LIPID
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Lipid merupakan komponen hormon yang mengatur komunikasi antar sel, vitamin
membantu regulasi proses-proses biologis dan membran plasma yang berbentuk seperti
lembaran berfungsi memisahkan bagian seluler sel dari lingkungan luarnya sehingga sel
dapat menjalankan fungsinya sebagai unit kehidupan. Dalam hal ini lipid berperan sebagai
barier untuk sel dan lipid juga berperan sebagai sumber energi selain karbohidrat, serta
terkonsentrasi tinggi sebagai cadangan energi untuk penyimpan makanan, dan transport yang
disimpan sebagai jaringan adipose (F. Christine 2017).
Secara umum Lipid didefinisikan sebagai komponen yang mudah larut pada pelarut
organik yang cenderung non-polar seperti etanol, ether, dan kloroform, namun terdapat
beberapa golongan lipid yang larut pada pelarut polar. Lemak disebut juga lipid, adalah
suatu zat yang kaya akan energi, berfungsi sebgagai sumber energi yang utama untuk proses
metabolisme tubuh. Lemak yang beredar di dalam tubuh diperoleh dari dua sumber yaitu
dari makanan dan hasil produksi organ hari, yang bisa disimpan di dalam sel-sel lemak
sebagai cadangan energi (F. Christine 2017).
Asam lemak penyusun lipid ada dua macam, yaitu asam lemak jenuh dan asam
lemak tidak jenuh. Asam lemak jenuh molekulnya tidak mempunyai ikatan rangkap pada
rantai karbon, sedangkan Asam Lemak tidak jenuh molekulnya mempunyai ikatan rangkap
pada rantai karbon. Halogen dapat bereaksi cepat dengan atom C pada rantai yang ikatannya
tidak jenuh (peristiwa adisi). Dari segi gizi asam lemak mengandung energi tinggi
(menghasilkan banyak ATP). Karena itu kebutuhan lemak dalam pangan diperlukan. Asam
lemak tak jenuh dianggap bernilai gizi lebih baik karena reaktif dan merupakan antioksidan
di dalam tubuh (F. Christine 2017).
1.2 Tujuan Praktikum
1. Memberikan pengalaman untuk bekerja dengan pelarut organik
2. Melakukan pengelompokkan terhadap suatu sampel lipid.
1.3 Manfaat Praktikum
Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa akan dapat menunjukkan:
1. Sifat dan struktur lipid melalui uji-uji kualitatif
2. Mempelajari sifat-sifat lipid melalui beberapa reaksi uji kualitatif untuk lipid.
a. Alat
Tabung reaksi, pipet tetes, erlenmeyer, kaki tiga dan spirtus ( pemanas )
b. Bahan
minyak kelapa, lemak hewan, mentega, Margarin, Gliserol, asam palmitat, asam
stearat, air, eter, kloroform, alkohol panas, alkohol dingin, alkali, asam encer, Pati,
Minyak kelapa yang tengik, Asam oleat, iod hubl, Kolesterol
A. uji kelarutan
- Masukkan 2 mL pereaksi/pelarut ke dalam tabung reaksi yang bersih.
- Bubuhkan sedikit bahan percobaan (1 mL atau 1 sudip) ke dalam tabung yang
sudah berisi pelarut.
- Kocok isi tabung kuat-kuat.
- Amati kelarutanya.
- Pelarut yang digunakan adalah air, eter, kloroform, alkohol panas, alkohol
dingin, alkali dan asam encer.
- Bahan percobaan yang digunakan adalah minyak kelapa, lemak hewan,
mentega, margarin, gliserol, asam palmitat, dan asam stearat.
B. Identifikasi Gliserol
- Masukkan sedikit kristal KHSO4 ke dalam tabung yang bersih dan kering.
- Bubuhkan 3-4 tetes bahan percobaan.
- Panaskan langsung di atas api, mula-mula dengan api kecil.
- Perhatikan bau akrolein yang terbentuk yang berupa asap putih.
- Bandingkan bau akrolein dengan bau SO2 yang terbang dari karbohidrat yang
dipanaskan.
- Lakukan uji ini terhadap minyak kelapa, lemak hewan, gliserol, asam palmitat,
asam stearat, dan pati.
C. Uji Ketidakjenuhan
- Tambahan kloroform sama banyak, kocok sampai semua bahan larut.
- Bubuhkan tetes demi tetes pereaksi Jod Hubl sambil dikocok dan amati
perubahan yang terjadi.
- Lakukan uji ini terhadap minyak kelapa, minyak kelapa yang tengik, lemak
hewan, mentega, blue band, asam palmitat, dan asam oleat.
D. Uji Ketengikan
- Sediakan erlenmeyer 100 mL yang bersih dan kering.
- Masukkan 5 mL bahan percobaan.
- Tambahkan 5 mL HCl pekat, campurkan hati-hati.
- Sediakan kertas saring yang dicelupkan ke dalam floroglusinol dan sumbat karet.
- Masukkkan serbuk CaCO3, segera tutup dengan sumbat karet yang dijepitkan
kertas floroglusinol, sehingga kertasnya tergantung. Biarkan 10-20 menit.
- Amati perubahan warna yang terjadi pada kertas tersebut. Bila terjadi warna
merah muda berarti bahan tersebut tengik.
- Lakukan uji ini terhadap minyak kelapa yang tengik, minyak kelapa, lemak
hewan, dan mentega.
E. Uji Kolestrol
- Dalam tabung reaksi yang bersih dan kering, larutkan beberapa miligram
kolesterol di dalam 3 mL kloroform anhidrat.
- Tambahkan asam sulfat pekat dengan volume yang sama, kocok tabung
perlahan- lahan. Biarkan lapisan cairan terpisah. Amati warna yang terjadi.
III. HASIL PRAKTIKUM
IV. Tabel 1 Kelarutan lipid
Sampel Pelarut
air eter kloroform alkohol alkohol alkali asam encer
panas dingin
Minyak kelapa - ++++ +++ ++
Mentega - ++++ +++ ++
Margarin - ++++ +++ ++
Keterangan : (+; ++; +++; ++++) = larut; - = tidak larut
Gambar :
Pembahasan:
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa semua
bahan tidak larut dalam air karena semua bahan bersifat nonpolar sedangkan air bersifat
polar. Pada klorofom menjadi pelarut yang lebih kuat untuk semua bahan karena merupakan
pelarut organik (nonpolar) yang dapat melarutkan lemak, hal ini karena tingkat kepolaran
dari pelarut sangat menentukan kelarutannya. Alkohol panas memiliki kelarutan sempurna
dibanding alkohol dingin, namun keduanya dapat melarutkan sebagian lemak dan minyak
karena sifatnya yang non polar.
Uji kelarutan memiliki prinsip like dissolves like, yakni suatu zat akan larut di dalam
pelarut yang memiliki struktur kimia sama dengan zat tersebut, yang bergantung pada
kepolarannya. Senyawa yang polar dapat larut pada pelarut yang polar, begitupun
sebaliknya. Prinsip ini berlaku pula pada uji kelarutan lipid, yang bersifat non polar
sehingga umumnya hanya dapat larut pada pelarut organik non polar seperti kloroform, dietil
eter, dan lain sebagainya (Ratna. I 2019).
Mengapa kelarutan tiap sampel pada berbagai pelarut berbeda, karena hal tersebut
merupakan salah satu contoh dari perbedaan kepolaran. Berdasarkan prinsip like dissolve
like yang telah dipaparkan sebelumnya, pelarut polar akan melarutkan zat yang sifatnya
polar juga. Seperti yang telah kita ketahui, air merupakan senyawa polar yang salah satu
ujung molekulnya bermuatan positif, dan ujung lainnya bermuatan negatif. Sementara
minyak merupakan senyawa atau zat yang bersifat nonpolar. Perbedaan kepolaran ini
menyebabkan kedua zat sulit untuk bercampur yang menyebabkan kelarutan tiap pelarut
berbeda (Ratna. I 2019).
Pembahasan:
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa uji
ketidakjenuhan menunjukan cotton seed oil memiliki ikatan rangkap. Artinya sampel
tersebut mengandung asam lemak tidak jenuh. Sedangkan Linseed Oil mengandung asam
lemak jenuh karena tidak memiliki ikatan rangkap. Uji ini dilakukan untuk menentukan ada
atau tidaknya asam lemak jenuh pada sampel, meskipun ikatan rangkap yang ada pada
sampel hanya sedikit hasil yang didapatkan akan tetap positif (F. Christine 2017).
Gambar :
Minyak Kelapa, Minyak Kelapa Tengik.
Pembahasan:
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa uji
ketengikan adalah perubahan struktur pada minyak yang menyebabkan perubahan aroma
pada minyak. Aroma minyak jadi spesifik dan tidak sedap. Berdasarkan penyebabnya,
ketengikan dibagi menjadi dua jenis yaitu ketengikan hidrolisis dan ketengikan oksidatif.
Ketengikan hidrolisis disebabkan akibat lepasnya komponen asam lemak bebas yang
terdapat pada minyak akibat proses lipolisis. Lipolisis adalah proses hidrolisis ikatan ester
pada lemak (triasilgliserol) sehingga menghasilkan asam lemak bebas dan gliserol. Asam
lemak bebas rantai pendek akan menghasilkan bau khas yang tidak sedap yang dikenal
dengan istilah tengik. Proses lipolisis dapat terjadi akibat pengaruh enzim, atau pemberian
panas, dan air. Terbentuknya asam lemak bebas dengan 6-10 rantai hidrokarbon dapat
menunjukkan kerusakan pada minyak. Ketengikan oksidatif diakibatkan oleh proses
oksidasi lemak pada minyak. Penyebab utama oksidasi lemak adalah autooksidasi. Reaksi
autooksidasi pada lemak terjadi melalui pembentukan radikal bebas (F. Christine 2017).
Pembahasan:
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa uji
kolesterol adalah bagian dari lemak yang disebut lipid plasma. Dari hasil percobaan uji
salkowski menunjukkan hasil dengan warna merah kecoklatan yang menunjukkan
terjadinya reaksi antara kolesterol dengan asam sulfat pekat. Berdasarkan uji Lieberman-
buchard, kolesterol yang dilarutkan dalam asam asetat anhidrat dan ditambah asam sulfat
pekat terbentuk warna hijau kebiruan pada larutan. Hal ini menunjukkan reaksi positif.
Warna hijau yang terbentuk sangat pekat. Semakin pekat warna yang terbentuk,
menunjukkan bahwa kolesterol dalam sampel yang diuji semakin banyak.
SIMPULAN
Asam lemak penyusun lipid ada dua macam, yaitu asam lemak jenuh dan asam
lemak tidak jenuh. Asam lemak jenuh molekulnya tidak mempunyai ikatan rangkap pada
rantai karbon, sedangkan Asam Lemak tidak jenuh molekulnya mempunyai ikatan rangkap
pada rantai karbon. Halogen dapat bereaksi cepat dengan atom C pada rantai yang ikatannya
tidak jenuh (peristiwa adisi). Dari segi gizi asam lemak mengandung energi tinggi
(menghasilkan banyak ATP). Karena itu kebutuhan lemak dalam pangan diperlukan. Asam
lemak tak jenuh dianggap bernilai gizi lebih baik karena reaktif dan merupakan antioksidan
di dalam tubuh (F. Christine 2017).
. Lipid yang tidak memiliki ikatan rangkap merupakan lipid yang bersifat jenuh
dan tidak mudah teroksidasi, sehingga tidak menimbulkan ketengikan. Kolesterol adalah
bagian dari lemak yang disebut lipid plasma yang dapat diuji dengan uji Salkowski dan uji
Liberman-Buchard.
DAFTAR PUSTAKA
F. Christine 2017. Lipid. Jurnal Lipid. Cetakan Pertama. Jilid 1
Kurniasih. R 2021. Materi Praktikum MK Biokimia Hewan [KSH12203]-Program Studi
Kesehtan Hewan, STPP.
Ratna I. 2019. Kelarutan dan Urgensinya dalam Bidang Farmasi. [Internet]. [Diunduh 18
Agustus 2021]. Tersedia pada: https://farmasetika.com/2019/11/15/kelarutan-dan-
urgensinya-dalam- bidang-farmasi/
https://www.youtube.com/watch?v=lqyh64N7EOU
https://123dok.com/document/q51p153y-laporan-dan-praktikum-biokimia-lipid.html
Wahyudi. A et all 2020. Biomolekul dalam Konteks Biokimia. Cetakan Ketiga. Jilid 2