Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

ENZIM PENCERNAAN
BLOK DIGESTIVE

Nama : Syilvia Saswati


NIM : 019.06.0089
Kelompok : Sesi 1
Blok : Digestive 1
Dosen : Musyarrafah, S.Si., M.Sc

Andriana, S.Si., M.Sc

LABORATORIUM TERPADU I
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR MATARAM
2019/2020

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Praktikum

1. Untuk mengetahui enzim-enzim yang berperan pada sistem pencernaan

1.2 Prinsip Kerja praktikum


Pada proses pencernaan, dengan bantuan enzim- enzim pencernaan maka suatu
makromolekul akan dicerna menjadi molekul yang lebih kecil, misalnya:
1. Karbohidrat dihidrolisis menjadi monosakarida
2. Lemak dihidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak
3. Protein dihidrolisis menjadi asam amino

1.3 Cara Kerja


A. Cara Kerja Aktivasi Enzim Amilase
1. Masukkan 10 mL larutan amilum 1% ke dalam tabung reaksi. Kemudian tambahkan 5
tetes air liur
2. Sesegera mungkin tabung reaksi ini dimasukkan ke dalam waterbath suhu 370 C
3. Secara bersamaan siapkan juga piring reaksi yang diisi dengan larutan iodium 0,01M
masing-masing dua tetes
4. Setelah 1 menit, ambil 1 tetes larutan dalam tabung reaksi yang dimasukkan dalam
waterbath, lalu masukkan kedalam larutan iodium 0,01 M dalam piring reaksi. Catat
warna yang tejadi
5. Ulangi percobaan tadi tiap-tiap 1 menit sampai larutan iodium tidak berwarna
(berwarna kuning muda) dengan larutan dalam tabung reaksi (titik akromatik)
6. Catat waktunya (berapa menit)
7. Setelah tercapai titik akromatik, larutan dalam tabung reaksi di test dengan tes
benedict

B. Cara Kerja Uji Benedict


1.Masukkan 2,5 mL larutan benedict ke dalam tabung reaksi
2.Tambahkan 4 tetes larutan yang akan diperiksa campur dengan baik
3.Didihkan selama 3 menit, kemudian dinginkan
4.Catat warna endapan yang terjadi

2
C. Cara Kerja Pengaruh Temperatur Terhadap Kerja Ptyalin
1.Siapkan 4 buah tabung reaksi, kemudian masing-masing tabung reaksi diisi dengan 5
mL larutan pati 1% dan 3 tetes air liur, campur dengan baik
2.Sesegera mungkin:
1.Tabung I dimasukkan ke dalam air es
2.Tabung II dibiarkan pada temperatur kamar
3.Tabung III dimasukkan ke dalam penangas air 370C
4.Tabung IV dimasukkan ke dalam air mendidih
3.Tunggu selama 5 menit
4.Kemudian tiap-tiap tabung ditetesi dengan iodium 0,01M
5.Catat warna yang terjadi

D. Pengaruh pH Terhadap Kerja Amilase


1. Isilah 4 buah tabung reaksi masing-masing dengan :
1. 2 mL larutan HCl 0,4% (pH 1)
2. 2 mL larutan asam laktat 0,1% (pH 5)
3. 2 mL larutan aquadest (pH 7)
4. 2 mL larutan Na2CO3 1% (pH 9)
2. Ke dalam setiap tabung reaksi tambahkan 2 mL larutan pati 1% dan 8 tetes air liur,
campur dengan baik sesegera mungkin
3. Masukkan ke dalam waterbath 370 C selama 15 menit
4. Angkat dan bagilah setiap isi tabung reaksi menjadi 2 bagian
5. Pada bagian pertama tambahkan 2 tetes larutan iodium 0,01M
6. Catat warnanya
7. Pada bagian kedua lakukan tes benedict, catat apakah terjadi endapan dan bagaimana
warnanya. Terangkan hasilnya.

3
BAB II
HASIL dan PEMBAHASAN

2.1 Hasil Pengamatan dari Mikroskop

A. Aktivasi Enzim Amilase

Percobaan Hasil
 10 mL amilum 1%+5 tetes air liur  Warna larutan menjadi Biru
(waterbath 37° C) + 0,01 M Iodium  Berubah menjadi tidak berwarna
 18 menit (1 menit= 1 tetes iodium)

B. Uji Benedict
Percobaan Hasil
 2,5 ml larutan benedict+ 4 tetes hasil  Warna menjadi hijau tua
aktivasi enzim amilase (didihkan 3
menit) kemudian dinginkan

C. Pengaruh temperature terhadap kerja ptyalin


Percobaan Hasil
4 tabbung berisi 5 ml larutan pati + 3 tetes air  Tabung 1 (Air es) : Tidak tampak
liur masing-masing diletakkan ditempat yang warna
berbeda selama 5 menit+ 0,01 M iodium  Tabung 2 (Temperatur kamar) :
 Tabung 1 (Air es) Warna agak kekuningan
 Tabung 2 (Temperatur kamar)  Tabung 3 (Penangas air 37° C ) :
 Tabung 3 (Penangas air 37° C ) Warna tampak ungu

4
 Tabung 4 (Air mendidih)  Tabung 4 (Air mendidih) : Tidak
berwarna

D. Pengaruh pH terhadap kerja Amilase


Percobaan Hasil
2 ml HCL 0,4 (pH 1) + 2 ml pati+ 8 tetes air Terdapat dua hasil:
liur (waterbath selama 15 menit).  Ditambah 2 tetes iodium : warna
 Ditambah 2 tetes iodium menjadi agak biru
 Dengan uji benedict  Dengan uji benedict : warna menjadi
biru keunguan dengan endapan
2 ml aquadest (pH 7) + 2 ml pati+ 8 tetes air  Ditambah 2 tetes iodium : warna
liur (waterbath selama 15 menit). menjadi bening
 Ditambah 2 tetes iodium  Dengan uji benedict : warna menjadi
 Dengan uji benedict orange tua (bata) dengan endapan
2 ml Na2CO3 (pH 9) + 2 ml pati+ 8 tetes air  Ditambah 2 tetes iodium : warna
liur (waterbath selama 15 menit). menjadi bening
 Ditambah 2 tetes iodium  Dengan uji benedict : warna menjadi
 Dengan uji benedict hijau agak tua

2.2 Pembahasan Hasil Pengamatan


A. Aktivasi Enzim Amilase
Amilase diklasifikasikan sebagai saccharidase (enzim yang memotong polisakarida).
Amilase merupakan enzim pencernaan, terutama dilakukan oleh pankreas dan kelenjar ludah.

5
Enzim amilase adalah enzim yang mengkatalisis hidrolisis dari alpha-1,4- dan mampu
mengkatalis proses hidrolisa pati untuk menghasilkan molekul lebih sederhana seperti glukosa,
maltosa, dan dekstrin. Fungsi utama dari enzim amilase adalah untuk memecah pati dalam
makanan sehingga mereka dapat digunakan oleh tubuh.
Enzim amilase yang digunakan pada praktikum kali ini adalah enzim amilase yang
terdapat pada saliva. Dari pengamatan yang dilakukan bahwa pencampuran10 mL amilum 1% ,
5 tetes air liur (waterbath 37° C) dan 0,01 M Iodium menunjukkan warna biru pada 1 menit
pertama, dan masih berwarna biru sampai 1 menit berikutnya sampai menit ke-12 warna biru
mulai memudar. Pada 1 menit ke-18 dihasilkan warna bening atau tidak terjadi perubahan warna
sekalipun. Proses hidrolisis dianggap selesai jika telah tercapai titik akromatik, yaitu waktu
ketika larutan Iodium sudah tidak lagi positif atau tidak menunjukkan perubahan warna.

B. Uji Benedict
Larutan benedict mengandung kupri sulfat, natrium karbonat dan natrium sitrat. Larutan
benedict (tembaga alkalis) ini akan direduksi oleh karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid
atau keton bebas membentuk endapan kuproksida yang berwarna merah bata. Tidak semua
karbohidrat memberi reaksi positif, sukrosa memberi reaksi negatif demikian pula larutan
kanji/pati.
Dari pengamatan yang dilakukan bahwa 2,5 ml larutan benedict dan 4 tetes hasil aktivasi
enzim amilase yang telah didihkan selama 3 menit kemudian dinginkan 2,5 ml larutan
benedict+ 4 tetes hasil aktivasi enzim amilase (didihkan 3 menit) kemudian dinginkan
menghasilkan warna hijau tua pekat. Terjadinya perubahan warna hijau tua pekat menunjukkan
telah terjadi reduksi

C. Pengaruh temperature terhadap kerja ptyalin


Kerja suatu enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti temperatur, pH, konsentrasi
substrat, konsentrasi enzim, konsentrasi hasil reaksi, konsentrasi garam organik, adanya
aktivator dan inhibitor. Enzim mempunyai aktivasi optimal pada suhu 30-40oC dan akan
mengalami denaturasi pada suhu 45oC. Pada umumnya semakin tinggi suhu maka laju reaksi
semakin cepat karena energi semakin besar dan melampaui energi aktivasinya. Akan tetapi
enzim merupakan suatu protein sehingga semakin tinggi suhu proses aktivasi enzim ini juga
meningkat. Pengaruh suhu yang terlau tinggi dapat mempercepat pemecahan atau kerusakan
enzim, demikian juga sebaliknya.
Pada praktikum kali ini digunakan 4 tabung yang berisi 5 ml larutan pati dan 3 tetes air liur
dan masing-masing diletakkan ditempat yang berbeda selama 5 menit. Tabung 1 di letakkan
dalam air es, tabung 2 di letakkan di kamar, tabung 3 doletakkan di penangas air 37° C dan
tabung 4 di letakkan pada air mendidih. Setelah 5 menit, tabung 1 (Air es) didapatkan hasil tidak
tampak warna, tabung 2 (Temperatur kamar) warna berubah menjadi agak kekuningan, tabung
3 (Penangas air 37° C) warna berubah menjadi tampak ungu dan tabung 4 (Air mendidih) tidak
berwarna.

D. Pengaruh pH terhadap kerja Amilase


Ptyalin merupakan protein yang berada di dalam air liur. Ptyalin dapat membantu proses
pencernaan makanan dengan memecah pati menjadi potongan-potongan gula yang larut air.
6
Enzim ptyalin merupakan nama lain dari amylase yang hanya ditemukan dalam air liur manusia.
Zat ini dikenal lebih akrab sebagai amylase saliva. Enzim ptyalin dalam saliva merupakan suatu
enzim amylase yang berfungsi untuk memecah molekul amilum menjadi maltose dengan proses
hidrolisis. Enzim ptyalin bekerja secara optimal pada pH 6,8. Di samping karena musin adalah
suatu zat yang kental dan licin, maka saliva mempunyai fungsi membasahi makanan dan sebagai
pelumas yang memudahkan atau memperlancar proses menelan makanan. Enzim ptyalin mulai
tidak aktif pada pH 4,0, karena setelah makanan ditelan dan masuk ke dalam lambung, proses
hidrolisis oleh enzim ptyalin tidak berjalan lebih lama lagi. Dalam lambung cairan ini hanya
dapat bertahan selama 15-30 menit, karena cairan dalam lambung bersifat sangat asam yaitu
mempunyai pH antara 1,6-2,6. Rangsangan yang menyebabkan pengeluaran saliva dari kelenjar
salivaadalah pikiran tentang makanan yang disenangi, adanya bau makanan yang sedap atau
melihat makanan yang diharapkan sehingga menimbulkan selera.
Pada percobaan kali ini digunakan tiga larutan yaitu 2 ml HCL 0,4 (pH 1), 2 ml aquadest (pH
7) dan 2 ml Na2CO3 (pH 9). Masing larutan ditambahkan 2 ml pati dan 8 tetes air liur
(waterbath selama 15 menit). Setelah dicampurakan masing tabung dilakukan dua uji yaitu
dengan penambahan 2 tetes iodium dan dengan uji benedict. Hasil larutan pencampuran larutan
2 ml HCL 0,4 (pH 1) ditambah 2 tetes iodium adalah warna menjadi agak biru dan dengan uji
benedict warna menjadi biru keunguan dengan endapan. . Hasil larutan pencampuran larutan 2
ml aquadest (pH 7) ditambah 2 tetes iodium adalah warna menjadi bening dan dengan uji
benedict warna menjadi orange tua (bata) dengan endapan. Hasil larutan pencampuran larutan 2
ml Na2CO3 (pH 9) ditambah 2 tetes iodium adalah warna menjadi bening dan dengan uji
benedict warna menjadi hijau tua.

BAB III

PENUTUP

7
3.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan praktikum yang di lakukan dapat disimpulkan bahwa kerja
suatu enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti temperatur, pH, konsentrasi substrat,
konsentrasi enzim, konsentrasi hasil reaksi, konsentrasi garam organik, adanya aktivator dan
inhibitor. Pada pengamatan kali ini enzim yang diamati adalah enzim amilase yang terdapat
pada saliva. Terdapat empat uji yang dilakukan yaitu untuk mengamati aktivitas enzim
amylase, pengaruh temperatur terhadap kerja ptyalin, pengaruh ph terhadap kerja ptyalin dan
uji benedict enzim amilase.

3.2 Saran
Sebaiknya jika memungkinkan praktikum dilakukan secara langsung (tidak daring) agar
dapat praktikkan secara langsung dan lebih faham.

DAFTAR PUSTAKA

8
Murray, R. K., Granner, D. K., & Rodwell, V. W. Biokimia harper (27 ed.). Jakarta: Buku
Kedokteran EGC; 2009
Page, D, S., 1989. Prinsip-Prinsip Biokimia edisi II . Erlangga, Jakarta
Poedjiadi, Anna, 2006. Dasar-dasar Biokimia, Universitas Indonesia PRESS,Jakarta.Salisbury, F.B. dan
Ross, C.W., 1995,
Sirajuddin, S., dan Najamuddin U., 2011. Biokimia. UNHAS-Press. Makassar
Lehninger LA.1982. Dasar-Dasar Biokimia. Surabaya: Erlangga.
Musita N. 2009. Kajian kandungan dan karakteristik pati resisten dari berbagai varietas
pisang. Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian

Anda mungkin juga menyukai