Anda di halaman 1dari 13

DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMBAWA BARAT

UPTD PUSKESMAS TONGO


Jln. Lingkar Selatan Desa Ai’ Kangkung Kec. Sekongkang; email : puskesmastongo@gmail.com

KERANGKA ACUAN KERJA/ TERM OF REFERENCE


PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN PUSKESMAS
DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) NON FISIK BIDANG KESEHATAN
TAHUN ANGGARAN 2024
A. LATAR BELAKANG
1. DASAR HUKUM
Dasar hukum pelaksanaan kegiatan bersumber Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik
adalah sebagai berikut :
1) UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
2) UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah.
3) UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
4) PP Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten Kota.
5) PP Nomor 07 tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.
6) Permenkes Nomor 43 Tahun 2016 tentang standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
7) Permenkes Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusta Kesehatan Masyarakat
8) Permenkes Nomor 12 Tahun 2021 tentang DAK Non Fisik Bidang Kesehatan Tahun 2021
9) Permenkes Nomor 42 Tahun 2022 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi
Khusus Non Fisik Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2023
10) Permenkes Nomor 32 Tahun 2023 Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi
Khusus Non Fisik Bidang Kesehatan Tahu Anggaran 2023
2. GAMBARAN UMUM
Dana Alokasi Khusus Nonfisik Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2024 diberikan
kepada daerah untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan
sesuai dengan prioritas pembangunan kesehatan nasional yang ditetapkan, Salah satu strategi
yang dilakukan untuk mencapai hal tersebut yaitu dengan meningkatkan akses pelayanan
kesehatan komprehensif yang bermutu dan mudah diperoleh kepada seluruh elemen
masyarakat, terutama bayi, balita dan ibu hamil. Untuk mengukur indikator keberhasilan
tersebut, telah ditetapkan standar pelayanan minimal (SPM) bagi kabupaten/kota dan indicator
pencapaian target Millenium Development Goals (MDG’s).
Sejalan dengan hal tersebut, Pemerintah Pusat melalui Kementerian Kesehatan
berupaya mendukung Pemerintah Daerah dalam upaya pencapaian target SPM maupun MDG’s
melalui Bantuan Operasional Kesehatan (BOK). Dengan demikian Puskesmas sebagai ujung
tombak pelayanan kesehatan semakin didorong untuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan
kepada masyarakat terutama pada upaya promotif dan preventif.

1
Bantuan operasional kesehatan di Puskesmas diarahkan terutama pada 3 (tiga)
komponen yaitu upaya kesehatan prioritas (primer), upaya kesehatan lainnya dan dukungan
manajemen.
Pemanfaatan Dana BOK DAK Non Fisik berdasarkan prioritas kegiatan di UPTD
Puskesmas Tongo dengan masing-masing rincian menu kegiatan sebagai berikut :

No Rinciaan Menu/Kompoen Uraian

3 Upaya deteksi dini, preventif dan respons penyaki1


Deteksi/penemuan dini/skrining faktor
a risiko dan penyakit tidak menular
prioritas di masyarakat
1 Deteksi/penemuan dini/skrining faktor risiko
dan Penyakit Tidak Menular prioritas di
masyarakat
Pelaksanaan kegiatan Posbindu PTM di Merupakan kegiatan lapangan dalam rangka
Posyandu Keluarga pengendalian faktor resiko PTM melalui pemberdayaan
masyarakat. Harapannya untuk meningkatkan peran serta
masyarakat dalam pencegahan dan penemuan faktor
resiko PTM serta meningkatkan Cakupan program PTM.
Kunjungan Rumah Penderita Hipertensi Merupakan kegiatan lapangan dalam rangka kunjungan
rumah untuk melaksanakan edukasi kesehatan pada
penderita Hipertensi di wilayah kerja Puskesmas.
Harapanya meningkatkan kesadaran pasien Hipertensi
untuk selalu minum obat secara teratur dan menerapkan
pola hidup SEHAT.
Kunjungan Rumah Penderita Diabetes Merupakan kegiatan lapangan dalam rangka kunjungan
Melitus rumah untuk melaksanakan edukasi pada penderita
Diabetes Mellitus di wilayah kerja Puskesmas.
Harapanya meningkatkan kesadaran pasien Diabetes
Mellitus untuk selalu minum obat secara teartur dan
menerapkan pola hidup SEHAT.
Pelaksanaan Posbindu di Institusi Merupakan kegiatan lapangan di institusi dalam rangka
pengendalian faktor resiko PTM. Harapannya untuk
meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan
dan penemuan faktor resiko PTM serta meningkatkan
Cakupan program PTM.
2 Pelaksanaan Follow Up Layanan Quitline
Terintegrasi dengan Layanan UBM di
FKTP
b Pelayanan Imunisasi
1 Pelayanan Imunisasi (imunisasi bayi,
baduta, WUS, antigen baru, BIAS,
sweeping, DOFU, Catch up, ORI, BLF,
crash program, imunisasi tambahan lainnya,
skrining status imunisasi) di Posyandu/
Sekolah/ Pos Imunisasi Lainnya
Pelayanan Imunisasi Dasar Lengkap dan Merupakan kunjungan lapangan berupa Pelayanan
imunisasi Lanjutan di Posyandu Keluarga Imunisasi Dasar Lengkap dan Imunisasi Lanjutan di
Posyandu yang dilakukan setiap bulan. Harapanya untuk
meningkatkan capaian program dan menurunkan angka
kesakitan, kecacatan dan kematian dari penyakit yang
dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I).
Pelayanan Imunisasi TT (WUSPUS) di pos Pelayanan Imunisasi TT (WUS/PUS) termasuk sweeping
pelayanan imunisasi termasuk sweeping imunisasi terhadap sasaran yang tidak bisa hadir sesuai
jadwal posyandu. Harapanya untukmeningkatkan
capaian program dan menurunkan angka kesakitan,
kecacatan dan kematian dari penyakit yang dapat
dicegah dengan Imunisasi (PD3I).

