Anda di halaman 1dari 40

Gangguan

Mental Pada
Lanjut Usia
Dr.Luana N.A,SpKJ
Masalah Psikologik Lansia

 Sikap thd pros menua yg mrk hadapi


(kemunduran fisik / mental)  penarikan diri

 Kesepian  pas hidup / teman dekat meninggal


+ penyakit fisik berat, gang mobilitas, sensorik
(gang pendengaran)
Bedakan kesepian dengan hidup sendiri?

 Dukacita  pas hidup / teman dekat / hewan


meninggal (2 tahun pertama)
Depresi  tidak self limiting

2
Masalah Psikologik Lansia

 Gang mental emosional


- Cemas
- Depresi  bunuh diri (AS: 80/10,000)
Laki-laki: takut menjadi sakit (fisik)
Perempuan: takut menjadi sakit (jiwa)
- Psikosis

3
Masalah Psikologik Lansia
Stresor Psikososial
Stresor: setiap keadaan/peristiwa yg menyebabkan
perubh
khdp seseorang  beradaptasi.
a. Masalah perkawinan  perselingkuhan
b. Masalah orang tua  kenakalan remaja
c. Hub Interpersonal
d. Kehilangan teman sebaya
e. Lingkungan hidup  perumahan, keamanan
f. Hukum
g. Keuangan  pensiun, PHK  penghasilan turun
h. Perkembangan
i. Penyakit fisik
j. Keluarga  anak berumah tangga, krg perhatian
4
Masalah Psikologik Lansia
Stres
Respons tubuh yang sifatnya non-spesifik terhadap
setiap
tuntutan beban (Hans Selye)
- Eustres
- Distres  gang organ  gang fung pekerjaan

Cemas
Khawatir yg tdk realistik thd 2 / lebih hal yg
dipersepsi
sebagai ancaman sehingga individu tdk mampu
istirahat
dengan tenang
5
Masalah Psikologik Lansia
Gejala:
1. Ketegangan motorik
- Otot kedutan / rasa gemetar
- Otot tegang / kaku / pegal linu
- Tidak bisa diam
- Mudah lelah
2. Hiperaktivitas otonomik
* Napas pendek / berat
* Jantung berdebar
* Telapak tangan basah / dingin
* Mulut kering
* Pusing / melayang
* Mual, mencret, perut tidak enak
* Muka panas, badan menggigil
* Sering BAK
* Sukar menelan / rasa tersumbat
6
Masalah Psikologik Lansia

3. Waspada Berlebih
 Perasaan jadi peka
 Mudah terkejut
 Sulit konsentrasi
 Sulit tidur
 Mudah tersinggung

 Hendaya fungsi kehidupan

7
Masalah Psikologik Lansia

Psikosis
* Skizofrenia  waham curiga  individu
terisolasi /
menarik diri dari kegiatan
sosial
* Sindrom Diogenes  rumah / kamar kotor,
menumpuk barang,
bermain
dgn faeses/urine

8
Gangguan Depresi

 Gejala depresi 15% lansia


 Usia bukan faktor resiko → kehilangan
pasangan,
 Penyakit medis kronis → Rentan
 Onset lambat → kambuhan
Gangguan kognitif
 Pseudodementia
 Defisit atensi dan konsentrasi
bervariasi
 Jarang gangguan bahasa dan
konfabulasi

