lipid
260110140094 Syifa Khairunnisa
260110140095 Fami Fatwa
260110140096 Nadia Wirvani
260110140097 Destiana Purnama
260110140098 Rudy Suseno
260110140099 Nadiya Putri Liya
260110140100 Ainani Tajriyani
260110140101 Rizky Azizah
Definisi
• Lemak (Lipid) adalah zat organik hidrofobik yang bersifat sukar larut dalam air.
Namun lemak dapat larut dalam pelarut organik seperti kloroform,eter dan
benzen. Unsur penyusun lemak antara lain adalah
Karbon(C),Hidrogenn(H),Oksigen(O) dan kadang-kadang Fosforus(P) serta
Nitrogen(N).
• Berdasarkan struktur kimianya :
• a. Lemak sederhana (lemak & minyak)
• b. Lemak majemuk (fosfolipid dan lipoprotein)
• c. Lemak turunan (derivat lemak) asam lemak dan sterol
UJI KETENGIKAN
Minyak dicampurkan dengan HCl
HCl yang ditambahkan akan
menyumbangkan ion-ion hidrogennya
Kertas saring dicelupkan ke larutan yang dapat memecah unsur lemak
floroglusinol (penampak bercak) sehingga terbentuk lemak radikal
bebas dan hidrogen radikal bebas.
Kedua bentuk radikal ini bersifat
Kertas digantungkan di dalam erlenmeyer sangat reaktif dan pada tahap akhir
yang berisi minyak oksidasi akan dihasilkan peroksida
Serbuk CaCO3 dimasukkan ke dalam
erlenmeyer dan segera ditutup.
• Bilangan Peroksida
• Jumlah Karbonil
Uji • Oksigen aktif
Ketengikan
• Uji Asam Tiobarbiturat
• Uji Oven Schaal
Bilangan
Peroksida Oksigen Aktif Uji Oven Schaal
Bilangan peroksida Oksigen aktif dihitung dengan Uji oven schaal sering
ditentukan berdasarkan cara melewatkan udara dengan dilakukan pada industri
jumlah iodin yang keadaan tertentu pada lemak biskuit. Bahan dimasukkan
dibebaskan setelah lemak yang dipanaskan pada suhu tetap dalam gelas bersih dengan
atau minyak ditambahkan KI. 100°C. Kemudian diukur waktu tutup yang agak longgar
Lemak direaksikan dengan yang diperlukan sampai supaya udara masih bisa
KI dalam pelarut asam asetat dihasilkan 20 miliekuivalen masuk. Kemudian
dan kloroform (2:1), peroksida. Cara ini sering dipakai dipanaskan sampai 65°C.
kemudian iodin yang untuk menentukan keadaan awal Dalam selang waktu tertentu
berbentuk ditentukan dengan lemak dengan atau tanpa diukur bau dan rasanya
titrasi memakai Na2S2O3. antioksidan.
Uji Asam
Jumlah Karbonil
Tiobarbiturat
Jumlah karbonil ditentukan tidak
Uji asam tiobarbiturat dipakai untuk
secara langsung dengan
menentukan adanya ketengikan.
menambahkan senyawa tertentu yang
Lemak yang tengik akan bereaksi
dengan karbonil membentuk warna,
dengan asam tiobarbiturat akan
lalu dititrasi. Cara Kreiss memakai
menghasilkan warna merah. Intensitas
pereaksi floroglusinol, dan cara
warna menunjukkan derajat
Lappin Clark memakai pelarut 2,4-
ketengikan.
dinitrofenilhidrazin.
UJI SALKOWSKI
Uji Salkowski merupakan uji kualitatif yang dilakukan untuk mengidentifikasi
keberadaan kolesterol.
Kolesterol dilarutkan dengan kloroform anhidrat lalu dengan volume yang sama
ditambah asam sulfat.
Asam sulfat berfungsi sebagai pemutus ikatan ester lipid. Apabila dalam sampel
tersebut terdapat kolesterol, maka lapisan kolesterol di bagian atas menjadi berwarna
merah dan asam sulfat terlihat berubah menjadi kuning dengan warna fluoresens hijau.
(Pramarsh, 2008)
UJI LIEBERMAN
BUCHARD
Prinsip uji ini adalah mengidentifikasi adanya kolesterol dengan penambahan asam
sulfat ke dalam campuran.
1. Sebanyak 10 tetes asam asetat dilarutkan ke dalam larutan kolesterol dan kloroform
(dari percobaan Salkowski).
2. Asam sulfat pekat ditambahkan
3. Tabung dikocok perlahan dan dibiarkan beberapa menit.
Mekanisme yang terjadi dalam uji ini adalah ketika asam sulfat
ditambahkan ke dalam campuran yang berisi kolesterol, maka
molekul air berpindah dari gugus C3 kolesterol, kolesterol kemudian
teroksidasi membentuk 3,5-kolestadiena. Produk ini dikonversi
menjadi polimer yang mengandung kromofor yang menghasilkan
warna hijau. Warna hijau ini menandakan hasil yang positif. Reaksi
positif uji ini ditandai dengan adanya perubahan warna dari
terbentuknya warna pink kemudian menjadi biru-ungu dan akhirnya
menjadi hijau tua.
