Anda di halaman 1dari 17

KERANGKA ACUAN KERJA / TERM OF REFERENCE

PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN PUSKESMAS


DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) NONFISIK BIDANG KESEHATAN
MENU UPAYA DETEKSI DINI, PREVENTIF DAN RESPON PENYAKIT
UPT PUSKESMAS TANJUNG MEDANG KECAMATAN RUPAT UTARA
TAHUN 2024

A. LATAR BELAKANG
1Dasar Hukum
a. Pasal 17 ayat (3) Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemeritahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

c. Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 4916);
d. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
e. Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2015 tentang Kemeterian Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 59);
f. Peraturan Presiden Nomor 113 Tahun 2020 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Tahun 2020 Nomor 266);
g. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat;
h. Peraturan Menteri kesehatan Nomor 25 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia tahun 2020 Nomor 1146);

i. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2021 tentang Petunjuk Teknis
Penggunaan Dana Alokasi Khusus Nonfisik Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2021;

2.Gambaran Umum

Kesehatan merupakan hak asasi manusia, sebagaimana tercantum dalam deklarasi PBB tahun1948 pasal 25
ayat 1, bahwa setiap orang berhak atas derajat hidup yang memadai untuk kesehatan. Berdasarkan Undang
Undang Kesehatan Republik Indonesia nomor 36 tahun 2009, kesehatan didefinisikan sebagai keadaan sehat,
baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap oarng untuk hidup produktif secara
sosial dan ekonomis, dimana setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber
daya di bidang kesehatan dan memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau.

Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Kementrian Kesehatan terus berupaya
meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu. Pelayanan kesehatan
dilaksanakan pada fasilitas kesehatan baik pada tingkat pertama/primer maupun pada tingkat lanjutan.
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang dikelola oleh Pemerintah adalah Puskesmas. Puskesmas
menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP), dengan
lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya sebagaimana yang disebutkan dalam
Peraturan Menteri Kesehatan 43 tahun 2019.
UPT Puskemas Tanjung Medang Kecamatan Rupat Utara merupakan salah satu Puskesmas yang ada di
Kabupaten Bengkalis, memiliki jumlah penduduk 16.465 jiwa yang tersebar dalam 8 desa. Dalam
melaksanakan fungsi penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya, UPT Puskemas Tanjung
Medang Kecamatan Rupat Utara bertanggungjawab dalam kegiatan kesehatan masyarakat yang terdiri dari
upaya kesehatan essensial dan upaya kesehatan pengembangan pada tingkat puskesmas melalui program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga, pelayanan kesehatan keluarga, pendidikan gizi, survailans gizi,
upaya kesehatan lingkungan, upaya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, kegiatan upaya
kesehatan kerja dan olah raga dan pelayanan kesehatan lainnya serta pemberian makanan tambahan lokal
pada ibu hamil dan balita. Disamping itu untuk menunjang kegiatan puskesmas perlunya upaya manajemen
puskesmas dengan meningkatkan kerjasama dengan lintas program dan lintas sektoral.

Untuk mendukung penyelenggaraan kegiatan kesehatan masyarakat tingkat puskesmas di UPT Puskesmas
Tanjung Medang Kecamatan Rupat Utara, diperlukan biaya operasional, melalui Bantuan Operasional
Puskesmas (BOK) di tahun 2024 yaitu kegiatan UKM essensial puskesmas, insentif UKM puskesmas, PMT
Lokal bumil dan balita, penguatan kolaborasi puskesmas dengan Klinik Pratama dan TPMD dalam pelayanan
program prioritas, dan manajemen puskesmas. Dari dana yang dialokasikan kegiatan Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) essensial merupakan upaya kesehatan yang wajib atau harus dilaksanakan oleh suatu
puskesmas demi mencapai Standar Pelayanan Minimal Kabupaten/Kota bidang kesehatan yang salah satunya
diantaranya adalah penurunan AKI-AKB dan percepatan perbaikan gizi masyarakat. Penurunan AKI -AKB
kematian ibu sangat penting bagi pembangunan karena merupakan prasyarat serta indikator sekaligus hasil
sebuah capaian kemajuan dalam pembangunan sebuah negara. Sedangkan percepatan perbaikan gizi
masyarakat merupakan faktor penting yang secara langsung berpengaruh terhadap kualitas Sumber Daya
Manusia (SDM). Dengan dialokasikannya dana BOK tersebut, kinerja puskesmas dalam penurunan AKI-AKB
dan percepatan perbaikan gizi masyarakat dapat terlaksana secara maksimal.