Dementia
 Mengubah gambar depresi
 Agresivitas verbal dibanding pikiran
depresif (rasa bersalah)
Gangguan Mood Organik
Peny.Fisik secara patofisiologi
menyebabkan depresi
1. Endokrin / metabolik : Tiroid, Cushing
hiperkalsemia, Anemia perniciosa
2. Peny. Organik otak : Tumor, Parkinson,
Alaheimer, SLE
3. Karsinoma : Pankreas, paru-paru
4. Infeksi kronik : Neurosifilis
Depresi Vaskular
→ Kerusakan suplai arteri terminal jalur
striato subkortikal – Pallido –
Thalamokortikal
→ Mengganggu sikuit neurotransmiter
regulasi mood
1. Depresi timbul saat lansia
2. Ide depresi tidak menonjol
3. Tilikan kurang
4. Apati dan retardasi
5. Kognitif menurun (fungsi eksekutif)
6. Gangguan neurologik → kerusakan otak
iskemik yang mempengaruhi substansia
alba dan area subkortikal
 Depresi dapat menjadi bagian dari
gangguan bipolar → Penyakit Otak
organik
 Distimia → telah berlangsung 2 tahun
(Gangguan mood kronik)
 Gangguan penyesuaian dengan afek
depresi → gejala depresi 1 bulan
setelah mengalami stresor
Tanda :
 Rasa lelah berkepanjangan
 Sulit konsentrasi
 Gangguan tidur (cepat bangun pagi dan
selama tidur sehingga terbangun)
 Nafsu makan lebih sedikit
 BB menurun
 Keluhan somatik
 Episode depresi berat
 Jarang mengeluh sedih
 Hipokondriasis
 Sering mengeluh gangguan memori
 Komorbiditas dengan anxietas
Faktor Predisposisi :
1. Perempuan
2. Riwayat gangguan depresi sebelumnya
3. Status (janda/duda, riwayat berpisah)
4. Perubahan neuroamin otak (scrotonin,
depamin, norepinefrin menurun)
5. Hiperaktivitas dan disregulasi HPA Axis →
kortisol 1
6. Atrofi neuron otak dan perfisi menurun
7. Kepribadian menghindar, dependen,
anankastik
Faktor Predisposisi :
8. Komorbididitas peny. fisik
9. Perubahan fungsional otak → irreversible
10. Terapi sistemik → anti hipertensi (β
blokers, Methyldopa, Reserpin, Klonidin,
Calcium, Channel blokers, digoksin),
steroid, Analgesik (Kodein, opioid,
indomethasin, cox 2 inhibitors),
Antiparkinson, Antipsikotik, benzo
diazepin
11. Dukungan sosial kurang
Faktor Protektif
1. Nutrisi baik, koreksi defisit fisik
2. Coping mekanisme yang positif
3. Dukungan sosial yang baik
Komorbiditas dengan Penyakit Lain :
1. Depresi → Faktor risiko stroke, gagal
jantung kanker (durasi 6 thn)
2. Depresi memburuk MCI
3. Gangguan pendengaran dan
penglihatan berkorelasi dengan
depresi
4. Prognosis buruk bila mempunyai
peny.kronik
5. Gangguan depresi berhubungan
dengan status nutrisi
Prinsip Pengobatan
1. Tujuan Terapi Farmakologi
Meningkatkan kualitas hidup agar tetap berfungsi
dalam komunitas
Mencegah perawatan instruksi
Penyesuaian dosis secara individu
→ Perubahan fisiologis proses penuaan
 Penurunan fungsi organ clearance ginjal
menurun, metanbolisme hati menurun, curah
jantung menurun, sekresi asam lambung
menurun
 Perubahan rasio lemak : masa tubuh ~ distribusi
obat
 Hipotensi ortostatik (Psikotropika)
→ mekanisme pengaturan tekanan darah
Prinsip Pengobatan
2. Elektroconvulsif Therapy (ECT)
3. Psikoterapi
 P. Suportif
 P. Berorientasi tilikan
 Cognitive behavioral Therapy (BT)
DEMENSIA
 Gangguan intelektual progresif dan ireversibel
 Penyebab ketidakmampuan ke 2 pada lansia 65thn
setelah arthritis
 Faktor risiko : usia, riwayat keluarga, wanita
 Berbeda dengan RM → berjalannya waktu
 Perubahan karakteristik → fungsi kognisi, daya ingat,
bahasa dan viskospasial disertai agitasi, gelisah,
gangguan tidur dan waham / halusinasi (75%)
 Multifaktorial → cedera/tumor otak, AIDS, alkohol,
infeksi
 10-15% memiliki gangguan sistemik → peny.Jantung,
ginjal, endokrin, depresi
Pembagian Demensia
A. Demensia Irreversible
1. Demensia Tipe Alzheimer (DTA)
2. Korea Huntington
3. Peny. Parkinson
4. Lain-lain
B. Demensia Reversible
1. Demensia vaskuler
2. Hidrosefalus tekanan normal
D.Alzheimer
 Tersering  50-60%
 Lansia 65 th 5%, 85 thn  15-25%
 Wanita > laki-laki
 Onset lambat dan progresif
 Rentang hidup 1-20 thn (rata2 8 thn)
 Penurunan daya ingat + 1 Afasia,
apraxia, Agnosia, Fungsi eksekutif
 Urutan defisit Kognitif Daya ingat,
bahasa visuospasial
 Anatomik Makroskopis  Atrofi difus
dengan pendataran sulkus kortikal &
pembesaran ventrikel serebral
 Mikroskopik kekusutan neurofibriler
bercampur dengan prot. TAU
 Tidak ada pencegah/penyembuhan
terapi Paliatif (mengatasi agitasi /
agresi)
 Inhibisi asetilkolin & kolin esterase
 Korea Huntington
 Demensia subkortikal
 Neurotik – psikotik → mendahului gejala
korea
 Autosomal dominan
 Riwayat keluarga

