OLEH : KELOMPOK 2
SEARINO M. P. S. 41140057
JANETTE H. 41140062
STEFANUS EDU A. 41140100
BAB I
DASAR TEORI
1.1 ENZIM
Enzim adalah polimer biologis yang berfungsi sebagai katalis dalam reaksi-reaksi
biokimia. Sintesis enzim terjadi di dalam sel dan sebagian besar enzim dapat diperoleh
dengan ekstraksi dari jaringan tanpa merusak fungsinya. Enzim yang mengatalis suatu
senyawa menjadi senyawa lain dapat meningkatkan laju reaksi setidaknya 10 6 dibanding
dengan yang tidak di katalis.Selain sangat efisien,enzim juga merupakan katalis yang
sangat selektif.
Enzim dapat meningkatkan laju reaksi yang luar biasa tanpa pembentukan produk
1
samping dan molekul berfungsi dalam larutan encer pada keadaan biasa (fisiologis)
tekanan, suhu dan pH normal.Dengan kata lain faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim
adalah suhu, pH, konsentrasi enzim dan konsentrasi substrat.
1.2 SALIVA
Saliva adalah sekret yang dikeluarkan oleh glandula salivarius yang kandungannya
adalah 99,5 % H2O dan komponen lain. Saliva berfungsi sebagai pelumas makanan
sehingga membuatnya menjadi lebih lunak. Saliva berwarna sedikit keruh dan kental
karena sebagian diproduksi oleh kelenjar mukosa di cavum oris.
Kelenjar saliva yang utama adalah glandula parotid, glandula sublingualis, glandula
submandibularis, dan beberapa kelenjar bukalis yang kecil.Kelenjar saliva terutama
dikontrol oleh sinyal saraf parasimpatis sepanjang jalan dari nukleus salivatorius superior
dan inferior pada batang otak. (Fisiologi Guyton, 2014:840)
1.3 EMPEDU
Empedu adalah cairan pahit yang di sekresikan oleh hati. Empedu selalu
diekskresikan oleh hati, tetapi saat belum digunakan empedu disimpan di kantung empedu.
Empedu melakukan dua fungsi penting. Pertama, empedu memainkan peran penting
dalam pencernaan dan absorbsi lemak,bukan karena enzim dalam empedu yang
menyebabkan pencernaan lemak, tetapi karena asam empedu. Kedua, empedu bekerja
sebagai suatu alat untuk mengekskresi beberapa produk buangan yang penting dari darah,
meliputi bilirubin, suatu produk akhir penghancuran hemoglobin, dan kelebihan kolesterol.
(Guyton, 2014:848)
2
BAB II
PERSIAPAN PRAKTIKUM
A. Enzim
Alat dan bahan :
1. Percobaan Amilase
Cara kerja :
3
droplet.
4
2. Percobaan Urease
Cara Kerja :
B. Saliva
Alat dan bahan :
Cara kerja :
C. Empedu
1. Uji Gmelin
Alat dan bahan :
5
a. Larutan empedu encer c. Tabung reaksi
b. Larutan HNO3 pekat d. Pipet volumetrik
2. Uji Pettenkofer
Alat dan bahan :
Cara kerja :
Cara kerja :
6
BAB III
HASIL PRAKTIKUM
A. Enzim
1. Percobaan Amilase
2. Percobaan Urease
7
coklat
b. Setelah 5 menit cokIat – orange- Kekuningan dan ada
didiamkan pink endapan cokIat
c. Setelah 10 menit Pink dan ada Kuning keemasan dan ada
didiamkan endapan cokIat endapan cokIat
B. Saliva
C. Empedu
BAB IV
8
PEMBAHASAN
A. Enzim
1. Percobaan Amilase
Enzim merupakan suatu senyawa organik yang disusun oleh protein yang dalam
peristiwa bertindak sebagai katalisator. Katalisator ini adalah zat yang mampu
mempercepat reaksi kimia akan tetapi zat itu sendiri tidak ikut beraksi. Berdasarkan
hasil pengamatan kami, ketika larutan saliva yang telah disaring dan amilum
dicampurkan maka akan menghasilkan larutan bening. Pada praktikum ini dilakukan 3
perlakuan untuk masing – masing seri tabung, yaitu diletakkan pada suhu kamar,
bongkahan es, dan waterbath 37˚C.
9
2. Uji Urease
Pada percobaan kaIi ini kami akan membandingkan 2 buah Iarutan yang
berbeda yakni ureum dan aquades, namun kedua Iarutan ini diperIakukan
dengan perIakuan yang sama. Dari perIakuan akan diamati keberadaan dan
mekanisme kerja enzim serta pengaruh suhu dan pH terhadap aktivitas enzim.
Berikut penjeIasan dari setiap perIakuan.
10
││
B. Saliva
1. Uji Biuret
Uji biuret pada air liur merupakan uji warna yang dilakukan untuk mengetahui
adanya protein dalam air liur.Pada uji biuret ini,saliva yang di beri 5 tetes biuret
berubah warna menjadi ungu yang mengindikasikan bahwa di dalam saliva terdapat
protein.. Kandungan protein di dalam saliva: amilase, isozim, mukus.
2. Uji Molisch
Uji Molisch adalah uji yang paling umum untuk menyatakan ada atau tidaknya
karbohidrat karena memberikan uji positif (cincin ungu) kepada semua karbohidrat
yang lebih besar daripada tetrosa. Penambahan 5 tetes molisch pada 2 ml saliva adanya
warna putih dan endapan abu-abu dan di tambahkan H 2SO4 ( secara perlahan melalui
dinding tabung ) menghasilkan gradasi warna yaitu putih-ungu-hijau.Adanya cincin
ungu menunjukkan reaksi positif yang berarti didalam air liur terkandung karbohidrat.
H2SO4 berfungsi untuk menghidrolisis glukosa (heksosa) menjadi hidroksimetil fufural
atau arabinosa (pentosa) yang akan diubah menjadi furufura.
Terjadi endapan bening keputihan pada larutan yang dilihat dengan latar gelap.
Hal ini terjadi karena adanya koagulasi dari melekul-molekul yang berupa protein
(misalnya enzim amilase) yang terkandung pada air liur. Dimana protein pada
penambahan asam akan menyebabkan terjadinya koagulasi.
11
C. Empedu
1. Uji Gmelin
2. Uji Pettenkofer
Pada uji pettenkofer, larutan sukrosa dengan H2SO4 (asam sufat pekat)
maka terbentuk gula heksosa yang kemudian membentuk suatu senyawa
hidroksimetilfurfural . Dan karena adanya cairan empedu akan terbentuk suatu
cincin ungu. Di dalam empedu, asam-asam empedu seperti asam kholat atau
asam kenodeosikolat terutama sebagai garamnya, merupakan turunan senyawa
aromatik kompleks. Asam empedu dengan furfural (dihasilkan dari dehidrasi
karbohidrat oleh asam sulfat pekat) akan berkondensasi membentuk senyawa
kompleks berwarna.
a. Pada heksosa
H-CH2OH-HCOH-HCOH-HCOH-HCOH-C=O + H2SO4 = 5-hidroksimetil
furfural α-naftol
b. Cincin yang terbentuk
O ║ ║ __SO3H H2C─ ─────C───── ─OH Cincin ungu senyawa
kompleks
12
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum ini, dapat kami simpulkan bahwa :
13
DAFTAR PUSTAKA
Poedjiadi, Anna dan Supriyanti, F.M. Titin. 2009. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta:
Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).
Guyton, Arthur C. Hall, John E. 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 12.
Jakarta: EGC
Sherwood, Lauralee. (2007). Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem (Edisi 6). Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwel VW. 2011. Biokimia harper. 27th Ed.
Jakarta: EGC.
Dorland, W. A. Newman. 2011. Kamus Saku Kedokteran Dorland Edisi 28, Jakarta:
EGC
Ganong, W.F. 2010. Review of Medical Physiology,Ganong’s. 23rd edition. New York:
The McGraw-Hill Companies.Inc
14
LAMPIRAN
15