Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

SISTEM SARAF

Nama : Nur Safitri

Nim : 2017750029

A. Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf Pusat


Pada dasarnya susunan saraf pusat terdiri dari sel-sel spesifik yang berfungsi
menerima rangsangan sensorik dan meneruskannya ke organ-organ efektor, baik
muscular maupun kelenjar. Susunan saraf ousat terdiri dari otak dan medulla spinalis.
Otak dan medulla spinalis merupakan pusat-pusat utama terjadinya korelasi dan integrasi
informasi saraf.

1. Otak
Otak adalah pusat kontrol sistem saraf dan juga menghasilkan pemikiran, emosi,
dan bicara. otak memiliki 4 regio utama, yaitu serebrum, diensefalon, batang otak dan
serebelum. Permukaan serebrum berlipat menjadi daerah jaringan yang meninggi disebut
girus yang dipisahkan oleh alur dangkal (sulkus) dan alur dalam (fisura). Selain itu setiap
bagian serebral dibagi menjadi lobus frontal, pariental, temporal dan oksipital. Setiap
bagian menerima impuls sensori dan motorik dari sisi tubuh yang berlawanan. Sebagian
besar orang memiliki bagian kiri yang lebih berkembang yang bertanggung jawab
mengontrol Bahasa. Bagian kanan memiliki kontrol yang lebih besar terhadap fungsi
perseptual non-verbal. Adapun fungsi umum ke empat region adalah sebagai berikut:

Regio Fungsi
Serebrum 1. Mengontrol aktivitas
musculoskeletal
2. Memiliki memori
mengenai keterampilan
3. Memproses intelek dan
emosi
4. Menginterpretasikan input
sensori
Diensefalon 1. Mentransmisikan impuls
sensori dan motorik
2. Mengatur sistem saraf
otonom
3. Mengatur dan
memproduksi hormon
4. Memediasi respons emosi
Batang Otak 1. Berperan sebagai lintasan
konduksi
2. Berperan sebagai lokasi
traktus dekusasi
3. Membantu mengatur
muskuloskeletal
Serebelum 1. Memproses informasi
2. Memberikan
informasi yang
dibutuhkan untuk
keseimbangan, postur
dan gerakan otot yang
terkoordinasi

a. Selaput Otak
Otak dan medulla spinalis diselimuti dan dilindungi oleh tiga membran jaringan
ikat yang disebut meninges. Meninges membentuk divisi didalam tengkorak,
mengelilingi sisnus vena dan mengandung CSS. Adapun bagiannya sebagai
berikut:
- Durameter
Durameter merupakan selaput terluar yang tebal dan kuat. Struktur ini
mengandung serabut kolagen elastis, fibrosit, saraf, pembuluh darah dan
pembulu limfe. Durameter memiliki fungsi untuk melindungi otak karena
sifatnya yang kuat dan agak lentur.
- Arachnoid
Membrane arachnoid merupakan lapisan yang terdiri dari fibrosit berbentuk
pipih dan serabut kolagen. Arachnoid memiliki dua bagian, yaitu bagian yang
berhubungan dengan durameter dan bagian yang berhubungan dengan
piameter. Arachnoid merupakan struktur yangtransparan dengan sel-sel yang
kedap air berfungsi untuk bantalan sistem saraf pusat.
- Piameter
Piameter adalah membaran yang paling dekat dengan otak. Piameter
merupakan membrane tipis, halus dan lembut. Bentuk piameter berliku-liku
mengikuti struktur luar otak. Piameter disusun oleh sel fibrosit dan sedikit
serabut kolagen serta pembuluh darah yang menembus otak.piameter dapat
juga berfungsi sebagai pemyuplai nutrisi bagi jaringan saraf.
b. Otak Besar (serebrum)
Otak besar merupakan bagian yang paling besar dan paling menonjol dari
otak.otak besar terdiri dari dua belahan, yaitu otak kanan dan otak kiri. Setiap
belahan otak mengatur sebagian besar kinerja dari bagian tubuh yang berlawanan,
artinya otak kanan mengatur kinerja tubuh sebelah kiri demikian pula otak kiri
yang mengatur sebagian besar kinerja tubuh bagian kanan. Otak memiliki 4 lobus
diantaranya sebagai berikut:

Lobus Fungsi
Lobus Parietal Meningkatkan kesadaran akan
rasa nyeri, kedinginan, dan
sentuhan ringan. Sisi kiri
menerima input dari kanan
tubuh maupun sebaliknya.
Lobus Frontral Mengontrol pergerakan
volunteer otot.
Lobus Temporal Menerima dan
menginterprestasikan stimulus
olfaktorius dan auditori.
Lobus Oksipital Menerima dan
menginterprestasikan stimulus
visual.

c. Otak Kecil (cerebellum)


Otak kecil merupakan bagian yang terdiri atas dua belahan dengan permukaan
yang berbentuk seperti lipatan. Otak kecil memiliki fungsi utama untuk
mengontrol pergerakan dan koordinasi otot secara sadar juga sebagai pusat
keseimbangan tubuh.

d. Batang Otak
Batang otak terdiri dari otak tengah, pons dan medulla oblongata. Adapun
penjelasan sebagai berikut:
- Otak tengah
Otak tengah adalah pusat refleks pendengaran dan penglihatan serta berfungsi
sebagai lintasan saraf antara hemisfer serebral dan otak bawah.
- Pons
Pons terletak tepat dibawah otak tengah. Pons sebagian besar terdiri atas
traktus serat tetapi juga mengandung nuklei yang mengontrol pernapasan.
- Medulla Oblongata
Medulla oblongata berlokasi didasar batang otak terus berlanjut dan menyatu
dengan bagian superior medulla spinalis. Nuklei medulla oblongata
memainkan peran penting dalam mengontrol denyut jantung, tekanan darah,
pernapasan dan kemampuan menelan.
e. Ventrikel
Otak terdiri atas empat ventrikel, masing-masing ruang berisi cairan
serebrospinalis (CSS). Ke empat ventrikel tersebut dihubungkan oleh saluran
yang memungkinkan CSS bersirkulasi.

f. Cairan Serebrospinalis
Cairan serebrospinalis adalah cairan bening dan tgidak berwarna yang dihasilkan
oleh plektus koroid yang terdiri atas sekumpulan kapiler khusus yang berlokasi di
ventrikel otak. CSS mengandung 99% air dan terdiri atas protein, natrium,
klorida, kalium, bikarbonat, dan glukosa. Normalnya, CSS dihasilkan dan
diabsorpsi dalam jumlah yang sama. CSS membentuk bantalan untuk jaringan
otak, yang melindungi otak dan medulla spinalis dari cidera, membantu
memberikan nutrisi ke otak dan mengeluarkan produk sampah hasil metabolism
sel serebrospinalis.

g. Sistem Limbik
Sistem limbic dan formasi retikularis adalah sistem otak fungsional. Sistem ini,
terbentuk dari jaringan neuron, berkomunikasi disepanjang area otak.

2. Medulla Spinalis
Medulla spinalis berperan sebagai pusat pengangtar pesan ked an dari otak serta
sebagai pusat refleks. Medulla spinalis dikelilingi oleh 33 vetebra: 7 servikal, 12 torakal,
5 lumba, 5 sakral dan 4 vetebra. Setiap vertebra terdiri atas lengkung badan dan vertebra
yang dibentuk berdasarkan proyeksi tubuh.

3. Sistem Saraf Perifer


Saraf perifer menghubungkan sistem paraf perifer dengan seluruh tubuh. Sistem
saraf perifer bertanggung jawab untuk menerima dan mengirimkan informasi dari dan
sekitar lingkungan eksternal.

a. Saraf Spinal
31 pasang saraf spinal dinamakan menurut lokasinya: 8pasang servikal, 12 pasang
torakal, 5 pasang lumbar, 5 pasang sacral dan 1 pasang koksigeal.
b. Saraf Kranial

No Nama Saraf Tipe Fungsi


1 Olfaktorius (N I) Sensorik Penghindu atau
penciuman
2 Optikus (N II) Sensorik Penglihatan
3 Okulomotorius (N Motorik Otot-otot bola
III) mata
4 Troklearis (N IV) Motorik Gerakan bola
mata
5 Trigeminus (N V) Campuran Optalmukus,
maksilaris,
mandibularis
6 Abdusen (N VI) Motorik Gerakan lateral
bola mata
7 Fasialis (N VII) Sensorik Otot wajah
8 Auditorius (N VIII) Sensorik Pendengaran
dan
keseimbangan
9 Glosofaringeus (N Campuran Menelan, reflek
IX) gag dan indra
perasa
10 Vagus (N X) Campuran Paru, lambung,
jantung, usus
halus dan
sebagian usus
besar
11 Aksesorius (N XI) Motorik Gerakan kepala
dan leher
12 Hipoglosus (N XII) Motorik Otot—otot
lidah

4. Saraf Otonom
Sistem saraf otonom adalah bagian dari sistem saraf perifer yang mengatur lingkungan
internal tubuh. Sistem saraf otonom dibagi menjadi simpatis dan parasimpatis.
Meskipun serat dari kedua divisi tersebut memengaruhi struktur yang sama.
a. Simpatis
Simpatis pada sistem saraf otonom mempersiapkan tubuh untuk mengatasi situasi
yang dianggap merusak atau menekan dan berpartisipasi dalam aktivitas berat.
b. Parasimpatis
parasimpatis merupakan sistem saraf pusat yang bekerja selama situasi santai.
LAPORAN PENDAHULUAN PADA
PASIEN STROKE

1. Definisi
Stroke adalah sindroma klinis dengan gejala berupa gangguan fungsi otak
secara fokal atau global yang dapat menimbulkan kematian atau kelainan
yang menetap lebih dari 24 jam tanpa penyebab lain kecuali vaskuler.
(WHO, 1983)
Stroke atau cedera serebra vaskuler adalah kehilangan fungsi otak yang
disebabkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak.
(Brunner & suddarth, 2014)

2. Etiologi
a. trombosis  adalah bekuan darah didalam pembuluh darah otak atau
leher
b. embolisme  adalah bekuan darah atau material lain yang dibawa ke
otak dari bagian-bagian tubuh yang lain
c. iskemia adalah penurunan aliran darah ke area otak
d. hemorogic pecahnya pembuluh darah serebral dengan perdarahan
kedalam jaringan otak atau ruang sekitar otak

3. Klasifikasi
Stroke diklasifikasikan berdasarkan penyebab dan perjalanan penyakitnya.
Berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2, yaitu:
a. stroke non-hemoragic yaitu aliran darah ke otak terhenti karena adanya
sumbatan atau terhentinya aliran darah. Biasanya ditemukan 83% pada
kasus stroke
b. stroke hemoragic adalah aliran darah yang terhenti karena pembuluh
darah ke otak pecah.
Berdasarkan perjalanan penyakitnya dibagi menjadi 3, yaitu:
a. TIA (Transsient Ischemia Akut) yaitu gangguan neurologi sepintas.
Terjadi selama beberapa menit/jam dan akan sembuh dalam 24 jam.
b. stroke Involutions yaitu stroke yang masih berlangsung dan bertambah
berat. Terjadi beberapa jam/hari.
c. stroke complete yaitu gangguan neurologis yang timbul
menetap/permanen. Biasanya terjadi karena TIA yang berulang.
4. Faktor resiko
Faktor resiko yang tidak dapat diubah antara lain usia, jenis kelamin, ras,
keturunan dan anatomi pembuluh darah, sedangkan faktor resik yang dapat
diubah antara lain hipertensi, penyakit jantung, DM, perokok, obesitas,
stress, dan anemia.

5. Patofisiologi
Stroke dapat terjadi ketika adanya thrombus, sumbatan atau perdarahan
sehingga pasokan ke aliran darah ke otak berkurang atau terhambat yang
akan mengakibatkan terjadinya iskemik pada jaringan otak ditandai dengan
adanya odem otak. Apabila hal ini tidak ditangani dengan baik dan cepat
maka akan berakibat terjadinya infrak otak yang akan menyebabkan
gangguan neurologis.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
PASIEN STROKE

1. Pengkajian
a. Riwayat Keperawatan
- awal serangan:
Iskemik: terjadi saat istirahat dan secara bertahap
Non-hemoragic: terjadi saat mendadak
- gejala yang dialami: sakit kepala, terjadi penurunan kesadaran, gangguan
motorik dan sensori, gangguan bicara, gangguan koknitif (penurunan memori)
- riwayat sebelumnya: stroke, hipertensi, DM, penyakit jantung, kelainan pembulu
darah, dan anemia
- riwayat keluarga: stroke & penyakit yang menjadi faktor resiko.
- pola hidup: perokok, konsumsi junk food dan stress
- psikososial: support sistem dan mekanisme koping
b. pemeriksaan fisik:
- umum: TK kesadaran (kwalitas & kwantitas), TTV, BB & TB
- neurologis: kognitif (fikiran), memori, motoric, sensorik, bicara dan 12 saraf
kranial

c. Pemeriksaan Penunjang
- pemeriksaan radiologi meliputi:
a. bantuan sinar X yaitu untuk mengidentifikasi bagian dalam kepala
b. rongent kepala yaitu untuk melihat dan mengetahui pendarahan nya dimana
c. CT-scan
- pemeriksaan lab meliputi:
a. pemeriksaan Hb yaitu untuk mengetahui apakah anemia atau tidak
b. pemeriksaan lipid profil yaitu untuk melihat nilai dari kolestrol, trigeli, HDL,
kolestrol total, dll
c. cek gula darah yaitu stroke bisa disebabkan oleh kekentalan darah,
meningkatnya nilai hemotokrit

2. Diagnosa
1. gangguan perfusi cerebral b.d interupsi aliran darah ke otak
2. gangguan mobilitas fisik b.d penurunan kekuatan otot
3. Intervensi
1. gangguan perfusi cerebral b.d interupsi aliran darah ke otak
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 14 hari diharapkan masalah
perfusi jaringan serebral dapat diatasi atau dipetahankan dengan KH:
1. kesadaran komposmentis
2. TTV dalam batas normal

Intervensi:
1. Monitor TTV, tingkat kesadaran
2. berikan posisi kepala 15-30 derajat
3. anjurkan untuk istirahat selama fase akut 48-72 jam pertama
4. kolaborasikan dengan dokter dalam pemberian Oksigen

2. gangguan mobilitas fisik b.d penurunan kekuatan otot


Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan mobilitas
fisik tidak terganggu dengan KH:
1. memperlihatkan fungsi optimal dari fungsi tubuh
2. mempertahankan/meningkatkan kekuatan dan fungsi bagian tubuh yang
terkena
3. mempertahankan integritas kulit

Intervensi:
1. kaji kemampuan secara fungsional/luasnya kerusakan awal
2. anjurkan mengubah posisi tiap 2 jam
3. berikan latihan rentang gerak aktif dan pasif pada semua ekstermitas
4. kolaborasi dengan ahli fisioterapi
DAFTAR PUSTAKA

LeMon, Priscilla, dkk. 2017. Keperawatan Medikal Bedah edisi 5. Jakarta: EGC

Black, M Joyce, dkk. 2014. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Buku 3. Jakarta:
Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai