Anda di halaman 1dari 10

SCRIPTA SCORE Scientific Medical Journal

Volume 1 Nomor 2 Februari 2020

SCRIPTA SCORE Laporan


Scientific Medical Journal Kasus

“Family Medicine Approach sebagai Tatalaksana Benign Paroxysmal


Positional Vertigo (BPPV) Kanal Posterior Kanan Komorbid Hipertensi
pada Perempuan Usia 49 Tahun: Sebuah Laporan Kasus”
Angga Hendro Priyono 1, Azelia Nusadewiarti2
1
Program Profesi Dokter Universitas Lampung / Dokter Muda RSUD Dr. Hi. Abdul Moeloek, Lampung
2
Departemen Kedokteran Komunitas-Okupasi, Fakultas Kedokteran Universitas Lampung, Lampung

ABSTRAK
Insidensi terjadinya kasus BPPV di dunia mencapai 64/100.000 yang paling banyak melibatkan
kanalis semisirkularis posterior unilateral. Lima puluh persen penyebabnya adalah idiopatik, diikuti
dengan kasus trauma kepala, neuritis vestibularis, migrain, implantasi gigi dan mastoiditis kronis.
Sebuah kasus pusing berputar disertai dengan mual dan muntah pada perempuan usia 49 tahun sejak 3
jam sebelum datang ke Puskesmas Rawat Inap Simpur. Pasien memiliki riwayat vertigo sejak 3 tahun
lalu dan riwayat hipertensi sejak 1,5 tahun yang lalu. Pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah
150/90 mmHg dengan IMT 25,3 (pemeriksaan fisik lain dalam batas normal). Pemeriksaan neurologis
otologi didaptkan hasil Dix-Hallpike maneuver vertigo positif dengan nistagmus cepat ke kiri.
Dilakukan intervensi dengan pendekatan dokter keluarga berupa tindakan Epley manuver selama
perawatan di puskesmas serta pemberian betahistin mesylate 3 x 6 mg, difenhidramin HCl 4 x 25 mg,
dan kaptopril 1 x 12,5 mg. Saat pulang pasien diberikan edukasi mengenai latihan vestibuler berupa
Brandt-Daroff maneuver dan pola hidup sehat. Dilakukan follow up pada pasien sebanyak 4 kali dan
didapatkan hasil keluhan berkurang lebih dari 50% sejak datang ke puskesmas, pusing hanya terasa
pada saat bangun dari tidur. Penatalaksanaan BPPV kanalis posterior kanan yang diberikan pada
kasus ini sudah sesuai dengan guideline dan penelitian terkini, terlihat perkembangan yang baik pada
gejala klinis dan perubahan perilaku pasien setelah dilakukan intervensi berdasarkan evidence based
medicine yang bersifat patient centred dan family approach.
Kata Kunci: BPPV, Dokter Keluarga, Kanal Posterior Kanan, Unilateral

ABSTRACT
The incidence of Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) has been reported 64/100.000 in the
world which mostly involves the unilateral posterior semicircular canal. Fifty percent of the cases are
idiopathic, followed by cases of head trauma, vestibular neuritis, migraine, dental implantation, and
chronic mastoiditis. Case: A Dizziness, nausea, and vomiting in 49 years old woman who came to the
Simpur Primary Health Care (PHC) have been reported. She appeared to be overweight with BMI is
25,3. Her physical examinations were normal except blood pressure is 150/90 mmHg and Dix-
Hallpike vertigo positive maneuver with fast nystagmus to the left. Family medicine approach was
carried out as holistic and comprehensive management by performing Epley maneuvers during
treatment at the PHC and the administration 3 x 6 mg of betahistine mesylate, 4 x 25 mg of
diphenhydramine HCl, and 1 x 12.5 mg of captopril. Brandt-Daroff maneuver and healthy lifestyle
education were given to her before she came home. There were 4 times follow-ups for patient and the
results of complaints were reduced by more than 50% since coming to the PHC, dizziness was only
felt when she is waking up from sleep. The diagnosis and management were given to the patient are
by the guidelines and current research, there is a good development in clinical symptoms and changes
in patient behavior after patient-centered and family approach intervention based on “evidence-based
medicine”.
Keywords: BPPV, Family Psychian, Right Posterior Channel, Unilateral

Corresponding author: Angga Hendro Priyono


Corresponding author at: RSUD dr. Hj. Abdul Moeloek, Lampung 1
Contact: dr.anggahendrop@gmail.com
“Family Medicine Approach sebagai Tatalaksana Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) Kanal Posterior Kanan Komorbid
Hipertensi pada Perempuan Usia 49 Tahun: Sebuah Laporan Kasus”

