Anda di halaman 1dari 23

I.

Ilmu yang merupakan cabang ilmu psikiatri yang khusus


mempelajari
gangguan jiwa pada lansia (ilmu psikiatri juga mempunyai cabang
yang lain, misalnya psikiatri anak dan remaja, psikiatri biologi,
psikiatri forensik, psikiatri sosial)

II. Siapa yang dimaksud lansia:


1. Menurut UU kesejahteraan sosial 1958, lansia adalah orang yang
berusia 60 tahun.
2. Untuk Negara barat / AS, 65 tahun
3. Secara klinis yang masuk kelompok lansia usia 65 tahun

III. Populasi penduduk lansia bertambah dengan cepat (di seluruh


dunia)
1. Menungkatnya tingkat kesejahteraan masyarakat
2. Kemajuan bidang ilmu kedokteran
3. Meningkatnya tingkat kesadaran untuk hidupn sehat
4. Usia harapa hidup bertambah (live expectancy)
- Tahun 1960 --- 4 jutaan
- Tahun 1980 --- 8 jutaan
- Akhir tahun 2000 --- lebih dari 15 juta
- Tahun 2020 --- kurang lebih 25 juta
- Tahun 2030 --- kurang lebih 30 juta
PROSES MENJADI TUA
 Menjadi tua adalah satu proses perkembangan manusia
 Menjadi tua adalah proses perkembangan terakhir
 Ada yang membagi tahap perkembangan lansia menjadi: usia lanjut
dini dan usia lanjut
 Proses ini tidak dapat dihindari tetapi ada upaya-upaya untuk
menunda proses menjadi tua
 Pada proses ini terjadilah perubahan-perubahan yang menjadi cirri-
ciri lansia: fisik fungsional organ tubuh, psikologi dan aspek social
 Proses penuaan adalah periode kemunduran

TEORI PROSES PENUAAN


Biological aging (penuaan secara biologic)
1. Primary aging, penuaan yang bersifat intrinsik, genetik, membatasi
usia panjang. Perubahan pada organisme (dalam sel) yang
menyebabkan menurunnya kemungkinan survival, kemampuan
fisiologik untuk self regulasi, reparasi, dan adaptasi terhadap
lingkungan.
2. Secondary aging (penuaan sekunder) terjadi akibat efek akumulasi
dari lingkungan, penyakit,trauma
PERUBAHAN PADA LANSIA

PERUBAHAN FISIK:
Perubahan fisik  Gangguan fungsi  Gangguan fungsi social 
Perubahan aspek psikologi

1. Kekuatan otot berkurang, melemah, kendor, mengecil


2. Kulit menjadi kering, keriput dan keras. Akibatnya indra kurang
peka, sensitivitas terhadap rasa sakit / nyeri meningkat
3. Fungsi penglihatan menurun, berkaitan dengan penerangan,
sensitivitas terhadap warna menurun
4. Pendengaran: kemampuan mendengar menurun, bisa sampai tahap
tidak mendengar (laki-laki lebih sering)
5. Fungsi organ menurun (paru-paru, jantung, ginjal, pencernaan)
6. Fungsi seksual menurun
7. Kematian sel otak  gangguan fungsi kognitif, daya ingat 
konsentrasi  lambat dalam pemecahan masalah (dalam kondisi
berat, daya ingat sangat terganggu  demensia / pikun)
PERUBAHAN ASPEK SOSIAL
1. Memasuki masa pensiun
2. Penghasilan yang berkurang
3. Kehilangan pasangan hidup
4. Ditinggal oleh anak-anak
5. Kehilangan sahabat
PERUBAHAN ASPEK PSIKOLOGI
1. Emosi lebih terkendali
2. Penonjolan sifat-sifat / ciri-ciri kepribadian
sebelumnya
3. Tidak bersifat konfrontatif bila menghadapi
tantangan
4. Berbagai ‘kehilangan’ berakibat munculnya
berbagai perasaan yang tidak menyenangkan
seperti merasa tidak dihargai, tidak berdaya,
sedih/murung, putus asa, yang pada gilirannya
dapat muncul dalam bentuk gangguan mental
misalnya depresi
KELUHAN FUNGSIONAL YANG LAZIM PADA LANSIA NORMAL
I. Gangguan tidur:
1. Pengurangan waktu tidur (total)
2. Perpanjangan masa masuk tidur
3. Lebih sering terbangun
4. Lebih banyak waktu berada di tempat tidur

II. Nafsu makan berkurang:


1. Energi menurun
2. Pengurangan aktivitas
3. Faktor yang memperberat adalah penurunan indera pengecap,
gangguan pada gigi

