Anda di halaman 1dari 3

PEMBAHASAN KASAR UJI KUALITATIF LIPID

SAMPEL MINYAK CURAH, MINYAK KEMASA (ROSE BRAN), MENTEGA


(BLUEBAND), MARGARIN (ANCHOR)

Minyak curah atau minyak goreng curah adalah produk turunan dari minyak kelapa sawit
yang tidak murni dan dijual kepada konsumen dalam kemasan plastik tanpa merek atau label.
Meski hanya produk turunan, tetapi minyak goreng curah sudah melalui tahap pemurnian,
pemutihan, serta penghilangan bau. Namun secara kualitas memang tidak bisa disamakan
dengan minyak kemasan karena dalam minyak goreng curah ada kandungan asam lemak
yang lebih tinggi yang menyebabkan minyak ini lebih mudah rusak. Sementara minyak
kemasan adalah produk turunan dari minyak kelapa sawit yang dijual kepada konsumen
dalam kemasan dengan merek atau label (Chairunnisa, 2013).
Mentega adalah produk yang dibuat dari bahan utama krim atau susu sapi, kambing, atau
domba. Mentega juga dikenal dengan nama butter. Margarin adalah produk yang dibuat dari
minyak sayur (lemak nabati) dan dicampur dengan pengemulsi serta bahan-bahan lain
sehingga teksturnya lebih padat dari mentega.
Lemak dan minyak adalah salah satu kelompok golongan lipid, yaitu suatu senyawa
organik yang terdapat dialam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik
non polar, misalnya eter (ROR), klorofom (CHCl3), benzene dan hidrokarbon lainnya, lemak
dan minyak dapat larut dalam pelarut yang disebutkan di atas karena lemak dan minyak
mempunyai polaritas yang sama dengan pelarut tersebut (Herlina, 2009).
Pada praktikum yang telah dilakukan bertujuan untuk mendeteksi keberadaan lipid dan
mengetahui zat yang mampu melarutkan lipid, serta ketidakjenuhan lipid. Sampel yang
digunakan dalam percobaan ini menggunakan sampel minyak curah tanpa merek, minyak
kemasan merek Rose Brand, mentega merek blueband , dan margarin merek Anchor.
Untuk mendeteksi keberadaan lipid menggunakan pereaksi Sudah IV. Adanya
keberadaan lipid akan membentuk endapan pada kertas cakram (Girindra, 1986). Namun,
dalam percobaan ini tidak dilakukan karena tidak tersedianya pereaksi Sudan IV.
Untuk mengetahui zat yang mampu melarutkan lipid menggunakan beberapa pelarut
yaitu akuades, alkohol 96%, eter, kloroform, dan natrium karbonat (Na 2CO3). Sampel yang
diuji meliputi minyak curah tanpa merek, minyak kemasan merek Rose Brand, mentega
merek blueband , dan margarin merek Anchor
Pada sampel minyak kemasan merek Rose Brand dan minyak curah tanpa merek ketika
dicampurkan dengan akuades membentuk 2 fase (tidak larut), dengan alkohol 96%
terdapatnya gelembung kecil dan larut sebagian, dengan eter larut membentuk 1 fase, dengan
kloroform larut membentuk 1 fase berwarna lebih terang daripada eter, dan dengan Na 2CO3
membentuk dua fase atau tidak larut. Hasil percobaan tersebut sesuai dengan literatur yang
menyatakan bahwa lemak dan minyak tidak larut dalam air kerena perbedaan kepolaran,
tetapi sedikit larut dalam alkohol 96% karena bersifat semipolar dan larut sempurna dalam
pelarut organic seperti eter, kloroform, aseton, benzene, atau pelarut nonpolar lainnya.
Minyak atau lemak dalam soda Na 2CO3 membentuk emulsi yang stabil karena asam lemak
yang bebas dalam larutan lemak bereaksi dengan soda membentuk sabun (Poedjiadi &
Supriyanti, 2009) Namun, dalam percobaan yang telah dilakukan pada minyak kemasan
terbentuk 2 fase hal ini dimungkinkan karena konsentrasi Na 2CO3 yang kecil atau
pengocokkan yang kurang kuat.
Hasil pengamatan yang terdapat pada minyak curah dan minyak kemasan diperoleh hasil
yang tidak berbeda. Hanya saja kelarutan dalam minyak curah lebih tinggi hal ini
dimungkinkan karena adanya kandungan asam lemak yang lebih tinggi yang menyebabkan
minyak curah lebih mudah rusak.
Pada sampel mentega merek Blueband, dan margarin merek Anchor. Sampel
dicampurkan dengan pelarut akuades pada mentega membentuk 2 fase (tidak larut) sementara
margarin membentuk 1 fase. Pada pelarut alkohol 96% mentega membentuk dua fase dan
margarin membentuk emulsi. Pada pelarut eter, mentega dan margarin membentuk 1 fase
(larut), pada pelarut kloroform, margarin membentuk 1 fase dan mentega membentuk 2 fase,
dan pada pelarut Na2CO3, pada mentega membentuk 2 fase sedangkan pada margarin
membentuk 1 fase.

Berdasarkan data yang diperoleh, terdapat beberapa yang sesuai dengan teori namun
pada sampel metega pelarut kloroform akan terbentuk 1 fase, pada sampel margarin pelarut
akuades akan terbentuk 2 fase, pada sampel mentega pelarut Na2CO3 akan terbentuk 1 fase.
Ketidakseusian dengan teori dimungkinkan karena kesalahan praktikan dalam menempel
label, penambahan pelarut yang tidak proporsional, atau pengkocokan larutan yang tidak
kuat.
Uji ketidakjenuhan bertujuan untuk mengidentifikasi lipid dan sampel yang digunakan
merupakan asam lemak jenuh atau asam lemak tak jenuh. Dapat dikatan pula, untuk
mengidentifikasi lipid yang sudah tengik dengan yang tidak tengik yang disebabkan oleh
oksidasi lipid (Mamuja 2017). Pada uji ketidakjenuhan digunakan pereaksi bromin yang
digunakan untuk mengadisi ikatan rapkap yang terdapat dalam sampel yang mengandung
asam lemak jenuh sehingga dihasilkan ikatan tunggal. Ikatan rangkap yang terdapat pada
gugus karbon dari asam lemak tak jenuh sementara pada asam lemak jenuh hanya terdapat
ikatan tunggal pada gugus karbonnya. Sebelum diberikan bromin, dilarutkan dulu dengan
kloroform sebab memiliki keasamaan sifat kepolaraan. Hasil positif dari uji ini ditunjukkan
dengan terbentuknya larutan berwarna kuning. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan,
bromin yang dibutuhkan untuk sampel minyak curah, minyak kemasan merek Rose Brand,
mentega merek Blueband, dan margarin merek Anchor berturut-turut sebesar (13 ; 13 ; 15 ;
15) tetes. Dari data yang diperoleh dapat dikategorikan bahwa sampel yang digunakan
termasuk dalam asam lemak tak jenuh.

REFERENSI
Girindra, A. 1986. Biokimia I. Gramedia. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai