Anda di halaman 1dari 32

RISMA GIOVANNI H

DEWI RAHMAYANTI
INAS KHOIRUN NISA
PENY NURMARAYA M.
YUAN LAURA P.
DOKTER PEMBIMBING :
DR. HAPPY INDAH H, SP.KJ (K)

SMF/Laboratorium Psikiatri FKUB-RSSA Malang


DEFINISI
FAKTOR NEUROSIS PSIKOSIS
• Dekompensasi kepribadian
• Dekompensasi kepribadian
berat
ringan
Perilaku • Kontak dengan kenyataan
• Kontak dengan kenyataan
Umum terganggu
tidak terganggu
• Pasien tidak memiliki fungsi
• Fungsi sosial terganggu.
sosial.

• Gejala psikologik & somatik • Gejala bervariasi luas


Gejala
• Waham (-) • Waham (+)
umum
• Halusinasi (-) • Halusinasi (+)

Pasien sadar dirinya Pasien tidak sadar dirinya


Insight
terganggu terganggu.

Orientasi Jarang kehilangan orientasi Terganggu

Perilaku jarang
Efek Sosial Perilaku sering membahayakan
membahayakan
Pengobata
Jarang butuh rawat inap Biasanya butuh rawat inap
n
FAKTOR PENYEBAB
F40.
GANGGUAN ANXIETAS FOBIK

 Anxietas dicetuskan situasi atau objek yang jelas (dari luar


individu) yang sebenarnya pada kondisi lain tidak
membahayakan.
 Gejala yang menonjol adalah gejala ketakutan  menetap & tak rasional
terhadap suatu obyek, aktivitas/ situasi spesifik yang menimbulkan keinginan
untuk menghindarinya. Rasa takut diketahui individu sebagai sesuatu yang
berlebihan & tak masuk akal.
MACAM GANGGUAN

AGORAFOBIA FOBIA SOSIAL FOBIA KHAS


(TERISOLASI)

GANGGUAN GANGGUAN
ANXIETAS ANXIETAS
FOBIK LAINNYA FOBIK YTT
AGAROFOBIA Semua Kriteria di bawah ini harus dipenuhi
untuk diagnosis pasti:
a) Gejala psikosis, perilaku/otonomik
merupakan manifestasi primer anxietasnya
b) Anxietas terbatas pada setidaknya 2 dari
situasi: banyak orang/keramaian, tempat
umum, bepergian keluar rumah, dan
bepergian sendiri dan
c) Menghindari situasi fobik harus atau sudah
F40.00= tanpa gangguan panik merupakan gejala yang menonjol (“house
F40.01= Dengan gangguan panik bound”)

FOBIA SOSIAL Semua Kriteria di bawah ini harus dipenuhi:


a) Gejala psikologis, perilaku /otonomik merupakan
manifestasi primer anxietasnya
b) Anxietas mendominasi / terbatas pada situasi
sosial tertentu (outside family circle); dan
c) Menghindari situasi fobik harus atau merupakan
gejala yang menonjol.
Bila sulit , diutamakan diagnosis agarofobia (F40.0)
FOBIA KHAS TERISOLASI
F41.
GANGGUAN ANXIETAS LAIN

Manifestasi anxietas merupakan gejala utama dan tidak terbatas


pada situasi lingkungan tertentu saja.
Dapat disertai gejala depresif dan obsesif, bahkan juga
beberapa unsur dari anxietas fobik, asal jelas bersifat sekunder
atau ringan.
MACAM GANGGUAN

GANGGUAN GANGGUAN
GANGGUAN
CEMAS CAMPURAN ANXIETAS
PANIK
MENYELURUH DAN DEPRESI

GANGGUAN GANGGUAN
GANGGUAN
ANXIETAS CAMPURAN ANXIETAS
ANXIETAS YTT
LAINNYA LAINNYA YDT
GANGGUAN PANIK
(ANXIETAS PAROKSISMAL EPISODIK)

