Anda di halaman 1dari 80

Cerebral Palsy

Kelompok 4B
Learning Objective
Mahasiswa mampu mengetahui, memahami, dan menjelaskan:
1. Anatomi dan Embriologi otak
2. Fisiologi otak
3. Histologi otak
4. Definisi cerebral palsy
5. Patofisiologi cerebral palsy
6. Pemeriksaan Cerebral Palsy
7. Tata laksana Cerebral Palsy
Anatomi dan
Embriologi
01.
Cortex cerebri
Adalah bagian luar dari hemisphere cerebri yang terdiri dari
lapisan substantia grisea, terdiri dari neuron, neurit tak
bermyelin, sel-sel penunjang (glia) dan pembuluh darah.
Ganglia basalis
Terdiri dr kumpulan kumpulan badan sel saraf, terletak terletak di bagian dalam
masing -masing belahan belahan otak.
Substansi substansi putih
Mengandung serabut serabut saraf bermyelin bermyelin,
menghubungkan menghubungkan berbagai berbagai bagian
cerebrum cerebrum & menghubungkan menghubungkan
cerebrum dg cerebrum dg bagian otak yg lain.
Diencephalon
Mecenphalon
- Pedunculus cerebri :
1. Tractus corticospinal & corticopontin: sinyal motorik ke saraf tl belakang & pons
2. Substansi nigra: bagian dr sistem kontrol motorik ganglia ganglia basalis basalis
3. Tegmentum : nukleus merah ( merelay sinyal dr otak kecil), formatio reticularis
(merangsang seluruh otak, kontrol tonus otot), nukleus saraf III & IV ( kontrol gerakan
gerakan mata), lemniscus medial (sinyal sensoris ke thalamus)

- Tectum: membantu kontrol gerakan mata, reaksi motorik thd sinyal auditoris.
Rhombencephalon
• Cerebellum Cerebellum
• Pons
• Medulla oblongata
Cerebellum
► Terletak di bawah lobus occipital
►Dihubungkan ke otak melalui
pedunculus cerebri.
►Fungsi: gerakan (movement),
keseimbangan (balance), postur
(posture)
Sistem limbik
►Membatasi cerebrum &
diencephalon, terutama mengelilingi
hipothalamus
►Fungsi: mengontrol emosi &
perilaku
►Amigdala: pusat ingatan ‘emosi’
►Hipokampus : pusat ingatan
rasional - menyimpan memori
rasional, terutama ingatan jangka
pendek.
Embriologi
Perkembangan sistem Perkembangan
syaraf diawali dengan Sistem Saraf Pusat
proses Neurulasi
● Induksi notokorda
pada ektoderm :
Embriologi Sistem Saraf Pusat
Neurolasi Primer
1. Differensiasi lempeng
syaraf
2. Pembentukan Lipatan
syaraf
3. Pembentukan Alur syaraf
4. Penutupan Lipatan/Alur
syaraf -> membentuk Buluh
syaraf
Embriologi Otak
1. Prosencephalon (Forebrain) : menjadi telensefalon dan diensefalon

Porensefalon (Sadler,2012)
Telencephalon dan diensefalon (Sadler,2012)
2. Mesencephalon (Midbrain)

Mesencehalon (Sadler,2012)
3. Rhombencephalon (hindbrain)

Rombensefalon(Sadler,2012)
Pada akhir minggu ke-3 atau awal minggu ke-4, ketiga gelembung tadi telah berubah menjadi lima buah
gelembung yakni :

1. Telensefalon yang kelak menjadi hemisfer serebri.


2. Disensefalon dengan dua buah tonjolan cikal bakal mata.
3. Mesensefalon yang kemudian tidak terlalu banyak berubah.
4. Metensefalon yang kelak membentuk pons dan serebelum.
5. Mielensefalon yang kelak menjadi medula oblongata
Rongga di dalam gelembung-gelembung akan berkembang dan membentuk sistem ventrikel cairan otak
sebagai berikut :

6. Rongga dalam telensefalon (hemisfer serebri) akan membentuk ventrikel lateralis kiri dan kanan.
7. Rongga dalam diensefalon akan membentuk ventrikel III.
8. Rongga dalam mesensefalon akan membentuk akuaduktus sylvius (menghubungkan II dan IV).
9. Rongga dalam mielensefalon akan membentuk ventrikel IV

Rongga diatas akan berhubungan dengan rongga ditengah medula spinalis


Embriologi Otak
Fisiologi

02.
Sistem Saraf Pusat
Penunjang Persarafan Otak
Sel glia: berkomunikasi melalui sinyal kimiawi untuk menunjang fisik dan
metabolik neuron

Ada 4 jenis:
1. Astrosit: penyatu neuron, perkembangan neuron, pemicu kapiler,
pentransport nutrien, perbaikan cedera otak, mengurai
neurotransmitter, homeostasis kalium dan natrium otak, meningkatkan
pembentukan sinaps, membantu komunikasi antar neuron
2. Oligodendrosit: membentuk selubung mielin SSP
3. Mikroglia: sel imun SSP
4. Sel ependimal: membentuk LCS, sel punca neuron
Bagian dari SSP
Serebrum
Cerebrum terbagi menjadi 4
lobus dan masing-masing
lobus memiliki pungsi
tertentu
● Lobus Frontalis
● Lobus Parietalis
● Lobus Temporalis
● Lobus Oksipitalis
Lobus Parietalis
● Menerima dan mengolah masukan sennsorik & Proprioseptif
● Sensari somestetik → Perasaan tubuh
● Lobus parietalis juga menerima rangsangan proprioseptif (Kesadaran terhadap
posisi tubuh)

Sensasi Di olah di korteks Sensasi


Somestetik Somatosensorik Proprioseptif

● Korteks somatosensorik terletak di lobus parietal yang berada tepat di


belakang sulcus sentralis
● Setiap daerah korteks somatosensorik menerima masukann sensorik yang
berbeda. Lokasi masukan sensorik dapat di pertakan dalam Humukulus
sensorik
Peta
Homunkulus
Lobus Frontalis

● Korteks motorik primer (Girus presentral ) →


Aktivitas motorik volunter, kemampuann berbicara
dan elaborasi pikiran

● Area Broca → Mengontrol saraf-saraf fasial, bicara,


dan pengertian bahasa. Terletak di lobus frontal kiri
berdekatan dengan motorik korteks yang mengontrol
otot-otor untuk artikulasi

● Area Wernicke → Pertemuan antara lobus parietalis,


temporalis dan oksipitalis, berkaita dengan pemaham
bahasa (lisan & tulisan)
➢Afasia
Lobus Temporal

Korteks
Auditorik Pendengaran
Primer

Korteks
Olfactorik Menafsirkan bau melalui bulbus
Primer

Pertemuan antara lobus parietalis, temporalis


Area
dan oksipitalis, berkaita dengan pemaham
Wernicke
bahasa (lisan & tulisan)
Lobus Oksipital

Korteks
Penglihatan penentuan ukuran, warna, chaya
Visual
(motion) dimensi, dll
Primer

Area
Asosiasi Menafsirkan informasi yang di dapat memalui
Visual korteks visual primer
Berdasarkan Struktur Otak terdiri atas hemisfer kiri dan kanan

Hemisfer Serebrum Kiri Hemisfer Serebrum Kanan

Menonjol dalam tugas Menonjol dalam keterampila


logis analitik, sekuensial, nonn-bahasa, khususnya
dan verbal persepsi spasial serta telenta
Talamus

● “Stasiun pemancar” untuk mengolah awal semua masukan sensorik


● Bersama dengan batag otak dan daerah asosiasi korteks, talamus membantu
mengarahka perhatian ke rangsangan
● Menegtahui secara kasar bebrbagai jenis sensasi tetapi tidak dapat membedakan
lokasi atau intensitas sensasi tersebut

Hipotalamus

Integrasi bagi banyak fungsi homeostatik serta fungsi sebagai penghubung


penting antara sistem saraf otonom dan sistem endokrin
Serebellum
Bagian dari serebellum :
● Vestibuloserebelum
● Spinoserebelum
● Serebroserebelum
Batang Otak
Fungsi:
1. Asal mula 12 pasang saraf kranial
2. Pengontrol jantung, pembuluh
darah, pernapasan, dan pencernaan
3. Pengatur keseimbangan
4. Pengintegrasi seluruh sinap sensorik
di formasio retikularis, membentuk
reticular activating system untuk
memfokuskan perhatian
5. Pengatur tidur
Korda Spinalis
Berhubungan dengan saraf spinalis, membawa serat aferen melalui
akar dorsal dan mengeluarkan eferen dari akar ventral, yang akan
menyatu menjadi saraf spinalis membentu sistem saraf tepi
Fungsi:
1. Penghubung transmisi dari otak ke tubuh lain
2. Mengintegrasi masukan aferen dan keluaran eferen tanpa
melibatkan otak (reflek spinal)
Reflek:
1. Sederhana (natural terjadi)
2. Didapat (karena latihan)

Melibatkan lengkung reflek:


3. Sensorik
4. Afferen
5. Pusat integrasi
6. Efferen
7. efektor
● Reflek Regang

Reflek paling sederhana dari regangan otot rangka (tipe monosinaptik) karena hanya
melalui sinaps lengkung reflek (1 sinaps) untuk berkontraksi melawan regangan

● Reflek Lucut

Saat reseptor dirangsang cukup kuat sampai mencapai ambang dan terbentuk
potensial aksi di neuron afferen (tipe polisinaptik karena melibatkan beberapa sinaps)

Tidak semua reflek melibatkan lengkung reflek. Bentuk penyimpangan ialah respon
yang diperantarai hormon dan respon yang tidak memerlukan saraf dan hormon
Histologi

03.
Secara histologis, jaringan saraf terdiri dari 2
jenis sel:
1. Sel Saraf (Neuron)

→ banyak cabang panjang

→ berespons terhadap perubahan lingkungan (stimulus)

2. Sel Glia ( Sel penunjang/penyokong sel saraf)

→ cabang-cabang pendek

→ menyokong dan melindungi neuron


HISTOLOGI SEL SARAF
ASTROSIT
OLIGODENDROSIT
SEL EPENDIM
MIKROGLIA
Sel Schwann Sel Satelit
Susunan Saraf Pusat
● Struktur utama yang membentuk sistem saraf pusat:
- Serebrum
- Serebelum
- Medula spinal

● Ditutupi lapisan jaringan ikat, yaitu meninges, tetapi


jaringan di sistem saraf pusat mengandung sangat sedikit
kolagen
SISTEM SARAF PERIFER
Komponen utama sistem saraf perifer
adalah:

- Serabut saraf
- Ganglia ( Kumpulan ganglion2 saraf )
- Ujung saraf
Definisi
Cerebral

04. Palsy
Morgan & McGinley Tahun
2018
Cerebral Palsy → sekelompok gangguan permanen
pada perkembangan gerakan dan postur tubuh, yang
menyebabkan keterbatasan aktivitas, dikaitkan
dengan gangguan non-progresif yang terjadi pada
perkembangan otak janin atau bayi

CDC Tahun 2019


Cerebral Palsy → kumpulan gangguan yang
mempengaruhi gerakan, postur dan
keseimbangan seseorang
Patofisiologi
Cerebral

05. Palsy
Pemeriksaan

06.
Anamnesis
Difokuskan pada faktor risiko dan kemungkinan etiologi
Mencakup:

1. Detail riwayat prenatal


2. Persalinan
3. Riwayat pertumbuhan
4. Riwayat perkembangan
a. Perkembangan motorik
5. Komorbiditas:
a. Gangguan muskuloskeletal
b. Gangguan pendengaran
c. Gangguan penglihatan
d. Gangguan makan
e. Gangguan komunikasi
f. Gangguan perilaku
Pemeriksaan
Evaluasi: Lingkar kepala, status mental, tonus dan kekuatan otot, postur tubuh, refleks

Tanda dan gejala klinis:

1. Refleks moro sering ditemukan setelah umur lewat 6 bulan


2. Hemiplegia spastic: Hand preference sebelum 12 bulan.
3. Mikro- atau makrosefali
4. Iritabilitas berlebihan atau interaksi berkurang
5. Fase awal → hypotonia (^)
6. Hipertonia, hypotonia, dystonia
7. Kelemahan otot
8. Refleks primitif meningkat
9. Refleks postural abnormal atau hilang
10. Inkoordinasi
11. Hiperrefleks
Pemeriksaan
1. Pungsi lumbal
2. Pemeriksaan EEG
3. Pemerik
4. saan EMG
5. Indikasi CT-Scan, MRI otak
6. USG kranial
7. Penilaian psikologis
8. Pemeriksaan metabolik
Tata
Laksana
07.
Penatalaksanaan
● Terapi Fisik
○ Bertujuan memperbaiki gerakan dan keseimbangan pasien sehingga dapat beraktivitas
sehari-hari
● Psikoterapi
○ Untuk anak dan keluarganya
● Spastisitas
○ Bertujuan untuk mencegah dan memperbaiki tulang dan deformasi sendi, mengurangi
nyeri dan memperbaiki status fungsional pasien
● Farmakologi / Obat-obatan
○ Pemberian oba-obatan pada CP bertujuan untuk memperbaiki gangguan tingkah laku,
neuromotorik dan untuk mengontrol serangan jantung
CP kejang : anti kejang (luminal,dilatin)
CP tonus otot berlebihan : benzodiazepine
CP hiperaktif : dextroamphetamine
Thank You
Daftar Pustaka
● Sadler W.T. Langman’s medical embryology 12th ed. USA 2012 P 287-320
● Snell Richard S.2009.Neuroanatomi Klinik.Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Hal 292-303
● Sudibjo P. Bahan ajar anatomi otak UNY. 2013
● Sherwood, L. 2014. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Edisi 8. Jakarta: EGC
● Anthony, L . Mescher. 2012. Histologi Dasar Junqueira Teks dan Atlas.Jakarta: EGC
● Hallman-Cooper JL, Gossman W. Cerebral Palsy. [Diakses 2020 Jun 7]. StatPearls
[Internet]. Treasure Island (FL): Penerbitan StatPearls; 2020 Jan-. Tersedia dari:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538147/
● Vitrikas K, Dalton H, Breish D. Cerebral Palsy: An Overview. Am Fam Physician.
2020;101(4):213-220.
● Gulati S, Sondhi V. Cerebral Palsy: An Overview. Indian Journal of
Pediatric. 2017.
● Centers for Disease Control and Prevention. Cerebral palsy. Diakses 11
Maret 2021. https://www.cdc.gov/ncbddd/cp/facts.html
● Morgan P, McGinley JL. Cerebral palsy. In: Day BL, Lord SR, editor.
Handbook of clinical neurology. Amsterdam: Elsevier; 2018. P.323-326.
● Clark SM, Ghulmiyyah LM, Hankins GDV. Antenatal antecedents and the
impact of obstetric care in the etiology of cerebral palsy. Clin Obstet
Gynecol. 2008;51(4):775-86.
● Girard S, Kadhim H, Roy M, Lavoie K, Brochu ME, Larouche A, et.al. Role
of perinatal inflammation in cerebral palsy. Pediatr Neurol. 2009;40(3):168-
74.
● Rogers L, Wong E. Cerebral palsy. Diakses 11 Maret 2021
http://www.pathophys.org/cerebralpalsy/

Anda mungkin juga menyukai