pada Keluarga
Peran Peran
Formal Informal
Tertutup,
Terbuka, implisit, dapat
eksplisit, berubah sesuai
kebutuhan
Contoh:
Contoh: Ayah,
pendamai,
ibu, suami, istri
pengikut,
dsb
negosiator
Peran informal
(-)
(+) Penghalang,
Pendorong, denominator,
penyelaras, penyalah, pengikut,
inisiator-kontributor, pencari
pendamai, pengakuan,
pengasuh, perintis, sahabat, martir,
koordinator, wajah tanpa
perantara ekspresi, kambing
hitam, penonton
Peran informal yg (+)
Inisiator-
kontributor • Mengusulkan, memberi ide, memulai tindakan
Ketidak
seimbangan
peran
Perubahan peran dalam keluarga
Peran lama
Tipe 1 Tipe 2
Mengganggu
keseimbangan
keluarga
Gangguan Jiwa dalam Keluarga
Tua
Dewasa
Masa remaja
mental perilaku masa psikotik, Penyakit
kanak & neurotik kronis,
Ggn perilaku degeneratif
masa kanak remaja Ggn
Ggn-ggn
Ggn psikotik, NAPZA kepribadian
yang saling
neurotik Ggn berkomorbid
kepribadian
Ggn psikotik,
neurotik
Masalah Sosial : Keluarga Pasien
Keluarga
sebagai
caregivers
utama Penurunan
derajat
↓
kesehatan
Ketidaktahuan, Ketidakberdayaan
keluarga,
beban kecemasan,
perawatan, depresi
stigma, konflik,
kekerasan
dalam keluarga
Problem Keluarga Pasien dengan
Gangguan Mental
Kronisitas,
kekambuhan,
perilaku merusak,
penurunan fungsi Beban Perawatan
sosial & bagi Keluarga
vokasional,
pelayanan yang (Family Burden)
buruk dan
pengasingan
sosial
• Bentuk nyata → dapat dilihat →
Objective contoh: menutup diri dari
Burden kegiatan sosial, berhenti dari
pekerjaan
Burn out
Peran Keluarga dalam Penatalaksanaan
Gangguan Mental
Menurunkan
kekambuhan
10-50%
Dukungan
keluarga
Pemberdayaan Keluarga
Psikiater
Psikolog Perawat
Indonesia
klinis Psikiatri :
0,22 0,9 / 100.000
0,3 /100.000
/100.000
Tempat Tidur
Pekerja Sosial di RSJ / RSU
1,5 / 100.000
0,4 / 100.000
Mengapa Keluarga ?
Tujuan: meningkatkan
pengetahuan keluarga &
memperbaiki lingkungan
2. PSIKOEDUKASI
Merupakan salah satu bentuk intervensi pada keluarga.
Bersifat personal, tergantung gangguan yang dialami
anggota keluarga
Materi: edukasi keluarga, meningkatkan keterampilan
menyelesaikan masalah, perbaikan komunikasi antar
keluarga, mengurangi stress & membangun dukungan.
Pola hubungan-
Normalisasi, reframing,
komunikasi keluarga
re-labelling → tidak
→ ekspresikan
saling menyalahkan
perasaan & kerjasama
4. Pelatihan bagi Keluarga
Tujuan:
- Keluarga paham tentang ggn jiwanya
- Keluarga merubah sikap (penuh daya, berorientasi tindakan)