2
Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) Melakukan kegiatan lapangan untuk melaksanakan
Campak dan DT/TD Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) yang bertujuan
untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan
kematian dari Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan
Imunisasi (PD3I)
2 Pemantauan Kasus KIPI
Surveilans KIPI imunisasi rutin lengkap Merupakan kunjungan lapangan untuk memberikan
informasi dan edukasi tentang imunisasi serta
pemantauan pasca pelaksanaan imunisasi. Harapannya
untuk menemukan kasus KIPI melalui pelaporan yang
efektif dan efesien serta dapat mengetahui jenis KIPI
dengan Cepat dan Tepat.
Surveilans KIPI pelaksanaan imunisasi di Merupakan kunjungan lapangan untuk memberikan
sekolah informasi dan edukasi tentang imunisasi serta
pemantauan pasca pelaksanaan imunisasi. Harapannya
untuk menemukan kasus KIPI melalui pelaporan yang
efektif dan efesien serta dapat mengetahui jenis KIPI
dengan Cepat dan Tepat.
Penemuan kasus aktif dan pemantauan
pengobatan penyakit menular, serta
c
Program Pemberian Obat Pencegahan
Masal (POPM)
1 Pemberian Obat Pencegah Masal (POPM)
untuk pencegahan penyakit Filariasis dan
Kecacingan, dan pemantauan minum oralit
dan Zink pada balita diare serta care seeking
Pneumonia
Pemberian Obat Pencegah Masal (POPM) Merupakan Pemberian Obat cacing Massal kepada balita
untuk Pencegahan Penyakit di Posyandu di posyandu. Kegiatan ini bertujuan untuk mencegah
Keluarga terjadinya stunting pada balita serta menurunkan angka
kecacingan pada balita. Dengan minum obat cacing
diharapkan semua balita terbebas dari kecacingan,
mencegah dan menekan kejadian stunting serta tidak
terjadi masalah kesehatan.
Pemberian Obat Pencegah Masal (POPM) Merupakan Pemberian Obat cacing Massal kepada anak
untuk Pencegahan Penyakit di Sekolah pra sekolah (TK/PAUD) dan anak sekolah dasar (kelas I-
(TK,SD/MI) VI). Kegiatan ini bertujuan untuk mencegah penularan
dan menurunkan angka kecacingan serta sebagai
intervensi stunting pada anak. Dengan minum obat
cacing semua anak sekolah terbebas dari kecacingan dan
tidak terjadi masalah kesehatan.
Pelacakan Kasus Kronis atau Kasus Ikutan Merupakan Kegiatan pelacakan/investigasi kejadian
atau Hasil Reaksi Minum Obat Pada ikutan pasca pemberian obat pencegahan massal (obat
Pemberian Obat Pencegah Masal (POPM) cacing) pada balita di posyandu. Kegiatan ini dilakukan
untuk meninjau bagaimana reaksi sasaran setelah minum
obat cacing. Sehingga jika ada efek samping obat yang
dapat mengganngu kesehatan balita dapat segera
tertangani.
Pemantauan Minum Oralit dan Zinc Pada Merupakan Kegiatan lapangan untuk pengawasan
Balita minum obat ZINK pada anak yang Diare selama 10 hari.
Harapanya dapat mencegah anak kena Diare lagi untuk
dua sampai tiga bulan ke depan.
Care seeking ISPA/Pneumonia Merupakan Kunjungan rumah untuk pemantauan
Kesehatan Balita yang ISPA/Pneumonia serta
memberdayakan Masyarakat tentang pneumona balita.
Harapanya dapat mencegah bayi/balita pneumonia dan
bila terjadi bisa ditangani dengan cepat.

3
Pemeriksaan Massal Kasus Malaria (Mass Merupakan kegiatan lapangan dalam rangka upaya
Blood Survey) pencarian dan penemuan penderita malaria yang
dilakukan melalui survey malaria pada penduduk yang
tidak menujukkan gejala malaria klinis. Harapanya
menemukan dan mengobati secara dini orang yang
terjakit malaria abaik denagn gejala klinis maupun tanpa
gejala klinis sehingga Penularan indigenous tidak ada.
Pelacakan/Penemuan Aktif Malaria Merupakan Kunjungan Rumah dalam rangka
menemukan penderita tersangka malaria secara aktif
melalui kunjungan dari rumah ke rumah. Hal ini
bertujuan untuk menemukan penderita secara dini serta
memberikan pengobatan secepat mungkin dan
meningkatkan kewaspadaan terhadap terjadinya KLB.

d Penemuan kasus aktif penyakit menular

1 Penemuan kasus PD3I (AFP, campak


rubela, dan PD3I lainnya)

Pelaksanaan Penyelidikan Kasus Merupakan kegiatan lapangan untuk menemukan dan


Epidemiologi Kasus Berbasis PD3I penyelidikan terhadap penyakit yang timbul dikarenakan
(Campak dan APF) tidak mendapat imunisasi secara lengkap. Harapanya
untuk pencegahan dan pengendalian penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi di wilayah kerja Puskesmas.
2 Deteksi Dini HIV dan IMS
3 Pelaksanaan Mobile Tes HIV dan IMS pada
populasi kunci
Sosialisasi HIV Pada Remaja di Sekolah Melakukan kegiatan lapangan untuk menyampaikan
informasi tentang HIV/AIDS dan IMS pada
remaja.Harapanya agar generasi muda terutama remaja
mengerti tentang HIV dan cara penularan agar mereka
dapat terhindar dari HIV.
4 Tracing Loss to Follow up (LTFU) dan
pendampingan minum obat bagi ODHIV
5 Penemuan kasus hepatitis B (HBsAg reaktif)
pada bayi usia 9-12 bulan di masyarakat dan
pemantauan ibu hamil reaktif HbsAg
Penemuan Kasus Hepatitis B (HBsAg Merupakan kegiatan kunjungan lapangan untuk
reaktif) Pada Bayi Usia 9-12 Bulan di pemantauan kesehatan bayi yang diberikan HBIg pada
Masyarakat Usia 9-12 Bulan serta pengambilan darah untuk
pemeriksaan ulang. Tujuannya memantau efektifitas
Vaksin HBIg yang diberikan saat kurang dari 12 jam
setelah Lahir.
6 Intensifikasi penemuan kasus Kusta
Frambusia serta tatalaksana kontak kasus
Kusta Frambusia
Kegiatan Pemeriksaan Kusta Secara berkala Merupakan kegiatan lapangan dalam rangka
(Survey School) pemeriksaan anak sekolah untuk medeteksi secara dini
adanya kusta. Harapanya menurukan angka kesakitan
dan kecacatan akibat Kusta.

e Penemuan kasus aktif TBC


1 Pemantau minum obat dan terapi
pencegahan TBC

Kunjungan rumah tatalaksana kasus follow Merupakan Kegiatan Pengawasan menelan obat (PMO)
up dan pemantauan minum obat TB terhadap penderita TB. Pengawasan dilakukan secara
berkala baik by phone maupun kunjungan rumah
penderita TB setiap bulan. Hal ini bertujuan untuk
memantau agar pasien meminum obat secara teratur dan
tuntas, mengevaluasi efek samping obat, Harapannya
tingkat kesembuhan penderita TB meningkat.

4
Pelacakan kasus kontak TB/Kontak Merupakan kegiatan pelacakan dan investigasi yang
Serumah dan lingkungan ditujukan pada orang-orang yang kontak dengan pasien
TB (Indeks kasus) baik serumah maupun tidak untuk
menemukan terduga TBC. selain itu juga Melakukan
KIE kepada orang yang kontak dengan pasien TB dan
memiliki gejala atau faktor resiko untuk melakukan
pemeriksaan lanjutan ke puskesmas. kegiatan ini
diharapkan semua orang yang kontak dengan pasien TB
dan memiliki gejala dilakukan pemeriksaan guna untuk
menemukan pasien TBC dan TBC Laten. Selain itu juga
dapat meningkatkan capaian kasus terduga TBC.
2 Penemuan kasus aktif TBC, investigasi
kontak TBC, pelacakan kasus mangkir TBC

Penemuan Kasus TB melalui Kegiatan Kegiatan ketuk pintu merupakan kegiatan dari rumah ke
Ketuk Pintu Pada Kelompok beresiko rumah untuk mendata warga yang beresiko terduga TBC,
ataupun yang mengidap penyakit (TBC) paru. Kegiatan
ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai
TBC sekaligus melakukan skrining/pemilahan untuk
menemukan orang yang terduga terkena penyakit TBC
serta merujuk orang tersebut ke fasilitas
kesehatan/puskesmas untuk dilakukan pemeriksaan.

Pelacakan TB mangkir Pelacakan TB Mangkir merupakan kegiatan pelacakan


dan investigasi yang ditujukan pada pasien TBC
mangkir. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan
capaian penyembuhhan penderita TBC.

Survei dan pengendalian vektor penyakit


f
menular di masyarakat
1 Pelepasliaran nyamuk Aedes ber Wolbachia
2 Survei Vektor Malaria, DBD dan Reservoar
Leptospirosis
Survey Jentik berkala dan Menyeluruh Merupakan kegiatan lapangan pemeriksaan tempat-
tempat perkembang biakan vector malaria, dan resevoar
leptospirosis) seperti nyamuk Aedes Aegypti yang
dilakukan secara teratur oleh petugas kesehatan bersama
kader serta edukasi tentang 3M. Tujuanya untuk
mengendalikan populasi vector malaria, DBD, dan
reservoir leptospirosis serta meningkatkan Capaian ABJ.
Survei Vektor Malaria Merupakan kegiatan lapangan pemeriksaan survey
vector malaria . Tujuanya untuk mengendalikan populasi
vector malaria
3 Pengendalian vektor (pengasapan/fogging,
penyemprotan dinding rumah (IRS),
larvasidasi DBD/Malaria dan PSN
Pengendalian Vektor Nyamuk Malaria/DBD Melakukan kunjungan lapangan dalam rangka
(pengasapan/fogging) pengasapan/menyemburkan racun pembunuh nyamuk
dewasa. Tujuannya untuk mengentaskan nyamuk dewasa
penyebab DBD atau memutus penularan kasus disuatu
wilayah.
Pendampingan Penyemprotan dinding Melakukan kunjungan lapangan dalam rangka
rumah / Indoor Residual Spray (IRS) dan pemberantasan vector dengan menempelkan racun
larvasidasi Malaria serangga tertentu dengan dosis tertentu secara merata
pada permukaan dinding. Tujuannya untuk memutus
rantai penularan karena umur nyamuk menjadi lebih
pendek sehingga tidak sempat menghasilkan sporozoite
di dalam kelenjar ludahnya.
Pelaksanaan Pemberantasan Sarang Nyamuk Melakukan kunjungan lapangan dalam rangka
(PSN) Pelaksanaan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
Tujuannya untuk memutus mata rantai
perkembangbiakan nyamukaedes aegypti sehingga dapat
mengendalikan populasi nyamuk.
Harapannya Penularan dapat dicegah dan dikurangi

5
Inpeksi kesehatan lingkungan di Tempat
Pengelolaan Pangan (TPP), Tempat
g
Fasilitas Umum (TFU), Sarana Air
Minum (SAM), dan Fasyankes
1 Inspeksi Kesling di Sarana Tempat dan
Fasilitas Umum, Sarana Tempat
Pengelolaan Pangan, Sarana Air Minum,
Fasyankes
IKL Sarana Air Minum (SAM) Merupakan kunjungan lapangan dalam pengawasan
sarana air yang digunakan masyarakat secara rutin
Harapannya sebagai acuan penerapan langkah-langkah
untuk mengetahui sejauh mana tingkat resiko
pencemaran terhadap air bersih yang digunakan
masyarakat.
IKL Depot Air Minum (DAM) Melakukan kunjungan pada Depot Air Minum (DAM)
yang ada di wilayah kerja Puskesmas Tongo Harapannya
- mencegah terjadinya penularan penyakit dan gangguan
kesehatan yang di sebabkan oleh Air Minum Isi Ulang. -
Depot Air Minum yang sesuai dengan standar kesehatan
dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dalam melayani
masyarakat
Inpeksi kesehatan lingkungan di Tempat Melakukan kunjungan di Rumah Makan, Jasa
Pengelolaan Pangan (TPP) Boga.Catering, Makanan Jajanan untuk melakukan
pembinaan dan pengawasan. Tujuan dari IKL diharapkan
pengelola mengetahui persyaratan sanitasi tempat
pengolahan pangan , dan mampu menerapkan
persyaratan dan teknik pembersihan atau pemeliharaan di
ruangan pengelolaan Makanan agar terhindar dari resiko
pencemaran
IKL Tempat Ibadah Melakukan kunjungan Tempat Ibadah ( Masjid, Pura )
dan berkoordinasi dengan pengelola/penanggungjawab
guna melakukan observasi dan pemantauan dengan
menggunakan formulir yang tersedia. Harapannya agar
Terwujudnya Tempat Ibadah ( Masjid, Pura ) yang
memenuhi syarat kesehatan bebas dari faktor resiko
penyakit dan kecelakaan terhadap masyarakat di dalam
Tempat Ibadah maupun terhadap masyarakat di sekitar/
diluar Tempat Ibadah tersebut.
IKL Sekolah Melakukan kunjungan ke sekolah dan berkoordinasi
dengan pengelola/penanggungjawab guna melakukan
observasi dan pemantauan dengan menggunakan
formulir yang tersedia . Harapannya agar Terwujudnya
Sekolah yang memenuhi syarat kesehatan bebas dari
faktor resiko penyakit dan kecelakaan terhadap
siswa/siswi di dalam Sekolah maupun terhadap
masyarakat di sekitar/ diluar sekolah tersebut.
2 Pengambilan sampel untuk surveilans
kualitas air minum di tingkat rumah tangga
(SKAMRT)
Pengambilan Sampel Air Minum Merupakan kunjungan lapangan ke tiap desa dalam
melakukan pengambilan sampel untuk surveilans
kualitas air minum ditingkat rumah tangga (SKAMRT).
Harapannya agar meningkatnya kesadaran , kemauan,
dan kemampuan dalam mengamankan kualitas air untuk
berbagai kebutuhan dan kehidupan masyarakat.
Penyelidikan dan respon kasus atau
h Kejadian Luar Biasa (KLB)
1 Verifikasi Sinyal/ Penyelidikan
Epidemiologi (PE)/ Pelacakan Kontak
Penyakit Berpotensi KLB/Wabah dan
Penyakit Infeksi Emerging
Verifikasi Sinyal dan Respon Cepat Sistem Merupakan kunjungan lapangan untuk mengamati angka
Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR). penyakit menular yang berpotensi menjadi wabah dan
KLB tiap minggunya. Harapannya untuk mencegah
terjadinya wabah dan KLB Penyakit diwilayah kerja
6
Puskesmas.

Penyelidikan Epidemiologi penyakit Merupakan kunjungan lapangan untuk mengumpulkan


berpotensi KLB/Berbasis SKDR data dan penyelidikan potensi dugaan KLB. Harapannya
tersedianya data dan informasi epidemiologi sebagai
dasar manajemen kesehatan untuk pengambilan
keputusan dalam perencaan, pelaksanaan, dan evaluasi
serta peningkatan respon kewaspadaan KLB.
Pemberdayaan masyarakat serta
pembinaan kader kesehatan dalam
i penanggulangan permasalahan P2P dan
Penyehatan Lingkungan
1 Pemberdayaan kader masyarakat dalam
pencegahan penyakit menular

Pemberdayaan Masyarakat dalam Perilaku Merupakan kegiatan lapangan yang melibatkan


Hidup Bersih dan Sehat melalui Pembinaan pemberdayaan Masyarakat dalam perilaku hidup bersih
PHBS dan sehat dalam tatanan rumah tangga. Tujuanya
menjadikan sebanyak mungkin anggota masyarakat
sebagai agen perubahan agar mampu meningkatkan
kualitas perilaku sehari – hari dengan tujuan hidup bersih
dan sehat.
Survey PHBS Merupakan kegiatan yang dilakukan untuk melihak pola
prilaku hidup bersih dan sehat di Masyarakat tujuan
untuk mengetahui apakah masyarakat sudah menerapkan
perilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-
hari melalui form koesioner 10 indikator PHBS.
Pemberdayaan Masyarakat dalam mencegah Merupakan kegiatan lapangan berupa kunjungan lintas
penyebaran penyakit melalui Penyuluhan sectoral ke pihak desa seabagai pemaku keputusan.
Keliling Harapannya meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan serta dukungan dari pihak-pihak pengambil
keputusan dalam menentukan kebijakan terutam di
bidang kesehatan.
2 Pemberdayaan kader masyarakat terlibat
dalam pelaksanaan deteksi dini faktor risiko
penyakit tidak menular
Pemberdayaan Masyarakat dalam Merupakan kegiatan yang dilaksanakan agar masyarakat
Pelaksanaan SMD menjadi sadar akan adanya masalah kesehatan yang
sedang dihadapi, masyarakat mampu mengenal,
mengumpulkan data dan mengkaji masalah yang ada
dalam lingkungannya sendiri,
Advokasi dan Koordinasi Pelaksanaan Merupakan kegiatan advokasi dan koordinasi untuk
gerakan masyarakat dan Upaya Kesehatan diadakan pertemuan lintas sektor antara pemerintah
Tingkat Desa untuk Pemberdayaan Desa, TOMA, TOGA, Kader kesehatan dan Puskesmas
Masyarakat dalam membahas masalah kesehatan yang ada diwilayah
kerja.Harapanya agar Masyarakat mengenal dan
menanggulangi masalah Kesehatan diwilayahnya
Pemberdayaan Masyarakat dalam Merupakan kegiatan pelaksanaan pendampingan
Pendampingan keluarga yang IKS Tidak keluarga yang IKS tidak sehat melalui intervensi hasil
Sehat PIS-PK yang dilakukan oleh petugas kesehatan.
Harapanya meningkatnya Indek Keluarga Sehat
Pemberdayaan Masyarakat dalam Merupakan kegiatan memberikan edukasi kepada para
Pelaksanaan Gerakan Pengendalian Penyakit pekerja melalui penyuluhan tentang PAK (Penyakit
Prioritas melalui Pembinaan POS UKK Akibat Kerja), KAK (Kecelakaan Akibat Kerja) serta
melakukan pemeriksaan kadar glukosa darah untuk
screening penyakit diabetes dan pemeriksaan status gizi.
3 Pemberdayaan kader masyarakat terlibat
dalam pelaksanaan imunisasi dan surveilans
PD3I

7
4 Pemberdayaan kader masyarakat melalui
pemicuan untuk implementasi seluruh pilar
STBM

Pelaksanaan pencegahan dan


j pengendalian keong dan hewan penular
Schistosomiasis
1 Pelaksanaan pencegahan dan pengendalian
keong dan hewan penular Schistosomiasis
(Surveilans, penyemprotan, pemberian obat
masal)

B. PENERIMA MANFAAT
PENERIMA
NO NAMA KEGIATAN JUMLAH
MANFAAT
3 Upaya deteksi dini, preventif dan respons penyakit
Deteksi/penemuan dini/skrining faktor risiko
a dan penyakit tidak menular prioritas di
masyarakat
1 Deteksi/penemuan dini/skrining faktor risiko dan
Penyakit Tidak Menular prioritas di masyarakat
Pelaksanaan kegiatan Posbindu PTM di 4583 Orang (Usia produktif)
Posyandu
Kunjungan Rumah Penderita Hipertensi 352 Orang (Penderita HT)
Kunjungan Rumah Penderita Diabetes Melitus 68 Orang (Penderita DM)
Pelaksanaan Posbindu di Institusi 250 Orang (Usia produktif)
2 Pelaksanaan Follow Up Layanan Quitline
Terintegrasi dengan Layanan UBM di FKTP
b Pelayanan Imunisasi
1 Pelayanan Imunisasi (imunisasi bayi, baduta,
WUS, antigen baru, BIAS, sweeping, DOFU,
Catch up, ORI, BLF, crash program, imunisasi
tambahan lainnya, skrining status imunisasi) di
Posyandu/ Sekolah/ Pos Imunisasi Lainnya
Pelayanan Imunisasi Dasar Lengkap dan 145 Orang (Bayi, Balita)
imunisasi Lanjutan di Posyandu Keluarga
Pelayanan Imunisasi TT (WUSPUS) di pos 145 Orang (Bayi, Balita)
pelayanan imunisasi termasuk sweeping
Pelayanan imunisasi di sekolah BIAS CAMPAK 385 Orang (Anak Sekolah)
dan DT/TD
2 Pemantauan Kasus KIPI
Surveilans KIPI imunisasi rutin lengkap 145 Orang (Bayi, Balita)

Surveilans KIPI pelaksanaan imunisasi di 385 Orang (Anak Sekolah)


sekolah
Penemuan kasus aktif dan pemantauan
c pengobatan penyakit menular, serta Program
Pemberian Obat Pencegahan Masal (POPM)
1 Pemberian Obat Pencegah Masal (POPM) untuk
pencegahan penyakit Filariasis dan Kecacingan,
dan pemantauan minum oralit dan Zink pada
balita diare serta care seeking Pneumonia
Pemberian Obat Pencegah Masal (POPM) untuk 377 Orang (Bayi, Balita)
Pencegahan Penyakit di Posyandu Keluarga
Pemberian Obat Pencegah Masal (POPM) untuk 957 Orang (Bayi, Balita)
Pencegahan Penyakit di Sekolah (TK,SD/MI)
Pelacakan Kasus Kronis atau Kasus Ikutan atau 957 Orang (Bayi, Balita)
Hasil Reaksi Minum Obat Pada Pemberian Obat
Pencegah Masal (POPM)
8
Pelacakan/ Pemantauan Minum Oralit dan Zinc 187 Orang (Balita)
Pada Balita
Care seeking ISPA/Pneumonia 48 Orang (Anak Sekolah)

Pemeriksaan Massal Kasus Malaria (Mass Blood 3868 Orang (warga endemis)
Survey)
Pelacakan/Penemuan Aktif Malaria 40 Orang (orang dengan
malaria)

d Penemuan kasus aktif penyakit menular

1 Penemuan kasus PD3I (AFP, campak rubela,


dan PD3I lainnya)
Pelaksanaan Penyelidikan Kasus Epidemiologi 145 Orang (Bayi, Balita)
Kasus Berbasis PD3I (Campak dan APF)
2 Deteksi Dini HIV dan IMS
3 Pelaksanaan Mobile Tes HIV dan IMS pada
populasi kunci
Sosialisasi HIV Pada Remaja di Sekolah 385 Orang (Anak Sekolah)
4 Tracing Loss to Follow up (LTFU) dan
pendampingan minum obat bagi ODHIV
5 Penemuan kasus hepatitis B (HBsAg reaktif)
pada bayi usia 9-12 bulan di masyarakat
Pemantauan Kesehatan Bayi Resiko Tinggi 9 Orang (Bayi dengan ibu
(Pengecekan Ulang HBIG Usia 9-12 bulan) positif HBIG)
Desa Biasa
6 Intensifikasi penemuan kasus Kusta Frambusia
serta tatalaksana kontak kasus Kusta Frambusia
Kegiatan Pemeriksaan Kusta Secara berkala 385 Orang (Anak Sekolah)
(Survey School)

e Penemuan kasus aktif TBC


1 Pemantau minum obat dan terapi pencegahan
TBC
Kunjungan rumah tatalaksana kasus follow up 27 Orang (Orang Positif TB)
dan pemantauan minum obat TB
Pelacakan kasus kontak TB/Kontak Serumah 270 Orang (Beresiko TB)
dan lingkungan

2 Penemuan kasus aktif TBC, investigasi kontak


TBC, pelacakan kasus mangkir TBC
Penemuan Kasus TB melalui Kegiatan Ketuk 270 Orang (Beresiko TB)
Pintu Pada Kelompok beresiko
Pelacakan TB mangkir 27 Orang (Orang Positif TB)

Survei vector (DBD, Malaria dan


Leptosprirosis) dan pengendalian vector
f (pengasapan/fogging, penyemprotan dinding
rumah (IRS), larvasidasi DBD/Malaria dan
PSN)
1 Pelepasliaran nyamuk Aedes ber Wolbachia
2 Survei Vektor Malaria, DBD dan Reservoar
Leptospirosis
Survey Jentik berkala dan Menyeluruh 1447 KK

Survei Vektor Malaria 4 Desa

3 Pengendalian vektor (pengasapan/fogging,


penyemprotan dinding rumah (IRS), larvasidasi
DBD/Malaria dan PSN
Pengendalian Vektor Nyamuk Malaria/DBD 5 Lokasi (Lokasi Kasus
(pengasapan/fogging) DBD)
9
Pendampingan Penyemprotan dinding rumah / 1447 KK
Indoor Residual Spray (IRS) dan larvasidasi
Malaria
Pelaksanaan Pemberantasan Sarang Nyamuk 1447 KK
(PSN)

Inpeksi kesehatan lingkungan di Tempat


Pengelolaan Pangan (TPP), Tempat Fasilitas
g
Umum (TFU), Sarana Air Minum (SAM),
dan Fasyankes
1 Inspeksi Kesling di Sarana Tempat dan Fasilitas
Umum, Sarana Tempat Pengelolaan Pangan,
Sarana Air Minum, Fasyankes
IKL Sarana Air Minum (SAM) 1447 KK

IKL Depot Air Minum (DAM) 4 Depot Air Minum

Inpeksi kesehatan lingkungan di Tempat 1447 KK


Pengelolaan Pangan (TPP)
IKL Tempat Ibadah 10 Tempat Ibadah

IKL Sekolah 13 Sekolah

2 Pengambilan sampel untuk surveilans kualitas


air minum di tingkat rumah tangga (SKAMRT)
Pengambilan Sampel Air Minum 4 Desa

Penyelidikan dan respon kasus atau Kejadian


h
Luar Biasa (KLB)
1 Verifikasi Sinyal/ Penyelidikan Epidemiologi
(PE)/ Pelacakan Kontak Penyakit Berpotensi
KLB/Wabah dan Penyakit Infeksi Emerging
Verifikasi rumor dan signal masalah kesehatan 21 Orang (Orang dengan
serta SKDR Kasus SKDR)
Penyelidikan Epidemiologi penyakit berpotensi 24 Orang (Orang dengan
KLB/Berbasis SKDR Penyakit Bepotensi KLB)
Pemberdayaan masyarakat serta pembinaan
kader kesehatan dalam penanggulangan
h
permasalahan P2P dan Penyehatan
Lingkungan
1 Pemberdayaan kader masyarakat dalam
pencegahan penyakit menular
Pemberdayaan Masyarakat dalam Perilaku 1447 KK
Hidup Bersih dan Sehat melalui Pembinaan
PHBS
Survey PHBS 210 KK

Pemberdayaan Masyarakat dalam mencegah 7236 Orang (Masyarakat


penyebaran penyakit melalui Penyuluhan wilayah kerja puskesmas)
Keliling
2 Pemberdayaan kader masyarakat terlibat dalam
pelaksanaan deteksi dini faktor risiko penyakit
tidak menular
Pemberdayaan Masyarakat dalam Pelaksanaan 293 KK
SMD
Advokasi dan Koordinasi Pelaksanaan gerakan 4 Desa
masyarakat dan Upaya Kesehatan Tingkat Desa
untuk Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan Masyarakat dalam Pendampingan 1447 KK
keluarga yang IKS Tidak Sehat
Pemberdayaan Masyarakat dalam Pendampingan 108 KK
keluarga yang IKS Pra Sehat

10
3 Pemberdayaan kader masyarakat terlibat dalam
pelaksanaan imunisasi dan surveilans PD3I
4 Pemberdayaan kader masyarakat melalui
pemicuan untuk implementasi seluruh pilar
STBM
Pelaksanaan pencegahan dan pengendalian
j
keong dan hewan penular Schistosomiasis
1 Pelaksanaan pencegahan dan pengendalian
keong dan hewan penular Schistosomiasis
(Surveilans, penyemprotan, pemberian obat
masal)

C. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN

OUTPUT
Rincian Metode
NO Tahap Pelaksanaan
Menu/Komponen Pelaksanaan
Satuan Volume

3 Upaya deteksi dini, preventif dan respons penyakit

a Deteksi dini faktor risiko dan penyakit tidak menular di masyarakat


1 Deteksi/penemuan Dokumen 245 Swakelola 1. Persiapan Administrasi
dini/skrining faktor Laporan 2. Pelaksanaan Kegiatan
risiko dan Penyakit 3. Waktu Pelaksanaan (Januari
Tidak Menular prioritas s.d Desember)
di masyarakat 4.Pembuatan Laporan Akhir

b Pelayanan Imunisasi
1 Pelayanan Imunisasi Dokumen 245 Swakelola 1. Persiapan Administrasi
(imunisasi bayi, baduta, Laporan 2. Pelaksanaan Kegiatan
WUS, antigen baru, 3. Waktu Pelaksanaan (Januari
BIAS, sweeping, DOFU, s.d Desember)
Catch up, ORI, BLF, 4.Pembuatan Laporan Akhir
crash program, imunisasi
tambahan lainnya,
skrining status imunisasi)
di Posyandu/ Sekolah/
Pos Imunisasi Lainnya
2 Pemantauan Kasus KIPI Dokumen 60 Swakelola 1. Persiapan Administrasi
Laporan 2. Pelaksanaan Kegiatan
3. Waktu Pelaksanaan (Januari
s.d Desember)
4.Pembuatan Laporan Akhir
Penemuan kasus aktif dan pemantauan pengobatan penyakit menular, serta Program
c
Pemberian Obat Pencegahan Masal (POPM)
1 Pemberian Obat Dokumen 245 Swakelola 1. Persiapan Administrasi
Pencegah Masal (POPM) Laporan 2. Pelaksanaan Kegiatan
untuk pencegahan 3. Waktu Pelaksanaan (Januari
penyakit Filariasis dan s.d Desember)
Kecacingan, dan 4.Pembuatan Laporan Akhir
pemantauan minum
oralit dan Zink pada
balita diare serta care
seeking Pneumonia

d Penemuan kasus aktif penyakit menular

1 Penemuan kasus PD3I Dokumen 100 Swakelola 1. Persiapan Administrasi


(AFP, campak rubela, Laporan 2. Pelaksanaan Kegiatan
dan PD3I lainnya) 3. Waktu Pelaksanaan (Januari
s.d Desember)
4.Pembuatan Laporan Akhir
2 Deteksi Dini HIV dan Dokumen 72 Swakelola 1. Persiapan Administrasi
IMS Laporan 2. Pelaksanaan Kegiatan
3. Waktu Pelaksanaan (Januari
s.d Desember)
4.Pembuatan Laporan Akhir

11
3 Penemuan kasus Dokumen 9 Swakelola 1. Persiapan Administrasi
hepatitis B (HBsAg Laporan 2. Pelaksanaan Kegiatan
reaktif) pada bayi usia 9- 3. Waktu Pelaksanaan (Januari
12 bulan di masyarakat s.d Desember)
dan pemantauan ibu 4.Pembuatan Laporan Akhir
hamil reaktif HbsAg
4 Intensifikasi penemuan Dokumen 28 Swakelola 1. Persiapan Administrasi
kasus Kusta Frambusia Laporan 2. Pelaksanaan Kegiatan
serta tatalaksana kontak 3. Waktu Pelaksanaan (Januari
kasus Kusta Frambusia s.d Desember)
4.Pembuatan Laporan Akhir

e Penemuan kasus aktif TBC


a Pemantau minum obat Dokumen 180 Swakelola 1. Persiapan Administrasi
dan terapi pencegahan Laporan 2. Pelaksanaan Kegiatan
TBC 3. Waktu Pelaksanaan (Januari
s.d Desember)
4.Pembuatan Laporan Akhir

b Penemuan kasus aktif Dokumen 60 Swakelola 1. Persiapan Administrasi


TBC, investigasi kontak Laporan 2. Pelaksanaan Kegiatan
TBC, pelacakan kasus 3. Waktu Pelaksanaan (Januari
mangkir TBC s.d Desember)
4.Pembuatan Laporan Akhir

Survei vector (DBD, Malaria dan Leptosprirosis) dan pengendalian vector (pengasapan/fogging,
f
penyemprotan dinding rumah (IRS), larvasidasi DBD/Malaria dan PSN)
1 Survei Vektor Malaria, Dokumen 20 Swakelola 1. Persiapan Administrasi
DBD dan Reservoar Laporan 2. Pelaksanaan Kegiatan
Leptospirosis 3. Waktu Pelaksanaan (Januari
s.d Desember)
4.Pembuatan Laporan Akhir

2 Pengendalian vektor Dokumen 37 Swakelola 1. Persiapan Administrasi


(pengasapan/fogging, Laporan 2. Pelaksanaan Kegiatan
penyemprotan dinding 3. Waktu Pelaksanaan (Januari
rumah (IRS), larvasidasi s.d Desember)
DBD/Malaria dan PSN 4.Pembuatan Laporan Akhir

Inpeksi kesehatan lingkungan di Tempat Pengelolaan Pangan (TPP), Tempat Fasilitas Umum
g
(TFU), Sarana Air Minum (SAM), dan Fasyankes
1 Inspeksi Kesling di Dokumen 96 Swakelola 1. Persiapan Administrasi
Sarana Tempat dan Laporan 2. Pelaksanaan Kegiatan
Fasilitas Umum, Sarana 3. Waktu Pelaksanaan (Januari
Tempat Pengelolaan s.d Desember)
Pangan, Sarana Air 4.Pembuatan Laporan Akhir
Minum, Fasyankes

2 Inspeksi Kesling di Dokumen 12 Swakelola 1. Persiapan Administrasi


Sarana Tempat dan Laporan 2. Pelaksanaan Kegiatan
Fasilitas Umum, Sarana 3. Waktu Pelaksanaan (Januari
Tempat Pengelolaan s.d Desember)
Pangan, Sarana Air 4.Pembuatan Laporan Akhir
Minum, Fasyankes

h Penyelidikan dan respon kasus atau Kejadian Luar Biasa (KLB)


1 Verifikasi Sinyal/ Dokumen 74 Swakelola 1. Persiapan Administrasi
Penyelidikan Laporan 2. Pelaksanaan Kegiatan
Epidemiologi (PE)/ 3. Waktu Pelaksanaan (Januari
Pelacakan Kontak s.d Desember)
Penyakit Berpotensi 4.Pembuatan Laporan Akhir
KLB/Wabah dan
Penyakit Infeksi
Emerging
Pemberdayaan masyarakat serta pembinaan kader kesehatan dalam penanggulangan
i
permasalahan P2P dan Penyehatan Lingkungan
1 Pemberdayaan kader Dokumen 64 Swakelola 1. Persiapan Administrasi
masyarakat dalam Laporan 2. Pelaksanaan Kegiatan
pencegahan penyakit 3. Waktu Pelaksanaan (Januari
menular s.d Desember)
4.Pembuatan Laporan Akhir

12
2 Pemberdayaan kader Dokumen 38 Swakelola 1. Persiapan Administrasi
masyarakat terlibat Laporan 2. Pelaksanaan Kegiatan
dalam pelaksanaan 3. Waktu Pelaksanaan (Januari
deteksi dini faktor risiko s.d Desember)
penyakit tidak menular 4.Pembuatan Laporan Akhir
3 Pemberdayaan kader Dokumen 14 Swakelola 1. Persiapan Administrasi
masyarakat melalui Laporan 2. Pelaksanaan Kegiatan
pemicuan untuk 3. Waktu Pelaksanaan (Januari
implementasi seluruh s.d Desember)
pilar STBM 4.Pembuatan Laporan Akhir

j Pelaksanaan pencegahan dan pengendalian keong dan hewan penular Schistosomiasis

D. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN


Keluaran kegiatan dimulai dari penyusunan rencana kegiatan sampai dengan
evaluasi kegiatan dengan kurun waktu pencapaian pelaksanaan kegiatan selama 1
tahun.

E. BIAYA YANG DIPERLUKAN


Biaya yang diperlukan untuk pencapaian keluaran Bantuan Operasional UPTD.
Puskesmas Tongo pada menu kegiatan Upaya deteksi dini, preventif dan respons
penyakit sebesar Rp 59.240.000,- (Lima Puluh Sembilan Juta Dua Ratus Empat Puluh
Ribu Rupiah) dengan kebutuhan perincian menu kegiatan sebagai berikut :

No Rincian Menu Kegiatan Jumlah Harga

Deteksi/penemuan dini/skrining faktor risiko dan penyakit tidak


1 Rp 14,720,000
menular prioritas di masyarakat
2 Pelayanan Imunisasi Rp 13,880,000
Penemuan kasus aktif dan pemantauan pengobatan penyakit menular,
3 Rp 7,720,000
serta Program Pemberian Obat Pencegahan Masal (POPM)
4 Penemuan kasus aktif penyakit menular Rp 2,880,000
5 Penemuan kasus aktif TBC Rp 6,400,000
Survei vector (DBD, Malaria dan Leptosprirosis) dan pengendalian
6 vector (pengasapan/fogging, penyemprotan dinding rumah (IRS), Rp 1,760,000
larvasidasi DBD/Malaria dan PSN)
Inpeksi kesehatan lingkungan di Tempat Pengelolaan Pangan (TPP),
7 Tempat Fasilitas Umum (TFU), Sarana Air Minum (SAM), dan Rp 2,240,000
Fasyankes
8 Penyelidikan dan respon kasus atau Kejadian Luar Biasa (KLB) Rp 3,680,000
Pemberdayaan masyarakat serta pembinaan kader kesehatan dalam
9 Rp 6,50,000
penanggulangan permasalahan P2P dan Penyehatan Lingkungan

TOTAL Rp 59,240,000

Mengetahui
Kepala UPTD Puskesmas Tongo,

dr. M Erfiadi Kusuma Rahman


NIP. 19850111 201101 1 007

13

Anda mungkin juga menyukai