Anda di halaman 1dari 6

Percobaan II

Uji Penyabunan, Uji Gliserol dan Uji Kolesterol Pada Lemak

A.TUJUAN
1. Mengetahui proses terbentuknya sabun oleh senyawa lemak
2. Mengetahui karakteristik bau pada senyawa lemak
3. Mengetahui reaksi yang terbentuk pada saat kolesterol diuji dengan metode
Liebermann-Burchad

B.DASAR TEORI
Garam asam lemak biasanya disebut sabun. Daya pembersih sabun bertumpu pada
sifat amfipatrik molekul sabun. Dengan ion Ca++ dan Mg++ sabun dapat membentuk garam
Ca atau Mg yang mengendap. Oleh karena itu, apabila dalam air terdapat ion-ion tersebut
atau yang disebut air sadah. Sabun mempunyai sifat dapat menurunkan tegangan permukaan
air. Hal ini tampak dari timbulnya busa apabila sabun dilarutkan dalam air dan diaduk. Asam
lemak tak jenuh mudah mengadakan reaksi pada ikatan rangkapnya. Dengan gas hidrogen
dan katalis Ni dapat terjadi reaksi hidrogenasi, yaitu pemecahan ikatan rangkap menjadi
ikatan tunggal. Proses hidrogenasi ini mempunyai arti penting karena dapat mengubah asam
lemak yang cair menjadi asam lemak padat. Ini adalah salah satu proses pada pembuatan
margarin dari minyak kepala sawit.
Lemak netral disebut juga asilgliserol atau gliserida. Lemak ini merupakan komponen
utama lemak simpanan pada sel-sel hewan dan tumbuhan, terutama pada jaringan adipose
vertebrata. Sifat-sifat fisik lemak netral mencerminkan susunan asam lemak dari lemak.
Sebagai dalil umum adalah titik lebur suatu asam lemak berkurang dengan bertambahnya
ketidakjenuhan dan berkurangnya bobot molekulernya. Dengan proses hidrolisis lemak akan
terurai menjadi asam lemak gliserol. Proses ini dapat berjalan dengan menggunakan asam,
basa, atau enzim tertentu. Proses hidrolisis yang menggunakan basa menghasilkan gliserol
dan garam asam lemak atau sabun. Oleh karena itu, proses hidrolisis yang menggunakan basa
disebut proses penyabunan.
Kolesterol merupakan lemak darah yang disintesis di hati serta ditemukan dalam sel
darah merah, membran sel, dan otot. Kira-kira sebanyak 70% kolesterol diesterifikasi dalam
kombinasi dengan asam lemak, serta 30% dalam bentuk bebas. Kolesterol digunakan tubuh
untuk membentuk garam empedu sebagai fasilitator pencernaan lemak dan untuk
pembentukan hormone oleh kelenjar adrenal, ovarium, dan testis. Kolesterol serum
digunakan sebagai indicator penyakit arteri coroner dan aterosklerosis. Nilai normal
kolesterol < 200 mg/dL. Apabila kolesterol direaksikan dengan asam asetat anhidrid dan
asam sulfat pekat dalam lingkungan bebas air, maka akan terbentuk warna hijau-biru yang
intens akibat pembentukan polimer hidrokarbon tak jenuh.

C.ALAT DAN BAHAN

ALAT :
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Pipet tetes
4. Gelas beaker
5. Pemanas spritus

BAHAN
1.Pelarut:
a. Aseton
b. Etanol
c. Kloroform
d. Eter
2.Sampel uji berupa minyak goreng dan margarine
3.Bahan Uji Kolesterol berupa lemak sapi dan lemak ayam
4.Air
5.KOH
6. NaOH
7. KHSO4
8. Kloroform
9. Larutan asam asetat anhidrid
10. Larutan H2SO4 pekat

D.CARA KERJA

1. Uji penyabunan lemak


a. Siapkan 2 tabung reaksi, masukkan 4-5 tetes sampel yang akan diuji
b. Tambahkan air sebanyak 3 Ml
c. Masukkan KOH 1 mL
d. Panaskan campuran tersebut sampai mendidih selama 1-2 menit
e. Kocok dan amati pembentukan busa
f. Ulangi tahapan a sampai e dengan mengganti larutan KOH menjadi NaOH

2. Uji Gliserol
a. Siapkan 2 tabung reaksi, masukkan KHSO 4 setinggi 0,5 cm kedalam dua tabung
reaksi
b. Tambahkan 5 tetes sampel yang akan diuji pada tabung reaksi (jika senyawa lemak
berbentuk padat maka jumlahnya kira-kira sama dengan KHSO4)
c. Tambahkan lagi KHSO4 dan panaskan dengan hati-hati
d. Amati dan cium baunya.

4.Uji Kolesterol
a. Larutkan sedikit kolesterol menggunakan kloroform hingga larut
b. Tambahkan 10 tetes asam asetat anhidrid dan 2 tetes H2SO4 pekat
c. Kocok perlahan-lahan dan biarkan beberapa menit
d. Amati perubahan warna yang terjadi.
HASIL PENGAMATAN

1. Uji penyabunan
Sampel Pembentukan busa dengan Pembentukan busa dengan
penambahan KOH penambahan NaOH
Lemak ayam Endapan kuning, sangat Endapan putih, sangat
sedikit terbentuk busa (+) keruh, sangat sedikit
terbentuk busa (+)
Lemak sapi Busa berwarna kuning, agak Endapan kuning-putih,
keruh, sedikit terbentuk sangat keruh, sangat sedikit
busa (+) terbentuk busa (+)
Minyak goreng Busa berwarna kuning (+++) Agak keruh, terbentuk busa
(++)
Margarin Agak keruh, terbentuk busa keruh, terbentuk busa (++)
(++)

2. Uji gliserol
Sampel Tingkat bau
Lemak +
ayam
Lemak +
sapi
Minyak ++
goreng
Margari ++
n
3. Uji kolesterol
Sampel Warna dan
tingkat
intensitasnya
Lemak ayam Berwarna
orange (+),
terdapat
sedikit
endapan
putih
Lemak sapi Berwarna
orange (+),
terdapat
endapan
berwarna
putih di
bagian atas
(++)
Minyak goreng Berwarna
orange agak
kehitaman
(+), terdapat
gumpalan
kuning
Margarin Berwarna
orange (+),
terdapat
endapan
berwarna
putih di
bagian atas
(+)
PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini yaitu membahas tentang uji lemak, dalam uji lemak ada
beberapa uji yaitu uji penyabunan , uji gliserol dan uji kolesterol .

1. Uji penyabunan
Yang pertama yaitu uji penyabunan, pada uji ini menggunakan sampel minyak
goreng, margarne , lemak ayam dan lemak sapi dengan pelarut KOH dan NaOH .
degan hasil uji positif karena pada hasil terdapat busa atau buih . Reaksi penyabunan
merupakan reaksi hidrolisislemak/minyak dengan menggunakan basa kuat seperti
NaOH atau KOH sehingga menghasilkan gliserol dan garam asam lemak atau
sabun.Sabun dihasilkan oleh proses saponifikasi, yaitu hidrolisis lemak menjadi asam
lemak dan gliserol dalam kondisi basa Untuk menghasilkan sabun yang keras
digunakan NaOH, sedangkan untukmenghasilkan sabun cair digunakan KOH.
Perbedaan antara sabun keras dan sabun lunak jika dilihat dari kelarutannya dalam air
yaitu sabun keras bersifat kurang larut dalam air jika dibandingkan dengan sabun
lunak.