PENDAHULUAN diikuti dengan neuritis vestibularis,


migrain, implantasi gigi dan operasi
Sistem vestibuler merupakan suatu telinga, ataupun mastoiditis kronis.[4,5]
sistem keseimbangan yang berperan Mayoritas pasien dengan BPPV datang
terhadap persepsi gerakan, posisi kepala ke fasilitas layanan primer atau Unit
serta orientasi ruang secara relatif terhadap Gawat Darurat (UGD) sebelum datang ke
gravitasi. Informasi yang diterima organ spesialis saraf dengan keluhan pusing
vestibuler dan jaras sarafnya, kepala berputar. Penting bagi tenaga medis
memungkinkan untuk menjaga stabilitas di fasilitas layanan primer untuk
postural melalui refleks vestibulookuler mengetahui kanal yang terkena. Hal itu
dan vestibulospinal.[1] Bila terjadi dapat bermanfaat dalam melakukan terapi
gangguan pada sistem vestibuler, maka untuk mencegah rekurensi.[6,7]
akan menyebabkan vertigo. Vertigo Cara untuk menegakkan diagnosis
merupakan persepsi yang salah dari BPPV harus dilakukan dalam beberapa
gerakan seseorang atau lingkungan tahap. Anamnesis sebagai tahap pertama,
sekitarnya. Persepsi tersebut dapat berupa harus ditanyakan faktor – faktor yang
rasa melayang, mengambang yang timbul merupakan etiologi atau penyakit penyerta
akibat gangguan sistem proprioseptif atau yang dapat mempengaruhi keberhasilan
sistem visual, dikenal sebagai vertigo terapi, seperti riwayat diabetes, hipertensi,
vestibuler, dan persepsi berupa rasa trauma kepala, stroke, migrain dan riwayat
berputar yang timbul akibat gangguan gangguan keseimbangan atau riwayat
pada sistem vestibuler, dikenal sebagai gangguan saraf sebelumnya.[5,6]
vertigo vestibuler. Berdasarkan letak Berdasarkan hasil penelitian, hipertensi
lesinya, vertigo vestibuler dibagi menjadi berhubungan dengan peningkatan
dua, yaitu vertigo vestibuler perifer dengan terjadinya BPPV berulang.[8] Tahap
lesi pada labirin dan nervus vestibularis, selanjutnya, anamnesis dikonfirmasi
dan vertigo vestibuler sentral dengan lesi dengan pemeriksaan fisik berupa Dix-
pada nukleus batang otak, thalamus hingga Hallpike maneuver untuk memastikan
ke korteks serebri.[2] Benign Paroxysmal adanya keterlibatan kanalis semisirkularis
Positional Vertigo (BPPV) merupakan dengan terlebih dahulu diinformasikan
suatu gangguan klinis berupa gangguan kepada pasien bahwa tindakan yang
vestibuler perifer yang bersifat subjektif dilakukan bertujuan untuk memprovokasi
dan paling banyak terjadi di dunia. Gejala serangan vertigo.[4]
rasa pusing berputar secara tiba – tiba Keluhan yang selalu datang secara
diikuti mual muntah dan keringat dingin, tiba–tiba membuat pasien dengan BPPV
yang dipicu oleh perubahan posisi kepala merasa tidak nyaman. Hal ini terjadi
terhadap gaya gravitasi tanpa adanya karena penatalaksanaan secara holistik dan
keterlibatan lesi di susunan saraf baik komprehensif terhadap penyakit seorang
pusat maupun perifer.[3] Insidensi yang pasien jarang dilakukan, sehingga
terjadi dari BPPV ini adalah 64/100.000 diperlukan suatu tatalaksana komprehensif
yang pada umumnya melibatkan kanalis guna mengurangi angka morbiditas.
semisirkularis posterior dengan angka
resolusi lebih dari 85% setelah terapi
ILUSTRASI KASUS
reposisi kanalith.[4] Pasien dengan keluhan
dan gejala yang sesuai dengan BPPV, Anamnesis
harus disesuaikan dengan kriteria Pasien perempuan, Ny. SS, umur 49
diagnostik BPPV kanalis posterior itu tahun, bekerja sebagai ibu rumah tangga,
sendiri. Sekitar 50%, penyebab BPPV datang bersama suaminya ke Puskesmas
adalah idiopatik, selain idiopatik, Rawat Inap Simpur pada tanggal 06 Mei
penyebab terbanyak adalah trauma kepala 2019 dengan keluhan rasa pusing berputar

2
“Family Medicine Approach sebagai Tatalaksana Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) Kanal Posterior Kanan Komorbid
Hipertensi pada Perempuan Usia 49 Tahun: Sebuah Laporan Kasus”

secara subjektif dirasakan sejak 3 jam didapatakan bising usus normal, perkusi
Sebelum Masuk Rumah Sakit (SMRS). timpani pada 9 regio abdomen, palpasi
Rasa pusing berputar dirasakan pasien tidak didapatkan nyeri tekan. Ekstremitas,
sewaktu baru bangun dari tidur, pada saat tidak ditemukan edema, kesan dalam batas
melakukan gerakan rukuk dan bersujud normal. Muskuloskeletal dan status
sewaktu shalat subuh. Pasien merasakan neurologis dalam batas normal.
lingkungan disekelilingnya berputar.Rasa
berputar berlangsung sekitar 1-2 menit dan Status Neurologis Otologi
hilang dengan sendirinya. Keluhan lain Tes penala memberi kesan normal.
berupa mual dan muntah disertai keringat Pemeriksaan keseimbangan sederhana (tes
dingin dialami pasien. Pasien belum Romberg, tes Tandem Romberg, Fukuda
mengonsumsi obat–obatan sampai datang stepping test, nose to finger test, dan past
ke puskesmas. pointing test) memberikan kesan normal.
Pasien pernah mengalami keluhan Pemeriksaan dilanjutkan dengan
serupa sebelumnya sejak tiga tahun yang melakukan Dix-Hallpike maneuver,
lalu. Intensitas serangan makin lama dimulai dengan kepala ditolehkan ke kiri,
makin berkurang, hilang timbul, muncul tidak ditemukan adanya vertigo dan
jika pasien merubah posisi kepala, nistagmus. Pada saat dilakukan Dix-
terutama jika pasien tidur miring Hallpike maneuver ke kanan, setelah lebih
kekanan.Terdapat riwayat mendengung kurang sepuluh detik, pasien mengeluhkan
pada telinga sebelah kanan. Pasien juga rasa pusing berputar yang hebat dan
memiliki riwayat hipertensi sejak 1,5tahun terlihat adanya nistagmus posisional
yang lalu. Selama menderita hipertensi, dengan fase cepat ke arah kiri. Pasien tidak
pasien mengonsumsi obat amlodipin 5 mg dapat menahan muntah yang disertai
sebanyak satu kali sehari. Pasien rutin keringat dingin sehingga Dix-Hallpike
mengonsumsi makanan berlemak dan yang maneuver tidak dilanjutkan.
mengandung santan serta pasien menjalani
olahraga secara tidak rutin. Pasien Pemeriksaan Penunjang
mengaku makan teratur setiap hari. Hasil pemeriksaan laboratorium rutin:
Hemogoblin 12,5g/dl (11,7 – 15,5g/dl),
Pemeriksaan Fisik Leukosit 5.190/µl (3.600 – 11.000/µl),
Pada pemeriksaan fisik didapatkan Eritrosit 4,3x106/µl (3,8 – 5,2 x106/µl),
keadaan umum tampak sakit sedang, Hematokrit 37% (35 – 47 %), Trombosit
komposmentis E4 V5 M6 dan kooperatif. 218.000/µl (150.000 – 450.000/µl), Gula
Tekanan darah 150/90 mmHg, nadi Darah Sewaktu 121 mg/dl (<140 mg/dl),
86x/menit, frekuensi pernapasan Na+ 140 mmol/l (135 – 147 mmol/l),
O
16x/menit, suhu 36,9 C. berat badan 57 Ca2+9 mg/dl (8,5 – 10 mg/dl), Cl-100
kg, tinggi badan 150 cm, Status gizi 25,3 mmol/l (95 – 105 mmol/l), K+ 4 mmol/l
overweight (berdasarkan IMT). (3,5 – 5 mmol/l).Tampak kesan normal.

Status Generalis Data Keluarga


Rambut, mata, telinga, hidung dan Pasien merupakan anak kedua dari tiga
tenggorokan kesan dalam batas normal. bersaudara, orangtua pasien tinggal di
Paru, gerak dada dan fremitus taktil daerah Kotabumi, Lampung Utara. Saat ini
simetris, tidak terdengar adanya ronkhi pasien tinggal bersama suaminya, yaitu
dan wheezing di kedua lapang paru, kesan Tn. AY yang berusia 54 tahun dan dua
dalam batas normal. Batas jantung tidak orang anaknya yaitu Sdr. DD yang berusia
melebar, kesan pemeriksaan jantung dalam 26 tahun dan Nn. P yang berusia 20 tahun.
batas normal. Pemeriksaan abdomen Menurut siklus Duvall, siklus keluarga ini
inspeksi cembung dan simetris, auskultasi berada pada tahap VI yaitu tahapkeluarga

3
“Family Medicine Approach sebagai Tatalaksana Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) Kanal Posterior Kanan Komorbid
Hipertensi pada Perempuan Usia 49 Tahun: Sebuah Laporan Kasus”

melepas anak usia dewasa muda (anak 3. Meniere Disease


yang meninggalkan rumah). Pasien 4. Hipertensi
beraktivitas sehari – hari sebagai ibu
rumah tangga. Seluruh permasalahan Diagnosis Kerja
keluarga dimusyawarahkan bersama dan Benign Paroxysmal Positional Vertigo
diputuskan oleh suaminya sebagai kepala Kanal Posterior Kanan komorbid
keluarga. Kebutuhan materi keluarga Hipertensi Derajat 1
dipenuhi dari penghasilan kepala keluarga
sebagai buruh di pasar tradisional yaitu Tata laksana Medikamentosa:
sekitar Rp.50.000,-/hari, anak laki – o Betahistin mesylate 3 x 6 mg
lakinya yang bekerja sebagai karyawan o Difenhidramin HCl 4 x 25 mg
tidak tetap di toko elektronik dengan o Captopril 1 x 12,5 mg
penghasilan Rp.1.500.000,-/bulan dan
anak perempuannya sebagai tukang gigi Non-medikamentosa:
dengan penghasilan rata – rata o Edukasi kepada pasien dan keluarga
Rp.1.000.000,-/bulan. Seluruh anggota mengenai penyakit Benign Paroxysmal
keluarga memiliki asuransi kesehatan. Positional Vertigo (BPPV).
Hubungan pasien dengan suami dan o Edukasi kepada pasien untuk segera
anak-anaknya cukup erat karena bertemu datang kembali ke puskesmas jika
setiap hari dan berinteraksi baik satu sama keluhan datang tiba-tiba terutama
lain. Pasien menampung semua keluh menyebabkan hendaya dalam
kesah baik dari suami dan anak-anak melakukan aktivitas sehari – hari.
pasien. Hubungan anak – anak pasien o Edukasi kepada pasien dan keluarga
dengan suami pasien baik, tetapi tidak mengenai kontrol tekanan darah secara
terlalu dekat. Hal ini dikarenakan suami rutin agar dapat mencegah kekambuhan
pasien selalu pulang larut malam setiap BPPV dan menghindari komplikasi.
hari setelah pulang bekerja. Setiap anggota o Edukasi kepada pasien untuk makan
keluarga mendukung anggota keluarga lain makanan yang bergizi dan seimbang
yang sakit. Perilaku berobat keluarga yaitu sesuai dengan anjuran dokter.
memeriksakan keluarganya yang sakit ke o Edukasi kepada pasien efek samping
layanan kesehatan. Keluarga pasien obat yang timbul, berapa lama
berobat ke Puskesmas Rawat Inap Simpur pemakaian obat serta memberikan
yang berjarak ± 2 kilometer dari rumah edukasi mengenai cara mengkonsumsi
pasien. obat dengan tepat.
o Edukasi kepada pasien dan keluarga
Family APGAR Score mengenai faktor – faktor yang dapat
Dinamika keluarga Ny.SS dapat dilihat membuat keluhan berulang.
dari berdasarkan Family APGAR Score o Memberikan edukasi kepada keluarga
sebagai berikut: untuk berperan dalam mengingatkan
Adaptation :2 pasien mengenai latihan dengan metode
Partnership :2 Brandt-Daroff maneuver untuk
Growth :1 mencegah kekambuhan serta gaya
Affection :1 hidup yang sehat.
Resolve :1 o Edukasi dan motivasi mengenai
Total Family APGAR Score: 7 (fungsi perlunya perhatian dukungan dari
keluarga moderat) semua anggota keluarga
terhadappenyakit pasien. Keluarga
Diagnosis Banding harus memberikan dorongan kepada
1. Benign Paroxysmal Positional Vertigo pasien untuk mencari tahu penyebab
2. Neuritis Vestibularis dari penyakit yang diderita dan

4
“Family Medicine Approach sebagai Tatalaksana Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) Kanal Posterior Kanan Komorbid
Hipertensi pada Perempuan Usia 49 Tahun: Sebuah Laporan Kasus”

melakukan pencegahan terjadinya BPPV berupa kalsium karbonat (otokonia)


komplikasi. yang berbentuk matriks gelatinosa. Kristal
kalsium karbonat ini memiliki densitas dua
Prognosis : kali lipat dari endolimfe sehingga berespon
terhadap perubahan gravitasi dan gerakan
o Quo ad vitam : ad bonam akselerasi yang lain.
o Quo ad functionam : dubia ad Adanya debris otokonia yang terlepas
bonam dari makula utrikulus yang berdegenerasi,
o Quo ad sanantionam : dubia ad melekat di permukaan kupula (sensor
bonam gerakan) kanalis semisirkularis posterior
yang letaknya paling bawah.[3] Sistem
Follow up vestibular akan terdegradasi dengan usia
Pasien pulang setelah dilakukan dan sebagai hasil dari perubahan yang
perawatan di puskesmas Rawat Inap disebabkan oleh hipertensi. Hipertensi
Simpur selama 3 hari dengan kondisi baik. akan memicu kerusakan pembuluh darah
Telah dilakukan kunjungan ke rumah difus yang mengakibatkan penyakit
sebanyak 4 kali untuk mengidentifikasi aterosklerosis. Kerusakan pembuluh darah
faktor risiko dalam keluarga, keberhasilan pada telinga bagian dalam yang
tata laksana dan edukasi lanjutan. disebabkan oleh aterosklerosis dapat
Didapatkan perkembangan yang baik pada mengakibatkan pelepasan otokonia secara
gejala klinis dan perubahan perilaku pasien progresif dari membran otolitik.[6]
setelah dilakukan tata laksana berdasarkan Pergeseran massa otokonia
evidence based medicine yang bersifat membutuhkan waktu, menyebabkan
patient centred dan family approach. adanya masa laten sebelum timbulnya
keluhan vertigo dan nistagmus. Kristal
otokonia yang bergerak di dalam kanalis
PEMBAHASAN
semisirkularis akan menyebabkan
Benign Paroxysmal Positional Vertigo endolimfe bergerak dan menstimulasi
(BPPV) merupakan gangguan klinis ampula dalam kanal sehingga
dengan karakteristik berupa serangan menyebabkan vertigo. Nistagmus
vertigo perifer, berulang, singkat, dan dibangkitkan oleh saraf ampularis yang
berkaitan dengan perubahan posisi kepala tereksitasi di dalam kanal yang
baik dari tidur kemudian memutar berhubungan langsung dengan muskulus
kepala.[3] Etiologi pada pasien ini adalah ekstra okuler.[3]
idiopatik, yang merupakan etiologi Berdasarkan literatur diatas, terdapat
terbanyak untuk kasus BPPV.[1,3] hubungan yang cukup erat kaitannya
Aparatus vestibularis adalah komponen antara gejala yang dirasakan pasien dengan
khusus pada telinga yang dapat hipertensi. Diagnosis BPPV kanalis
memberikan informasi mengenai sensasi posterior kanan komorbid hipertensi
keseimbangan serta koordinasi gerakan- ditegakkan berdasarkan anamnesis adanya
gerakan kepala, mata dan posisi tubuh. keluhan rasa pusing berputar sewaktu
Bagian vestibuler dari membran labirin ini posisi kepala berubah, diikuti dengan
terdiri atas 3 kanalis semisirkularis yaitu, gejala mual muntah dan keringat dingin
anterior, horizontal, dan posterior. Labirin yang pernah dialami sejak tiga tahun lalu
ini juga terdiri atas dua struktur otolit yaitu dan riwayat hipertensi sejak satu setengah
sakulus dan utrikulus yang mampu tahun lalu. Tes provokasi dengan Dix-
mendeteksi akselerasi linear termasuk Hallpike maneuver menimbulkan vertigo
pengaruh gravitasi bumi. Makula pada hebat sewaktu kepala dimiringkan ke
utrikulus diduga menjadi sumber partikel – kanan dengan nistagmus posisional yang
partikel kalsium yang dapat menyebabkan muncul sesudah 10 detik. Nistagmus

5
“Family Medicine Approach sebagai Tatalaksana Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) Kanal Posterior Kanan Komorbid
Hipertensi pada Perempuan Usia 49 Tahun: Sebuah Laporan Kasus”

posisional kanan muncul pada saat tes dilakukan anamnesis dan pemeriksaan
provokasi karena otokonia yang berada fisik, pasien memiliki penyakit hipertensi.
pada bagian posterior kanal bergerak dari Penyakit hipertensi dapat meningkatkan
atas kebawah secara torsional, sehingga kejadian rekurensi pada penyakit BPPV. [8]
mengakibatkan nistagmus posisional Menurut guideline, pasien dengan gejala
dengan fase cepat ke kiri. Nistagmus pada khas BPPV dan hasil Dix-Hallpike
tipe kupulolithiasis tidak mempunyai fase maneuver yang positif pada saat tes
laten, intensitas menetap selama kepala provokasi, menandakan terdapat gangguan
berada pada posisi provokatif dan tidak vertigo vestibuler kanal posterior karena
mempunyai fatigabilitas. Sebaliknya Dix-Hallpike maneuver merupakan
nistagmus pada tipe kanalolithiasis akan manuver provokasi yang terbaik untuk
memperlihatkan adanya fase laten sebelum BPPV kanalis posterior.[5,11]
onset vertigo dengan onset yang lebih BPPV kanalis posterior dapat
singkat sekitar satu menit dan mempunyai ditatalaksana dengan terapi
fatigabilitas. Kedua hal diatas sangat medikamenotasa dan nonmedikamentosa
penting untuk dibedakan karena berupa berbagai macam manuver terapi,
merupakan dasar penentuan letak lesi dan namun yang terbanyak dan paling umum
awal manuver terapi.[3,7] Posisi telinga dipakai klinisi untuk tatalaksana BPPV
yang sakit ditentukan dengan kanalis posterior adalah Epley maneuver
membandingkan intensitas vertigo dan dengan efektifitas >85%.[8] Epley
nistagmus serta arah dari fase cepat maneuver dapat dilakukan untuk BPPV
nistagmus. Pada pasien terdapat perbedaan kanalis posterior tipe kanalolitiasis. Pada
intensitas yang bermakna yaitu pergerakan pasien ini, nistagmus yang muncul
dari arah kanan dapat menimbulkan merupakan nistagmus posisional
vertigo dan nistagmus. mempunyai karakteristik yang sesuai
Dix-Hallpike maneuver bernilai positif dengan tipe kanalolithiasis, sehingga
bila dijumpai adanya masa laten selama 5 putaran Epley maneuver tetap dimulai dari
– 20 detik setelah posisi kepala berubah telinga yang memperlihatkan vertigo dan
hingga onset munculnya nistagmus dan nistagmus dengan intensitas yang kuat
vertigo, terjadi nystagmus dan vertigo pada saat berada diposisi bawah.[3,7]
secara bersamaan dengan intensitas yang Pada saat pertama kali dilakukan
meningkat dan membaik dalam 60 detik manuver terapi, pasien tidak mampu
serta vertigo yang semakin berkurang menyelesaikan satu putaran, karena rasa
setiap maneuver tersebut dilakukan pusing berputar dan gejala otonom yang
berulang.[10]Dix-Hallpike maneuveryang muncul begitu hebat, sehingga diputuskan
dilakukan pada pasien ini menimbulkan untuk tidak melanjutkan terapi dan
gejala vertigo, sehingga bisa disimpulkan diberikan pengobatan analog histamin
bahwa terdapat otokonia pada kanalis yaitu betahistin mesylate yang dapat
posterior dan anterior.[2,11] Bila pasien mengurangi tekanan endolimfatik dengan
merubah posisi seperti Dix-Hallpike cara memperbaiki mikrosirkulasi serta
maneuver, posisi kanalis posterior berubah pemberian vestibulosupresan yaitu
dari inforior ke superior sehingga kupula difenhidramin HCl untuk mencegah
bergerak secara sentrifugal dan kekambuhan.[9-11] Selain itu diberikan
menimbulkan keluhan vertigo serta nasehat agar tidur miring dengan telinga
nistagmus.[5] Secara statistik, BPPV yang yang sakit berada di posisi atas.[3,7] Untuk
paling banyak ditemui adalah BPPV mengatasi hipertensi, pasien diberikan
kanalis posterior. Hal ini dapat terjadi medikamentosa berupa kaptopril.
karena BPPV kanalis horizontal dapat Kaptopril merupakan obat golongan ACE-
beremisi spontan pada saat kepala sejajar Inhibitor. ACE-Inhibitor salah satu lini
dengan bidang horizontal bumi.[2] Saat pertama dalam tatalaksana hipertensi

6
“Family Medicine Approach sebagai Tatalaksana Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) Kanal Posterior Kanan Komorbid
Hipertensi pada Perempuan Usia 49 Tahun: Sebuah Laporan Kasus”

selain Amlodipin dari golongan Calcium malam dan kurang berinteraksi dengan
Channel Blocker.[12,13] Pemilihan obat anak – anak. Dilakukan family conference
ACE-Inhibitor pada pasien ini karena salah untuk menengahi masalah ini. Suami
satu efek samping dari obat golongan pasien berniat merubah kebiasaannya serta
Calcium Channel Blocker dapat semua anggota keluarga ingin mendukung
[14]
menimbulkan vertigo. Epley maneuver pasien dalam mencari pengobatan ke
dilanjutkan keesokan harinya dan pasien pelayanan kesehatan terdekat dan
dapat melakukan secara lengkap Pasien membantu pasien untuk mengidentifikasi
dipulangkan setelah keadaan membaik dan faktor penyebab kekambuhan sehingga
tetap diberikan terapi medikamentosa. dapat dihindari dan kesembuhan pasien
Penatalaksanaan pada pasien dilakukan dapat tercapai.Gaya hidup pasien yang
secara holistik dan komprehensif dengan mengkonsumsi makanan berlemak dan
melakukan kunjungan sebagai tindak bersantan. Setelah digali faktor gaya
lanjut dari tatalaksana pasien saat di hidup, diperoleh data bahwa pasien sudah
puskesmas. memiliki kebiasaan mengkonsumsi
Setelah kunjungan awal (11 Mei gorengan dan makanan bersantan selama 3
2019), berdasarkan konsep Mandala of tahun, hal tersebut membuat pasien merasa
Health, didapatkan bahwa dari segi khawatir berhubungan dengan keluhannya
perilaku kesehatan pasien mengutamakan saat ini.Pasien merasa kurang pengetahuan
kuratif dibandingkan tindakan preventif mengenai dampakmengkonsumsi makanan
karena rendahnya pengetahun mengenai berlemak dan bersantan tanpa disertai gizi
langkah pencegahan penyakit serta yang seimbang.Hal ini diperberat dengan
kurangnya penerapan pola hidup sehat. kondisi penyakit pasien yang dapat
Pasien dan anggota keluarganya menghambat pasien dalam melakukan
merupakan peserta KIS dan hanya datang aktivitas, sehingga kesulitan dalam
ke puskesmas terdekat bila terdapat memotivasi diri untuk berhenti dari pola
keluhan yang mengganggu aktivitasnya. hidup yang tidak sehat.
Menurut human biology, pasien Pada keluarga Ny.SS diberikan
merasakan pusing berputar disertai dengan intervensi nonmedikamentosa berupa: 1)
mual dan muntah sejak 3 jam sebelum Edukasi mengenai penyakit Benign
datang ke Puskesmas Rawat Inap Simpur. Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV)
Pasien mengkonsumsi makanan berlemak kepada pasien dan keluarganya, 2) Edukasi
dan bersantan serta pasien juga memiliki kepada pasien untuk melakukan kontrol
riwayat hipertensi. Mengenai hal ini pasien rutin tekanan darah dan kembali ke
diberi edukasi untuk merubah variasi puskesmas jika keluhan BPPV menetap
makanan dengan makanan yang bergizi setelah obat habis, 3) Edukasi kepada
dan seimbang. Pada pasien juga dijelaskan pasien untuk makan makanan yang bergizi
bahwa kekambuhan dari penyakit yang dan seimbang, 4) Edukasi mengenai gaya
diderita saat ini disebabkan karena hidup sehat, cara melatih diri sendiri untuk
penyakit hipertensi yang di derita oleh membentuk gaya hidup sehat, 5)
pasien. Disarankan pasien mengkonsumsi Memberikan edukasi mengenai latihan
obat hipertensi untuk mengontrol tekanan vestibuler yaitu Epley maneuver untuk
darah sehingga risiko kekambuhan mengurangi kekambuhan dari penyakit
menjadi berkurang. BPPV yang diderita pasien seperti yang
Lingkungan psikososial, hubungan pernah dilakukan pada saat perawatan di
antar pasien dengan anak – anak pasien puskesmas,6) Edukasi kepada keluarga
dinilai baik, tetapi yang membuat pasien untuk berperan dalam mengingatkan
sedikit cemas hubungan antar suami pasien pasien mengenai gaya hidup sehat, 7)
dan anak – anak yang kurang dekat Edukasi dan motivasi mengenai perlunya
dikarenakan suami selalu pulang larut perhatian dukungan dari semua anggota

7
“Family Medicine Approach sebagai Tatalaksana Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) Kanal Posterior Kanan Komorbid
Hipertensi pada Perempuan Usia 49 Tahun: Sebuah Laporan Kasus”

keluarga terhadap perbaikan penyakit Selain itu, pada kunjungan kedua ini
pasien. dicarikan alternatif pemecahan masalah –
Pasien masih merasakan pusing masalah yang ada pada keluarga dengan
berputar sewaktu perubahan posisi setelah metode family conference serta diberikan
dilakukan Epley maneuver saat perawatan edukasi mengenai penyakit lain yang
di puskesmas, walaupun tidak sehebat diderita oleh pasien dan keluarga seperti
yang pertama namun pasien masih takut hipertensi dan hiperkolesterolemia dan
untuk menggerakkan kepalanya. Terlihat cara pencegahan agar tidak menjadi suatu
bahwa terapi medikamentosa dan komplikasi yang berat.
nonmedikamentosa yang diberikan saat Didapatkan hasil evaluasi (23 Mei
perawatan dan setelah pasien pulang dari 2019) bahwa keluhan pusing berputar
puskesmas memberikan respon yang dirasakan pasien berkurang. Brandt-Daroff
memuaskan, sesuai dengan literatur maneuver masih memprovokasi terjadinya
dimana pilihan terapi untuk BPPV selain vertigo dan nistagmus posisional, namun
menggunakan medikamentosa yaitu dengan intensitas yang telah jauh
dengan terapi Epley Maneuver. Pusing berkurang. Pasien mampu menyelesaikan
yang masih dirasakan oleh pasien satu putaran lengkap Brandt-Daroff
disebabkan karena Epley Maneuver tidak maneuver dan mengalami perbaikan
dapat dilanjutkan di rumah. Epley dengan terapi yang diberikan. Brandt-
maneuver hanya dapat dilakukan di Daroff maneuver dan Epley maneuver
puskesmas dengan bantuan tim medis. mempunyai prinsip terapi yang sama, yaitu
Setelah pertemuan pertama di rumah mendorong otokonia untuk kembali ke
binaan, penulis melakukan uji literatur utrikulus melalui ujung kanal
untuk menemukan manuver lain yang nonampulatory dengan bantuan
memiliki efektivitas sama dengan Epley gravitasi.[2,8] Pasien mengatakan bahwa
maneuver untuk mencegah pasien telah selesai meminum obat yang
kekambuhanBenign Paroxysmal diberikan dan sesuai dengan yang
Positional Vertigo (BPPV) kanal posterior dijelaskan sebelumnya. Suami dan anak
dan dapat dilakukan sendiri oleh pasien pasien ikut serta dalam mengingatkan
saat di rumah. pasien untuk minum obat. Pasien khawatir
Berdasarkan jurnal yang berjudul tidak dapat mempertahankan gaya
Comparison of the effectiveness of Brandt- hidupnya yang sudah mengurangi
Daroff Vestibular training and Epley- konsumsi makanan berlemak dan
Canalith repositioning maneuver in bersantan Pasien juga mengatakan telah
Benign Paroxysmal Positional Vertigo mengikuti saran yang diberikan dalam
long term result: A randomized rangka merubah gaya hidup dengan mulai
prospective clinical trial, didapatkan membiasakan olahraga rutin 1 minggu
bahwa Brandt-Daroff maneuver sekali dan berencana untuk meningkatkan
merupakan latihan vestibuler yang frekuensinya perlahan. Pasien juga
memiliki efektivitas sama dengan Epley mengatakan seringkali melakukan latihan
maneuver dalam mengatasi rekurensi dari vestibuler Brandt-Daroff maneuver setiap
BPPV kanal posterior.[2,11] Brandt-Daroff pagi saat bangun tidur, siang hari dan
maneuver ini dapat dilakukan pasien malam hari sebelum tidur sesuai dengan
secara mandiri saat di rumah untuk yang sudah diajarkan sebelumnya. Setelah
mencegah ke kambuhan. kunjungan ketiga, pasien diminta untuk
Telah dilakukan edukasi mengenai tetap rutin melakukan latihan vestibuler
Brandt-Daroff maneuver (16 Mei 2019) untuk mencegah kekambuhan.
kepada keluarga dan pasien. Dijelaskan Hasil evalusasi lanjutan (30 Mei 2019)
bahwa manuver ini dapat meringankan dinilai keluhan pusing berputar telah
terjadinya rekurensi pada pasien BPPV. berkurang lebih dari 60%. Keluhan pusing

8
“Family Medicine Approach sebagai Tatalaksana Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) Kanal Posterior Kanan Komorbid
Hipertensi pada Perempuan Usia 49 Tahun: Sebuah Laporan Kasus”

hanya terasa pada saat bangun dari tidur. Vertigo. Laryngoscope Investig
Suami dan anak – anak pasien sering Otolaryngol. 2018;4(1):116-123
memotivasi diri pasien untuk melakukan [2] Cetin YS, et al. Comparison of the
latihan vestibuler setiap hari. effectiveness of Brandt-Daroff
Pasien mengatakan bahwa suami Vestibular training and Epley
pasien sudah pulang ke rumah sebelum Canalith repositioning maneuver in
maghrib, sehingga memiliki waktu lebih Benign Paroxysmal Positional Vertigo
banyak bersama keluarga dana semakin long term result: A randomized
dekat dengan anak – anak pasien. Pasien prospective clinical trial. Pak J Med
juga mengatakan bahwa suami dan Sci. 2018;34(3):558-563.
anaknya banyak mendukung pasien selama [3] Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf
pengobatan, mengingatkan minum obat, Indonesia. Pedoman Tatalaksana
mengingatkan untuk melakukan latihan Vertigo. Jakarta: PERDOSSI,2012
vestibuler setiap hari, serta mengajak [4] Lance S, and Mossman SS.
pasien untuk berolahraga bersama. Misleading signs in acute vertigo.
Pract Neurol. 2018;18(2):162-165
[5] Lim EC, et al. Developing a
KESIMPULAN
Diagnostic Decision Support System
Pendekatan dokter keluarga for Benign Paroxysmal Positional
memberikan manfaat besar dalam Vertigo Using a Deep-Learning
mencegah kekambuhan penyakit BBPV. Model. J Clin Med. 2019;8(5):E633
Dalam laporan kasus ini melalui [6] Tan J, Deng Y, Zhang T, dan Wang
pendekatan dokter keluarga yang tidak M. Clinical Characteristics and
hanya terfokus pada tatalaksana Treatment Outcomes for Benign
medikamentosa, tetapi tatalaksana yang Proxysmal Positional Vertigo
diberikan melibatkan intervensi kepada Comorbid with Hypertension. Acta
keluarga dan lingkungan sosial pasien Otolaryngol. 2017; 137(5):482-484.
sehingga memberikan pemahaman yang [7] Bhattacharyya N, et al. Clinical
lebih dalam mengenai penyakit yang Practice Guideline: Benign
diderita. Cara holistik dan komprehensif Paroxysmal Positional Vertigo
seperti ini dapat membantu proses (Update). Otolaryngol Head Neck
pengobatan pasien tanpa Surg. 2017; 156(3_suppl):S1-S47.
mengesampingkan kondisi psikologi dan [8] Gupta AK, Sharma KG, dan Sharma
sosial pada diri pasien. P. Effect of Epley, Semont Mabeuvers
and Brandt-Daroff Exercise on
SARAN Quality of Life in Patients with
Posterior Semicircular Canal Benign
Penyakit BBPV adalah penyakit yang Paroxysmal Positional Vertigo
memiliki risiko kekambuhan yang sangat (PSCBPPV). Indian J Otolaryngol
besar. Penulis menyarankan agar pasien Head Neck Surg. 2019; 71(1):99-103.
melakukan latihan vestibuler teratur dan [9] Sanchez-Vanegas G, Casro-Moreno
mengganti gaya hidup menjadi lebih sehat. C, dan Buitrago D. Betahistine in the
Keluarga dapat terus mendukung dan Treatment of Peripheral Vestibular
mengingatkan pasien untuk Vertigo: Results of a Real-Life Study
mengidentifikasi faktor penyebab dan in Primary Care. Ear Nose Throal J.
berusaha menghindarinya. 2019; 145561319849946
DAFTAR PUSTAKA [10] Kim MB, Lee HS, dan Ban JH.
Vestibular suppressants after canalith
[1] You P, Instrum R, dan Parnes L. repositioning in benign paroxysmal
Benign Paroxysmal Positional

9
“Family Medicine Approach sebagai Tatalaksana Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) Kanal Posterior Kanan Komorbid
Hipertensi pada Perempuan Usia 49 Tahun: Sebuah Laporan Kasus”

positional vertigo. Laryngoscope.


2014;124(10):2400-3.
[11] Strupp, M, et al. Long-term
prophylactic treatment of attacks of
vertigo in Meniere's disease--
comparison of a high with a low
dosage of betahistine in an open
trial.Acta Otolaryngol. 2008;128(5):
520-4.
[12] Perhimpunan Dokter Spesialis
Kardiovaskular Indonesia. Pedoman
Tatalaksana Hipertensi Pada Penyakit
Kardiovaskular. Jakarta: PERKI,2015
[13] Shrout T, Rudy DW, dan Piascik MT.
Hypertension update, JNC8 and
beyond. Curr Opin Pharmacol.
2017;33:41-46.
[14] Aldemir NM, et al. Amlodipine-
induced gingival hyperplasia in
chronic renal failure: a case report

10

Anda mungkin juga menyukai