Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIM

(ANALISIS LIPID)

KP G

Kelompok5:

Dian Yustika Sari 110114487

Eveline Chintya 110114526

Ajeng Enggar S.P.110114308

Diva Amadea Nabilla 110114328

Diah Fatmala 110114519

Rahmi Firlia 110114

UNIVERSITAS SURABAYA

2014/2015
TUJUAN PERCOBAAN

Tujuan praktikum :

1.1 Uji Kualitatif


Untuk mengetahui sifat, kelarutan, dan jenis lipid dalam suatu
bahan.

1.1.1 Uji Kelarutan

Tujuan : Mempelajari sifat kelarutan lemak

1.1.2 Uji Akrolein

Tujuan : Identifikasi gliserol

1.1.3 Uji Saponin

Tujuan : Menentukan adanya saponin dalam suatu bahan dengan


terbentuknya sabun (busa)

1.1.4 Uji Ketidakjenuhan (Iod)


Tujuan : Menentukan ikatan rangkap dalam suatu bahan (asam
lemak)

1.1.5 Uji Liebermann-Burchad


Tujuan : Mengetahui adanya kolesterol dalam suatu bahan

HASIL PENGAMATAN

Hasil pengamatan uji kelarutan lemak dan asam lemak

Sampel Uji Hasil Pengamatan Kesimpulan


+alkohol panas : larut dalam mentega +
cair
+alkohol dingin : tidak larut dalam _
Mentega cair mentega cair
+kloroform : larut dalam mentega +
cair
+air suling : tidak larut dalam _
mentega cair
+alkohol panas : tidak larut dalam _
gliserol
Gliserol +alkohol dingin : larut dalam gliserol +
+kloroform : larut dalam gliserol +
+air suling : larut dalam gliserol +
+alkohol panas : larut dalam minyak +
+alkohol dingin : tidak larut dalam _
Minyak minyak
+kloroform : larut dalam minyak +
+air suling : tidak larut dalam _
minyak

Hasil pengamatan uji akrolein

Sampel Uji Hasil Pengamatan Kesimpulan


Minyak Bau menyengat +
Gliserol Bau sangat menyengat +
Asam - -
palmitat

Hasil pengamatan uji saponin

Sampel Uji Hasil Pengamatan Kesimpulan


Minyak Tidak mengeluarkan busa -
Mentega cair Mengeluarkan busa +

Hasil pengamatan uji iod

Sampel Uji Hasil Pengamatan Kesimpulan


Minyak Warna pereaksi hilang +
Mentega Warna pereaksi masih ada -

Hasil pengamatan uji Liebermann-burchad

Sampel Uji Hasil Pengamatan Kesimpulan


Minyak Mengalami perubahan warna
menjadi hijau +
Mentega Tidak mengalami perubahan warna -
Kolesterol Mengalami perubahan warna +
menjadi hijau

PEMBAHASAN

1.1.1 Uji Kelarutan

Berdasarkan hasil percobaan semua bahan tidak larut dalam air karena
semua bahan bersifat nonpolar sedangkan air bersifat polar. Kloroform
menjadi pelarut sempurna untuk semua bahan karena merupakan pelarut
organik (nonpolar). Alkohol panas dapat melarutkan gliserol meskipun
alkohol bersifat polar tetapi karena suhu panas alkohol dapat melarutkan
sebagian lemak dan minyak. Alkohol dingin melarutkan gliserol, karena
gliserol yang memiliki 3 gugus hidroksl sehingga bersifat cenderung polar
dan seharusnya tidak larut dalam alkohol dingin karena sifatnya yang
nonpolar .

Pada praktikum kami, mentega cair yang ditambahkan alkohol panas


menjadi larut, seharusnya mentega cair yang ditambahkan alkohol tidak
menjadi larut (tidak larut). Gliserol yang ditambahkan pada alkohol panas
menjadi tidak larut, seharusnya jika ditambahkan alkohol panas, menjadi
larut. Gliserol yang ditambahkan pada alkohol dingin menjadi larut,
seharusnya jika ditambahkan alkohol dingin menjadi tidak larut. Begitu
pula dengan minyak, jika minyak ditambahkan dengan alkohol panas
menjadi larut, seharusnya jika ditambahkan dengan alkohol panas
menjadi tidak larut.
Gambar 1. Reaksi dalam uji kelarutan lipid

1.1.2 Uji Akrolein

Gliserol dalam bentuk bebas atau yang terdapat dalam bentuk


lemak/minyak bila mengalami dehidrasi ke dalam bentuk aldehid tidak
jenuh akan membentuk aldehid akrilat atau akrolein (CH2=CHCHO) yang
berciri khas berbau menyengat. Penambahan pereaksi KHSO 4 pada uji
akrolein berfungsi untuk mengkatalisis gliserol yang ada dalam sampel
dan menarik air, sedangkan pemanasan dengan api yang kecil untuk
menghilangkan keberadaan air dalam larutan.

Minyak bersifat lemak tidak jenuh dan bila dibandingkan memang


margarine memiliki sifat lemak jenuh. Hal ini karena minyak mempunyai
ikatan rangkap yang banyak sehingga molekul Iod yang dibutuhkan
banyak untuk dapat bereaksi adisi dengan minyak. Sedangkan untuk
margarine tidak membutuhkan molekul iodium yang banyak karena tidak
ada ikatan rangkap sehngga dikelompokkan dalam golongan asam lemak
jenuh. Semakin banyak ikatan rangkap pada lemak semakin banyak pula
iod yang dibutuhkan untuk mengadisi ikatan rangkap tersebut. Komposisi
asam lemak trigliserida terdiri atas asam lemak yang tidak jenuh memiliki
ikatan rangkap dan asam lemak tak jenuh yang memiliki satu atau lebih
ikatan rangkap.

a. Minyak

Minyak kelapa bila dihidrolisis akan terlebih dahulu diubah menjadi


gliserol dan asam lemak bebas, lalu gliserol menjadi akrolein yang
menyebabkan terjadinya bau.

b. Gliserol

Gliserol apabila terhidrasi akan langsung diubah menjadi akrolein


sehingga bau yang lebih menyengat.
Pada praktikum kami, jika KHSO4 ditambahkan dengan minyak akan
menghasilkan bau menyengat(+) maka pada penambahan minyak
mengandung gliserol. Demikian pula, dengan penambahan gliserol, maka
hasil yang dihasilkan menghasilkan bau yang sangat menyengat (+++)
maka ini mengandung gliserol.

Gambar 2. Reaksi dalam uji akrolein

1.1.3 Uji Saponin

saponin adalah golongan senyawa glikosida yang mempunyai struktur


steroid dan mempunyai sifat-sifat khas dapat membentuk larutan koloidal
dalam air dan membuih bila dikocok. Selain memiliki aktivitas antibakteri
dan anti jamur, saponin juga memiliki sifat yaitu aktivitas yang
berhubungan dengan kanker seperti sitotoksik, antitumor, antimutagen,
dan yang menyangkut aktivitas antialergenik, antivirus, antidiabetes, dan
antifungi (Lacaille-Dubois dan Wagner, 1996 dalam Tania 2011). Uji ini
digunakan untuk menentukan adanya saponin dalam suatu bahan dengan
terbentuknya sabun/busa. Bila lipid dipanaskan dalam alkali akan terlepas
asam lemak dan gliserol. Alkali berikatan ester membentuk sabun yang
berbusa bila dikocok dengan air. Pada uji ini, digunakan sampel minyak
dan mentega cair. Sampel minyak yang diuji menunjukkan hasil yang
negatif (-) karena tidak membentuk buih. Pada sampel mentega cair
menunjukkan hasil adanya buih, hal ini berarti mentega cair positif (+)
mengandung saponin.

a. Minyak
Pada penambahan larutan KOH alkohol menghasilkan hasil uji
yang tidak mempunyai busa dan hilang dengan penambahan HCl
2 N, maka pada minyak

b. Mentega cair
Pada penambahan larutan KOH alkohol menghasilkan uji yang
mempunyai busa dan tidak hilang dengan penambahan HCl 2 N

Gambar 3. Reaksi dalam uji saponin

1.1.4 Uji Ketidakjenuhan (Iod)

Asam lemak jenuh dapat dibedakan dari asam lemak tidak jenuh dengan
cara melihat strukturnya. Asam lemak tidak jenuh memiliki ikatan ganda
pada gugus hidrokarbonnya. Reaksi positif ketidakjenuhan asam lemak
ditandai dengan timbulnya warna merah asam lemak, lalu warna kembali
lagi ke warna awal kuning bening.

Pereaksi iod huble akan mengoksidasi asam lemak yang mempunyai


ikatan rangkap pada molekulnya menjadi berikatan tunggal. Warna
pereaksi yang hilang selama reaksi menunjukkan bahwa asam lemak tak
jenuh telah mereduksi pereaksi iod huble.

Cara membuat pereaksi Iod Hubl adalah larutkan 26g iodin dalam 500mL
alkohol (95%) dan larutkan 30g HgCl dalam 500mL alkohol 95%.
Campurkan kedua larutan tersebut saring bila perlu.

Minyak bersifat lemak tidak jenuh dan bila dibandingkan memang


margarine memiliki sifat lemak jenuh. Hal ini karena minyak mempunyai
ikatan rangkap yang banyak sehingga molekul Iod yang dibutuhkan
banyak untuk dapat bereaksi adisi dengan minyak. Sedangkan untuk
mentega tidak membutuhkan molekul iodium yang banyak karena tidak
ada ikatan rangkap sehngga dikelompokkan dalam golongan asam lemak
jenuh. Semakin banyak ikatan rangkap pada lemak semakin banyak pula
iod yang dibutuhkan untuk mengadisi ikatan rangkap tersebut. Komposisi
asam lemak trigliserida terdiri atas asam lemak yang tidak jenuh memiliki
ikatan rangkap pada gugus hidrokarbonnya dan asam lemak jenuh yang
memiliki satu atau lebih ikatan rangkap pada ikatan tunggal
hidrokarbonnya.

a. Minyak
Memiliki ikatan rangkap yang banyak dan membutuhkan Iod
yang banyak untuk dapat beradisi dengan minyak dan termasuk
golongan asam lemak tidak jenuh.

b. Mentega
Tidak memiliki ikatan rangkap yang banyak sehingga tidak
membutuhkan iod yang banyak dan termasuk golongan asam
lemak jenuh.

Pada praktikum kami, penambahan Iod pada minyak menghasilkan ikatan


rangkap, sehingga minyak (+) mengandung asam lemak tidak jenuh.
Sedangkan pada penambahan Iod dalam mentega tidak menghasilkan
ikatan rangkap sehingga tergolong asam lemak jenuh, seharusnya
mentega (+) mengandung asam lemak tidak jenuh.

Reaksi positif ketidak jenuhan asam lemak ditandai dengan timbulnya


warna merah ketika iod Hubl diteteskan ke asam lemak, lalu warna
kembali lagi ke warna awal kuning bening. Warna merah yang kembali
pudar menandakan bahwa terdapat banyak ikatan rangkap pada rantai
hidrokarbon asam lemak.
Gambar 4. Reaksi dalam uji ketidakjenuhan (Iod)

1.1.5 Uji Liebermann-Burchad


Mekanisme yang terjadi dalam uji ini adalah ketika asam sulfat
ditambahkan ke dalam campuran yang berisi kolesterol, maka
molekul air berpindah dari gugus C3 kolesterol, kolesterol kemudian
teroksidasi membentuk 3,5-kolestadiena. Produk ini dikonversi
menjadi polimer yang mengandung kromofor yang menghasilkan
warna hijau. Warna hijau ini menandakan hasil yang positif
(WikiAnswers 2008). Reaksi positif uji ini ditandai dengan adanya
perubahan warna dari terbentuknya warna pink kemudian menjadi
biru-ungu dan akhirnya menjadi hijau tua akibat pembentukan
polimer tak jenuh.

a. Minyak
b. Mentega
c. Kolesterol

Gambar 5. Reaksi dalam uji Lieberman Burchard


KESIMPULAN

Pada uji kualitatif ada beberapa macam uji yang dilakukan, kesimpulan
dari masing-masing uji yaitu :

1.1.1 Uji Kelarutan


LAMPIRAN

1. Uji Kelarutan

2. Uji Akrolein

3. Uji Saponin

4. Uji Ketidakjenuhan (Iod)

5. Uji Libermann-Burched
DAFTAR PUSTAKA

Lehninger, A.L. 1982. Dasar-Dasar Biokimia Jilid I. Jakarta:


Erlangga.
Bintang Maria. 2010. Biokimia Teknik Penelitian. Jakarta :
Erlangga.
Http://biokimia93.blogspot.com
http://www.academia.edu/8147053/KUALITATIF_LIPID
http://www.academia.edu/9702781/Biokimia_LipiD
http://www.academia.edu/9382641/BIOKIMIA_GIZI_ANALISIS_LIPID

Anda mungkin juga menyukai