Anda di halaman 1dari 41

EPIDEMIOLOGI

PENYAKIT JIWA
Pendahuluan

 Ilmu Kesehatan Jiwa sudah diketahui sejak


jaman Purbakala dimana usaha-usaha terapi
gangguan. jiwa sudah ada.

 Di Peru dikenal dengan penyakit Ayan yang


waktu itu dianggap sebagai penyakit gangguan
jiwa yang disebabkan oleh karena adanya Roh
jahat sehingga terapinya dipengaruhi mistik
keagamaan serta diikat, dipukuli, dsb
 Di Yunani dijaman Hipocrates penyakit Ayan sudah dianggap
seperti penyakit lain yang mempunyai suatu penyebab,

 Di Arab lebih manusiawi yaitu memakai tempat pemandian, diit,


wangi-wangian dan musik-musik

 Di Amerika Benyamin Rush (1745 – 1813) mulai diterapkan cara


pengobatan baru berdasarkan perlakuan secara moral.

 Akhir abad ke 19 barulah sebab musabab gangguan Jiwa dan


bentuk-bentuknya mulai dipelajari secara alamiah
Kesehatan Jiwa di Indonesia
 Sejak dulu telah dikenal gangguan jiwa dengan
adanya cerita Mahabarata dan Ramayana,
Srikandi Edan, Gatot Kaca Sandrung, tetapi
perlakuan terhadap gangguan jiwa dulu tidak
jelas dimana penderita di pasung, di ikat, di
rantai, di isolasi di hutan (untuk yang
membahayakan).

 Rumah Sakit Jiwa di Indonesia pertama di Bogor


pada tahun 1882, jauh dari kota.
Penanganannya dengan Isolasi, Penjagaan dan
Obat-obatan.
Epidemiologi

Masalah kesehatan Jiwa adalah masalah


badaniah mental dan sosial.
Diperkirakan 2-3 permil dari jumlah
penduduk menderita gangguan jiwa
berat. Gangguan jiwa akan memberikan
kerugian ekonomis, materi, tenaga kerja
dan penderitaan.
 Epidemiologi sangat membantu penyelidikan
tentang keadaan

 kesehatan jiwa dalam masyarakat dan segala


faktor-faktor yang

 mempengaruhinya. Hal ini sangat penting untuk


mengetahui

 sebab sosial suatu gangguan jiwa dan juga


untuk merencanakan pelayanan kesehatan jiwa
masyarakat.
 Angka kejadian dalam masyarakat
umum Skizofrenia 0,2-0,8%, sedangkan
Retardasi mental1-3%.

 Menurut WHO 5-15% anak2 usia 3-15


tahun mengalami gangguan jiwa yang
persistent dan mengganggu hubungan
sosial.
Taksiran kasar jumlah penderita beberapa jenis
gangguan jiwa di Indonesia dalam satu tahun:

 Psikosa fungsional 4 ‰ (520.000)


 Sindroma otak organic akut 0,5 ‰ (65.000)
 Sindroma otak organic 1 ‰ (130.000)
 Retardasi mental 2 % (2,6 juta)
 Nerosa 5 % (6,5 juta)
 Psikosomatik 5 % (6,5 juta)
 Gangguan kepribadian 1 % (1,3 juta)
 Ketergantungan obat 13,5% (17,616 juta)
Sumber Penyebab Gangguan Jiwa

1. Faktor somatogenik (faktor somatogenik)


 Neuroanatomi
 Neurofisiologi
 Neuro kimia
 Tingkat kematangan dan perkembangan
organik
 Faktor-faktor pre dan perinatal
2. Faktor psikologik (psikologik)
 Interaksi ibu anak normal /abnormal
 Peranan ayah
 Persaingan antar saudara kandung
 Intelegensi
 Hubungan dalam keluarga, pekerjaan
permainan dan masyarakat
 Kehilangan yang mengakibatkan kecemasan
depresi rasa malu atau rasa salah
 Konsep diri
 Ketrampilan bakat dan kreativitas
 Pola adatapsi dan pembelaan sebagai reaksi
terhadap bahaya
 Tingkat perkembangan emosi
3. Faktor-Budaya (sosiogenik)
 Kestabilan keluarga
 Pola mengasuh anak
 Tingkat ekonomi
 Perumahan perkotaan vs pedesaan
Persentase hubungan dengan pasien yang
menderita skizofrenia