Ditegakkan sebagai diagnosis utama bila tidak ada gangguan anxietas fobik, harus
ditemukan beberapa kali serangan anxietas berat (severe attacks of autonomic anxiety)
dalam kira-kira 1 bulan:
a) Pada keadaan dimana secara objektif tidak ada bahaya;
b) Tidak terbatas pada situasi yang telah diketahui atau dapat diduga sebelumnya
(unpredictable situation)
c) Dengan keadaan yang relatif bebas dari gejala-gejala anxietas pada periode di antara
serangan-serangan panik (meskipun demikian, umumnya dapat terjadi “anxietas
antisipatorik”, yaitu anxietas yang terjadi setelah membayangkan sesuatu yang
mengkhawatirkan akan terjadi).
GANGGUAN CEMAS MENYELURUH
Pedoman Diagnostik
• Penderita harus menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang
berlangsung hampir setiap hari untuk beberapa minggu-beberapa bulan.
sifatnya “free floating” atau “mengambang”
• Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur berikut:
a) Kecemasan
b) Ketegangan motorik
c) Overaktivitas otonomik
• Pada anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan, untuk
ditenangkan (reassurance) serta keluhan-keluhan somatik yang menonjol.
• Adanya gejala-gejala lain sementara (beberapa hari), khususnya depresi,
tidak membatalkan diagnostik utama : gangguan anxietas menyeluruh,
selama tidak memenuhi kriteria lengkap episode depresif (F32.-), gangguan
anxietas fobik (F40.-), gangguan panik (F41.0) atau gangguan obsesif-
komfulsif
GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS DAN DEPRESI

Pedoman diagnostik
• Terdapat gejala-gejala anxietas maupun depresi, dimana masing-masing
tidak menunjukkan rangkaian gejala yang cukup berat untuk
menegakkan diagnostik tersendiri.
• Bila ditemukan anxietas berat disertai depresi yang lebih ringan, maka
harus dipertimbangkan kategori gangguan anxietas lainnya atau
gangguan anxietas fobik.
• Bila ditemukan sindrom depresi dan anxietas yang cukup berat untuk
menegakkan diagnostik tersebut harus dikemukakan, dan diagnosis
gangguan campuran tidak dapat digunakan
GANGGUAN ANXIETAS CAMPURAN LAINNYA

Pedoman Diagnostik
• Memenuhi kriteria gangguan anxietas menyeluruh dan juga menunjukkannya
• Bila gejala-gejala yang memenuhi kriteria dari kelompok gangguan ini terjadi dalam
kaitan dengan perubahan atau stress kehidupan yang bermakna, maka
dimasukkan dalam kategori F43.2, gangguan penyesuaian
F42.
GANGGUAN OBSESIF-KOMPULSIF

• Gejala obsesif - tindakan kompulsif hampir setiap hari selama sedikitnya 2 minggu berturut-
turut
• Merupakan distress / mengganggu aktivitas penderita
• Gejala obsesif harus mencakup hal-hal berikut :
a. Disadari sebagai pikirannya
b. Satu pikiran atau tindakan tidak dapat dilawan
c. Pikiran untuk melakukan tindakan tersebut bukan untuk memberi kepuasan /
kesenangan
d. Gagasan, bayangan pikiran, atau impuls tersebut harus merupakan pengulangan
yang tidak menyenangkan
• Ada kaitan erat antara gejala obsesif , terutama pikiran obsesif dengan depresi
• Gejala obsesif sekunder yang terjadi pada gangguan skizofrenia, sindrom Tourette atau
gangguan mental organik
MACAM GANGGUAN

PREDOMINAN
PREDOMINAN
PIKIRAN OBSESIF
TINDAKAN KOMPULSIF
ATAU
(OBSESSIONAL RITUAL)
PENGULANGAN

CAMPURAN PIKIRAN
GANGGUAN OBSESIF- GANGGUAN OBSESI-
DAN TINDAKAN
KOMPULSIF LAINNYA KOMPULSIF YTT
OBSESIF
F43.
REAKSI TERHADAP STRES BERAT & GANGGUAN
PENYESUAIAN

• Suatu stres kehidupan yang luar biasa 


menyebabkan reaksi stress akut, atau
• Suatu perubahan penting dalam kehidupan, yang
menimbulkan situasi tidak nyaman yang
berkelanjutan  gangguan penyesuaian
• Gangguan penyesuaian : reaksi penyesuaian
sementara
MACAM GANGGUAN

GANGGUAN STRES
REAKSI STRES AKUT
PASCA-TRAUMA

GANGGUAN REAKSI STRES BERAT REAKSI STRES BERAT


PENYESUAIAN LAINNYA YTT
1. GANGGUAN PENYESUAIAN
Pedoman Diagnostik :
• Tidak ada kejadian, seandainya tidak
mengalami hal tersebut
• Manifestasi yang bervariasi ( Depresi,
cemas, gangguan tingkah laku campuran
& gejala tidak spesifik )
• Onset 1 bulan setelah stressor ada & tidak
melebihi 6 bulan
• Diagnosa tergantung evakluasi hubungan
antara :
2. GANGGUAN PASCA TRAUMA
a. Berat gejala
Pedoman Diagnostik :
b. Corak kepribadian / riwayat  Flash Back ( Bayangan / mimpi dari
c. Kejadian ( Stressor ) kejadian )
 Gangguan otonomik, gangguan
afek, gangguan tingkah laku (tidak
khas)
 Sequelae menahun ( lambat )
 Diagnosa dan seterusnya setelah 6
bulan kejadian traumatik
F44.
GANGGUAN DISOSIATIF (KONVERSI)

•Kehilangan (sebagian/seluruh) integrasi normal (kendali bawah sadar) antara:


- Ingatan masa lalu
- Identitas & penginderaan segera
- Kontrol terhadap gerakan tubuh
• Gangguan pada kemampuan kendali di bawah kesadaran dan kendali selektif
yang mencapai taraf yang dapat berlangsung dari hari ke hari atau bahkan jam
ke jam.
•Kriteria diagnosis:
1. Gambaran klinis seperti diatas
2. Tidak ada bukti adanya gangguan fisik
3. Bukti ada penyebab gangguan psikologis dalam bentuk hubungan waktu
yang jelas dengan problem kejadian yang “Stressfull” atau hubungan
interpersonal meskipun disangkal
MACAM GANGGUAN

GANGGUAN
GANGGUAN DISOSIATIF
AMNESIA DISOSIATIF
MOTORIK DISOSIATIF (KONVERSI)
CAMPURAN

GANGGUAN
FUGUE DISOSIATIVE KONVULSI DISOSIATIF DISOSIATIF
(KONVERSI) LAINNYA

ANASTESIA DAN GANGGUAN


STUPOR DISISIATIVE KEHILANGAN DISOSIATIF
SENSORIK DISOSIATIF (KONVERSI) YTT
AMNESIA DISOSIATIF STUPOR DISOSIATIF
•Amnesia (hilang daya ingat) • Gejala stupor (berkurang/hilang
mengenai kejadian baru yang gerakan volunter dan respons
bersifat stress/traumatik (seperti normal terhadap rangsangan luar,
kecelakaan, kesedihan dsb). kesadaran baik).
•Bingung, distress, depresi ringan. • Penyebab fisik –
• Problem/kejadian penuh stress +
FUGUE DISOSIATIF GANGGUAN TRANS DAN
• Amnesia disosiatif + KESURUPAN
• Dengan sengaja melakukan • Hilang sementara penghayatan
perjalanan tertentu melampaui akan identitas diri dan kesadaran
jarak yang biasa dilakukan sehari- terhadap lingkungannya.
hari. Perilaku seperti dikuasai pribadi
• Mampu mengurus diri yang lain, kekuatan gaib, kekuatan lain.
mendasar (makan, mandi dsb),
melakukan interaksi sosial yang KONVULSI DISOSIATIF
sederhana dengan orang lain • Seperti kejang epileptik, jarang
yang belum dikenal (bertanya, disertai lidah tergigit, luka karena
beli karcis). jatuh saat serangan, inkontinensia
urin (ngompol), tidak dijumpai
kehilangan kesadaran
F45.
GANGGUAN SOMATOFORM

• Adanya keluhan-keluhan gejala fisik yang berulang-


ulang disertai dengan permintaan pemeriksaan medik,
meskipun sudah berkali-kali terbukti hasilnya negatif.
• Penderita menyangkal dan menolak membahas
kemungkinan kaitan keluhan fisiknya dengan problem
atau konflik dalam kehidupannya.
MACAM GANGGUAN

GANGGUAN
SOMATISASI
DISFUNGSI GANGGUAN
OTONOMIK SOMATOFORM
GANGGUAN SOMATOFORM LAINNYA
SOMATOFORM TAK
TERINCI GANGGUAN NYERI
GANGGUAN
SOMATOFORM
SOMATOFORM YTT
MENETAP
GANGGUAN
HIPOKONDRIK
GANGGUAN PSIKOSOMATIK

