
GEJALA UMUM ANXIETAS
1. Kedutan otot/ rasa gemetar
2. Otot tegang/kaku/pegal
Ketegangan Motorik
3. Tidak bisa diam
4. Mudah menjadi lelah
5. Nafas pendek/terasa berat
6. Jantung berdebar-debar
7. Telapak tangan basah/dingin
8. Mulut kering
Hiperaktivitas Otonomik
9. Kepala pusing/rasa melayang
10. Mual, mencret, perut tak enak
11. Muka panas/ badan menggigil
12. Buang air kecil lebih sering

13. Perasaan jadi peka/mudah ngilu


Kewaspadaan berlebihan 14. Mudah terkejut/kaget
dan Penangkapan 15. Sulit konsentrasi pikiran
berkurang 16. Sukar tidur
16
17. Mudah tersinggung
GEJALA UTAMA DEPRESI
 Afek depresi
 Kehilangan minat dan kegembiraan, dan

 Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya


keadaan mudah lelah ( rasa lelah yang nyata sesudah
kerja yang sedikit) dan menurunnya aktifitas.

Gejala lainnya dapat berupa :

• Konsentrasi dan perhatian berkurang


• Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
• Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
• Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
• Gagasan atau perbuatan membahayakan diri / bunuh diri
• Tidur terganggu
• Nafsu makan berkurang 17
PEDOMAN DIAGNOSTIK GANGGUAN CAMPURAN
ANSIETAS DEPRESIF PPDGJ-III
•Terdapat gejala-gejala anxietas maupun depresi,
masing-masing tidak menunjukkan rangkaian gejala
yang cukup berat untuk menegakkan diagnosis
tersendiri. Untuk anxietas, beberapa gejala otonomik
harus ditemukan walaupun tidak terus-menerus, rasa
cemas/ kekhawatiran berlebihan.
•Bila ditemukan anxietas berat disertai depresi yang
lebih ringan, harus dipertimbangkan kategori
gangguan anxietas lainnya atau gangguan anxietas
fobik.

18
•Bila ditemukan sindrom depresi dan anxietas
yang cukup berat untuk menegakkan masing-
masing diagnosis, maka kedua diagnosis
dikemukakan, dan diagnosis gangguan campuran
tidak dapat digunakan. Jika karena sesuatu hal
hanya dapat dikemukakan satu diagnosis maka
gangguan depresif harus diutamakan.
•Bila gejala-gejala tersebut berkaitan erat dengan
stres kehidupan yang jelas, maka harus digunakan
kategori F43.2 gangguan penyesuaian.

19
KRITERIA DSM-IV-TR GANGGUAN
CAMPURAN ANSIETAS DEPRESIF
Mood disforik yang berulang atau menetap dan bertahan sedikitnya 1 bulan

Mood disforik disertai empat (atau lebih) gejala berikut selama sedikitnya 1 bulan :

1. Kesulitan berkonsentrasi atau pikiran kosong


2. Gangguan tidur (sulit untuk jatuh tertidur atau tetap tidur / gelisah tidur tidak puas)
3. Lelah atau energi rendah
4. Iritabilitas
5. Khawatir
6. Mudah nangis
7. Hipervigilance
8. Antisipasi hal terburuk
9. Tidak ada harapan (pesimis yang menetap akan masa depan) 20

10. Harga diri yang rendah atau rasa tidak berharga


Gejala menimbulkan penderitaan yang secara klinis bermakna atau hendaya dalam
area fungsi sosial, pekerjaan atau area fungsi penting lain.
Gejala tidak disebabkan efek fisiologis langsung suatu zat (cth. Penyalahguanaan
obat atau pengobatan) atau keadaan medis umum
Semua hal berikut ini :
1. Kriteria tidak pernah memenuhi gangguan depresif berat, gangguan distimik;
gangguan panik, atau gangguan ansietas menyeluruh
2. Kriteria saat ini tidak memenuhi gangguan mood atau ansietas lain (termasuk
gangguan ansietas atau gangguan mood, dalam remisi parsial)
3. Gejala tidak lebih mungkin disebabkan gangguan jiwa lain.
21
PENATALAKSANAAN GANGGUAN
CAMPURAN ANSIETAS DEPRESIF

Farmakoterapi

•Anti-ansietas
•Triazolobenzodiazepine
•Busipron
•Antidepresif
•Fluoxetine
22
D. POST-TRAUMATIC STRESS
DISORDER (PTSD)
 Gangguan kecemasan yang terbentuk dari peristiwa
atau pengalaman yang menakutkan /mengerikan,
sulit dan tidak menyenangkan dimana terdapat
penganiayaan fisik atau perasaan terancam

 Wanita (18.3%) lebih sering mengalami PTSD


dibanding pria (10.3%). PTSD bisa timbul pada usia
kapan saja namun lebih sering pada usia dewasa
muda.

23
KRITERIA DSM-IV UNTUK GANGGUAN
STRESS PASCATRAUMATIK:
 A. Orang yang telah terpapar dengan kejadian
traumatik di mana kedua dari berikut ini terdapat:
 Orang mengalami, menyaksikan, atau
dihadapkan dengan kejadian-kejadian yang
berupa ancaman kematian atau kematian yang
sesungguhnya atau cedera yang serius atau
ancaman kepada integritas fisik diri sendiri atau
orang lain.
 Respon orang tersebut berupa rasa takut yang
kuat,rasa tidak berdaya atau horror.

24
B. Kejadian traumatik secara menetap dialami
kembali dalam satu atau lebih cara berikut:
• Rekoleksi yang menderita, rekuren, dan mengganggu
kejadian,termasuk bayangan, pikiran atau persepsi.
• Mimpi menakutkan yang berulang tentang kejadian.
• Berkelakuan / merasa seakan-akan kejadian traumatik terjadi
kembali.
• Penderitaan psikologis yang kuat saat terpapar dengan tanda
internal atau eksternal yang atau menyerupai suatu aspek
kejadian traumatik.
• Reaktivitas psikologis saat terpapar dengan tanda internal
atau eksternal yang menyerupai suatu aspek kejadian
traumatik.
25
C. Penghindaran stimulus persisten yang berhubungan
dengan traum adan kaku karena responsivitas umum
(tidak ditemukan sebelum trauma), seperti berikut ini:
• Usaha untuk menghindari pikiran, perasaan, atau percakapan yang
berhubungan dengan trauma.
• Usaha untuk menghindari aktivitas, tempat, atau orang yang
menyadarkan rekoleksi dengan trauma.
• Tidak mampu mengingat aspek penting dari trauma
• Hilangnya minat atau peran serta yang jelas dalam aktivitas yang
bermakna.
• Perasaan terlepas atau asing dari orang lain.
• Rentang aspek yang terbatas.
• Perasaan bahwa masa depan menjadi pendek.
26
D. Gejala menetap adanya peningkatan kesadaran
(tidak ditemukan sebelum trauma),seperti berikut:
 Kesulitan untuk tertidur atau tetap tertidur.
 Iritabilitas atau ledakan kemarahan.
 Sulit berkonsentrasi.
 Kewaspadaan berlebihan.
 Respon kejut yang berlebihan.
E. Lama gangguan (gejala dalam kriteria B,C,D ) lebih
dari satu bulan.
F. Gangguan menyebabkan penderitaan yang
bermakna secara klinis/ gangguan fungsi
sosial,pekerjaan, atau fungsi penting lain.

27
TANDA DAN GEJALA PTSD
3 kelompok utama gejala (tidak ada sebelum pajanan):

1. Hyperarousal (rangsangan yang berlebihan)


• Ansietas yang menetap
• Kewaspadaan yang berlebihan
• Konsentrasi buruk
• Insomnia

2. Intrusions( pengacauan)
• Kilasan balik
• Mimpi buruk
• Ingatan yang hidup

3. Avoidance (penghindaran)
• Menghindari hal-hal yang mengingatkan
• Ketidakmampuan mengingat beberapa bagian dari kejadian 28
• Minat yang rendah terhadap kehidupan sehari-hari
PENATALAKSANAAN PTSD
 Terapi utama PTSD adalah psikoterapi (terapi
bicara), obat-obatan / keduanya.
 Dukungan dari keluarga dan teman-teman dapat
menjadi bagian terpenting dari terapi
 Sertraline dan Paroxetine sebagai terapi lini pertama
PTSD. Fluoxetine 10-60 mg/hari, sertraline 50-200
mg/hari, dan flufoxamin 50-300mg/hari serta obat-
obatan yang mengurangi gejala fisik yang terkait
dengan penyakit, prazosin (Minipress), clonidine
(Catapres), guanfacine (TENEX), dan propranolol.

29
DAFTAR PUSTAKA
Elvira S, Hadisukanto G. 2015. Buku Ajar Psikiatri UI Jilid 2. Jakarta: Fakultas
Kedokteran UI.
Kaplan H, Sadock, Benjamin. 2010. Gangguan Kecemasan dalam Sinopsis
Psikiatri: Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis Edisi ke-7 Jilid 2.
Jakarta: Bina Rupa Aksara Jakarta

Maslim, Rusdi. 2013. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-III.


Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Unika Atmajaya.

Maslim, Rusdi. 2007. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Jakarta: Bagian Ilmu
Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Unika Atmajaya. Hal. 12

Memon, MA. Panic Disorder Treatment and Disorder. Diunduh dari


http://emedicine.medscape.com/article/287913-treatment.

National Institute of Mental Health. 2010. Depression and College Students,


NIMH, 1-8.

Panic Disorder. American Psychiatric Association. Diunduh dari


http://healthyminds.org/Main-Topic/Panic-Disorder.aspx. 2011.
30

Tomb, D. A. 2000. Buku Saku Psikiatri Edisi 6. Jakarta : EGC. Hal. 96-110

Anda mungkin juga menyukai