 Penyakit Parkinson
 Basal ganglia (subkorteks)
 40% depresi & atau demensia
 D.Vaskuler
› Stroke multiple, iskemik otak
› Infark lakunar subkortikal substansia nigra
 Reflex tendon meningkat
 Respons plantar ekstensor
 Gangguan cara berjalan
 Kelemahan extremitas
› Onset mendadak dengan penurun bertahap
› Dapat dicegah – Fak. Risiko ↓(Hipertensi,
diabetes)
› Depresi dan psikotik → Iskemik otak
› Autopsi → patologi campuran penyakit
serebral vaskular dengan D.alzheimer
 Hidrosefalus Tekanan Normal
 Trias klasik : ataksia, inkontinensia,
demensia progresif
 Tekanan LCS normal → MRI terdapat
pembesaran ventrikel
 Shunt lumbal peritoneal / ventrikuloatrial
Demensia Menetap yg
Diinduksi Oleh Zat
 Intoksikasi obat : major/minor tranquilizer,
analgesik, digoksin
 Tumor otak : metastasis (paru, mammae) &
meningioma
 Trauma otak : hematom subdural
 Infeksi : pneumonia, ISK
 Gang. Metabolik : Hipo/Hipertiroidisme,
Hipoglikemi, Elektrolit inbalance
 Gang. Jantung, paru, hati, ginjal : gagal jantung
kronik, SBE, Emfisema, Encefalopati hepatik,
uremia
Tanda & Gejala Dini

 Penurunan bertahap kemampuan


intelektual & ketajaman pemikiran
 Pasien dapat mengenali hal tersebut →
kemudian menyangkal
 Ganguan emosi → depresi
Stadium Lanjut
 Penurunan daya ingat → mula2 segera, jangka
pendek
 Perubahan mood → diwarnai ciri kepribadian
sebelumnya
 Penurunan daya orientasi → WTO
 Hendaya intelektual → 100-7 (5x), pikiran abstrak,
pengetahuan umum
 Gang. Daya nilai → kalau di bioskop ada kebakaran?
 Gejala Psikotik
 Hendaya berbahasa → perseverasi, bloking,
mutisme
 Test psikometrik : MMSE
 Tatalaksana Komfrehensif :
1. Terapi suportif
2. Terapi simptomatik
3. Terapi khusus → donepesil (asetilkolin
esterase)
Stereotipe Psikologik Lansia

1. Tipe Konstruktif  Integritas baik  dapat


menerima fakta-fakta pros menua
2. Tipe dependen  pasif tidak ada inisiatif 
senang pensiun, tidak suka bekerja  dikuasai
istri
3. Tipe defensif  selalu menolak bantuan,
emosi tidak bisa dikontrol  takut tua, tidak
senang pensiun (waktu muda pekerjaan tidak
stabil)
4. Tipe hostility  selalu mengeluh,
menyalahkan orang lain, agresif, curiga  takut
mati, iri sama yang muda
5. Tipe self-haters  menyalahkan diri sendiri 
kematian membebaskan penderitaan  bunuh 32
Aspek Fisiologik dan Patologik Lansia

1. Sistem Panca-indera
Perubahan degeneratif bersifat anatomik
fungsional pada penglihatan, pendengaran,
keseimbangan, perasaan, perabaan  Glaukoma,
katarak, tuli konduktif, Sindrom Meniere
2. Sistem Gastrointestinal
Perubahan morfologik degeneratif dari gigi
sampai anus  atrofi rahang, mukosa, kelenjar
dan otot pencernaan  ulkus peptikum
3. Sistem Kardiovaskuler
Walau tidak ada penyakit  kekuatan /
kecepatan kontraksi, isi sekuncup, curah jantung,
cadangan jantung menurun  MCI
33
Aspek Fisiologik dan Patologik Lansia

4. Sistem Respirasi
Kematangan pertumbuhan: 20 – 25 tahun 
penurunan fungsi  elastisitas paru, kekuatan
otot dada menurun, kekakuan dinding dada
meningkat  perfusi paru menurun  PPOK
5. Sistem Endokrinologi
 Intoleransi glukosa  obesitas, kurang OR
 Gang fung tiroid  hiper/hipo tiroid
 Penurunan hormon estrogen / testosteron 
osteoporosis, penurunan seksual
6. Sistem Hematologik
Sel hemopoitik sum-sum tulang menurun
dengan respons regeneratif menurun  anemia
34
Aspek Fisiologik dan Patologik Lansia

7. Sistem Persendian
Pmk sendi tidak rata, pembentukan celah pada
tulang rawan, cairan sendi menurun 
osteoartritis, rematoid artritis
8. Sistem Urogenital dan Tekanan Darah
Penebalan Capsula Bowman, gang
permeabilitas, penurunan jumlah nefron dan
aliran darah  CKD
9. Infeksi dan Imunologi
Timus sudah resorbsi, auto antibodi meningkat,
penyerangan sel tumor menurun, fung
makrofag menurun  pneumonia, neoplasma,
UTI
35
Aspek Fisiologik dan Patologik Lansia

10. SSP dan SSO


Berat otak turun 10% (30 – 70 tahun), meningen
menebal, girus / sulci menurun, deposit lipofusin
pada sitoplasma  Parkinson, Demensia
11. Kulit dan Integumen
Atrofi epidermis, kel keringat, folikel rambut,
pigmentasi  kulit dan kuku tipis, warna
berubah, rambut rontok
12. Otot dan Tulang
Otot atrofi  aktifitas menurun, gang metabolik,
gang syaraf.
Rongga Trabekulae meningkat  osteoporosis

36
Sifat-Sifat Penyakit Lansia
1. Etiologi
- Endogen > Eksogen
- Occult
- Multiple

2. Diagnosis
Keluhan dan gejala tidak khas

3. Perjalanan penyakit
- Kronik
- Eksaserbasi akut
- Progresif

37
Kebutuhan Lansia
1. Makan cukup dan sehat
2. Pakaian dan kelengkapannya
3. Perumahan
4. Perawatan dan pengawasan kesehatan
5. Bantuan praktis sehari-hari / bantuan hukum
6. Transportasi
7. Kunjugan / teman bicara / informasi
8. Rekreasi dan hiburan
9. Rasa aman dan tentram
10. Bantua alat pancaindra
11. Cukup perhatian / diorangkan

38
Konsep Menua Sehat
- Menjadi tua tetapi tetap sehat

- Faktor Endogen  dimulai dari sel, jaringan,


organ ~ jam berputar
- Faktor Eksogen  lingkungan dan gaya hidup
Faktor risiko penyakit degeneratif

 P4  Peningkatan mutu, Pencegahan,


Pengobatan, Pemulihan
 Belajar sabar, santai, komunikatif
 Kegiatan olah otak
 Kegiatan kerohanian / sosial

39
TERIMAKASIH

40

Anda mungkin juga menyukai