0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
32 tayangan11 halaman
Praktikum ini membahas karakteristik lemak dan minyak dengan melakukan beberapa tes seperti warna, aroma, kelarutan, emulsifikasi, creaming effect, shortening effect, dan penyerapan bau. Tujuannya adalah untuk mengetahui sifat lemak dan minyak serta perbandingan antara emulsifier. Hasilnya menunjukkan perbedaan karakteristik lemak dan minyak, telur lebih baik sebagai emulsifier dibanding gelatin, dan tes lainnya memberikan
Praktikum ini membahas karakteristik lemak dan minyak dengan melakukan beberapa tes seperti warna, aroma, kelarutan, emulsifikasi, creaming effect, shortening effect, dan penyerapan bau. Tujuannya adalah untuk mengetahui sifat lemak dan minyak serta perbandingan antara emulsifier. Hasilnya menunjukkan perbedaan karakteristik lemak dan minyak, telur lebih baik sebagai emulsifier dibanding gelatin, dan tes lainnya memberikan
Praktikum ini membahas karakteristik lemak dan minyak dengan melakukan beberapa tes seperti warna, aroma, kelarutan, emulsifikasi, creaming effect, shortening effect, dan penyerapan bau. Tujuannya adalah untuk mengetahui sifat lemak dan minyak serta perbandingan antara emulsifier. Hasilnya menunjukkan perbedaan karakteristik lemak dan minyak, telur lebih baik sebagai emulsifier dibanding gelatin, dan tes lainnya memberikan
PRAKTIKUM LEMAK FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
Zahida Rahmi (240210180086)
Departemen Teknologi Industri Pangan Universitas Padjadjaran, Jatinangor
Jalan Raya Bandung-Sumedang Km. 21, Jatinangor, Sumedang 40600 Telp. (022) 7798844, 779570 Fax. (022) 7795780 Email: zahida18001@mail.unpad.ac.id ABSTRACT Fats and oils are a class of lipids (latin is lipos which means fat). Fat is a solid material at room temperature due to its high content of saturated fatty acids, while oil is a liquid material at room temperature due to the high content of unsaturated fatty acids. The properties of lipids are insoluble in water, are related to fatty acids or their esters and may be used by living things. In this practicum we will examine the properties of fat and oil properties. The purpose of this practicum is to know the properties and characteristic of fat and oil so that we can find the right way to handled it. The sample used in this practicum is coconut oil, soybean oil, palm oil, corn oil, olive oil, margarine, butter, salad dressing, cream cake and chocolate. The tests performed on this practicum are color, sense and lipid texture, solubility, emulsification, creaming effect, shortening effect, polymorphysm, and tainting tests. The observed result is lipid soluble in non - polar solvent, having different characteristic according to its type, egg yolks are better emulsifier than gelatin, and the other tests can be nicely done and have the great results. Keywords: Fat and oils characteristic, Fat and oil’s function, Fat and oils test.
PENDAHULUAN minyak bunga matahari) (Suhardjo,
1988) Minyak dan Lemak adalah salah Lemak dan minyak adalah satu kelompok yang termasuk golongan trigliserida, atau triasilgliserol, dalam lipid, yaitu senyawa organik yang kedua istilah ini yang berarti trimester terdapat dialam serta tidak larut dalam dari gliserol. Perbedaan antara suatu air, tetapi larut dalam pelarut organik lemak dan minyak, yaitu: pada suhu non-polar, contohnya dietil eter, kamar (250°C) lemak berbentuk padat kloroform dan hidrokarbon lainnya. dan minyak bersifat cair. Selain itu Lemak dan Minyak dapat larut dalam lemak dan minyak juga merupakan pelarut yang disebut di atas karena sumber energi yang lebih efektif lemak dan minyak mempunyai polaritas dibandingkan dengan karbohidrat dan yang sama dengan pelarut tersebut protein.Satu gram minyak atau lemak (Herlina, 2009) dapat menhasilkan energi sebesar 9kkal, Perbedaan antara suatu lemak dan sedangkan karbohidrat dan protein minyak, yaitu apabila pada temperature hanya menghasilkan 4kkal/gram kamar lemak berbentuk padat dan (Ketaren, 1986). Minyak goreng minyak bersifat cair. Sebagian gliserida merupakan salah satu bahan yang ada pada hewan adalah berupa lemak didalam lemak, baik yang berasal dari sedangkan gliserida dalam tumbuhan lemak tumbuhan (lemak nabati) maupun cenderung berupa minyak, karena itu dari lemak hewan(lemak hewani). biasa terdengar ungkapan lemak(lemak Penggunaan minyak