PRAKTIKUM PROTEIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
ABSTRACT
Proteins are macromolecules that are formed from amino acids composed of
nitrogen, carbon and oxygen atoms connected by peptide bonds. This practicum aims to
identify the types of proteins and study the properties of proteins based on their types. the
methods used to test proteins are biuret test, ninhydrin test, formation of deposits with
acids and alkalis, formation of deposits with heavy metal salts, denaturation and
coagulation, isoelectric points and salting out. lab results showed positive albumin and
urea samples containing peptide bonds; positive albumin contains free amino groups;
Strong acid and base samples react to acids and form sediments; albumin reacted
throughout the metal sample showed positive results precipitating; good concentration
for denatured proteins is at pH 4.5; the isoelectric point of casein protein is at pH 4.6; at
salting out test in albumin the addition of metals produces a precipitate and in gelatin
only CuSO4 and FeCl3 produce a precipitate.
Keywords : Protein, Biuret, Ninhydrin.
atau basa yang ekstrim, kation logam endapan tergumpal. Sampel gelatin
berat dan penambahan garam jenuh. ketika dipanaskan tidak menunjukkan
Denaturasi protein terjadi bila susunan adanya endapan yang terbentuk.
ruang atau rantai polipeptida suatu Protein cenderung akan
molekul protein berubah. Jika ikatan – menggumpal pada pH asam, yaitu pada
ikatan yang membentuk konfigurasi pH sekitar 4,5. Sedangkan koagulasi
molekul rusak, maka molekul akan memiliki hubungan dengan suhu bahwa
mengembang (Purnomo, 2007). semakin tinggi suhu maka protein yang
Menurut Winarno (2002), mengendap akan semakin banyak.
denaturasi protein dapat diartikan suatu Tetapi, bila protein yang digumpalkan
perubahan atau modifikasi terhadap akan dibuat menjadi makanan maka
struktur sekunder, tertier dan kuartener suhu tidak boleh terlalu tinggi sebab
molekul protein tanpa terjadinya akan merusak protein tersebut. Protein
pemecahan ikatan-ikatan kovalen. hanya berfungsi aktif biologis pada
Karena itu, denaturasi dapat diartikan daerah pH dan suhu tertentu bergantung
suatu proses terpecahnya ikatan pada jenis protein tersebut.
hidrogen, interaksi hidrofobik, ikatan
garam dan terbukanya lipatan atau wiru Titik Isoelektrik
molekul protein. Proses denaturasi
biasanya disertai dengan terjadinya Protein merupakan senyawa
koagulasi atau penggumpalan pada amfoter yang dapat bereaksi dengan
protein. asam maupun basa. Hal tersebut
Koagulasi merupakan proses dikarenakan adanya molekul yang
lanjutan yang terjadi ketika molekul mempunyai ion positif dan negative.
protein yang didenaturasi membentuk Nilai pH pada saat asam amino tidak
suatu massa yang solid. Cairan (sol) memiliki muatan disebut titik
diubah menjadi padat atau setengah isoelektrik. Ketika titik isoelektrik
padat (gel) dengan proses air yang tercapai, jumah muatan positif dan
keluar dari struktur membentuk spiral- negatif setimbang. Bila pH diatas titik
spiral yang membuka dan melekat satu isoelektrik, protein akan bermuatan
sama lain. negative. Sebaliknya, protein akan
Koagulasi ini terjadi selama rentang bermuatan positif bila pH berada
waktu temperatur yang lama dan dibawah titik isoelektrik (Naga, 2010)
dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti Titik isolektrik merupakan pH
panas, pengocokan, pH, dan juga ketika muatan bersih dari molekul dalam
menggunakan gula dan garam. Hasil larutan adalah nol. Asam amino pada pH
dari proses koagulasi protein biasanya ini hampir seluruhnya terdiri dari ion
mampu membentuk karakteristik yang zwitter. Larutan protein atau asam
diinginkan. Yaitu mengental yang amino pada titik isoelektriknya
mungkin terjadi pada proses selanjutnya menunjukkan daya hantar elektrik,
setelah denaturasi dan koagulasi. tekanan osmosis dan viskositas minimun
Kekentalan hasil campuran telur (Pudjaatmaka, 2002).
mempengaruhi keinginan untuk Titik isoelektrik dapat ditentukan
menyusut atau menjadi lebih kuat. berdasar kekeruhan dan endapan karena
(Vickie. 2008) pada titik dekat isoelektrik akan terjadi
Tabel 5 terlampir menunjukkan gaya tolak-menolak elektrostatik yang
hasil sampel albumin yang diberi buffer menyebabkan kelarutan minimum,
asetat dengan pH 3,8; 4,7; 5; 5,3 dan 6 sehingga terjadi kekeruhan. Setiap jenis
sama – sama mengalami penggumpalan protein memiliki titik isoelektrik yang
ketika campuran dipanaskan. Pemanasan berbeda-beda. Pengendapan terjadi
dapat menambah kestabilan dari secara cepat pada saat mencapai titik
endapan yang terbentuk sehingga isoelektrik.
Nama asisten : Tiara Aray Rahmah
Tanggal Praktikum : 04 Oktober 2019
Tanggal Pengumpulan : 14 Oktober 2019
Berdasarkan hasil pengamatan pada dalam larutan garam yang pekat seperti
tabel 6 terlampir, tabung 6 mencapai garam dapur, natrium sulfat dan
titik isoelektrik secara jelas karena ammonium sulfat. Protein yang
menunjukkan kekeruhan yang cukup mengendap akan dipisah melalui teknik
pekat. Tabung 1, 2, 3, 4, 5 dan 7 pada penyaringan dan dimurnikan dengan
menit ke-10 juga tabung 4 dan 7 pada cara dialysis (Tarigan, 1986).
menit ke-20 juga mengalami kekeruhan. larutan sampel yang digunakan
Endapan timbul pada tabung 1, 2, 4 dan dalam praktikum (albumin atau gelatin)
5 menit ke-10 dan tabung 1,2,3,4,5, dan dipanaskan pada suhu ± 400 C dan
6 menit ke-20 dengan endapan terbesar ditambahkan 4 padatan garam yaitu
pada tabung ke-3 menit ke-20. NaOH, NaCl, MgSO4 dan Na2SO4
Protein akan mengalami kekeruhan hingga mencapai titik kejenuhan. Garam
terbesar pada saat mencapai pH yang digunakan merupakan garam netral
isoelektris. pH isoelektris yaitu pH yang tidak mempengaruhi konsentrasi
dimana protein memiliki muatan positif dan jumlah muatan pada tiap ion dalam
dan negatif yang sama, pada saat inilah larutan protein. (NH4)2SO4 bisa diganti
protein mengalami denaturasi yang menggunakan NaCl tanpa iodium.
ditandai kekeruhan meningkat dan Kemudian jika sudah terbentuk
timbulnya gumpalan. (Anna, P., 1994) endapan lalu disaring dengan
titik isoelektrik kasein berada pada pH menggunakan kertas saring. Setelah itu
4,6 dengan kelarutan protein sebesar dilakukan tes filtrat yaitu berupa uji
1,25%. biuret biuret untuk menentukan ikatan
peptida yang masih terbentuk. Uji biuret
Salting Out dilakukan dengan penambahkan 1 ml
NaOH 0,1 N. Kemudian tambahkan
Salting out merupakan suatu CuSO4 1 % 5 tetes. Fungsi dari
peristiwa apabila terdapat zat terlarut penambahan larutan NaOH adalah
yang mempunyai kelarutan lebih besar supaya suspensi protein bersuasana
dibandingkan dengan zat utamanya, alkalis/basa karena prinsip dalam uji
maka akan menyebabkan penurunan biuret ini adalah pembentukan kompleks
kelarutan zat utama atau terbnetuknya Cu2+ dengan gugus –CO dan –NH dari
endapan karena ada reaksi kimia. Seperti rantai peptida dalam suasana basa,
pada kelarutan minyak atsiri dalam air sedangkan penambahan CuSO4
yang akan turun apabila ditambahkan dimaksudkan untuk memberi warna
larutan NaCl jenuh ke dalam air (Elly, ungu.
2009) Hasil pengamatan pada tabel 7
Salting out dapat dipakai untuk terlampir tercatat bahwa Albumin yang
memisahkan protein dalam campuran direaksikan dengan garam NaOH, NaCl
dikarenakan setiap jenis protein dan MgSO4 serta Gelatin yang
mempunyai respons yang berbeda pula direaksikan dengan NaCl dan MgSO 4
terhadap konsentrasi garam netral. Suhu menghasilkan reaksi yang positif dimana
pada rentang tertentu mempengaruhi protein dalam larutan mengendap. Dari
kelarutan protein (Wirahadikusumah, kesepuluh sampel yang ada, Albumin
1989). dan gelatin yang ditambahkan NaOH
Protein yang dilakukan uji ada pada suasana basa (lakmus biru)
salting out pada umumnya memiliki karena mengandung NaOH sedangkan
sifat tidak larut dalam larutan garam selebihnya ada pada suasana asam.
yang pekat sehingga akan mengendap Endapan menunjukan bahwa jika protein
atau didesak keluar dari larutan dalam tersebut ditambahkan garam maka
keadaan tidak berubah. Prinsip salting kelarutan protein akan berkurang dan
out tersebut digunakan untuk akibatnya protein akan terpisah sebagai
memisahkan protein dari campuran endapan sehingga membuktikan bahwa
senyawa lain. campuran dilarutkan
Nama asisten : Tiara Aray Rahmah
Tanggal Praktikum : 04 Oktober 2019
Tanggal Pengumpulan : 14 Oktober 2019