2. Uji gliserol
Pada uji griserol saat masing – masing tabung reaksi yang berisi lemak
ayam,lemak sapi,minyak dan margarin ditambahkan beberapa ml larutan KHSO4
sebagian besar tidak mengalami perubahan warna. Apabila gliserol dicampur dengan
KHSO4 dan dipanaskan akan timbul bau yang tajam khas seperti bau lemak yang
terbakar yang disebabkan oleh terbentuknya akrilaldehida atau akrolein. Oleh karena
timbulnya bau yang tajam itu, akrolein mudah diketahui dan reaksi ini telah
mengandung gliserol seperti minyak dan lemak.Penambahan pereaksi KHSO4,
bertujuan untuk mengkatalisis gliserol yang mungkin ada dalam larutan senyawa
lemak. Selanjutnya, pemanasan tabung dengan api yang kecil dimaksudkan supaya
dehidrasi terjadi dan akrolein aldehid yang terbentuk memiliki karakteristik bau.
Reaksi antara gliserol dan KHSO4 akan menghasilkan akrolein, reaksinya adalah :
CH2 CH2 │ │ CHOH + KHSO4 ─→ CH + 2 H2O │ │ CH2OH ↑ CHO (Gliserol)
(api) (Akrolein) Hasil uji akrolein menunjukkan bahwa semua bahan yang diuji
memberikan bau yang tajam yang diidentifikasi oleh praktikan sebagai bau akrolein.
Pada teorinya, hanya gliserol dalam bentuk bebas atau yang terikat berupa senyawa
yang akan membentuk akrolein, sedangkan asam-asam lemak tidak. Dalam percobaan
ini asam lemak seperti gliserol, mentega dan minyak memberikan hasil uji positif dan
memiliki bau akrolein.Pada lemak ayam dan lemak sapi hasil uji positif dan memiliki
bau.

3. Uji kolesterol
Pada percobaan ini, kita ingin membuktikan adanya sterol (kolesterol) dalam
suatu bahan.Pada percobaan ini digunakan asam asetat anhidrid, kloroform. Adapun
hasil yang diperoleh dari percobaan ini ialah minyak kelapa yang ditambahkan
dengan kloroform mengalami perubahan warna Berwarna orange agak kehitaman
terdapat gumpalan kuning, pada lemak ayam mengalami perubahan warna Berwarna
orange dan terdapat sedikit endapan putih, pada percobaan lemak sapi terjadi
perubahan warna Berwarna orange dan terdapat endapan berwarna putih di bagian
atas, dan pada percobaan margarin terdapat perubahan warna Berwarna orange dan
terdapat endapan berwarna putih di bagian atas Menurut teori yang ada, minyak
kelapa dan margarine yang direaksikan dengan pereaksi kloroform mengalami
perubahan warna Berwarna orange agak kehitaman menunjukan hasil negatif karena
minyak dan margarin hal ini di karenakan minyak dan margarin merupakan lemak
nabati. Dan pada peroses uji lemak ayam dan lemak sapi dengan preaksi kloroform
mengalami perubahan warna Berwarna orange dan terdapat endapan berwarna putih
di bagian atas menunjukkan hasil positif di karenakan lemak ayam dan lemak sapi
merupakan lemak hewani. Kenapa pada minyak dan margarin menghasilkan negatif
hal ini di sebabkan minyak dan margarin merupakan lemak nabati, sedangkan
kolesterol tidak terkandung dalam tumbuh – tumbuhan, tetapi hanya terkandung
dalam hewan dan manusia

KESIMPULAN

Percobaan penyabunan prinsip kerjanya yaitu bila alkali bergabung dengan asam
lemak akan menbentuk sabun, yang dapat berfungsi sebagai emulgator. Setiap bahan yang di
uji menghasilkan bau yang berbeda – beda minyak dan margarin menghasilkan negatif hal ini
di sebabkan minyak dan margarin merupakan lemak nabati, sedangkan kolesterol tidak
terkandung dalam tumbuh – tumbuhan, tetapi hanya terkandung dalam hewan dan manusia.

DAFTAR PUSTAKA

 Ganong, W. F. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 22. Jakarta: EGC.


 Hartono, A. 2006. Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit. Edisi 2. EGC. Jakarta.
 Madja. (2007). Lemak Dalam Tubuh. Diakses pada tanggal 19 Oktober 2013
dari http://madja.wordpress.com/2015/05/02 lemak-dalam-tubuh.
 Marks, Dawn B, Allan D Marks and Collen M. Smith. 2000. Biokimia
Kedokteran Dasar Sebuah Pendekatan Klinis. EGC. Jakarta
 Ritter, P. (1996). Biochemistry. Brooks Publishers Company, California.

Anda mungkin juga menyukai