III. Mudah lelah, energi berkurang


1. Diperberat oleh penyakit kronis, misalnya; penyakit paru-paru dan
jantung
2. Penggunaan obat-obatan (beta bloker, conidin, benzodiazepine)

IV. Memori dan kemampuan konsentrasi berkurang


1. Lupa yang normal
2. Diperberat oleh karena gangguan fungsi panca indera, terutama
penglihatan dan pendengaran
GANGGUAN JIWA PADA LANSIA
 Pada umumnya gangguan jiwa pada lansia sama
dengan gangguan jiwa pada org dewasa
 Perbedaanya lebih banyak pada prevalensi dan
gambaran klinisnya.
1. Ggn depresi
2. Demensia
3. Ggn cemas
4. Ggn psikotik
5. Penyalahgunaan zat / obat( pil
tidur,alkohol )
 Yang paling sering ditemukan adalah depresi dan
demensia
DEPRESI PADA LANSIA
Epidemiologi:
1. Prevalensi 1% - 4% di derita pada usia diatas 65
tahun
2. Lebih 60% dari jumlah pasien yg masuk ke
bagian psikogeriatri
3. 30% dari pasien depresi dengan penyakit fisik,
akut / kronis
4. Secara umum gejala depresi sama dengan gejala
pada org dewasa
5. Bedanya, pada lansia jarang ada keluhan
penurunan slef esteem (harga diri) dan rasa
bersalah
6. Keluhan yg lebih sering: * keluhan fisik
* sulit konsentrasi
* ggn daya ingat
* energi yg berkurang
VARIASI GAMBARAN KLNIS DEPRESI BERAT PADA LANSIA
1. Depresi dengan gambaran psikotik:
* Gambaran klinis paling banyak, lebih dari 40% pasien rawat
psikogeriatri
* Gejala psikotik yg paling sering adalah waham kejar

2. Depresi tersamar (masked depression)


* lebih menonjol keluhan-keluhan fisik yang multiple jarang mengeluh
masalah mental emosonal. Contoh keluhan fisiknya: nyeri, rasa panas,
pegel-pegel, kesemutan (paraestesi)

3. Pseudo demensia: sindrom dimensia pada depresi (ggn fungsi kognitif lebih
menonjol)

4. Anoreksia: nafsu makan sangat menurun (lebih sering pada lansia yang
sangat tua, lebih dari 80 tahun)
5. Perilaku regresif: * Aktifitas sosial / fisik menurun
* Perawatan diri di abaikan

6.“Reaktif depression”: Istilah ini digunakan untuk mendefinisikan jenis


depresi yang muncul akibat suatu reaksi terhadap peristiwa kehidupan
(stressor) dan mengalami perbaikan ketika stressor itu dapat diatasi atau
hilang. Pada usia tua depresi berat sering terjadi sebagai reaksi terhadap
suatu kehilangan “kematian”. Kondisi ini membutuhkan farmako terapi
maupun psikoterapi. Jenis depresi reaktif ini dapat berbentuk depresi
reaktif singkat atau reaksi depresif berkepanjangan
Comorbiditas penyakit fisik pada depresi:
1. Diabetes melitus
2 . Stroke akut
3. 6 bulan pasca stroke
4. kanker ganas
TERAPI DEPRESI PADA LANSIA
1. Terapi psikososial: * Terapi individual
* Terapi grup
* Terapi keluarga
2. Psikofarmaka:
* Secara umum sama dengan terapi pada org
dewasa
* Perhatikan dosis oleh karena ada ggn pada
absorbsi,
penurunan fungsi organ paru-paru, ginjal,
jantung
* Prinsip terapi psikofarmaka “START LOW
GO SLOW”
1. Syndrom akibat penyakit otak, biasanya kronik
dan progresive
2. Ada ggn fungsi kortikal yang multipel, daya
ingat,orientasi, pemahaman, berhitung, belajar
hal baru
3. Kesadaran tidak terganggu
4. Penyebab antara lain Alzheimer,
cerebrovaskuler, penyakit lain yang secara
sekunder mengenai otak’
5. Perlu dibedakan dengan pseudodemensia
(gambaran klinis depresi lansia)
6. Gangguan fungsi intelektual dan ggn fungsi
1. Gejala psikotik yang paling sering: halusinasi,
auditorik, ide curiga, yang dalam bentuk berat
berupa waham

2. Gejala perilaku yang sangat menganggu

3. Kasus dimensia dengan gejala psikotik dan


gangguan perilaku lebih sering dirujuk ke
psikiater
1. Demensia Alzheimer
2. Demensia vaskular (transient ischemic
attack/TCA, CVA)
3. Demensia pada penyakit penyakit lain

- Parkinson
-Hunthington
-Pick
-Human immunodeficienci virus (HIV)
PERBEDAAN DEMENSIA – PESUDO DEMENSIA
1. Demensia, perubahan fungsi kognitif terjadi lebih dulu. Depresi,
perubahan mood terjadi lebih dulu
2. Demensia, mood labil, depresi mood konsisten disphorik (tidak
menyenangkan, depresif)
3. Demensia, mau menjalani tes daya ingat. Depresi tidak kooperatif
dan tidak mau mencoba
4. Demensia, dapat menikmati banyak hal depresi tidak lagi dapat
menikmati banyak hal

PERBEDAAN KLINIS GEJALA DEPRESI ANTARA LANSIA-


DEWASA
1. Keluhan perasaan depresi (murung, sedih) jarang, kehilangan
minat lebih sering
2. Fungsi kognitif yg menurun
3. Preokupasi kondisi fisik (kelelahan, nyeri)
4. Pseudo demensia
5. Insomnia sangat sering
6. Agitasi lebih sering / lebih berat
7. Pikiran bunuh diri jarang di ekspresika
8. Percobaan bunuh diri lebih sering terjadi
1. Cemas adalah rasa khawatir yang berlebihan terhadap hal yang
tidak jelas atau belum tentu terjadi disertai gejala fisik/somatik
2. Ada berbagai ggn jiwa yang dikelompokan dalam ggn cemas
dengan alasan adanya persamaan gejala yaitu cemas
3. Kelompok ggn cemas antara lain
-ggn panik
-ggn cemas menyeluruh
-ggn fobia (fobia spesifik,agora fobia]
-ggn obsesif kompulsif (dalam DSM V tidak termasuk kelompok
cemas)
4. Ggn cemas yang paling sering pada lansia ialah agorafobia (takut
sendirian dirumah atau bepergian sendiri)
Gangguan cemas pada lansia :
Gangguan agorafobia paling sering ditemukan.
Kira-kira separuh dari semua fobia pada usia
lanjut adalah agorafobia dan kondisi ini
dirasakan sangat mengaggu. Lansia dengan
agorafobia secara tidak normal takut
meninggalkan rumah, pergi ke toko, atau ke
tempat ramai atau berpergian sendirian. Pada
usia lanjut kondisi ini lebih sering disebabkan
oleh adanya penyakit fisik atau kejadian
traumatik.

Catatan: DSM V disebutkan cemas perpisahan


(separation anxiety disorder) dengan gejala
I.Ggn Somatisasi:
* Keluhan fisik banyak ,berubah ubah dan tidak jelas
* Keluhan lebih sering berkaitan dengan:
1. Sistem gastrointestinal (rasa sakit, kembung, mual, muntah)
2. Rasa abnormal di kulit (gatal, panas seperti terbakar, parestesi,
anestesi, perih)
* Ada kalanya hanya ada satu keluhan yang berat, misalnya nyeri
yg spesifik terlokalisir atau keluhan yang tidak spesifik , mis,
fatigue (kelelahan)
3. Tidak ditemukan kelainan fisik / fisiologik ,ada stresor sebagai
penyebab

II. Ggn Hipokondrik (Illness Anxiety Disorder):


* Keyakinan yang menetap bahwa dirinya telah atau akan
mendapat / menderita penyakit serius tertentu
* Keluhannya menetap (tidak ditemukan adanya kelainan fisik /
fisiologik yang bermakna
III. Ggn Konversi:
* Ada satu atau dua keluhan / gejala neurologik tanpa ada
kelainan fisik
* Parestesi, anestesi suara serak / hilang

IV.Psikosomatik :

1.Ada keluhan fisik dan pada pemeriksaan ditemukan ada


kelainan/ggn fisiologik atau fisik
2.Ada faktor psikologik (stress) yang jelas hubungan dengan
muncul nya penyakit
3.Contoh : Hipertensi essensial, Asma,Keluhan lambung
(meningkatnya asam lambung)
V.Ggn Cemas menyeluruh:
- Cemas hampir sepanjang hari
-Mencemaskan banyak hal dalam kehidupan nyata sehari-hari
(pekerjaan,istri,dan anak

VI. Ggn Panik:


* Ada serangan cemas berat yang berulang muncul mendadak
tanpa diduga (serangan panik)
* Gejala palpitasi nyeri dada, rasa tercekik, kepala pusing
* Rasa takut mati, takut gila, hilang kendali (mendorong pasien
untuk pergi ke IGD)

VII. Ggn Campuran Anxietas dan Depresif:


* Ditemukan gejala cemas yang tidak memenuhi kriteria ggn
cemas dan gejala depresi tidak memenuhi kriteria untuk depresi
* Harus ada gejala otonomik (tremor, sakit perut (mules),
palpitasi)

Anda mungkin juga menyukai