No. Rincian Menu Komponen Uraian

Upaya Deteksi Dini, Preventif dan Respon Penyakit

1. Deteksi dini faktor risiko dan penyakit tidak menular di masyarakat

a. Deteksi dini/skrining faktor risiko & PTM prioritas di masyarakat dan institusi.

Melakukan kegiatan deteksi untuk menemukan secara awal adanya


Deteksi dini/skrining faktor risiko & kemungkinan seseorang terkena PTM atau memiliki faktor risiko, dengan
PTM prioritas di masyarakat/ diketahuinya faktor risiko PTM secara dini pada seseorang maka pencegahan
institusi pendidikan dan pengendalian dapat dilakukan sedini mungkin. Kegiatan dilaksanakan di
masyarakat/institusi pendidikan.

Melakukan kegiatan deteksi untuk menemukan secara awal adanya


kemungkinan seseorang terkena PTM atau memiliki faktor risiko, dengan
Deteksi dini/skrining faktor risiko &
diketahuinya faktor risiko PTM secara dini pada seseorang maka pencegahan
PTM prioritas di Posyandu Lansia
dan pengendalian dapat dilakukan sedini mungkin. Kegiatan dilaksanakan di
Posyandu Lansia

Pelaksanaan follow Up Layanan


Merupakan layanan konseling berhenti merokok yang meliputi screening awal,
Quitline Terintegrasi dengan
pengumpulan imformasi demografi dan riwayat merokok di sekolah sekolah.
layanan UBM di FKTP
Merupakan kegiatan skrining penyakit yang sering ditemukan pada usia diatas
40 tahun, dan sering mengalami penyulit berupa gangguan pernapasan yang
berat, seringnya eksaserbasi, komorbid yang dapat menyebabkan buruknya
Skrining PPOK kualitas hidup dan meningkatkan morbiditas dan mortalitas. Menurut data
penyebab kematian menunjukkan bahwa Penyakit Tidak Menular
mendominasi 10 urutan teratas penyebab kematian pada semua kelompok
umur.

Tes IVA atau Inspeksi Visual Asetat merupakan cara sederhana untuk
mendeteksi kanker leher rahim sedini mungkin. Sedangkan Sadanis atau
Pemeriksaan IVA Test dan
pemeriksaan payudara klinis adalah pemeriksaan pada payudara oleh tenaga
Sadanis
kesehatan terlatih. Kanker Serviks merupakan kanker terbanyak yang diderita
oleh perempuan di Indonesia.

2. Pelayanan Imunisasi

Pelayanan Imunisasi (imunisasi rutin, antigen baru, BIAS, sweeping, DOFU, Catch up, ORI, BLF, dll) di Posyandu/
a.
Sekolah/ Pos Imunisasi Lainnya

Melakukan pelayan imunisasi merupakan suatu proses untuk meningkatkan


sistem kekebalan tubuh dengan cara memasukkan vaksin, yakni virus atau
1. Pelayanan Imunisasi
bakteri yang sudah dilemahkan, dibunuh, atau bagian-bagian dari bakteri
(virus) tersebut telah dimodifikasi.

Melakukan pemberian imunisasi lanjutan kepada anak sekolah yang bertujuan


2. BIAS untuk meningkatkan perlindungan terhadap penyakit seperti campak, rubella,
difteri dan tetanus serta penyakit Ca servik

Pelayanan vaksinasi tambahan merupakan upaya aktif mencari dan


2. Sweeping Imunisasi melengkapi vaksinasi, karena tidak hadir atau sedang sakit, dengan tujuan
untuk meningkatkan cakupan imunisasi.

Melakukan pengecekan terhadap penerima vaksin dalam rangka kegiatan


b. Investigasi kejadian kasus KIPI imunisasi, reaksi suntikan, dan kegiatan pemberian vaksin covid.

Penemuan kasus aktif dan pemantauan pengobatan penyakit menular, serta Program Pemberian Obat
3.
Pencegahan Masal (POPM)

Penemuan kasus aktif dan


pemantauan pengobatan penyakit Obat cacing diberikan pada anak yang sudah berumur diatas satu tahun,
a.
menular, serta Program Pemberian diantaranya bergunanya untuk membasmi berbaga
Obat Pencegahan Masal (POPM)

Kegiatan pemantauan dan pemeriksaan kepada penderita ataupun orang tua


yang anaknya mengalami diare yang memerlukan rehidrasi di rumah tangga
Pemantauan minum oralit dan zinc serta penyakit-penyakit yang dapat menimbulkan diare serta menanamkan
b
pada balita diare pola hidup bersih dan sehat (PHBS) serta mengajarkan cara memberikan
obat zinc dengan benar dan tepat dan cara membuat cairan elektrolit bila
oralit tidak tersedia di rumah.

Kegiatan kunjungan rumah kepada pasien pneumonia untuk melihat


c. Care seeking pneumonia
perkembangan pengobatan setelah diberikan pengobatan dari puskesmas.
4 Penemuan kasus aktif penyakit menular

Dengan dilakukannya tes HIV dan kasus penyakit lainnya secara berkala,
infeksi HIV dan penyakit lainnya dapat terdeteksi lebih dini, sehingga
Penemuan kasus PD3I (AFP, seseorang yang terdiagnosis menderita HIV dan penyakit lainnya bisa segera
a.
campak rubela, dan PD3I lainnya) memulai pengobatan dan melakukan perubahan perilaku serta gaya hidup.
Semakin cepat infeksi ditangani, semakin baik pula pengendalian virus
tersebut di dalam tubuh.

b. Deteksi Dini HIV dan IMS

Kegiatan pencairan atau penemuan penderita HIV / AIDS dan infeksi menular
Pelaksanaan Mobile Tes HIV dan
c. seksual (IMS) secara mobile/keliling ke sasaran yang berisiko maupun yang
IMS pada populasi kunci
populasi kunci.

Tracing Loss to Follow up (LTFU) Ketidakhadiran pasien HIV /AIDS ke Klinik VCT dalam waktu lebih kurang 180
d. dan pendampingan minum obat hari atau kembali ke klinik VCT setelah sempat tidak berkunjung selama lebih
bagi ODHIV kurang 180 hari.

Penemuan kasus hepatitis B


(HBsAg reaktif) pada bayi usia 9-
Untuk mendeteksi lebih awal tentang hepatitis B pada bayi, agar segera
e. 12 bulan di masyarakat dan
mendapatkan penanganan yang tepat.
pemantauan ibu hamil reaktif
HbsAg

Mendeteksi lebih awal yang bertujuan untuk memutuskan mata rantai


Intensifikasi penemuan kasus penularan, menurunkan insiden penyakit, mengobati dan menyembuhkan
f. Kusta Frambusia serta tatalaksana pengidap, serta mencegah timbulnya kecacatan. Agar pasien bisa sembuh
kontak kasus Kusta Frambusia dan mencegah terjadinya resistensi, pengobatan kusta menggunakan
kombinasi beberapa antibiotik yang disebut multi drug treatment (MDT).

5. Penemuan kasus aktif TBC

Pemantau minum obat dan terapi


a. Melakukan kunjungan pada pasien TB yang putus minum obat.
pencegahan TBC

Penemuan kasus aktif, investigasi


kontak, dan pelacakan kasus Melaksanakan kunjungan dan pengambilan sampel dahak terhadap suspek
b
mangkir TBC dan pelacakan kasus mangkir TBC.

Survei vector (DBD, Malaria dan Leptosprirosis) dan pengendalian vector (pengasapan/fogging,
6.
penyemprotan dinding rumah (IRS), larvasidasi DBD/Malaria dan PSN)

Mengidentifikasi dan analisis masalah kesehatan lingkungan yang ada di


Survei Vektor Malaria, DBD dan desa lokus STBM, pembuatan dan pembaruan peta sanitasi desa lokus dan
a.
Reservoar Leptospirosis melakukan kegiatan monitoring pasca pemicuan terkait akses sanitasi setelah
pemicuan.

Pengendalian vektor
Sebuah gerakan pemberantasan sarang nyamuk dengan melakukan 3M Plus.
(pengasapan/fogging,
Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki
b. penyemprotan dinding rumah
potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk yag menularkan demam
(IRS), larvasidasi DBD/Malaria dan
berdarah.
PSN

Inpeksi kesehatan lingkungan di Tempat Pengelolaan Pangan (TPP), Tempat Fasilitas Umum (TFU),
7.
Sarana Air Minum (SAM), dan Fasyankes
Inspeksi Kesling di Sarana Tempat
dan Fasilitas Umum, Sarana Melakukan penyuluhan Hygiene Sanitasi (PHBS) di sekolah, melakukan
a.
Tempat Pengelolaan Pangan, pemeriksaan sarana air minum dan sarana sanitasi masyrakat
Sarana Air Minum, Fasyankes

Kegiatan yang bersifat pemeriksaan dan pembinaan terhadap sumber air


Surveilans kualitas air minum di
b. minum rumah tangga dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas air
tingkat rumah tangga (SKAMRT)
yang aman untuk digunakan.

8. Penyelidikan dan respon kasus atau Kejadian Luar Biasa (KLB)

Verifikasi Sinyal/ Penyelidikan


Epidemiologi (PE)/ Pelacakan Melakukan kunjungan dan penyelidikan epidemiologi (PE), untuk mengetahui
a. Kontak Penyakit Berpotensi kondisi tempat, sebaran penyakit, penyebab dan sumber penularan penyakit
KLB/Wabah dan Penyakit Infeksi serta untuk menurunkan jumlah kasus yang berpotensi KLB.
Emerging

Pemberdayaan masyarakat serta pembinaan kader kesehatan dalam penanggulangan permasalahan P2P
9.
dan Penyehatan Lingkungan

Kegiatan berupa bimbingan teknis (Bimtek) kader dalam pencegahan penyakit


menular dan PMO (Pemantau Minum Obat). Kader memiliki peran sebagai
Pemberdayaan kader masyarakat
pemberi penyuluhan terkait penyakit TB, membantu menemukan orang yang
a. dalam pencegahan penyakit
dicurigai sakit TB dan penderita TB, membantu puskesmas dalam
menular
membimbing dan memotivasi PMO untuk selalu melakukan pengawasan
menelan obat.

Pemberdayaan kader masyarakat Kegiatan pemberdayaan terhadap kader masyarakat yang bertujuan untuk
terlibat dalam pelaksanaan deteksi meningkatnya pengetahuan kader tentang pentingnya aktifitas fisik dalam
b. dini faktor risiko penyakit tidak mencegah dan mengendalikan penyakit tidak menular, kader posbindu dapat
menular menjadi agen perubahan dalam pencegahan dan pengendalian penyakit
PTM, baik bagi dirinya, keluarga, maupun masyarakat sekitarnya.

Pemberdayaan kader masyarakat


terlibat dalam pelaksanaan Kegiatan yang bertujuan meningkatkan pengetahuan, sikap positif dan
c.
imunisasi dan surveilans PD3I keterampilan kader kesehatan berkaitan dengan pelaksanaa

Pemberdayaan kader masyarakat


Kegiatan yang bertujuan meningkatkan pengetahuan, sikap positif dan
melalui pemicuan untuk
d. keterampilan kader kesehatan berkaitan dengan pelaksanaan pemicuan ntuk
implementasi seluruh pilar STBM
implementasi seluruh pilar STBM.

B. PENERIMA MANFAAT

No. Nama Kegiatan Jumlah Penerima Manfaat

Upaya Deteksi Dini, Preventif dan Respon Penyakit


1) Deteksi dini faktor risiko dan penyakit tidak menular di masyarakat

Deteksi dini/skrining faktor risiko &


a. PTM prioritas di masyarakat/ 9723 Usia Produktif (18 tahun ke atas s/d 59 tahun)
institusi pendidikan
Deteksi dini/skrining faktor risiko &
c. 1024 lansia (usia 59 tahun ke atas s/d 90 )
PTM prioritas di Posyandu Lansia

Pelaksanaan follow Up Layanan


d. Quitline Terintegrasi dengan 2314 Pada anak usia sekolah 10 tahun ke atas
layanan UBM di FKTP

d. Skrining PPOK 400 Pada anak usia sekolah 10 tahun ke atas

Pemeriksaan IVA Test dan


d. 1231 Pada anak usia sekolah 10 tahun ke atas
Sadanis

Pelayanan Imunisasi (imunisasi rutin, antigen baru, BIAS, sweeping, DOFU, Catch up, ORI, BLF, dll) di posyandu/
a.
sekolah/ pos imunisasi lainnya

Pelayanan Imunisasi di Posyandu 330 Bayi

BIAS 1700 Anak Sekolah Dasar

Sweeping Imunisasi 80 Bayi

b. Investigasi kejadian kasus KIPI 2 Masyarakat

Penemuan kasus aktif dan pemantauan pengobatan penyakit menular, serta Program Pemberian Obat
3)
Pencegahan Masal (POPM)

Pemberian POMP untuk


a. pencegahan penyakit filariasis dan 4047 Usia anak 1 tahun s/d 12 tahun
kecacingan

Pemantauan minum oralit dan zinc


b.
pada balita diare
243 Balita

c. Care seeking pneumonia 37 Balita

4) Penemuan kasus aktif penyakit menular

Penemuan kasus PD3I (AFP,


a.
campak rubela, dan PD3I lainnya)
100 Masyarakat

b. Deteksi Dini HIV dan IMS

Pelaksanaan Mobile Tes HIV dan


c.
IMS pada populasi kunci
395 Bumil,
Tracing Loss to Follow up (LTFU)
d. dan pendampingan minum obat 2 Penderita Positif
bagi ODHIV

Penemuan kasus hepatitis B


(HBsAg reaktif) pada bayi usia 9-
e. 12 bulan di masyarakat dan 5 Bayi dan Ibu hamil
pemantauan ibu hamil reaktif
HbsAg

Intensifikasi penemuan kasus


f. Kusta Frambusia serta tatalaksana 100 Masyarakat
kontak kasus Kusta Frambusia

5) Penemuan kasus aktif TBC

Pemantau minum obat dan terapi


a.
pencegahan TBC
6 Panderita Positif

Penemuan kasus aktif, investigasi


kontak, dan pelacakan kasus
b. 334 Masyarakat
mangkir

Survei vector (DBD, Malaria dan Leptosprirosis) dan pengendalian vector (pengasapan/fogging,
6)
penyemprotan dinding rumah (IRS), larvasidasi DBD/Malaria dan PSN)

Survei Vektor Malaria, DBD dan


a. 160 Rumah Tangga
Reservoar Leptospirosis

Pengendalian vektor
(pengasapan/fogging,
b. penyemprotan dinding rumah 100 Rumah Tangga
(IRS), larvasidasi DBD/Malaria dan
PSN

Inpeksi kesehatan lingkungan di TPP (Tempat Pengelolaan Pangan), TFU (Tempat Fasilitas Umum), sarana
7)
air minum, dan Fasyankes

Inspeksi Kesling di Sarana Tempat


dan Fasilitas Umum, Sarana Fasilitas Umum, Sarana Tempat Pengelolaan
a. 100
Tempat Pengelolaan Pangan, Pangan, Sarana Air Minum, Fasyankes
Sarana Air Minum, Fasyankes

Surveilans kualitas air minum di


b.
tingkat rumah tangga (SKAMRT)
160 Rumah Tangga

8) Penyelidikan dan respon kasus atau Kejadian Luar Biasa (KLB)

Verifikasi Sinyal/ Penyelidikan


Epidemiologi (PE)/ Pelacakan
Kontak Penyakit Berpotensi 16 Masyarakat
KLB/Wabah dan Penyakit Infeksi
Emerging
Pemberdayaan masyarakat serta pembinaan kader kesehatan dalam penanggulangan permasalahan P2P
9)
dan Penyehatan Lingkungan

Pemberdayaan kader masyarakat


a. dalam pencegahan penyakit 25 Kader Kesehatan
menular

Pemberdayaan kader masyarakat


terlibat dalam pelaksanaan deteksi
b. dini faktor risiko penyakit tidak 25 Kader Kesehatan
menular

Pemberdayaan kader masyarakat


terlibat dalam pelaksanaan
c. 25 Kader Kesehatan
imunisasi dan surveilans PD3I

Pemberdayaan kader masyarakat


melalui pemicuan untuk
d. 25 Kader Kesehatan, Masyarakat
implementasi seluruh pilar STBM

C. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN

Output
No Rincian Menu/Komponen Metode Tahapan Pelaksanaan
Satuan Volume

Upaya Deteksi Dini, Preventif dan Respon Penyakit

1 Deteksi dini faktor risiko dan penyakit tidak menular di masyarakat

1. Persiapan administrasi

2. Pelaksanaan kegiatan
Deteksi dini faktor risiko dan
a. penyakit tidak menular di Dokumen 6 Swakelola
masyarakat / institusi pendidikan 3. Waktu pelaksanaan (Jan, Mart, Mei,
Juli, Sept & Des)
Deteksi dini faktor risiko dan
a. penyakit tidak menular di Dokumen 6 Swakelola
masyarakat / institusi pendidikan

4. Pembuatan laporan akhir

1. Persiapan administrasi

2. Pelaksanaan kegiatan
Deteksi dini/skrining faktor risiko &
c. Dokumen 4 Swakelola
PTM prioritas di Posyandu Lansia
3. Waktu pelaksanaan (Jan, April, Agust,
Des)

4. Pembuatan laporan akhir

1. Persiapan administrasi

2. Pelaksanaan kegiatan
Pelaksanaan follow Up Layanan
d. Quitline Terintegrasi dengan Dokumen 1 Swakelola
layanan UBM di FKTP
3. Waktu pelaksanaan (Februari)

4. Pembuatan laporan akhir

1. Persiapan administrasi

2. Pelaksanaan kegiatan

d. Skrining PPOK Dokumen 1 Swakelola

3. Waktu pelaksanaan (Februari)

4. Pembuatan laporan akhir

1. Persiapan administrasi

2. Pelaksanaan kegiatan
Pemeriksaan IVA Test dan
d. Dokumen 1 Swakelola
Sadanis
3. Waktu pelaksanaan (Februari)

4. Pembuatan laporan akhir

2 Pelayanan Imunisasi

Pelayanan Imunisasi (imunisasi rutin, antigen baru, BIAS, sweeping, DOFU, Catch up, ORI, BLF, dll) di Posyandu/
a.
Sekolah/ Pos Imunisasi Lainnya
1. Persiapan administrasi

2. Pelaksanaan kegiatan
Pelayanan Imunisasi di Posyandu Dokumen 12 Swakelola
3. Waktu pelaksanaan (Jan s/d Des)

4. Pembuatan laporan akhir

###
1. Persiapan administrasi

2. Pelaksanaan kegiatan
BIAS Dokumen 2 Swakelola
3. Waktu pelaksanaan (Agust & Nov)

4. Pembuatan laporan akhir

1. Persiapan administrasi

2. Pelaksanaan kegiatan
Sweeping imunisasi Dokumen 2 Swakelola
3. Waktu pelaksanaan (Mart & Des)

4. Pembuatan laporan akhir

1. Persiapan administrasi

2. Pelaksanaan kegiatan
b. Investigasi kejadian kasus KIPI Dokumen 1 Swakelola
3. Waktu pelaksanaan

4. Pembuatan laporan akhir

Penemuan kasus aktif dan pemantauan pengobatan penyakit menular, serta Program Pemberian Obat
3
Pencegahan Masal (POPM)

1. Persiapan administrasi

2. Pelaksanaan kegiatan
Pemberian POMP untuk
a. pencegahan penyakit filariasis dan Dokumen 2 Swakelola
kecacingan
3. Waktu pelaksanaan (Feb & Agust)

4. Pembuatan laporan akhir


1. Persiapan administrasi

2. Pelaksanaan kegiatan
Pemantauan minum oralit dan zinc
b. Dokumen 2 Swakelola
pada balita diare
3. Waktu pelaksanaan (Mart & Sept)

4. Pembuatan laporan akhir

1. Persiapan administrasi

2. Pelaksanaan kegiatan
c. Care seeking pneumonia Dokumen 2 Swakelola
3. Waktu pelaksanaan (April & Okt)

4. Pembuatan laporan akhir

4 Penemuan kasus aktif penyakit menular

1. Persiapan administrasi

2. Pelaksanaan kegiatan
Penemuan kasus PD3I (AFP,
a. Dokumen 1 Swakelola
campak rubela, dan PD3I lainnya)
3. Waktu pelaksanaan (Mei)

4. Pembuatan laporan akhir

b. Deteksi Dini HIV dan IMS

1. Persiapan administrasi

2. Pelaksanaan kegiatan
Pelaksanaan Mobile Tes HIV dan
c. Dokumen 1 Swakelola
IMS pada populasi kunci
3. Waktu pelaksanaan (Okt)

4. Pembuatan laporan akhir

1. Persiapan administrasi

2. Pelaksanaan kegiatan
Tracing Loss to Follow up (LTFU)
d. dan pendampingan minum obat Dokumen 1 Swakelola
bagi ODHIV
3. Waktu pelaksanaan (Mei)

4. Pembuatan laporan akhir


1. Persiapan administrasi

Penemuan kasus hepatitis B 2. Pelaksanaan kegiatan


(HBsAg reaktif) pada bayi usia 9-
e. 12 bulan di masyarakat dan Dokumen 1 Swakelola
pemantauan ibu hamil reaktif
HbsAg 3. Waktu pelaksanaan (Juni)

4. Pembuatan laporan akhir

1. Persiapan administrasi

2. Pelaksanaan kegiatan
Intensifikasi penemuan kasus
f. Kusta Frambusia serta tatalaksana Dokumen 2 Swakelola
kontak kasus Kusta Frambusia
3. Waktu pelaksanaan (Maret & Juli)

4. Pembuatan laporan akhir

5 Penemuan kasus aktif TBC

1. Persiapan administrasi

2. Pelaksanaan kegiatan
Pemantau minum obat dan terapi
a. Dokumen 1 Swakelola
pencegahan TBC
3. Waktu pelaksanaan (April)

4. Pembuatan laporan akhir

Swakelola 1. Persiapan administrasi

Penemuan kasus aktif, investigasi 2. Pelaksanaan kegiatan


kontak, dan pelacakan kasus
b. Dokumen 2
mangkir
3. Waktu pelaksanaan (April & Agust)

4. Pembuatan laporan akhir

Survei vector (DBD, Malaria dan Leptosprirosis) dan pengendalian vector (pengasapan/fogging,
6
penyemprotan dinding rumah (IRS), larvasidasi DBD/Malaria dan PSN)

1. Persiapan administrasi

2. Pelaksanaan kegiatan
Survei Vektor Malaria, DBD dan
a. Dokumen 1 Swakelola
Reservoar Leptospirosis
3. Waktu pelaksanaan (April)
Survei Vektor Malaria, DBD dan
a. Dokumen 1 Swakelola
Reservoar Leptospirosis

4. Pembuatan laporan akhir

1. Persiapan administrasi

Pengendalian vektor 2. Pelaksanaan kegiatan


(pengasapan/fogging,
b. penyemprotan dinding rumah Dokumen 1 Swakelola
(IRS), larvasidasi DBD/Malaria dan
PSN 3. Waktu pelaksanaan (Okt)

4. Pembuatan laporan akhir

Inpeksi kesehatan lingkungan di TPP (Tempat Pengelolaan Pangan), TFU (Tempat Fasilitas Umum), sarana
7
air minum, dan Fasyankes

1. Persiapan administrasi

Inspeksi Kesling di Sarana Tempat 2. Pelaksanaan kegiatan


dan Fasilitas Umum, Sarana
a. Dokumen 1 Swakelola
Tempat Pengelolaan Pangan,
Sarana Air Minum, Fasyankes 3. Waktu pelaksanaan (Juni)

4. Pembuatan laporan akhir

1. Persiapan administrasi

2. Pelaksanaan kegiatan
Surveilans kualitas air minum di
b. Dokumen 12 Swakelola
tingkat rumah tangga (SKAMRT)
3. Waktu pelaksanaan (Jan s/d Des)

4. Pembuatan laporan akhir

8. Penyelidikan dan respon kasus atau Kejadian Luar Biasa (KLB)

1. Persiapan administrasi

Verifikasi Sinyal/ Penyelidikan 2. Pelaksanaan kegiatan


Epidemiologi (PE)/ Pelacakan
a. Kontak Penyakit Berpotensi Dokumen 2 Swakelola
KLB/Wabah dan Penyakit Infeksi
Emerging 3. Waktu pelaksanaan (Feb & Agust)

4. Pembuatan laporan akhir

Pemberdayaan masyarakat serta pembinaan kader kesehatan dalam penanggulangan permasalahan P2P
9.
dan Penyehatan Lingkungan

1. Persiapan administrasi

2. Pelaksanaan kegiatan
Pemberdayaan kader masyarakat
a. dalam pencegahan penyakit Dokumen 1 Swakelola
menular
Pemberdayaan kader masyarakat
a. dalam pencegahan penyakit Dokumen 1 Swakelola
menular
3. Waktu pelaksanaan (Juni)

4. Pembuatan laporan akhir

1. Persiapan administrasi

Pemberdayaan kader masyarakat 2. Pelaksanaan kegiatan


b. dalam pencegahan penyakit tidak Dokumen 1 Swakelola
menular
3. Waktu pelaksanaan (April)

4. Pembuatan laporan akhir

1. Persiapan administrasi

2. Pelaksanaan kegiatan
Pemberdayaan kader masyarakat
c. terlibat dalam pelaksanaan Dokumen 1 Swakelola
imunisasi dan surveilans PD3I
3. Waktu pelaksanaan (Juli)

4. Pembuatan laporan akhir

1. Persiapan administrasi

2. Pelaksanaan kegiatan
Pemberdayaan kader masyarakat
d. melalui pemicuan untuk Dokumen 1 Swakelola
implementasi seluruh pilar STBM
3. Waktu pelaksanaan (Mei)

4. Pembuatan laporan akhir

D. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN

Waktu pelaksanaan kegiatan pada Dana Alokasi Khusus (Dak) Nonfisik Bidang Kesehatan Puskesmas Tahun Anggaran
2024 adalah selama 1 (satu) tahun.

E. BIAYA YANG DIPERLUKAN

No Rincian Menu Kegiatan Kebutuhan Biaya

Upaya Deteksi Dini, Preventif dan Respon Penyakit

Deteksi dini faktor risiko dan penyakit tidak menular di


1 Rp 45,200,000
masyarakat

Deteksi dini/skrining faktor risiko & PTM prioritas di


a. Rp 17,400,000
masyarakat
Deteksi dini/skrining faktor risiko & PTM prioritas di
b. Rp 18,400,000
Posyandu Lansia

Pelaksanaan follow Up Layanan Quitline Terintegrasi


c. Rp 700,000
dengan layanan UBM di FKTP

d. Skrining PPOK Rp 2,900,000

e. Pemeriksaan IVA Test dan Sadanis Rp 5,800,000

2 Pelayanan Imunisasi Rp 61,850,000

Pelayanan imunisasi (imunisasi rutin, antigen baru, BIAS, sweeping, DOFU, Catch up, ORI, BLF, dll) di posyandu/
a.
sekolah/ pos imunisasi Lainnya

Pelayanan imunisasi di Posyandu Rp 42,600,000

BIAS Rp 12,000,000

Sweeping Imunisasi Rp 5,800,000

b. Investigasi kejadian kasus KIPI Rp 1,450,000

Penemuan kasus aktif dan pemantauan pengobatan


3 penyakit menular, serta Program Pemberian Obat Rp 13,800,000
Pencegahan Masal (POPM)

Pemberian POMP untuk pencegahan penyakit filariasis


a. Rp 8,000,000
dan kecacingan

b. Pemantauan minum oralit dan zinc pada balita diare Rp 2,900,000

c. Care seeking pneumonia Rp 2,900,000

4 Penemuan kasus aktif penyakit menular Rp 7,200,000

Penemuan kasus PD3I (AFP, campak rubela, dan PD3I


a. Rp 1,450,000
lainnya)

b. Deteksi Dini HIV dan IMS


c. Pelaksanaan Mobile Tes HIV dan IMS pada populasi kunci Rp 400,000

Tracing Loss to Follow up (LTFU) dan pendampingan


d. Rp 1,000,000
minum obat bagi ODHIV

Penemuan kasus hepatitis B (HBsAg reaktif) pada bayi


e. usia 9-12 bulan di masyarakat dan pemantauan ibu hamil Rp 1,450,000
reaktif HbsAg

Intensifikasi penemuan kasus Kusta Frambusia serta


f. Rp 2,900,000
tatalaksana kontak kasus Kusta Frambusia

5 Penemuan kasus aktif TBC Rp 8,700,000

a. Pemantau minum obat dan terapi pencegahan TBC Rp 2,900,000

Penemuan kasus aktif, investigasi kontak, dan pelacakan


b. Rp 5,800,000
kasus mangkir

Survei vector (DBD, Malaria dan Leptosprirosis) dan


pengendalian vector (pengasapan/fogging,
6 Rp 2,900,000
penyemprotan dinding rumah (IRS), larvasidasi
DBD/Malaria dan PSN)

a. Survei Vektor Malaria, DBD dan Reservoar Leptospirosis Rp 1,450,000

Pengendalian vektor (pengasapan/fogging, penyemprotan


b. Rp 1,450,000
dinding rumah (IRS), larvasidasi DBD/Malaria dan PSN

Inpeksi kesehatan lingkungan di Tempat Pengelolaan


7 Pangan (TPP), Tempat Fasilitas Umum (TFU), Sarana Rp 25,400,000
Air Minum (SAM), dan Fasyankes

Inspeksi Kesling di Sarana Tempat dan Fasilitas Umum,


a. Sarana Tempat Pengelolaan Pangan, Sarana Air Minum, Rp 2,900,000
Fasyankes

Surveilans kualitas air minum di tingkat rumah tangga


b. Rp 22,500,000
(SKAMRT)

Penyelidikan dan respon kasus atau Kejadian Luar


8 Rp 1,450,000
Biasa (KLB)

Verifikasi Sinyal/ Penyelidikan Epidemiologi (PE)/


Pelacakan Kontak Penyakit Berpotensi KLB/Wabah dan Rp 1,450,000
Penyakit Infeksi Emerging
SuPemberdayaan masyarakat serta pembinaan kader
9 kesehatan dalam penanggulangan permasalahan P2P Rp 17,350,000
dan Penyehatan Lingkungan

Pemberdayaan kader masyarakat dalam pencegahan


a. Rp 3,900,000
penyakit menular

Pemberdayaan kader masyarakat terlibat dalam


b. pelaksanaan deteksi dini faktor risiko penyakit tidak Rp 3,900,000
menular

Pemberdayaan kader masyarakat terlibat dalam


c. Rp 3,900,000
pelaksanaan imunisasi dan surveilans PD3I

Pemberdayaan kader masyarakat melalui pemicuan untuk


d. Rp 5,650,000
implementasi seluruh pilar STBM

Total Rp 183,850,000

Rincian Anggaran Biaya (RAB) terlampir


Kepala UPT Puskesmas Tanjung Medang
Kecamatan Rupat Utara

dr. RATNA SARI LINA, Sp. KKLP


NIP. 19770611 200904 2 001

Anda mungkin juga menyukai