goreng berfungsi sapi) dan minyak nabati (minyak jagung, sebagai medium penghantar panas, menambah rasa gurih, menambah nilai gizi dan kalori dalam makanan. Minyak Prosedur goreng tersusun dari beberapa senyawa Karakteristik Lemak Minyak seperti asam lemak dan 8 trigliserida. Pertama – tama sampel minyak Minyak dan lemak juga berfungsi dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan sebagai sumber dan pelarut bagi vitamin sampel lemak dimasukkan ke dalam A, D, E, dan K. (Winarno, 2004). cawan. Setelah itu diamati warna, aroma Lemak digolongkan berdasarkan dan teksturnya. kejenuhan ikatan pada asam lemaknya. Adapun penggolongannya adalah asam Kelarutan Lemak dan Minyak lemak jenuh dan tak jenuh. Lemak yang Mula – mula dimasukkan 3 ml mengandung asam-asam lemak jenuh, pelarut ke dalam tabung reaksi yaitu asam lemak yang tidak memiliki kemudian di tambahkan sampel minyak ikatan rangkap. Dalam lemak hewani sebanyak 5 tetes. Setelah itu, dikocok misalnya lemak babi dan lemak sapi, selama satu menit, didiamkan kemudian kandungan asam lemak jenuhnya lebih diamati apakah sampel larut atau tidak. dominan. Asam lemak tak jenuh adalah asam lemak yang mempunyai ikatan Emulsifikasi rangkap. Jenis asam lemak ini dapat di Mula – mula 15 ml pelarut air identifikasi dengan reaksi adisi, dimana dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ikatan rangkap akan terputus sehingga kemudian ditambahkan 1-2 tetes sampel terbentuk asam lemak jenuh (Salirawati minyak, dikocok selama 1 menit atau et al,2007). sampai terbentuk bulir minyak). Setelah Tujuan dari dilakukannya itu, diamati ketika 8 menit. Kemudian praktikum kali ini adalah untuk ditambahkan 0.5 ml emulsifier (kuning mengetahui karakteristik lemak, telur atau gelatin), dikocok dan diamati kelarutan lemak, pengaruh emulsifier stabilitasnya (pada menit ke 8). terhadap minyak dan membandingkan jenis emulsifier terhadap emulsi lemak, Creaming effect mengetahui proses creaming effect, Mula – mula dimasukkan lemak mengetahui penyerapan bau oleh lemak, dan gula ke dalam baskom dengan menghitung jumlah bilangan peroksida perbandingan lemak : gula yaitu 1:1, dalam lemak serta menguji titik asap 2:1, 3:1, 3:2, dan 3:3. Setelah itu minyak. dikocok dan diamati kemudian dipilih hasil yang terbaik. METODOLOGI Shortening effect Alat dan Bahan Mula – mula diulen tepung dan Alat yang digunakan yakni air sampai elastis dan digiling di atas alumunium foil, baskom, gelas arloji, kertas roti hingga tipis. kemudian jar, kertas roti, lemari es, oven, dibentuk 3 bagian dengan 2 bagian pengocok telur, pipet tetes, pisau, diberi lemak dan 1 bagian tidak diberi polietilena (PE), polipropilena (PP), roll lemak. Bagian yang tidak berlemak kayu, spatula, dan tabung reaksi kemudian dilipat ke dalam dan Bahan yang digunakan yakni dilanjutkan lapisan yang berlemak. akuades, alkohol, aseton, cheesecake, Setelah itu digiling kembali hingga tipis coklat, emulsifier, gajih, gelatin, gula, dan diulangi lagi sampai 3 kali heksana, jando, kloform, kuning telur, pengolesan dengan lemak dan margarin, mayonaise, mentega, minyak penggilingan. Setelah itu di panggang canola, minyak jagung, minyak kedelai, dengan suhu 220°C selama 20 menit. minyak kelapa, minyak sawit, minyak Setelah dipanggang diamati warna zaitun, pektin, sabun, dan tepung terigu. tekstur dan hasil pelipatannya. Nama asisten : Tiara Aray Rahmah Tanggal Praktikum : 27 November 2019 Tanggal Pengumpulan : 16 Desember 2019
Praktikum kali ini membahas
Polymorphysm mengenai lemak dan minyak. Praktikum Mula – mula coklat batangan kali ini dilakukan untuk mengetahui dibiarkan terbuka hingga meleleh. sifat-sifat atau karakteristik dari lipida Setelah itu dimasukkan ke dalam lemari baik itu lemak maupun minyak. pendingin hingga membeku. Setelah Pengamatan karakteristik minyak dan membeku diamati kristal putih yang lemak tersebut terbagi menjadi 9 jenis terbentuk. yaitu pengamatan warna, aroma serta tekstur berbagai lemak dan minyak, Penyerapan Bau (Tainting) kelarutan, emulsifikasi, creaming effect, Sampel kue cream, kue cram + shortening effect, polymorphysm, potongan sabun, kue cream dibungkus penyerapan bau, penentuan bilangan dan ditambah sabun, kue cream peroksida dan titik asap. dibungkus alufo dan ditambah sabun, dan kue cream dibungkus plastik dan Karakteristik Lemak dan Minyak ditambah sabun masing – masing Uji