Anda di halaman 1dari 9

Nama asisten : Tiara Aray Rahmah

Tanggal Praktikum : 4 Oktober 2019


Tanggal Pengumpulan : 14 Oktober 2019

PRAKTIKUM KARBOHIDRAT
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN

Zahida Rahmi (240210180086)

Departemen Teknologi Industri Pangan Universitas Padjadjaran, Jatinangor


Jalan Raya Bandung-Sumedang Km. 21, Jatinangor, Sumedang 40600 Telp. (022)
7798844, 779570 Fax. (022) 7795780 Email: zahida18001@mail.unpad.ac.id
ABSTRACT
Carbohydrates are the main source of calories and energy for the body.
Carbohydrates have a compound between carbon, hydrogen and oxygen contained in the
empirical formula Cn (H2O) n. carbohydrates are found in many plant materials, both in
the form of simple sugars, hexoses, pentoses, and high molecular weight carbohydrates
such as starch, pectin, cellulose, and lignin. The purpose of the practicum test for
carbohydrate content in this time is to identify the type of carbohydrate in each sample of
material, know the reactions that occur when identifying and know the chemical
properties of carbohydrates. The method that is used is qualitative test using three types
of indicators, tested with microscope and gelatinization of starch. Samples that are used
in this practice are fructose, glucose, lactose, maltose, and sucrose. the results of these
experiments note that fructose is the sugar with the highest sweetness level, lactose has
the lowest sweetness level; sucrose as the only non-reducing sugar; fructose and glucose
tested are monosaccharides as well as different forms of starch in each flour.
Keywords : carbohydrates, characteristic of starch, sugar test.

PENDAHULUAN menghasilkannya pada proses hidrolisis


(Tim Dosen, 2010).
Karbohidrat merupakan sumber Karbohidrat banyak terdapat
kalori dan energi utama bagi tubuh. dalam bahan nabati, baik berupa gula
Karbohidrat sangat digemari oleh sederhana, heksosa, pentosa, maupun
masyarakat luas karena merupakan karbohidrat dengan berat molekul yang
sumber kalori yang murah dan lezat. tinggi seperti pati, pektin, selulosa, dan
Selain itu, beberapa jenis karbohidrat lignin. Polisakarida seperti pati, banyak
juga dapat menghasilkan serat – serat terdapat dalam serealia dan umbi-
yang berguna bagi tubuh (Winarno, umbian. Sumber karbohidrat utama bagi
2002) bahan makanan kita adalah serealia dan
Karbohidrat memiliki persenyawaan umbi-umbian. Misalnya kandungan pati
antara karbon , hydrogen dan oksigen dalam beras = 78,3%, jagung = 72,4%,
yang terdapat pada rumus empiris singkong = 34,6%, dan talas = 40%
Cn(H2O)n. rumus dan struktur (Budianto, 2009).
karbohidrat akan terlihat bahwa terdapat Menurut Yazid dan Nursanti (2006)
gugus fungsi karbonil berupa aldehid bahwa dari rumus umum karbohidrat,
dan keton dimana keberadaan gugus dapat diketahui bahwa senyawa ini
tersebutlah yang dapat mempengaruhi adalah suatu polimer yang tersusun atas
sifat karbohidrat. Karbohidrat dapat monomer-monomer. Berdasarkan
didefinisikan sebagai monomer yang menyusunnya,
polihidroksialdehida dan karbohidrat dibedakan menjadi 3
polihidroksiketon atau senyawa yg golongan, yaitu monosakarida,
disakarida dan polisakarida.
Nama asisten : Tiara Aray Rahmah
Tanggal Praktikum : 4 Oktober 2019
Tanggal Pengumpulan : 14 Oktober 2019

Monosakarida merupakan galaktosa. Ketiga macam monosakarida


karbohidrat yang tidak dapat ini mengandung jenis dan jumlah atom
terhidrolisis menjadi karbohidrat yang yang sama, yaitu 6 atom karbon, 12
lebih sederhana. Berdasarkan jumlah atom hidrogen, dan 6 atom oksigen.
atom karbonnya, monosakarida terbagi Perbedaannya hanya terletak pada cara
menjadi triosa, tetrosa, pentose, heksosa penyusunan atom-atom hidrogen dan
dan heptosa. Monosakarida juga terbagi
oksigen di sekitar atom-atom karbon.
atas aldose dan ketosa melihat dari
Perbedaan dalam susunan atom inilah
gugus yang dimiliki senyawa tersebut
(Murray dkk, 2009) yang menyebabkan perbedaan dalam
Karbohidrat yang penting dalam ilmu tingkat kemanisan, daya larut, dan sifat
gizi dibagi dalam dua golongan, yaitu lain ketiga monosakarida tersebut
karbohidrat sederhana dan karbohidrat (Almatsier, 2010).
kompleks. Sesungguhnya semua jenis        Disakarida adalah produk
karbohidrat terdiri atas karbohidrat kondensasi dua unit monosakarida. Ada
sederhana atau gula sederhana; empat jenis disakarida yaitu sukrosa
karbohidrat kompleks mempunyai lebih atau sakarosa, maltosa, laktosa, dan
dari dua unit gula sederhana dalam satu trehalosa. Trehalosa tidak begitu penting
molekul (Almatsier, 2010). dalam ilmu gizi. Kedua monosakarida
       Karbohidrat sederhana terdiri atas : yang saling mengikat berupa ikatan
1. Monosakarida yang terdiri atas glikosidik melalui satu atom oksigen.
jumlah atom C yang sama dengan Ikatan glikosidik ini biasanya terjadi
molekul air, yaitu [C6(H2O)6] dan antara atom C nomor 1 dengan atom C
[C5(H2O)5]; nomor 4 dan membentuk ikatan alfa,
2. Disakarida yang terdiri atas dengan melepaskan satu molekul. Hanya
ikatan 2 monosakarida di mana karbohidrat yang unit monosakaridanya
untuk tiap 12 atom C ada 11 terikat dalam bentuk alfa dapat
molekul air [C12(H2O)11]; dicernakan. Disakarida dapat dipecah
3. Gula alkohol merupakan bentuk kembali menjadi dua molekul
alkohol dari monosakarida
monosakarida melalui hidrolisis.
4. Oligosakarida adalah gula rantai
pendek yang dibentuk oleh Glukosa terdapat pada empat jenis
galaktosa, glukosa, dan fruktosa. disakarida; monosakarida lainnya adalah
       Monosakarida adalah karbohidrat fruktosa dan galaktosa (Almatsier,
yang tidak dapat dihidrolisis menjadi 2010).
karbohidrat yang lebih sederhana. Tujuan dari praktikum uji
Monosakarida ini dapat diklasifikasikan kandungan karbohidrat dalam bahan
sebagai triosa, tetrosa, pentosa, heksosa, pangan kali ini adalah untuk
atau heptosa, bergantung pada jumlah mengidentifikasi jenis karbohidrat
atom karbon; dan sebagai aldosa atau dalam setiap sampel bahan, mengetahui
ketosa bergantung pada gugus aldehida adanya reaksi yang terjadi saat
atau keton yang dimilki senyawa identifikasi dan mengetahui sifat – sifat
tersebut (Murray dkk, 2009). kimia karbohidrat.
     Sebagian besar monosakarida dikenal
sebagai heksosa, karena terdiri atas 6- METODOLOGI
rantai atau cincin karbon. Atom-atom
Alat dan bahan
hidrogen dan oksigen terikat pada rantai
atau cincin ini secara terpisah atau Alat yang diperlukan pada
sebagai gugus hidroksil (OH). Ada tiga praktikum ini adalah batang pengaduk,
jenis heksosa yang penting dalam ilmu cover glass, gelas kimia, mikroskop,
gizi, yaitu glukosa, fruktosa, dan object glass, penangas air, penjepit
Nama asisten : Tiara Aray Rahmah
Tanggal Praktikum : 4 Oktober 2019
Tanggal Pengumpulan : 14 Oktober 2019

tabung reaksi, pipet tetes, pipet ukur, rak Uji Kuantitatif Kemanisan Relatif
tabung reaksi, dan tabung reaksi. Sakarida
Bahan yang dibutuhkan pada Larutan sukrosa, fruktosa, glukosa,
praktikum ini adalah air, akuades, dan laktosa dibuat dengan konsentrasi
larutan benedict, larutan barfoed, larutan 10% sebanyak 250 mL. Kemudian
seliwanoff, gula pasir (sukrosa), madu larutan dicicipi dan diberi penilaian
(maltosa), sirup jagung (fruktosa), sirup terhadap intensitas rsa manis relative
glukosa (glukosa), susu (laktosa), tepung dengan memakai larutan sukrosa sebagai
maizena, tepung ketan putih, tepung standar. Masing-masing penilaian
tapioka, tepung terigu dan tepung sagu. kemanisan larutan dibahas dalam
masing-masing grup skor
Uji Kualitatif dengan Uji Benedict
Uji Kuantitatif Identifikasi Pati
Sampel (fruktosa, glukosa, laktosa, Secara Mikroskopis
altose, dan sukrosa) dimasukkan ke
dalam tabung reaksi sebanyak 1-2 tetes. Sebanyak 4 gelas beaker diisi
Kemudian, dimasukkan 1 ml indikator masing-masing dengan 1 sendok
benedict ke dalam masing-masing berbagai macam tepung. Aquades
tabung reaksi berisi sampel. Diamati ditambahkan ke dalam gelas beaker dan
perubahan yang terjadi pada larutan. diaduk hingga larut. Selanjutnya
Kemudian, dipanaskan di dalam air disiapkan kentang yang telah dikupas
mendidih selama lima menit, setelah dan dipotong. Selanjutnya, kentang
lima menit diamati perubahan yang diblender dan disaring filtratnya ke
terjadi pada larutan. dalam gelas beaker 100 mL. Pepaeat
Uji Kualitatif dengan Uji Barfoed dibuat dari 5
jenis pasti yang telah dibuat. Bentuk
Sampel (fruktosa, glukosa, laktosa, granula pati dibawah mikroskop
altose, dan sukrosa) dimasukkan ke menggunakan perbesaran 400-500x.
dalam tabung reaksi sebanyak 2 tetes. Preparat baru dibuat kembali dengan
Kemudian dimasukkan indikator penambahan 1 sampai 2 tetes larutan
barfoed sebanyak 1 ml. Amati iodium dalam KI 0,01 N dan diperiksa
perubahan yang terjadi pada larutan di bawah mikroskop.
setelah ditambahkan indikator. Setelah
itu, larutan dipanaskan dalam air Gelatinisasi Pati
mendidih selam 10 menit. Setelah Sebanyak 200 mL suspensi tapioka
dipanaskan diamati perubahan yang 5% da 10% diamati warna, kekeruhan,
terjadi pada larutan. dan kekentalan larutan. Larutan
dipanaskan masing-masing dehan apo
Uji Kualitatif dengan Uji Seliwanoff kecil dan diamati perubahan yang
Sampel (fruktosa, glukosa, laktosa, tampak selama pemanasan. Suhu
altose, dan sukrosa) dimasukkan ke dimana mulai terjadi gelatinisasi dicatat
dalam tabung reaksi sebanyak 1-2 tetes. dan diamati perubahannya. Bahan yang
Kemudian dimasukkan indikator berada pada suhu 70oC diambil sedikit
barfoed sebanyak 2 ml. Amati untuk dibuat preparat dengan cara
perubahan yang terjadi pada larutan meneteskan ke atas objek glass.
setelah ditambahkan indikator. Setelah Selanjutnya objek glass ditutup dengan
itu, larutan dipanaskan dalam air cover glass dan diamati menggunakan
mendidih selam 60 detik. Setelah mikroskop.
dipanaskan diamati perubahan yang HASIL DAN PEMBAHASAN
terjadi pada larutan.
Praktikum kali ini menggunakan 3
metode uji yakni uji kualitatif terhadap
Nama asisten : Tiara Aray Rahmah
Tanggal Praktikum : 4 Oktober 2019
Tanggal Pengumpulan : 14 Oktober 2019

bahan pangan untuk menguji kandungan Reaksi dinyatakan positif apabila


karbohidrat. Uji kualitatif yang terdapat endapan yang berwarna merah
dipraktikan antara lain uji benedict, uji bata. Warna merah bata timbul karena
barfoed dan uji seliwanoff. Selain itu, Cu2+ dari larutan benedict direduksi
ada dipraktikan juga uji kemanisan menjadi Cu+ berupa Cu2O. Fruktosa
relatif sakarida dan gelatinisasi pati. dapat mereduksi senyawa lain karena
Pengujian karbohidrat dengan cara mengandung banyaknya jumlah gugus
uji kualitatif menggunakan indikator -OH yang terdapat dalam susunan
atau reagent berupa benedict, barfoed, rantainya sehingga memudahkan
dan seliwanoff. Fungsi dari masing- frukotsa untuk mengalami
masing reagent tersebut adalah untuk oksidasi, terlepas dari fruktosa yang
menunjukkan apakah dalam sampel dikategorikan sebagai golongan ketosa.
terdapat karbohidrat atau tidak. Glukosa, maltose dan laktosa
Uji Benedict
Uji Benedict merupakan suatu uji
umum bagi karbohidrat yang memiliki
gugus aldehid dan keton yang bebas. Uji
benedict digunakan untuk merupakan gula pereduksi karena
mengidentifikasi adanya gula pereduksi menngandung gugus fungsi yang bebas.
yang terkandung dalam suatu bahan Namun tidak terjadinya reaksi pada
tertentu. Umumnya reaksi ditambahkan sukrosa menandakan bahwa gula
zat pengompleks seperti sitrat pada tersebut bukanlah jenis gula pereduksi.
larutan benedict untuk mencegah Hal ini disebabkan sukrosa yang tidak
terjadinya pengendapan CaCO3 dalam mempunyai gugus -OH bebas yang
larutan Na karbonat pada larutan reaktif sehingga sukrosa tidak dapat
benedict, sedangkan pada larutan fehling beroksidasi. (Sumardjo, 2009)
untuk mencegah pengendapan Cu(OH) 2 Reaksi pada uji benedict :
atau CuO dalam larutan Natrium Gula reduksi adalah gula yang
Hidroksida. Bila kadar gula reduksi berkemampuan untuk melakukan
tinggi, tampak endapan merah Cu 2O, reduksi terhadap senyawa lain yang
tetapi bila kadarnya lebih rendah akan bereaksi. Hal ini disebabkan adanya
tampak warna biru, hijau, merah, atau gugus aldehid atau keton bebas pada
merah kekuningan (Fardiaz, 1992). struktur senyawa. Senyawa yang bersifat
Larutan karbohidrat terbagi atas 5 reduktor (mengoksidasi) adalah logam –
sampel uij yakni gula pasir (sukrosa), logam oksidator seperti Cu(II). Contoh
madu (maltosa), susu (Laktosa), syrup gula pereduksi adalah glukosa, manosa,
glukosa (glukosa) dan syrup jagung fruktosa, laktosa dan maltose.
(fruktosa). Kelima sampel dimasukkan Sedangkan sukrosa dikategorikan
sebanyak 4 tetes ke dalam larutan sebagai gula non-pereduksi (Team
benedict sebagai indikator dan Laboratorium Kimia UMM, 2008)
dipanaskan selama 5 menit. Hasil
percobaan pada tabel 1 terlampir Uji Barfoed
menunjukan bahwa sampel glukosa, Uji barfoed digunakan untuk
fruktosa dan maltose menghasilkan membedakan antara karbohidrat jenis
endapan berwarna orange yang monosakarida dan disakarida dengan
menandakan ketiga larutan positif mengontrol pH serta waktu pemanasan.
mengandung gula pereduksi. Laktosa Reagen yang digunakan dalam uji ini
menunjukkan adanya endapan putih adalah reagen barfoed yang teridiri dari
namun pada sukrosa tidak terjadi reaksi larutan 0,33 molar tembaga asetat netral
apapun (tidak ada perubahan warna dan dalam 1% larutan asam asetat.
pembentukan endapan).
Nama asisten : Tiara Aray Rahmah
Tanggal Praktikum : 4 Oktober 2019
Tanggal Pengumpulan : 14 Oktober 2019

Prinsip dari uji barfoed berupa menjadi penyebab terbentuknya endapan


mekanisme Cu2+ dari pereaksi barfoed pada maltosa sebab endapan pada
dalma suasana asam akan direduksi maltose terbentuk pada menit ke-20 dan
cepat oleh gula pereduksi. Gula suhu 60°C sedangkan menurut Winarno
pereduksi jenis monosakarida akan lebih (2002) pemanasan larutan gula dan
cepat mereduksi dibandingkan dengan barfoed tidak membutuhkan waktu yang
lama karena pada menit ke-10 endapan
pada sampel gula monosakarida
pereduksi sudah terbentuk.

disakarida dan menghasilkan Cu 2O Uji Seliwanoff


berwarna merah bata (Sumardjo, 2009)
Uji seliwanoff digunakan untuk
Menurut hasil pengamatan terhadap
mengetahui adanya gugus ketosa dari
sampel karbohidrat yang ditetesi dengan
jenis disakarida. Reaksi ini ada
larutan barfoed dan dipanaskan selama
disebabkan perubahan fruktosa oleh HCl
10 menit menunjukkan terbentuknya
panas membentuk hidroksi metal-
endapan merah pada maltose, glukosa
fruktural yang selanjutnya menyebabkan
dan fruktosa. Hal ini manandakan
terjadinya kondensasi hidroksi metal-
adanya reaksi positif yang terjadi ketika
furfural dengan resorcinol membentuk
larutan sampel bertemu dengan larutan
larutan berwarna merah. Terjadi dua
barfoed.
tahap reaksi pada pemanasan tersebut,
Reaksi pada uji barfoed :
yaitu dehidrasi fruktosa oleh HCl pada
Karbohidrat yang ditambahkan
pereaksi seliwanoff membentuk
larutan barofed akan menghasilkan
hidroksimetilfurfural dan kondensasi
warna biru. Dalam suasana asam,
hidroksimetilfurfural yang terbentuk
polisakarida dan disakarida akan
dengan resorsinol membentuk larutan
terhidrolisis parsial menjadi bagian kecil
berwarna merah. Sukrosa dapat bereaksi
monomernya. Hal ini yang menjadi cara
positif ketika ditambahkan pereaksi
identifikasi monosakarida, disakarida
seliwanoff dimana sukrosa akan
dan polisakarida. Disakarida dan
terhidrolisis menghasilkan glukosa dan
polisakarida akan menghasilkan
fruktosa. Fruktosa hasil hidrolisis akan
intensitas warna biru yang lebih kecil
membentuk larutan berwarna merah
dibanding monosakarida saat
(Sumardjo, 2009).
terhidrolisis oleh asam karena memiliki
Sebanyak 2 ml larutan seliwanoff
kadar yang lebih kecil.
yang telah direaksikan dengan 2 tetes
Menurut literasi, karbohidrat yang
sampel dan dipanaskan selama 1 menit
termasuk ke dalam golongan
menunjukkan data akhir praktikum yang
monosakarida adalah glukosa dan
tertera pada tabel 3 terlampir bahwa
fruktosa sedangkan maltose, laktosa dan
karbohidrat jenis sukrosa dan fruktosa
sukrosa masuk ke dalam jenis disakarida
bereaksi positif terhadap larutan
(Barus Pina, 2005). Namun, pada hasil
seliwanoff sedangkan gluoksa, maltose
percobaan ditemukan maltose turut
dan laktosa tidak menunjukkan
bereaksi positif terhadap larutan
perubahan warna menjadi merah sehabis
barfoed.
pemanasan. Hal ini menandakan bahwa
Hal tersebut dapat disebabkan
ketiga karbohidrat tersebut negative
larutan barfoed yang tidak segera
bereaksi terhadap seliwanoff.
direaksikan karena larutan barfoed
Kesimpulan hasil praktikum diatas
bersifat mudah mengalami kerusakan
selaras dengan literasi yang ada.
apabila didiamkan terlalu lama. Larutan
Reaksi seliwanoff :
barfoed yang rusak dapat mempengaruhi
laju reaksi terhadap larutan gula. Waktu
pemanasan yang terlalu lama juga dapat
Nama asisten : Tiara Aray Rahmah
Tanggal Praktikum : 4 Oktober 2019
Tanggal Pengumpulan : 14 Oktober 2019

refractometer dimulai dengan sukrosa >


maltose > glukosa > fruktosa > laktosa.
Hal tersebut berlainan dengan
literasi yang menyatakan bahwa fruktosa
Laktosa yang bereaksi pada salah berada pada tingkat kemanisan tertinggi
satu praktikum disebabkan laktosa diantara kelima sampel dan laktosa
bereaksi dengan larutan seliwanoff yang (Zulfikar, 2010). Uji kadar kemanisan
terdapat HCl dimana jika bereaksi sakarida menggunakan sensori
dengan susu maka susu akan cenderung kurang akurat dibandingkan
terkoagulasi. dengan menggunakan refractometer. Hal
Sukrosa dan fruktosa merupakan ini disebabkan perbedaan sensori setiap
gula kelompok ketosa. Fruktosa indera pengecap manusia dimana
merupakan gula monosakarida dan terdapat beberapa sensori yang lebih
sukrosa merupakan gula disakarida yang peka terhadap salah satu rasa dan
terdiri dari monomer glukosa dan kepekaan pengecap terhadap kadar rasa
fruktosa. Maltosa, laktosa dan glukosa pada bahan pangan.
merupakan gula kelompok aldose Pengukuran derajat kemanisan
dengan glukosa sebagai gula menggunakan refractometer
monosakarida sedangkan laktosa dan menggunakan prinsip pembiasan. Dasar
maltosa adalah gula kelompok pembiasan adalah penyinaran yang
disakarida. Laktosa terdiri dari glukosa menembus dua macam medium yang
dan galaktosa serta maltose terdiri dari 2 memiliki kerapatan yang berbeda
molekul glukosa. sehingga dihasilkan perubahan arah
sinar. Prinsip kerja alat ini berdasarkan
Uji Kemanisan Relatif Sakarida pada sudut kritis pula. Dimana sudut
kritis antara dua medium lebih rapat ke
Umumnya, karbohdrat memiliki
medium yang kurang rapat sehingga
tingkatan kemanisan yang berbeda –
dihasilkan sudut bias sama dengan 90°.
beda setiap jenisnya. Sukrosa digunakan
Penggunaan refractometer cukup
dalam pembuatan gula pasir, laktosa
mengubah – ubah kompensator sehingga
digunakan sebagai salah satu komponen
garis batas dan gelap terlihat jelas dan
dalam susu, glukosa dapat dibuat
tidak terdapat warna lagi, dengan garis
menjadi syrup glukosa, maltosa
batas gelap dan terang yang sangat jelas
terkandung dalam madu dan fruktosa
ini kita dapat menentukan indeks bias
sebagai salah satu komponen dalam
dari zat cair yang ingin kita ketahui
syrup jagung.
dengan melihat skala yang terdapat pada
Derajat kemanisan dari sakarida
refractometer (Abduh, 2015).
ditentukan oleh kadar gula yang
Derajat kemanisan dari suatu
dikandung oleh setiap sakarida. Oleh
sakarida sangat ditentukan oleh kadar
karena itu, fruktosa merupakan sakarida
gula dalam setiap sakarida tersebut. Hal
yang memiliki kandungan gula paling
ini juga dipengaruhi oleh susunan atom
tinggi dan laktosa merupakan sakarida
penyusun yang ada dalam gula tersebut.
yang memiliki kadar gula paling rendah.
Sedangkan ada pula literatur bahwa
Namun, hasil pengamatan pada tabel
tingkat kemanisan dipengaruhi oleh
4 terlampir menunjukkan bahwa sukrosa
suhu seperti pada fruktosa dan sukrosa
sebagai gula dengan tingkat kemanisan
yang mengalami kenaikkan suhu.
tertinggi melalui tes kadar kemanisan
Maltosa memiliki jembatan oksigen
sakarida baik sensori maupun
terbentuk antara atom karbon nomr 1
menggunakan refractometer. Urutan
dari D-glukosa dan atom karbon nomo 4
kadar manis dari yang tertinggi ke
dari D-glukosa lain. ikatan yang
rendah menurut sensori dimulai dari
terbentuk dinamakan ikatan α (14)
sukrosa > Maltosa > fruktosa > glukosa
glikosida. Maltose diperoleh dari hasil
> laktosa. Sedangkan menurut
Nama asisten : Tiara Aray Rahmah
Tanggal Praktikum : 4 Oktober 2019
Tanggal Pengumpulan : 14 Oktober 2019

hidrolisa pati dan banyak dimanfaatkan 1 sendok sampel yang telah


sebagai pemans. Sukrosa (gula pasir) dilarutkan Bersama dengan 50 ml
terbentuk dari satu molekul α-D-glukosa akuades diamati dalam bentuk preparat
dan β-D-fruktosa. Laktosa terdapat pada pada mikroskop. Berdasarkan hasil
air susu dan pada umumnya disebut juga pengamatan yang tertera pada tabel 5
sebagai gula susu. Molekul ini teersusun terlampir, granula pati memiliki bentuk
dari satu molekul D-glukosa dan satu yang berbeda – beda bergantung pada
molekul D-galaktosa melalui ikatan β jenis sampel. Terdapat 5 sampel pati
(14) glikosidik. Laktosa yang yakni tapung terigu, tepung sagu, tepung
difermentasi akan berubah menjadi asam ketan putih, tepung maizena dan tepung
laktat. Laktosa dalam tubuh dapat tapioka.
menstimulasi penyerapan kalsium. Preparat pati kemudian
Sukrosa memiliki rasa manis dan terasa ditambahkan larutan KI 0,01 N dan
nyaman di lidah, walaupun digunakan dilakukan pengamatan kembali. Derajat
dalam konsentrasi tinggi (Raymond, polimerasi amilopektin lebih besar, yaitu
2010). mencapai 104-105. Amilosa dan
Pada pemanis buatan, mayoritas amilopektin dapat dibedakan dengan
tidak memiliki kalori. Atau kalau pun menambahkan uji iodun dalam KI.
mengandung kalori, jumlahnya sangat Struktur heliks amilosa dapat
sedikit. Jenis pemanis buatan yang membentuk ikatan kompleks dengan
mengandung kalori adalah golongan iodin dan terbentuk warna biru. Pada
pemanis yang berasal dari alkohol amilopektin, iodin tidak membentuk
seperti manitol, sorbitol, dan xylitol. kompleks yang kuat karena terhalang
Dengan jumlah kalori yang sedikit strukturnya yang besar sehingga tidak
bahkan hampir tidak ada. terbentuk warna biru dan terbentuk
warna coklat kemerahan (Eliasson,
Identifikasi Pati 2004). Selain itu, KI dan I2 berfungsi
Pati merupakan polimer dari - D- sebagai indikator adanya pati jika dilihat
glukosa.zat pati dihasilkan dalam sel-sel di bawah mikroskop serta agar
tanaman pada bagian akar, batang membantu memperjelas gambar yang
ataupun biji dan disimpan sebagai ada pada mikroskop.
partikel-partikel larut air yang dikenal Hasil pengamatan menunjukkan
sebagai granula- granula pati. partikel bahwa bentuk granula pati berbeda-
yang tidak larut dalam air, yang dikenal beda. Ada yang bulat kecil, pipih besar
sebagai granula-granula pati. Granula- atau memanjang dan lain-lain. Pada
granula ini terkumpul dalam plastida- umumnya tiap jenis tanaman memiliki
plastida yang tersebar di dalam bentuk pati dan kisaran ukuran granula
sitoplasma (Winarno, 2002). pati yang khas sehingga identifikasi pati
Pati atau amilum adalah karbohidrat dapat dilakukan dengan menggunakan
kompleks yang tidak larut dalam air, mikroskop biasa dan dan cahaya
berwujud bubuk putih, tawar dan tidak terpolarisasi dan dengan difraksi sinar-X
berbau. Pati merupakan 50-65% berat
kering biji gandum dan 80% bahan Gelatinisasi Pati
kering umbi kentang. Gelatinisasi adalah peristiwa
Pati berbentuk granul atau butir- perkembangan granula pati sehingga
butir kecil dengan lapisan-lapisan yang granula pati tersebut tidak dapat kembali
karakteristik. Lapisan-lapisan ini serta pada kondisi semula (Winarno, 2002).
ukuran dan bentuk granul seringkali Pengembangan granula pati pad
khas bagi beberapa spesies tanaman mulanya bersifat balik, tetapi jika
sehingga dapat digunakan untuk pemanasan mencapai suhu tertentu,
identitas tanaman asalnya (Claus, et al., pengembangan granula pati menjadi
1970). bersifat tidak dapat balik dan akan
Nama asisten : Tiara Aray Rahmah
Tanggal Praktikum : 4 Oktober 2019
Tanggal Pengumpulan : 14 Oktober 2019

terjadi perubahan struktur granula. Suhu sesudah gelatinisasi (saat suhu telah
pada saat granula pati membengkak kembali dingin). Tingkat kekeruhan
dengan cepat dan mengalami perubahan sampel pun pada umumnya makin jernih
yang bersifat tidak dapat balik disebut pada saat mengalami gelatinisasi dan
suhu gelatinisasi pati. Menurut Matz setelah mengalami gelatinisasi (saat
(1984) suhu gelatinisasi berkisar antara suhu dingin). Pada saat suspensi mulai
58,8-70oC. Pati dengan kandungan jernih, maka suhu tersebut merupakan
amilopektin yang tinggi akan suhu optimum gelatinisasi dari sampel-
membentuk gel yang tidak kaku, sampel tersebut.
sedangkan pati yang kandungan
amilopektinnya rendah akan membentuk KESIMPULAN
gel yang kaku.
Suhu penggembungan ini Pada uji benedict hasil positif
dipengaruhi berbagai faktor temasuk ditunjukkan pada sampel yaitu glukosa,
pH, praperlakuan, laju pemanasan, dan fruktosa, laktosa, dan maltose.
adanya garam dan gula. Pemanasan Sedangkan menunjukkan hasil negatif
lebih lanjut di atas suhu pengelatinan pada sukrosa. Hal tersebut menandakan
mengakibatkan penggembungan butiran keempat sampel positif merupakan gula
lebih lanjut, dan campuran menjadi pereduksi.
kental dan bening (deMan, 1999). Pada uji barfoed hasil positif
Tepung Terigu adalah salah stau ditunjukkan pada sampel glukosa,
bahan pangan yang diperoleh dengan fruktosa dan maltosa. Namun
beberapa tahap pengolahan. Terigu seharusnya maltosa menunjukkan hasil
mengandung karbohidrat yang cukup negatif. Hasil positif menunjukkan
tinggi, protein, asam folat, vitamin E, bahwa larutan merupakan karbohidrat
dan lain sebagainya. Terigu terbagi jenis monosakarida.
menjadi terigu berprotein tinggi, sedang Pada uji seliwanoff hasil positif
dan rendah. Tepung terigu mengandung ditunjukkan pada gula yang mempunyai
pati yang apabila dipanaskan pada suhu gugus ketosa yaitu fruktosa dan sukrosa.
24,5 – 6,40°C akan membengkakan Kemanisan relatif gula dapat
granula pati yang disebabkan penetrasi diurutkan dari yang paling manis yaitu
molekul oati yang dilakui air akan Sukrosa kemudian
terperangkap dalam amilosa dan Suhu gelatinisasi pada sampel
amilopektin. tepung maizena, tepung sagu, tepung
Tepung tapioka merupakan pati terigu, tepung ketan putih dan tepung
yang diekstrak dari umbi singkong. tapioka berkisar antara 50-80oC.
Suhu yang diperlukan untuk
memanaskan pati agar terjadi DAFTAR PUSTAKA
pembengkakan adalah berkisar 52-64°C.
Pati sagu yang telah dialrutkan dalam air Abduh, M. 2015. Refraktometer ABBE.
dipanaskan pada hot plate. Suhu Program Studi Fisika, FMIPA
gelatinisasi yang diperlukan oleh pati Universitas Padjajaran.
sagu untuk mengembang adalah 77°C Sumedang.
dengan suhu pendinginan 4°C, suhu Almatsier. S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu
pada jagung 62-70°C dan beras 68- Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka
78°C. Utama
Hasil pengamatan diatas Banus Pina. 2005. Studi Penentuan
menunjukkan bahwa setiap sampel Kandungan Karbohidrat, Protein
tepung memiliki bentuk granula yang dan Mineral dalam Air Rebusan
berbeda-beda. Tingkat kekentalan setiap Beras sebagai Minuman
sampel pada umumnya semakin kental Pengganti Susu. Sains Kimia
pada saat mengalami gelatinisasi dan (Suplemen). 9 (3) : 15-16
Nama asisten : Tiara Aray Rahmah
Tanggal Praktikum : 4 Oktober 2019
Tanggal Pengumpulan : 14 Oktober 2019

Budianto A K. 2009. Pangan, Gizi, dan Chemistry. Library of Congress,


Pembangunan Manusia Amerika.
Indonesia: DasarDasar Ilmu Sumardjo, Damin. 2009. Pengantar
Gizi. UMM Press 1-16, Malang. Kimia : Buku Panduan Kuliah
Claus, E. P., Tyler V. E., Bradley I. R. Mahasiswa Kedokteran dan
1970. Pharmacognosy, 6th, Program Strata 1 Fakultas
editor Lea and Febringer, Bioekseta. Buku Kedokteran
Philadelphia EGC, Jakarta
deMan. 1999. Principle of Food Tim Dosen Kimia. 2010. Kimia Dasar 2.
Chemistry. Connecticut:The Avi UPT MKU, Makassar
Publishing Co., Inc., Westport. Tim laboratorium Kimia UMM. 2008.
Fardiaz, dkk. 1992. Petunjuk Penuntun Praktikum Biokimia
Alboratorium. Teknik Analisis Biologi Laboratorium Kimia
Kimia dan Fungsional UMM. Malang
Komponen Pangan. Pusat Antar Winarno, F.G., 2002. Kimia Pangan dan
Universitas Pangan dan Gizi, Gizi. Gamedia Pustaka Utama,
IPB. Bogor Jakarta.
Matz, S.A. 1992. Bakery Technology Yazid, E. dan Nursanti, L., 2006.
and Engineering. 3rd Edition. Pan Penuntun Praktikum Biokimia,
tech International Inc., Texas. Penerbit Andi, Yogyakarta.
Murray, R.K. dkk. 200/ Biokimia Zulfikar. 2010. Polisakarida. Kimia Upi
Harper,. Penerbit Buku Edu, Bandung
Kedokteran EGC, Jakarta.
Raymond, K. W. 2010. General,
Organik, and Biological

Anda mungkin juga menyukai