 Kembar monozigot (satu telur) 86,2%


 Kembar heterozigot (dua telur)14,5%
 Saudara kandung 14,2%
 Saudara tiri 7,1%
 Masyarakat umum 0,85%
Klasifikasi Gangguan Jiwa
I . Psikosa
1. Psikosa Berhubungan dengan Sindroma
Otak Organik
 Dementia senilis
 Psikosa alkoholik
 psikosa yang berhubungan dengan
infeksi intracranial
 Psikosa yang berhubungan dengan kondisi
cerebral lain
 Psikosa yang berhubungan dengan kondisi
fisik lain
2. Psikosa Fungsional
 Skizofrenia
 Psikosa afektif
 Keadaan paranoid
 Psikosa lain
II. Neurosa, Gangguan Kepribadian Gangguan Jiwa
Non Psikosa Lain:

 Neurosa
 Gangguan kepribadian
 Deviasi sexual
 Alkoholisme
 Ketergantungan obat, dsb
III. Retardasi Mental

 Keadaan tanpa gangguan psikiatrik


yang nyata dan kondisi
 non spesifik :
 Kegagalan penyesuaian sosial tanpa
gangguan psikiatri
 yang nyata
 Kondisi yang serikat pada
kebudayaan setempat
PSIKOSA
Definisi
Psikosa adalah suatu gangguan jiwa dengan
kehilangan rasa kenyataan (sense of reality).
Hal ini diketahui dengan gangguan pada:
 Perasaan (efek dan emosi)
 Proses berfikir
 Psikomotorik
 Kemauan

Sedemikian rupa sehingga Psikosa tidak sesuai


dengan kenyataan lagi.
Lima Sindroma Klasik (Menninger)

 Perasaan sedih, bersalah dan tidak mampu


yang mendalam
 Keadaan terangsang yang tidak menentu
dan tidak terorganisasi disertai
pembicaraan dan motorik yang berlebih
 Regrasi ke autism pembicaraan dan
perilaku, isi pikiran yang berwaham, acuh
tak acuh terhadap harapan sosial.
 Kecenderungan membelah diri curiga atau
rasa kebesaran
 Keadaan bingung delirium, dengan
disorientasi dan halusinasi
Demensia Senilis

 Definisi
Demensia Senilis adalah kemunduran
fungsi mental umum terutama
intelegensi disebabkan oleh karena
kerusakan jaringan otak yang tidak
dapat kembali lagi (irreversible).
 Pada umumnya mempunyai prognosa
yang jelek.
Gejala

 Biasanya timbul setelah usia lebih dari


60 tahun. Adanya penyakit jasmani
membuat gangguan emosi hebat
sehingga mempercepat kemunduran
mental

 Gangguan jangka pendek berupa gejala


dini akan lupa pada hal-hal yang baru
terjadi
 Kekurangan ide
 Egosentrik mudah tersinggung dan marah-
marah
 Acuh tak acuh terhadap pakaian dan rupa
 Menyimpan barang-barang tidak berguna
 Sering timbul waham
 Penilaiannya kurang
 Sering gelisah waktu malam
 Disorientasi ditempat gelap
 Gejala Jasmaniah: Kulit tipis, atrofis dan keriput
berat badan menurun, otot-otot atropi, jalan tidak
stabil, suara kasar,
tremor tangan
 Gejala Psikologik: Kemunduran mental, Sering
kebingungan, dilirium/depresi serta agitasi

Prognosa:
Tidak baik karena bersifat progresif
Pengobatan

 Pertahankan perasaan aman dan harga


diri
 Perhatian dan mencoba memuaskan
kebutuhan rasa kasih sayang, rasa perlu
dibenarkan serta di hargai
 Kamar yang terang
 Obat-obatan : hipnotika ringan
(chlorpromazine) dan vitamin
SKIZOFRENIA

 Definisi
Adalah suatu bentuk psikosa dengan terjadi
kemunduran intelegensi sebelum waktunya.
(Demensia precox)
Etiologi:

 Keturunan
 Endokrin
 Metabolisme
 Susunan saraf pusat, dll
Gejala-Gejala:
Primer: Gangguan Proses Berfikir
 Gangguan asosiasi : satu ide belum diutaraan
timbul ide lain yang tidak berhubungan
 Inkoherensi : jalan pikiran mudah dibelokkan
 Blocking : kadang-kadang pikiran
mendadak berhenti dan tidak timbul ide lagi
 Presenverasi : ide berulang-ulang timbul
dan diutamakan
 Flight of ideas : Membicarakan ide yang satu
keide yang lain tidak lengkap dan sangat cepat
melompat
Gangguan Afek dan Emosi:
 Afek dan emosi dangkal
 Acuh tak acuh terhadap hal-hal penting untuk
dirinya sendiri
 Parathimi : yang seharusnya senang malahan
susah/marah
 para mimi: keadaan senang/gembir malah
menangis
 Emosi berlebih
 Hilang kemampuan untuk mengadakan
hubungan emosi yang baik
 Kepribadian terpecah
Gangguan Kemauan

 Tidak dapat mengambil keputusan


 Tidak dapat bertindak dalam suatu
keadaan (selalu ada alasan)
 Kadang-kadang melamun
berhari-hari/berbulan-bulan
 Negativisme : Sikap yang berlawanan
dengan permintaan
 Ambivalen : menghendaki dua hal yang
berlawanan pada waktu yang sama
Gejala Psikomotor
 Gejala katatonik /gangguan pembuatan
 Stupor : pergerakan seperti stupa
 Mutistik : tidak mau berbicara
 Stereotipi : gerakan yang sama yang diulangi
 Katalepsi: posisi badan dipertahankan untuk
waktu yang lama
 Flexibilitas cerea : bila anggota badan
dibengkokkan terasa suatu tahanan
 Hipekenesia, sangat gelisah
Sekunder:
 Waham
 Halusinasi

Jenis Skizofrenia
 Skizofrenia simplex
 Skizofrenia heberfenik
 Skizofrenia katatonik
 Skizofrenia paranoid
PROGNOSA

Jelek, tidak ada harapan, tetapi dengan terapi


yang baik dan waktu yang cukup lama sepertiga
sembuh

Pengobatan
 Farmako terapi
 Psikoterapi
 Electro konvulsi
NEROSA

 Nerosa adalah suatu kesalahan


penyesuaian diri secara emosional
karena tidak dapat menyelesaikan suatu
konflik secara tak sadar, sehingga timbul
kecemasan yang dirasakan secara
langsung atau tidak langsung diubah
menjadi berbagai mekanisme
pembelaan psikologik dan memacu
gejala subyeksi lain yang menggangu
Penyebab Primer : Psikogenik

 Penderita menyadari sedang terganggu


tetapi kepribadian masih baik. Karena
keadaan tegang dan cemas maka perlu
dicari sumber kecemasan,
peristiwa/kejadian yang menimbulkan
rasa cemas.
Cara-cara menghadapi
kecemasan :
 = Mekanisme pembelaan diri
 Rasionalisasi
 Menarik diri
 Agresi
 Salah pindah
 Proyeksi
 Identifikasi
 Kompensasi
 Filasi, regresi dan sebagainya
Cara-cara pembelaan diri yang dipakai
tergantung kepribadian orang tersebut. Ada
proses pembelaan diri yang tanpa disadari dapat
dirasakan pada tubuh manusia itu
sendiri ,misalnya :
 Suhu tinggi
 Kelumpuhan
 Sesak, dsb
Penyebab Neurosa

Terutama pada bidang emosi


 Konflik pada masa anak-anak
 Perasaan depresi
 Penyesuaian dalam perkawinan/rumah
tangga
 Peralihan umur pertengahan
 Penyakit jasmani
 Wanita yang sudah melampaui
umur/menikah , dsb
Klasifikasi Neurosa

 Neurosa cemas
 Neurosa histerik
 Neurosa fobik
 Neurosa obsesi kompulsif
 Neurosa depresi
 Neurosa neurogenik
 Neurosa depersonalisasi
 Neurosa hipokhondrik
Prognosa

 Tergantung kepribadian sebelumnya,


Bila kepribadian stabil maka
prognosanya baik.
 Penyakit yang munculnya pada
permulaan akut maka prognosanya lebih
baik
 Bila gejala-gejala neurosa
menguntungkan Penderita maka akan
memberikan prognosa jelek
Pengobatan

 Psikoterapi suportif
 Sugesti
 Bimbingan ?
 Tranquilizer

Anda mungkin juga menyukai