karakteristik minyak dan dimasukkan ke dalam toples. Sampel – lemak dilakukan terhadap 10 sampel, sampel tersebut diamati warna dan diantaranya adalah minyak sawit, aromanya. Kemudian toples ditutup dan minyak jagung, minyak kanola dan disimpan selama seminggu, diamati minyak zaitun, minyak jelantahh, kembali warna dan aromanya pada hari mayonais, butterm margarin dan salad kedua dan hari kelima. dressing. Berdasarkan percobaan yang dilakukan, didapatkan data sebagai Penentuan Bilangan Peroksida berikut : Sampel minyak jelantahhh dan minyak dalam kemasan (baru) Tabel 1. Hasil Pengamatan ditimbang sebanyak 5 gr dan Karakteristik Lemak dan Minyak Sampel Warna Aroma Tekst dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ur ml. ditambahkan 30 ml larutan pelarut, Minyak Kuning Wangi Cair + dikocok dan ditambahkan kembali 0,5 Jagung bening minyak + ml larutan KI jenuh. Diamkan larutan 2 Minyak Kuning Wangi Cair + menit dengan digoyangkan pada tempat Kanola + + gelap (interval waktu 10 detik x 2 Minyak Kuning Aroma Cair + menit). Selanjutnya, akuades 30 ml Sawit +++ sawit ditambahkan dan dititrasi dengan Minyak Kuning Tidak Cair +, Na2S2O3 sampai larutan berwarna Kelapa bening berarom agak kuning kehijauan. Larutan ditambahkan a licin dengan 0,5 ml amilum 1% lalu ditirasi Minyak Kuning Aroma Cair + kembali hingga mencapai titik akhir Zaitun + zaitun + larutan tidak berwarna untuk dihitung Mayonai Putih Aroma Lembu bilangan peroksida larutan tersebut. se susu mayonai t+ se Butter Kuning Wangi Lembu Titik Asap keputih t+ Sampel minyak disaring oleh an kertas saring dan masuk ke dalam Margarin Kuning Wangi Lembu cawan. Kemudian, cawan dipanaskan cerah t ++ pada hotplate dan diamati titik asap Salad Oranye Asam Lembu dengan tidak lupa mengukur suhu dressing t+ dengan thermometer. Minyak Coklat Bau Cair + Jelantah pekat + HASIL DAN PEMBAHASAN (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019) Kesepuluh sampel memiliki berbagai senyawa aromatik. (Buckel dkk karakteristik yang berbeda – beda. Rata 1987). Sebagai contoh bau harum pada – rata keseluruhan sampel memiliki minyak sawit disebabkan oleh beta warna kuning kecuali sampe salad ionone sedangkan bau khas dari minyak dressing dan minyak jelantahh. Warna kelapa ditimbulkan oleh nonyl methyl pada minyak dan lemak ditimbulkan keton. Aroma pada minyak kelapa dan oleh adanya pigmen atau komponen minyak kelapa sawit memiliki aroma tertentu. Zat warna pada lemak dan yang paling tipis. Hal ini karena pada minyak terdiri atas dua golongan, yaitu pembuatan minyak kelapa dan minyak zat warna alami yang ikut terekstrak kelapa sawit dilakukan proses bersama minyak pada proses ekstraksi penghilangan bau (deodorisation). dan zat warna hasil degradasi zat warna (Ketaren, 1986). Umumnya aroma ini alami. Warna orange atau kuning pada disebabkan oleh adanya komponen minyak biasanya disebabkan karena bukan minyak seperti bau khas minyak adanya pigmen. Pigmen berwarna kelapa karena nonyl methyl keton kuning disebabkan oleh karoten yang (Winarno, 1991). larut didalam minyak. Karoten Berdasarkan tekstur, salad dressing, merupakan persenyawaan hidrokarbon mayonais, butter dan margarin tidak jenuh, dan jika minyak mempunyai tekstur yang lembut. dihidrogenasi, maka karoten tersebut Sedangkan pada semua sampel minyak juga berikut terhidrogenasi sehingga mempunyai tekstur yang cair. intensitas warna kuning berkurang. Warna kuning pada minyak Kelarutan Minyak dan Lemak disebabkan oleh adanya pigmen α dan β Daya kelarutan dari asam lemak karoten, xantofil, klorofil, dan biasanya lebih tinggi dari komponen antosianin menyebabkan minyak gliseridanya, dan dapat larut dalam berwarna kuning, kuning kecoklatan, pelarut organik yang bersifat polar dan kehijau-hijauan, dan kuning kemerahan. non polar. Semakin panjang rantai Karotenoid sangat larut dalam minyak karbon, maka minyak dan lemak dan merupakan hidrokarbon dengan tersebut semakin sukar larut. Minyak banyak ikatan jenuh (Lehninger, 1982). dan lemak tidak jenuh lebih mudah larut Sedangkan warna gelap pada dalam pelarut organik daripada asam minyak jelantah disebabkan oleh lemak jenuh dengan panjang rantai penggorengan yang dilakukan secara karbon yang sama. Asam lemak yang berulang – ulang dan mengakibatkan derajat ketidakjenuhannya lebih tinggi kerusakan oksidatif. Reaksi oksidasi akan mudah larut daripada asam