UJI AKROLEIN
Dalam uji ini terjadi dehidrasi gliserol dalam bentuk bebas atau dalam lemak/minyak
menghasilkan aldehid akrilat atau akrolein.
Uji akrolein digunakan untuk menguji keberadaan gliserin atau lemak. Ketika lemak
dipanaskan setelah ditambahkan agen pendehidrasi (KHSO4) yang akan menarik air, maka
bagian gliserol akan terdehidrasi ke dalam bentuk aldehid tidak jenuh atau dikenal sebagai
akrolein (CH2=CHCHO) yang memiliki bau seperti lemak terbakar dan ditandai dengan
asap putih
UJI
KUANTITATIF
LEMAK
Dalam analisis lemak, sulit untuk melakukan
ekstraksi lemak secara murni. Hal itu disebabkan
pada waktu ekstraksi lemak dengan pelarut
lemak, seperti phospholipid, sterol, asam lemak
bebas, pigmen karotenoid, dan klorofil. Oleh
karena itu, hasil analisis lemak ditetapkan sebagai
lemak kasar.
Metode Soxhlet
• Merupakan metode ekstraksi kering
• Menggunakan pelarut anhidrat (bebas air)
Prinsip Analisis
• Ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya sehingga
terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstan dengan adanya
pendingin balik.
• Berat lemak diperoleh dengan cara memisahkan lemak dengan pelarutnya.
Ditimbang sampel 2-5
Didinginkan labu lemak
Disiapkan labu lemak Dikeringkan labu lemak gram dalam
selama 15 menitdalam
yang sesuai denganalat dalam oven pada suhu kertassaring, ditmbel,
desikator, dan
ekstraksi soxhlet 105°C selama 30 menit diikat dengan kapas
ditimbang
wol bebas lemak
Prosedur
Pelarut disulingkan,
labu lemak diangkatdan Didinginkan dalam
dikeringkan dalam oven desikator selama
pada suhu105°C 30menit dan ditimbang
sampai berat konstan
Perhitungan
•
Keuntungan
Metode ini dapat digunakan untuk sampel yang lunak
dan yang tidak tahan terhadap pemanasan
secara langsung, menggunakan pelarut
yang lebih sedikit, dan pemanasan dapat diatur
sederhana dan mempunyai ketepatan yang baik (Harper
et al., 1979).
Kerugian
Metode ini dapat menyebabkan reaksi penguraian oleh panas karena
pelarut yang didaur ulang dan secara terus-menerus dipanaskan, kemudian
jumlah total senyawa-senyawa yang diekstraksi akan melampaui
kelarutannya dalam pelarut tertentu sehingga dapat mengendap dalam
wadah dan membutuhkan volume pelarut yang lebih banyak untuk
melarutkannya, dan metode ini tidak cocok digunakan untuk pelarut dengan
titik didih yang terlalu tinggi, seperti metanol atau air, karena seluruh alat
yang berada di bawah kondensor perlu berada pada temperatur ini untuk
pergerakan uap pelarut yang efektif (Harper et al., 1979).
Metode Babcock
Ekstraksi lemak dengan pelarut nonpolar setelah sampel
dihidrolisis dalam suasana asam untuk membebaskan
lemak yang terikat (Harper et al., 1979).
Metode Babcock
Prinsip Analisis
• Penentuan volume lemak sampel cair dengan proses pelarutan sampel pada pelarut organik.
• H2SO4 pekat ditambahkan pada sampel (dairy products), dalam botol Babcock.
• Asam menguraikan protein, menghasilkan panas, melepaskan lemak.
• Lemak dipisahkan dengan penambahan air panas dan sentrifugasi.
• Volume lemak dapat diketahui langsung pada botol Babcock.
Mekanisme
Asam sulfat dicampur dengan susu, yang akan mendigesti
protein, menghasilkan panas dan merusak lapisan yang
mengelilingi droplet lemak, sehingga melepaskan lemak.
Metode Folch
lapisan bawah yang
mengandung lemak
Sampel sebanyak 5 mL Larutan dimasukkan kedalam
dipisahkan dari lapisan
dimasukak ke dalam 20 mL corong pisah, digojog
atasnya kemudian
larutan khloroform-metanol hingga terbentuk dua
ditampung pada cawan petri
1:1 v/v lapisan,
kosong yang telah diketahui
beratnya
. Larutan kembali dishaker disimpan pada oven suhu
kemudian dicampur dengan selama 2 jam, setelah itu 40°C selama 24 jam.
shaker pada kecepatan 150 larutan disentrifuge dengan Setelah 24 jam cawan petri
mot/mnt selama 2 jam kecepatan 10000 g selama dikeluarkan dari oven dan
2 menit. ditimbang (berat total)