2
Cemas dan takut
Cemas Takut
Respon terhadap suatu Respon suatu ancaman
ancaman yang yang
sumbernya tidak asalnya diketahui
diketahui Eksternal
Internal Jelas
Samar-samar Tidak berupa konflik
Berupa konfliktual
Fungsi adaptif cemas
Sinyal peringatan
Mengarahkan seseorang untuk
mengambil tindakan yang
diperlukan
Mencegah ancaman atau
meringankan akibatnya
Contoh :
Ada anjing (stimulus) hewan bahaya
(sesuai dengan persepsi kita) sinyal
waspada akan adanya bahaya bersiap
reaksi untuk menghindari bahaya mau
melawan atau lari menjauh perlu
mekanisme sbb :
Hipothalamus hipofise (sistem hormon)
jangka panjang
Hipotalamus sistem otonom jangka
pendek
Gangguan Cemas :
Terjadi respon emosional tanpa ancaman
eksternal yang jelas
Teori psikologis
Teori psikoanalitik
Teori perilaku
(behavioral)
Teori eksistensial
Patofisiologi
Tubuh dipersiapkan untuk melawan atau reaksi
menghindar melalui satu mekanisme rangkap: satu
respon saraf, jangka pendek, dan satu respon
hormonal yang bersifat lebih lama.
1. Stres fisik atau emosional mengaktivasi amygdala
(bagian sistem limbik) yang berhubungan dengan
komponen emosional dari otak.
Respon emosional yang timbul ditahan oleh input
dari pusat yang lebih tinggi di forebrain.
Respon neurologis dari amygdala ditransmisikan
dan menstimulasi respon hormonal dari hipotalamus
Hipotalamus akan melepaskan hormon CRF
(corticotropin- releasing factor) yang menstimulasi
hipofisis untuk melepaskan hormon lain yaitu ACTH
(adrenocorticotropic hormone) ke dalam darah.
ACTH sebagai gantinya menstimulasi kelenjar adrenal
untuk menghasilkan kortisol, suatu kelenjar kecil yang
berada di atas ginjal. Semakin berat stres, adrenal
menghasilkan kortisol semakin banyak dan menekan
sistem imun.
2. Secara simultan, hipotalamus bekerja secara langsung
pada sistem otonom untuk merangsang respon yang
segera terhadap stres.
Sistem otonom diperlukan dalam menjaga
keseimbangan tubuh.
Sistem otonom terbagi dua yaitu sistem simpatis dan
parasimpatis.
Sistem simpatis bertanggung jawab terhadap
adanya stimulasi atau stres. Reaksi yang timbul
berupa peningkatan denyut jantung, napas
yang cepat, penurunan aktivitas
gastrointestinal.
Sementara sistem parasimpatis membuat tubuh
kembali ke keadaan istirahat melalui penurunan
denyut jantung, perlambatan pernapasan,
meningkatkan aktivitas gastrointestinal.
Perangsangan yang berkelanjutan terhadap
sistem simpatis menimbulkan respon stres yang
berulang-ulang dan menempatkan sistem
otonom pada ketidakseimbangan.
Keseimbangan antara kedua sistem ini sangat
PATOFISIOLOGI SINDROM KECEMASAN
HYPOPHYSE
ADRENAL
SINDROM CEMAS
Gejala sindrom anxietas
Ketegangan motorik Hiperaktivitas otonomik Kewaspadaan berlebihan
dan
daya tanggak berkurang
• Nafas pendek/berat
• Kedutan otot/gemetar • Jantung berdebar • Perasaan peka
• Otot tegang/kaku/pegel • Telapak tangan basah Mudah ngilu
• Tidak bisa diam • Mudah terkejut
/kering
• Mudah menjadi lelah • Mulut kering • Sulit konsentrasi
• Kepala pusing • Sukar tidur
/melayang • Mudah tersinggung
• Dispepsi
• Muka panas/menggigil
• BAK lebih sering
• Sukar menelan
/rasa tersumbat
MACAM-MACAM
GANGGUAN KECEMASAN
Gangguan kecemasan
DSM IV
Gg. panik dg atau tanpa agorafobia
Agorafobia
Agorafobia tanpa riwayat gangguan panik
Fobia psesifik dan sosial
Gg. obs. kompulsif
Gg. stres pasca traumatik
Gg. stres akut
Gg. Kecemasan umum
Gangguan Anxietas Menyeluruh
Penderita mungkin datang dengan keluhan
fisik yang berhubungan dengan ketegangan
atau dengan insomnia
gangguan yang ditandai adanya kecemasan
dan kekhawatiran menetap dan
sering terjadi yang melebihi batas normal
terhadap suatu kejadian ataupun keadaan
yang menimbulkan kecemasan.
mungkin tidak menyadari
merasa tersiksa dengan rasa khawatirnya
yang berlebih.
harus berlangsung hampir setiap hari selama
6 bulan
setidaknya tiga dari enam gejala somatik
ataupun kognitif termasuk diantaranya
kurang istirahat, lemah, ketegangan otot,
atau insomnia.
Gangguan Anxietas
Menyeluruh
Gejala anxietas atau ketegangan yang multipel
Ketegangan mental:
Khawatir, merasa tegang atau was-was, konsentrasi
buruk
Ketegangan fisik:
Tidak tenang, nyeri kepala, tremor, tak bisa relaks
Keterjagaan fisik (physical arousal):
Pusing, berkeringat, jantung berdebar, mulut kering,
nyeri perut
Kriteria Diagnosis DSM-IV untuk GAD
A.Kecemasan dan kekhawatiran berlebih, berlangsung
hampir setiap hari paling tidak selama 6 bulan
mengenai satu atau beberapa kejadian atau aktivitas
(misalnya: performa kerja atau prestasi belajar)
Berlangsung 6 bulan
Paling tidak ada 4 gejala satu diantaranya
poin 1-4 yang meliputi:
Gejala otonomik
Gejala yang melibatkan dada dan perut
Gejala umum
Gejala ketegangan
Gejala non spesifik lainnya
Gangguan Panik
sebagai episode letupan ketakutan
terjadi tiba-tiba
Catt :
Akut : < 3 bln
Kronik : 3 bln
Onset lambat : 6 bln
Gangguan Stres Akut
DSM IV
Melakukan
Pengalamantindakan
traumatik
menghindar
Gejala
Meresponkecemasan
dengan rasa takut yang mendalam, perasaan tidak
berdaya
Signifikandan kengerian
dengan ggn. Fungsi sosial
Selama,sesudahnyamengalami
Minimal 2 hari-maksimal 4 minggu 3 gejala disosiatif
Kembali
dirasakan;
Tidak terkait efek zatbayangan, mimpi, ilusi dsb
Gangguan Stres Akut
ICD.10
Stres mental serta fisik yang luar biasa
Paparan selalu diikuti timbulnya gejala
dengan segera (dalam 1 jam)
Gambaran gangguan cemas menyeluruh
Dibagi menjadi; ringan, sedang dan berat
Gangguan Disosiasi
Adalah , kehilangan integrasi normal (sebagian atau
seluruh):
ingatan masa lalu, kesadaran akan
identitas,penghayatan, kendali
terhadap gerakan tubuh.
Kesadaran : Compos mentis
Jadi kemampuan mengendalikan secara
sadar dan selektif terganggu
Contoh :
Diazepam 5 mg
Alprazolam 0,25 mg
Lorazepam 1 mg
Chlordiazepoxide 10 mg
Triazolam 0,1-0,3 mg
Estazolam 0,33 mg
EFEK MERUGIKAN (ADVERSE
EFFECTS) BENZODIAZEPIN
Susunan saraf pusat : mengantuk, ataxia, slurred
speech, gangguan konsentrasi dan memori, depresi
pernafasan.
Penyalahgunaan obat benzodiazepin
Kehamilan : walaupun umumnya aman, tapi dapat
mengakibatkan kelainan palatum.
Penghentian obat : dapat terjadi sindrom putus obat,
dengan gejala-gejala cemas, mudah tersinggung,
insomnia, kelelahan, nyeri kepala, nyeri otot, tremor,
berkeringat, dizzines, gangguan konsentrasi, mual,
hilang nafsu makan, depresi, depersonalisasi, gangguan
persepsi.
2. ANTI ANXIETAS YANG BEKERJA
PADA SISTEM SIMPATIS
(ADRENERGIK)
berkeringat,
takikardi,
dilatasi pupil,
misalnya pada fobia sosial.
lanjutan
PROPRANOLOL
DOSIS 3X10 MG ATAU 2X20 MG PERORAL
BEKERJA SEBAGAI ANTAGONIS RESEPTOR
β ADRENERGIK.
EFEK MERUGIKAN YANG MUNGKIN TERJADI
HIPOTENSI,
BRADIKARDI,
ASHMA,
EKSASERBASI DIABETES MELITUS,
DISFUNGSI SEKSUAL,
KELELAHAN,
MUDAH TERSINGGUNG,
100
Anti Anxietas
Golongan Benzodiazepine mula kerjanya cepat
dan masa kerjanya singkat
Alprazolam: dosis: 0,5 – 4 mg, frekuensi: 3 kali/hari
Lorazepam: dosis: 1 – 10 mg, frekuensi: 3 kali/hari
Lama pemberian: 2 -4 minggu, karena berpotensi
menimbulkan ketergantungan
Golongan lain:
Propanolol: dosis: 20 – 120 mg, frekuensi: 3 kali/hari
Klonidin: dosis: 0,2 – 0,4 mg, frekuensi: 2 kali/hari