Anda di halaman 1dari 16

Gangguan Depresi Pada

Lansia
Depresi
 Gangguan depresi ditandai
 Rasa lelah yang berkepanjangan
 Sulit konsentrasi
 Gangguan tidur (bangun lebih awal, sering
terbangun dalam tidur)
 Nafsu makan berkurang
 Kehilangan berat badan
 Keluhan somatik
Depresi pada lansia memperlihatkan gejala yang
berbeda dibandingkan depresi pada dewasa
muda
Depresi
 Berdasarkan PPDGJ III, gejala depresi
dikelompokkan dalam 2 katagori, yakni :
 Gejala utama
1. Afek depresi
2. Kehilangan minat & kegembiraan
3. Berkurangnya energi, mudah lelah &
menurunnya aktivitas
 Gejala tambahan
Konsentrasi & perhatian berkurang, harga diri &
kepercayan diri berkurang, gagasan tentang
rasa bersalah dan tidak berguna, pandangan
masa depan suram & pesimistis, gagasan/
perbuatan membahayakan diri/ atau bunuh
diri, tidur terganggu, nafsu makan terganggu
Depresi

 Diagnosis depresi :
 Dua dari gejala utama

+
 Dua dari gejala tambahan
 Berlangsung minimal 2 minggu
Depresi pada Lansia
 Depresi merupakan salah satu masalah
kesehatan utama pada lansia
 Gejala depresi terdapat pada 15% dari
komunitas usia lanjut dan pasien di rumah
perawatan
 Depresi pada lansia sering terlambat
dikenali dan diobati tidak adekuat
Depresi pada Lansia
 Faktor Risiko
 Faktor biologik
 Perubahan neurtrans / neuroendokrin
 Perubahan struktur otak
 Vaskular risk factors
 Penyakit / kelemahan fisik
 Faktor psikologik
 Tipe kepribadian ( dependen, anankastik)
 Relasi interpersonal
Depresi pada Lansia
 Faktor Pencetus
 Peristiwa kehidupan
 Berduka,perpisahan, kehilangan orang dicintai

 Kesulitan ekonomi

 Perubahan situasi pindah rumah

 Stres Kronis
 Disfungsi kehidupan berkeluarga

 Penggunaan Obat – obatan tertentu


 Antihipertensi (reserpin, clonidin, B Blocker)

 Kotikosteroid,NSAID, Antiparkinson,
Antipsikotik
Depresi pada Lansia
 Faktor Pelindung
 Dukungan Sosial
 kekerabatan
 Kehidupan religius

 Mekanisme Koping yang sehat


 Mudah beradaptasi dengan lingkungan
 Kepribadianyang matur

 Pola hidup sehat


 Gizi seimbang
 Olahraga, hidup teratur
Depresi pada Lansia

 Gejala seringkali tidak khas. Beberapa


karakteristik, antara lain :
 Sedih / Murung biasanya kurang tampak
 Dominan keluhan hipokondriasis
 Keluhan subjektif gangguan memori
 Apatis dan kehilangan motivasi
 Ansietas dan agitasi
Depresi pada Lansia
 Kita perlu “WASPADA DEPRESI” pada pasien
Geriatri bila menjumpai kondisikondisi berikut :
 Keluhan subyektif tentang kelelahan kronis atau
menurunnya kondisi fisik ( seringkali diungkapkan
sebagai; “gampang masuk angin” ), namun tidak
didukung oleh temuan obyektif hasil pemeriksaan
klinis maupun laboratorium.
 Perubahan peran sakit, seperti ; perubahan
kepatuhan berobat, mengabaikan anjuran dokter,
minum obat secara sembarangan, melanggar diet,
kurang perduli terhadap kesehatannya. Atau
sebaliknya kekuatiran berlebihan terhadap kondisi
fisiknya.
Depresi pada Lansia
 Kehilangan minat terhadap aktifitas2 yang
disukainya, misalnya malas menonton televisi,
meninggalkan hobinya, menghindari acara2 keluarga.

 Gangguan tidur atau perubahan pola tidur,


dikeluhkan sebagai sulit tidur pada malam hari ( sulit
memulai tidur ataupun tidur terbangun2), diikuti
dengan keluhan letih lemah lesu sepanjang hari.

 Gangguan fungsi kognitif semu (pseudodementia),


yaitu keluhan kemunduran kemampuan berpikir
seperti sulit berkonsentrasi, gampang lupa, pikiran
kosong atau lamban.
Depresi pada Lansia
 Kekambuhan berulang atau respons yang
buruk terhadap pengobatan penyakit kronis
yang dideritanya, meskipun terapi yang
diberikan sudah benar dan optimal.

 Pada pasien yang harus menjalani latihan2


tertentu seperti fisioterapi dan kegiatan
rehabilitasi medik lainnya, memperlihatkan
motivasi dan tingkat partispasi yang rendah.
Depresi pada Lansia
 Selera makan menurun, asupan gizi kurang dan
penurunan berat badan, yang bukan disebabkan oleh
penyakit fisik.

 Perubahan sifat dan perilaku, yakni emosi labil,


mudah tersinggung, mudah marah, ngambek. Atau
sebaliknya menjadi pasif, pendiam dan cenderung
menarik diri dari kehidupan psikososial.

 Pasivesuicide atau parasuicide, yaitu upaya bunuh


diri secara pasif atau tidak langsung, seperti
mencabut infus, menolak makan, menolak minum
obat atau mengkonsumsi obat secara berlebihan
tanpa perduli risikonya.
Tatalaksana Depresi

Terapi

Menurunkan / Meminimalkan
Mengembalikan
Menghilangkan Risiko
Fungsi utama
Tanda & gejala Relaps / rekurens
Tatalaksana Depresi
 Pendekatan biologi
 Farmakoterapi (antidepresan)
 Electroconvulsife therapy
 Pendekatan psikososial, taget terapi;
 Problem psikologik
 Problem sosiokultural
 Psikoterapi
 Terapi individual ; konseling, terapi kognitif & perilaku
 Terapi kelompok ;
 Konseling keluarga
Tatalaksana Depresi
 Pengobatan dgn antidepresan dibedakan
dalam tiga tahapan yaitu :
1. Fase Akut : 6 - 12 minggu
2. Fase Lanjutan : 4 - 9 bulan
3. Fase Rumatan : 1 tahun atau lebih
 Untuk depresi episode berulang
dianjurkan lama pemberian obat 1 tahun
atau lebih.
 Pengaturan dosis berprinsip :
Start low go slow

Anda mungkin juga menyukai