lemak terjadi antara oksigen dengan ikatan dengan derajat ketidakjenuhan rendah rangkap dari trigliserida/minyak. (Ketaren, 1995). Adanya antioksidan (tokoferol) dalam Tabel 2. Hasil Pengamatan Kelarutan minyak berguna untuk mengalihkan Minyak dan Lemak proses oksidasi dari minyak ke Sampel Pelarut Kelarutan antioksidan sehingga ikatan minyak Minyak Air Tidak larut tetap utuh. Warna coklat minyak Jagung Kloroform Larut jelantah dapat disebabkan reaksi Heksana Larut maillard, yakni reaksi antara gugus Alkohol Larut karbonil dengan gugus amin dari Aseton Larut protein. Warna gelap pada minyak juga Minyak Air Tidak larut dapat terjadi selama proses pengolahan, Kanola Kloroform Tidak larut penyimpanan dan penggunaan minyak Heksana Larut (Suroso, 2013). Alkohol Larut Setiap sampel juga mempunyai Aseton Larut aroma khas yang berbeda- beda. Aroma Minyak Air Tidak larut pada minyak disebabkan karena adanya Nama asisten : Tiara Aray Rahmah Tanggal Praktikum : 27 November 2019 Tanggal Pengumpulan : 16 Desember 2019
Sawit Kloroform Larut Menurut literasi, seharusnya
Heksana Larut sampel – sampel minyak mengalami Alkohol Tidak larut pelarutan meskipun tidak larut Aseton Tidak larut sempurna. Hal ini dikarenakan alkohol Minyak Air (ROH)/(CH2OH) dimana “R” adalah Kelapa Kloroform Tidak larut gugus alkil yang masih memiliki Heksana Larut kesamaan rumus kimia dengan air (H2O) Alkohol Tidak larut yang bersifat polar sehingga tidak Aseton Larut adanya kelarutan menyeluruh antara alkohol dan minyak. Metanol yang Minyak Air Tidak larut Zaitun merupakan golongan alkohol memiliki Kloroform Larut sifat pelarut yang hampir sama seperti Heksana Larut alkohol. (Winarno, 1991). Alkohol Tidak larut Heksana, aseton dan kloroform Aseton Larut merupakan suatu pelarut organik, umumnya memiliki sifat non polar, (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019) sehingga dapat melarutkan minyak yang Berdasarkan hasil pengujian juga bersifat nonpolar. Seharusnya, kelarutan terhadap 5 sampel minyak, semua sampel minyak dapat larut. yakni minyak jagung, minyak kanola, Namun, tidak seluruh sampel larut minyak sawit, minyak zaitun dan dalam ketiga pelarut tersebut. Kelarutan minyak kelapa, seluruh sampel dari minyak dan lemak ini dipergunakan dinyatakan positif tidak larut dalam sebagai dasar untuk mengekstraksi pelarut air. Air bersifat polar, sifat ini minyak atau lemak dari bahan yang berbeda dengan minyak yang bersifat diduga mengandung minyak (Ketaren, non polar. Hal tersebut mengakibatka 1986). minyak tidak dapat larut pada air, Larutan minyak tidak larut pada prinsip ini sesuai dengan like disolves alkohol dan air karena keduanya like, dimana senyawa polar akan larut memiliki sifat polar. Sedangkan dengan pada senyawa polar dan senyawa pelarut heksana, kloroform, dan aseton nonpolar akan larut pada senyawa yang bersifat non-polar, sampel minyak nonpolar pula. (Winarno, 1991). larut dalam pelarut tersebut. hal ini Selain itu, Sifat fisika lemak dan membuktikan bahwa minyak tidak dapat minyak adalah tidak larut dalam air. Hal larut pada pelarut polar dan larut dalam ini disebabkan oleh adanya asam lemak pelarut yang bersifat semipolar dan berantai karbon panjang dan tidak nonpolar. adanya gugus polar. Viskositas lemak dan minyak akan bertambah dengan Emulsifikasi bertambahnya panjang rantai karbon. Emulsifikasi adalah suatu proses Berat jenis lemak lebih rendah daripada penggabungan antara minyak dan air. air, oleh karena itu air dan lemak tidak Bila minyak dan air dikocok, akan dapat bercampur sehingga lemak akan terbentuk suatu emulsi, tetapi bila berada di atas dan air berada di bawah didiamkan partikel-partikel minyak akan (Hasibuan, 2011). bergabung lagi dan memisahkan diri Berbeda dengan air, sampel dari molekul-molekul air. Jenis emulsi minyak yang tidak larut dalam pelarut ini dikenal sebagai emulsi temporer. kloroform hanya minyak kanola dan Berbeda dengan emulsi sementara, minyak zaitun. Sedangkan pada pelarut emulsi yang permanen memerlukan alkohol, minyak yang tidak larut dalam bahan ketiga yang mampu membentuk pelarut ini adalah minyak zaitun dan selaput disekeliling butir-butir lemak minyak kelapa. tersebut (Winarno, 1992). Emulsifier atau zat pengemulsi lebih terikat pada air atau larut air adalah zat yang berfungsi untuk (polar) maka dapat lebih membantu menstabilkan campuran dua zat yang terjadinya disperse minyak dalam air tidak mudah untuk saling bercampur. sehingga terjadilah emulsi minyak Minyak dan air yang dikocok, akan dalam air. Emulsifier yang lebih larut membentuk suatu emulsi, tetapi apabila dalam minyak (nonpolar) menyebabkan dibiarkan partikel-partikel minyak akan terjadinya emulsi air dalam minyak. bergabung lagi dan memisahkan diri Cara kerja emulsifier apabila butir-butir dari molekul-molekul air. Emulsifier lemak telah terpisah karena adanya merupakan senyawa organik yang tenaga mekanik (pengocokan), maka memiliki dua gugus, baik yang polar butir-butir lemak yang terdispersi maupun nonpolar sehingga kedua zat tersebut segera terselubungi oleh selaput tersebut dapat bercampur (Buckel, dkk, tipis emulsifier. Bagian molekul 1987). emulsifier non polar larut dalam lapiran Sampel yang dipakai adalah butir-butir lemak, sehingga bagian yang minyak jagung, minyak kanola, minyak polar menghadap kepelarut (air) sawit yang diuji menggunakan (Barnabas, 2009). emulsifier kuning telur lalu minyak Hasil pengamatan menunjukkan kelapa dan zaitun yang diuji dengan bahwa minyak jagung hingga menit ke-8 gelatin. tetap Bersatu dengan akuades ketika Tabel 3. Hasil Pengamatan Emulsifier ditambahkan kuning telur, minyak Sam Em Waktu kanola yang sedikit terpisah pada menit pel ulsi 0’ 2’ 5’ 8’ ke-5 dan minyak sawit yang sedikit fier terpisah pada menit ke-8. Hal ini Min Ku Bersa Bersa Bersa Bersa menunjukkan bahwa kuning telur yak nin tu tu tu tu merupakan emulsifier yang baik. Jagu g Komponen penyusun fosfolipida kuning ng telu r telur yang paling banyak adalah lesitin Min Ku Masi Masi Mula Terpi (73%) maka kuning telur lebih cocok yak nin h h i sah digunakan sebagai emulsifrer pada Kan g bersa bersa sedik sistem emulsi minyak dalam air ola telu tu tu it (Budianta dkk, 2000). r terpis Sedangkan pada pengujian ah minyak kelapa dan minyak zaitun yang Min Ku Bersa Bersa Bersa Sedik masing – masing dicampurkan ke dalam yak nin tu tu tu it akuades kemudian ditambahkan Sawi g terpis emulsifier gelatiin, kedua sampel tidak t telu ah menunjukkan campuran yang menyatu. r Hal ini menandakan bahwa gelatin Min Gel Tidak Tidak Tidak Tidak yak atin bersa bersa bersa bersa merupakan emulsifier yang lemah. Kela tu tu tu tu Gelatin adalah suatu jenis protein yang pa diekstraksi dari jaringan kolagen kulit, Min Gel Tidak Tidak Tidak Tidak tulang atau ligamen (jaringan ikat) yak atin bersa bersa bersa bersa hewan nilai gizinya yang tinggi yaitu Zait tu tu tu tu terutama akan tingginya kadar protein un khususnya asam amino dan rendahnya kadar lemak. Gelatin kering (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019) mengandung kira-kira 84 – 86 % protein, 8 – 12 % air dan 2 – 4 % Umumnya, daya kerja emulsifier mineral. Dari 10 asam amino essensial disebabkan oleh terbentuknya molekul yang dibutuhkan tubuh, gelatin yang dapat terikat baik pada minyak mengandung 9 asam amino essensial, maupun air. Emulsifier tersebut apabila satu asam amino essensial yang hampir Nama asisten : Tiara Aray Rahmah Tanggal Praktikum : 27 November 2019 Tanggal Pengumpulan : 16 Desember 2019
tidak terkandung dalam gelatin yaitu perbandingan (2:3) menjadi sampel
triptofan. (Tjahjadi, 2014). dengan kelarutan dan tekstur paling Melihat dari hasil kedua kasar dan kurang terlarut. Reaksi yang emulsifier diatas, dapat disimpulkan diperlihatkan kelima adonan sesuai bahwa kuning telur merupakan dengan pernyataan Winarno (1991) yang emulsifier yang lebih kuat dibandigkan menyatakan bahwa perbandingan dengan gelatin. mentega dan gula dalam adonan yang paling tercampur adalah 3 : 2. Adonan Creaming Effect dan Shortening yang memiliki tingkat Creaming paling Effect maksimal adalah dengan perbandingan Tabel 4. Hasil Pengamatan Creaming gula dan lemak (margarin) 3 : 2 karena Effect menghasilkan daya gabung udara lemak Lemak: War Kelar Teks Ra yang maksimal. (Ketaren, 1986). Gula na utan tur nk Shortening effect adalah 1:1 Puti Larut Halus 4 kemampuan lemak tanaman h ++ + ++ terhidrogenasi (shortening) untuk 2:1 Kuni Larut Halus 3 melumas dan mengempukkan biskuit ng + ++ ++ atau pastry. Disebut shortening karena Puti dengan adanya lemak yang tidak larut h+ 3:1 Kuni Larut Halus 2 dalam air itu, maka terbentuknya massa ng + ++ ++ molekul zat pati dan gluten dari adonan ++ yang padat dan keras dapat dihalangi, Puti sehingga lapisan yang dibatasi lemak h ++ akan mudah terpisah satu sama lain. 3:2 Kuni Larut Halus 1 Tabel 5. Hasil Pengamatan Shortening ng + + ++ effect Puti Tepun Aro Teks Lapi Warn h+ g:Air ma tur san a 2:3 Kuni Larut Halus 5 5:1 Guri Atas: 3x Atas: ng + + + h garin kunin Puti marg g, g h arin kerin kecokl & g atan (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019) bau Dala Dalam khas m: : Creaming effect adalah tepun emp kunin kemampuan lemak untuk memerangkap g uk g udara pada saat dikocok dengan gula. pucat Perbandingan gula dan lemak memiliki (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019) efek creaming yang lebih baik karena Hasil yang terlihat pada semakin banyak gula maka akan shortening tepung dan air dengan menghasilkan daya gabung udara perbandingan 5:1 berwarna kuning dengan lemak yang maksimal sehingga kecoklatan dan bertekstur garing kue yang terbentuk berkualitas baik (kering) pada bagian atas serta berwarna (Rohman, 2007). kuning pucat dan bertekstur empuk pada Sampel yang digunakan pada bagian dalam adonan, terdapat 3 lapisan praktikum ini adalah sampel margarin dengan aroma gurih margarin juga ada (lemak) dan gula dengan 5 perbandingan bau khas tepung. Adanya bagian lemak margarin dan gula yaitu 1:1; 2:1; 3:1; yang tak larut dalam air mampu 3:2 dan 2:3. Hasil menunjukkan bahwa menghambat terbentuknya massa sampel dengan kadar perbandingan (3:2) serabut-serabut gluten. Dengan memiliki tekstur dan kelarutan tertinggi demikian, serabut gluten menjadi lebih diantara ke 5 sampel sedangkan pendek, sehingga produk akhir roti menjadi empuk dan mudah dibuka berat jenis, panas laten dan stebilitas (seperti berpelumas). Adonan yang yang berbeda. Bentuk yang paling stabil diolesi dengan menggunakan shortening mempunyai titik cair, berat jenis, dan pada lapisan ke-1 dan 3 tidak menempel panas laten yang paling tinggi. terdapat rongga-rongga udara dilapisan Pembentukan kristal dipengaruhi tersebut, setelah dilipat lebih mudah pula oleh adanya monogliserida dan dilapiskan daripada lapisan yang tidak diasilgliserida. Selain itu, besarnya titik diberi shortening, teksturnya lebih keras, didih ester pada asam lemak juga dapat dan kering/krispi, warnanya kuning mempengaruhi pembentukan keemasam, lapisannya terlihat jelas. polymorphism (Belitz, et al., 2009). Kelebihan diolesi dengan shortening Coklat memiliki rantai karbon menjadi lebih renyah dan teksturnya yang Panjang. Beberapa coklat bagus. umumnya akan ditambahkan minyak selama proses pembuatan coklat. Oleh Polymorphsym karena itu, apabila coklat menunjukkan Polymorphism adalah suatu kristal putih maka kualitas coklat dapat keadaan dimana terdapat lebih dari satu dikatakan buruk sebab kristal putih bentuk kristal. Setiap lemak memiliki tersebut merupakan wujud lemak yang bentuk kristal yang berbeda-beda dan membeku dan dapat menumpuk di mempengaruhi titik lebur dan plastisitas pembuluh darah. lemak. (Buckle dkk, 1987). Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 6. Hasil Pengamatan hasil percobaan. Jumlah kristal lemak Polymorphysm pada coklat terbanyak ada pada coklat Sampel Ʃ Kristal Warna silverqueen. Kelima coklat memiliki Lemal warna coklat susu kecuali coklat Silverqueen 26 coklat silverqueen (berwarna coklat pekat) dan pekat coklat gajah yang berwarna putih. Vanhouten 3 coklat susu Penyerapan Bau Tainting Dove 4 coklat Lemak bersifat mudah menyerap muda bau. Apabila bahan pembungkus dapat Cadburry 5 coklat susu menyerap lemak, maka lemak yang Cap gajah 4 Coklat tua terserap ini akan teroksidasi oleh udara (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019) sehingga rusak dan berbau. Bau dari Kristal putih yang terbentuk bagian lemak yang rusak ini akan adalah lemak yang terdapat dari coklat diserap oleh lemak yang ada dalam tersebut. Bila suatu lemak didinginkan, bungkusan yang mengakibatkan seluruh hilangnya panas akan memperlambat lemak yang ada dalam bungkusan gerakan molekul-molekul dalam lemak, menjadi rusak (Winarno, 1984). sehingga jarak antara molekul-molekul Tabel 7. Hasil Pengamatan Tainting Sam H0 H1 H2 H3 lebih kecil. Sampai jarak tertentu akan pel timbul gaya tarik-menarik yang disebut Kue Aroma Aroma Aroma Aroma gaya Van der Walls, akibat adanya gaya crea : : : : khas ini akan radikal asam lemak akan m aroma aroma aroma cheese tersusun berjajar dan saling bertumpuk keju khas khas cake Tekstu keju keju Tekstur serta berikatan membentuk kristal. r: Tekstu Tekstu : (Buckel, 1987). empuk r : r : empuk Kristal putih yang terbentuk + empuk empuk Warna memiliki sifat dan titik cair yang Warna Warna Warna : : : : kuning berbeda. Akibatnya, lemak memiliki kuning kuning kuning kecokl lebih dari satu titik lebur. Masing- kecokl kecokl kecokl atan masing bentuk kristal ditandai titik cair, atan atan atan Nama asisten : Tiara Aray Rahmah Tanggal Praktikum : 27 November 2019 Tanggal Pengumpulan : 16 Desember 2019
Kue Aroma Aroma Aroma menunjukkan perubahan apapun hingga
crea : : : Sabun hari ke-3 sedangkan kue cream yang m + aroma aroma +++ sabu keju aroma Tekstur terdapat pemberian sabun aroma sabun n dan sabun : akan semakin kuat dari hari ke hari. Kue sedikit + empuk cream yang diberi sabun tanpa bungkus aroma Tekstu Warna memiliki aroma sabun yang paling kuat sabun r : : diantara ketiga sampel lainnya. Tekstu empuk Kuning r : Warna kecokl Penyimpanan dengan kemasan empuk : atan aluminium foil terbukti merupakan Warna kuning kemasan makanan kering yang baik : kecokl karena memiliki konsep laminasi dan kuning atan kecokl terdapat polietilen yang memberikan atan kekuatan dan kemampuan untuk direkat Kue Aroma Aroma Aroma atau ditutupi dengan panas (Winarno, crea : : sabun : Sabun 1992). m + Sedikit + ++ Kert bau Tekstu Tekstur as sabun r : : Penentuan Bilangan Peroksida roti Tekstu empuk empuk Bilangan peroksida adalah + r : Warna Warna indeks jumlah lemak atau minyak yang sabu empuk : : telah mengalami oksidasi. Oksidasi n Warna kuning Kuning : kecokl kecokl lemak oleh oksigen terjadi secara kuning atan atan spontan jika bahan berlemak dibiarkan kecokl kontak dengan udara, sedangkan atan kecepatan proses oksidasinya tergantung Kue Aroma Aroma Aroma pada tipe lemak dan kondisi crea : khas : : Sabun m + cheese sedikit + penyimpanan (Ketaren, 1986). alufo cake aroma Tekstur Tabel 8. Hasil Pengamatan Penentuan + Tekstu sabun : Bilangan Peroksida sabu r : Tekstu Empuk Gambar n empuk r : Warna Vt Bila Setela Setel Hasi Warna empuk : itra nga h ah l : Warna Kuning K Sa si n Pena Pena Titr kuning : Kecokl el m ( Per mbah mba asi kecokl kuning atan . pel m oksi an KI han Akh atan kecokl L da Amil ir atan ) um Kue Aroma Aroma 1 Bl 0, - - - - crea : khas : Sabun & an 0 m + cheese Tekstur 6 ko plast cake : Mi 7, 109 ik + Tekstu Empuk ny 4 ,22 sabu r : Warna 2 ak 24 n lembut : & Jel Warna Kuning 7 ant : Kecokl ah kuning atan Mi 7, 116 kecokl ny 9 ,60 atan ak 4 (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019) 3 Jel & Kue cream diuji dengan 5 8 ant perlakuan yang berbeda, yakni kue ah cream tanpa penambahan, kue cream + sabun, kue cream + kertas roti dan 4 Mi 3, 45, sabun, kue cream + aluminium foil dan & ny 1 756 sabun serta kue cream + plastic dan 9, ak sabun. Kue cream tanpa perlakuan tidak 5 Ba & ru dihasilkan pembakaran yang terus- 1 menerus (Rusdiana, 2015). 0 Tabel 9. Hasil Pengamatan Titik Asap (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019) Sampel Waktu Suhu (ºC) Ketika percobaan berlangsung, (menit) larutan ditambahkan KI sebanyak 0,5 ml Minyak 09.33 257,1 dan amilum 1% sebanyak 0,5 ml. fungsi Jagung dari penambahan KI dan amilum Minyak 12.24 243,9 tersebut adalah sebagai indikator Kanola terjadinya oksidasi reduksi, yakni Minyak 10.57 285,5 sebagai penyumbang ion I- yang Sawit nantinya akan dioksidasi oleh minyak Minyak 8.18 240,0 peroksida menjadi I2. I2 tersebut Kelapa nantinya akan direduksi kembali dengan Minyak 05.00 138 Na2S2O3 untuk menentukan minyak Zaitun peroksida yang mana metode ini (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019) merupakan metode titrasi tak langsung Berdasarkan hasil pengamatan, atau iodometri. Semakin banyak iod (I2) minyak zaitun memiliki waktu tercepat yang dibebaskan maka semakin banyak (5 menit) dan suhu terendah (138 ºC). peroksida dari dalam minyak (Rahardjo, sedangkan waktu terlama diperoleh oleh 2006). minyak kanola yakni selama 12.24 Berdasarkan hasil pengamatan menit dan minyak sawit memiliki suhu diatas, minyak yang memiliki bilangan tertinggi sebesar 285,5 ºC. Semakin peroksida terendah adalah sampel tinggi titik asapnya, semakin banyak minyak baru sebesar 45,756 dan yang pilihan metode memasak yang dapat tertinggi adalah sampel kelompok 3 & 8 digunakan. Titik nyala dari bahan yang sebesar 116,604. Bilangan peroksidasi mudah menguap adalah suhu terendah yang rendah tidak selalu saat dia dapat menguap untuk mengindikasikan lemak atau minyak membentuk campuran yang bisa sudah mengalami oksidasi, namun pada menyulut api di udara. Mengukur titik angka yang lebih rendah bukan selalu nyala membutuhkan sumber pengapian. berarti menunjukkan kondisi oksidasi KESIMPULAN yang masih dini. Angka peroksida rendah bisa disebabkan laju Semua sampel memiliki tekstur pembentukan peroksida baru lebih kecil kental kecuali butter yang lembut dan dibandingkan dengan laju degradasinya minyak jagung yang cair agak kental. menjadi senyawa lain, mengingat kadar Warna sampel bermacam – macam, ada peroksida cepat mengalami degradasi yang berwarna kuning, krem, putih dan bereaksi dengan zat lain (Raharjo, kekuningan dan oranye. Warna tersebut 2006). karena adanya zat warna alami dalam minyak dan lemak. Sampel minyak dan Titik Asap lemak memiliki aroma khas masing – Penetapan titik asap, titik nyala, masing. dan titik api dapat diketahui apabila Minyak dan lemak tidak larut lemak atau minyak dipanaskan. Titik dalam air yang bersifat polar, akan tetapi asap merupakan temperatur pada saat larut pada aseton, alkohol, kloroform lemak atau minyak menghasilkan asap dan heksan yang bersifat non – polar. tipis yang kebiru-biruan pada saat Kuning telur (lesitin) adalah emulsifier pemanasan. Titik nyala merupakan yang lebih baik dari gelatin. Hasil temperatur pada saat campuran uap dari creaming effect menunjukkan bahwa lemak atau minyak dengan udara 15 perbandingan 3:1 pada menghasilkan mulai terbakar. Sedangkan titik api cream dengan sifat terbaik. Hasil merupakan temperatur pada saat shortening effect menghasilkan 12 lapis Nama asisten : Tiara Aray Rahmah Tanggal Praktikum : 27 November 2019 Tanggal Pengumpulan : 16 Desember 2019
pastry berwarna coklat dengan tekstur Maggi Thenawijaya, Erlangga:
yang renyah. Coklat silver queen yang Jakarta memiliki kristal lemak yang paling Rohman, A dan Soemantri. 2007. banyak. Pengemasan dengan Analisis Makanan. Yogyakarta. alummunium foil menghasilkan cream UGM Press. dengan kondisi paling baik karena Rusdiana, R. 2015. Analisis Kualitas alummunium foil adalah bahan Minyak Goreng Berdasarkan pengemas yang baik bagi bahan pangan. Parameter Viskositas dan Indeks Pada penentuan bilangan peroksida Bias. Program Studi Fisika. minyak baru memiliki bilangan Fakultas Sains dan Teknologi. peroksida yang paling rendah yaitu Universitas Islam Negeri 45,756 dan minyak jelantah memiliki Walisongo, Semarang (Skripsi). bilangan peroksida terbesar yaitu 116,604. Salirawati et al. 2007 .belajar kimia menarik. Jakarta: Grasindo DAFTAR PUSTAKA Suhardjo dan Kusharto. 1988. Prinsip Barnabas, Syafrudin, IA dan prinsip Ilmu Gizi. Pusat Antar Pranindhana, I. 2009. Emulsi. UPN Universitas Pangan dan Gizi Veteran : Yogyakarta bekerja sama dengan Lembaga Sumber Daya Informasi IPB, Bogor. Belitz, H. - D., W. Grosch, dan P. Suroso, A.S., 2013. Kualitas Minyak Schieberle. 2009. Food Goreng Habis Pakai Ditinjau Chemestry. Springer-Verlag dari Bilangan Peroksida, Berlin Heidelberg, Leipzig. Bilangan Asam dan Kadar Air. Buckle, K.A., dkk. 1987. Ilmu Pangan. Pusat Biomedis dan Teknologi Penerjemah : Hari Purnomo & Dasar Kesehatan, Badan Adiono. UI Press : Jakarta. Litbangkes, Kemenkes RI. Budianta T.D.W., Harijono, Murtini., Tjahjadi, C dan H. Marta. 2014. 2000. Pengaruh Penambahan Pengantar Teknologi Pangan : Kuning Telur dan Maltodekstrin Volume 2. Jurusan Teknologi Terhadap Kemampuan Pelarutan Kembali dan Sifat Organoleptik Industri Pangan Fakultas Santan Bubuk Kelapa (Cocos Teknologi Industri Pertanian nucifera L.). Jurnal Teknologi Universitas Padjajaran. Pangan dan Gizi. 1(2) : 61. Winarno, F.G. 1984. Kimia Pangan dan Hasibuan, Adinna. 2011. Analisa Kadar Gizi. PT Gramedia Pustaka Lipid Propil pada Darah Secara Utama, Jakarta. Spektrofotometer Microlab 300. Winarno, F.G. 1991. Kimia Pangan dan Available at Gizi. PT Gramedia Pustaka http:repository.usu.ac.id (diakses Utama, Jakarta. pada tanggal 14 Desember Winarno, F. G. 1992. Kimia Pangan dan 2019). Gizi. Gramedia, Jakarta. Ketaren.S., 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. UIPress. Jakarta. Ketaren, S. 1995. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. UI Press, Jakarta. Lehninger, A. L., 1982. Dasar-dasar Biokimia, Jlilid 1, Alih bahasa,