•Kriteria diagnostik DSM-IV untuk faktor psikologis yang mempengaruhi


kondisi medis (yaitu gangguan psikosomatik) menyatakan bahwa
faktor psikologis secara merugikan mempengaruhi kondisi medis
pasien dalam salah satu dari bermacam-macam cara.
•Faktor-faktor tersebut telah mempengaruhi perjalanan kondisi medis
umum seperti yang ditunjukkan oleh hubungan temporal erat antara
faktor psikologis dan perkembangan atau eksaserbasi dari, atau
pemulihan yang lambat dari, kondisi umum.
KRITERIA DIAGNOSTIK

Terdapat suatu kondisi medis umum ( ditulis pada Aksis III)


Faktor psikologis secara merugikan mempengaruhi kondisi medis
umum dalam salah satu cara berikut:
(1) Faktor psikologis telah mempengaruhi perjalanan kondisi medis
umum seperti yang ditunjukkan oleh hubungan temporal yang erat
antara faktor psikologis dan perkembangan atau eksaserbasi dari,
atau keterlambatan penyembuhan dari, kondisi medis umum
(2) Faktor mempengaruhi terapi kondisi medis umum
(3) Faktor menyumbang risiko kesehatan tambahan bagi individu
(4) Respon psikologis yang berhubungan dengan stress mencetuskan
atau mengeksaserbasi gejala kondisi medis umum
Pilih nama berdasarkan sifat faktor psikologis (jika terdapat lebih dari
satu faktor, nyatakan yang paling menonjol
-Gangguan mental mempengaruhi kondisi medis
-Gejala psikologis mempengaruhi kondisi medis
-Sifat kepribadian atau gaya menghadapi masalah mempengaruhi
kondisi medis
-Perilaku kesehatan maladaptive mempengaruhi kondisi medis
-Respon fisiologis yang berhubungan dengan stress mempengaruhi
kondisi medis umum
-Faktor psikologis lain yang tidak ditentukan mempengaruhi kondisi
medis
KRITERIA DIAGNOSTIK (PPDGJ III)

 Ada gx bangkitan otonomik, seperti palpitasi, berkeringat,


tremor, muka panas/flushing, yang menetap dan
mengganggu.
 Gx subjektif tambahan mengacu pada system organ tertentu
( gejala tidak khas)
 Preokupasi dengan penderitaan mengenai kemungkinan
adanya gangguan yang serius dari organ tertentu
 Tak terbukti ada gangguan cukup berarti pada struktur/fungsi
dari organ yang dimaksud
ETIOLOGI
REAKSI Suatu stress kehidupan yang luar biasa yang menyebabkan reaksi stress akut
atau
STRESS AKUT Suatu perubahan penting dalam kehidupan yang menimbulkan situasi yang
tak nyaman yang berkelanjutan dengan akibat terjadi gangguan
penyesuaian.

REAKSI STRESS AKUT:


1. Harus ada kaitan waktu antara terjadinya stressor luar biasa & onset dari
gejala -> setelah beberapa menit/segera setelah kejadian
2. Gambaran gejala campuran: depresi, cemas, marah, kecewa, overaktif,
penarikan diri
3. Gejala hampir menghilang setelah 3 hari

GANGGUAN PENYESUAIAN:
• Reaksi maladaptif terhadapa stressor psikososial yang timbul biasanya
dalam 1 bulan sesudah stressor.
• Maladaptif
• Hendaya dalam fungsi sosial & pekerjaan
• Manifestasi gangguan meliputi afek depresif, anxietas, campuran
anxietas/depresif & gangguan tingkah laku. Gx hilang bila stressor hilang
atau tercapai adaptasi baru.
TERAPI

 Secara tradisional, psikoanalisis dan psikoterapi telah


digunakan untuk mengobati gangguan psikosomatik.
 Teknik modifikasi perilaku seperti terapi relaksasi otot,
biofeedback, hypnosis, pernafasan terkendali, yoga, dan
pijat.
 Tujuan terapi perilaku adalah untuk memperbaiki
keseimbangan psikosomatik.
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai