Tujuan
Prinsip dasar
Komposisi asam lemak dalam trigliserida terdiri dari asam lemak jenuh dan asam
lemak tidak jenuh. Asam lemak jenuh adalah asam lemak yang tidak mempunyai
ikatan rangkap, sedangkan asam lemak yang mempunyai satu atau lebih ikatan
rangkap.
Dasar Teori
Uji ketidakjenuhan digunakan untuk mengetahui asam lemak yang diuji apakah
termasuk asam lemak jenuh atau tidak jenuh dengan menggunakan pereaksi Iod
Hubl. Iod Hubl ini digunakan sebagai indikator perubahan. Asam lemak yang diuji
ditambah kloroform sama banyaknya. Reaksi positif ketidakjenuhan asam lemak
ditandai dengan timbulnya warna merah asam lemak, lalu warna kembali lagi ke
warna awal kuning bening. Warna merah yang kembali pudar menandakan bahwa
terdapat banyak ikatan rangkap pada rantai hidrokarbon asam lemak. Trigliserida
yang mengandung asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap dapat diadisi oleh
golongan halogen. Pada uji ketidakjenuhan, pereaksi iod huble akan mengoksidasi
asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap pada molekulnya menjadi berikatan
tunggal. Warna merah muda yang hilang selama reaksi menunjukkan bahwa asam
lemak tak jenuh telah mereduksi pereaksi iod huble (Erma, 2011).
Tabung 1 Tabung 2
Mentega - Seujug
spatula
Minyak Kelapa 2 tetes -
Kloroform 2 ml 2ml
Hasil : jumlah
tetes air brom
Hasil pengamatan
Dari keempat lipid yang diuji, yang merupakan lipid tidak jenuh adalah mentega,
asam stearat, dan minyak, karena ketiganya menghilangkan warna merah bromin.
Pembahasan :
Uji ketidak jenuhan ini bertujuan untuk menguji suatu lemak tergolong ke dalam
lemak jenuh atau tidak. Prinsipnya asam lemak yang ada dalam lemak hewan selalu
jenuh, sedangkan asam lemak di dalam minyak tumbuhan mengandung satu atau
beberapa ikatan rangkap atau tidak jenuh. Kemudian lauran bromin yang berwarna
merah dapat dijadikan indikator terhadap senyawa lemak jenuh atau tidak karena
bromin mampu bereaksi dengan ikatan rangkap yang terdapat pada lemak yakni
dengan cara emutus ikatan rangkap tersebut.
Dari hasil praktikum yang dilakukan pada beberapa lipid seperti minyak, mentega,
asam stearat dan asam oleat tampak bahwa asam stearat tidak tergolong kedalam
lemak jenuh karena saat ditetesi bromin warna asam stearat tidak berubah. Kita tahu
bahwa senyawa bromin akan bereaksi dengan ikatan rangkap pada lemak dengan
menunjukan adanya perubahan warna larutan bromin itu sendiri, dan pada asam
stearat sebelum ditetesi berwarna serbuk putih, setelah dietesi bromin warna larutan
menjadi merah (warna bromin yng merah tidak berubah saat direaksikan dengan
asam stearat ). Dengan demikian kesimpulan yang di dapat bahwa asam stearat
tergolong ke dalam lemak jenuh karena tidak memiliki ikatan rangkap. Dibuktikan
dengan reaksi penambahan senyawa bromin diana warna bromin tidak berubah.
Untuk lipid ; asam oleat, minyak dan metega menunujkan perubahan saat ditetesi
senyawa bromin. Warna merah senyawa bromin hilang saat bereaksi dengan lipid
tersebut dan hal tersebut menunjukan bahwa senyawa tersebut tergolong kedalam
senyawa yang berikatan rangkap dan hal itu membuktikan bahwa asam oleat,
mentega dan minyak tergolong ke dalam asam lemak tak jenuh.
Minyak kelapa juga mengandung asam kaprilat, asam kaprat, dan asam oleat.
Mentega merupakan salah satu produk makanan konsumsi sehari-hari yang dibuat
dengan menggunakan bahan baku lemak nabati. Mentega dibuat melalui proses
hidrogenasi asam lemak tak jenuh yang bersumber dari tanaman. Mentega adalah
emulsi air dalam minyak yang berbentuk padat. Pada hasil percobaan, minyak dan
mentega memberikan hasil positif yaitu dengan hilangnya warna larutan iodium.
Minyak menghasilkan warna kuning bening, mentega menghasilkan warna putih
keruh, dan asam oleat menghasilkan warna bening. Hal itu berarti pada ketiga zat
itu, terdapat ikatan tak jenuh (ikatan rangkap)
https://www.academia.edu/9444973/laporan_biokimia_lipid
buku BIOKIMIA praktikum analis kesehatan