Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN KASUS

VERTIGO

OLEH :
CATHERINE SUGANDI
I4061191044

Pembimbing :
dr. Achmad Faqih, Sp.S

KEPANITERAAN KLINIK STASE ILMU NEUROLOGI


RUMAH SAKIT PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2020
PRESENTASI KASUS VERTIGO
Oleh : Catherine Sugandi
Moderator : dr. Achmad Faqih, Sp.S
Penilai : dr. Achmad Faqih, Sp.S
11 Maret 2020

IDENTITAS
Nama : Nn. MV
Umur : 24 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Budha
Alamat : Sepakat 2, Pontianak
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Apoteker
Masuk RS : 06 Maret 2020
No RM : 0428xx

ANAMNESIS
Diperoleh dari penderita ( 07 Maret 2020 )

KELUHAN UTAMA :
Pusing mengambang

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Pasien mengeluhkan pusing mengambang sejak 1 hari SMRS. Pusing dirasakan
hilang timbul dan semakin memberat jika dipengaruhi oleh perubahan posisi kepala. Pasien
mengatakan bahwa pasien sering pusing berputar saat lelah dan stress. Pasien juga
mengeluhkan mual dan muntah, serta keringat dingin. Muntah 1 kali berisi makanan.
Penglihatan ganda atau kabur, gangguan pendengaran, lemah satu sisi disangkal. Keluhan
kesemutan di sekitar mulut disangkal. Kedua tangan dan kaki terasa baal disangkal. BAB dan
BAK dalam batas normal.
Pasien juga mengeluhkan batuk berdahak warna hijau kental dan pilek sejak 9 hari
SMRS dan diobati dengan obat batuk dan paracetamol, tetapi keluhan tidak membaik.
Kemudian, 2 hari SMRS, pasien demam dan berobat ke salah satu rumah sakit di Pontianak,
tetapi keluhan tidak membaik.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


- Riwayat hiperparatiroid 4 tahun yang lalu
- Riwayat rhinosinusitis 4 tahun yang lalu
- Riwayat tekanan darah tinggi disangkal
- Riwayat penyakit jantung disangkal
- Riwayat pemakaian kontrasepsi hormonal disangkal
- Riwayat stroke disangkal
- Riwayat sakit gula ( diabetes mellitus ) disangkal
- Riwayat sakit kolesterol tinggi disangkal
- Riwayat merokok disangkal

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


- Riwayat penyakit jantung pada ayah

1
- Riwayat stroke disangkal
- Riwayat sakit gula ( diabetes mellitus ) disangkal
- Riwayat sakit tumor disangkal

RIWAYAT SOSIAL EKONOMI


Pasien tinggal sendiri karena pasien adalah perantau. Pasien bekerja di apotek sebagai
apoteker.

ANAMNESIS SISTEM
Sistem serebrospinal : Pusing mengambang.
Sistem kardiovaskuler : tidak ada keluhan
Sistem respirasi : tidak ada keluhan
Sistem gastrointestinal : mual, muntah
Sistem muskuloskeletal : tidak ada keluhan
Sistem integumentum : tidak ada keluhan
Sistem urogenital : tidak ada keluhan

RESUME ANAMNESIS
Seorang perempuan berusia 24 tahun, dengan keluhan demam dan pusing
mengambang yang sifatnya hilang timbul, semakin memberat jika dipengaruhi oleh
perubahan posisi kepala, mual, muntah, keringat dingin sejak 1 hari SMRS. Pasien menderita
batuk berdahak warna hijau dan pilek. Pasien memiliki riwayat hiperparatiroid dan
rhinosinusitis.

DISKUSI
Berdasarkan hasil anamnesis pasien didapatkan keluhan demam dan pusing
mengambang yang sifatnya hilang timbul, semakin memberat dengan perubahan posisi
kepala, mual, muntah, keringat dingin. Gambaran klinis yang terjadi pada pasien mengarah
pada vertigo.

Vertigo
Vertigo adalah sensasi ilusi gerakan dari diri sendiri atau lingkungan sekitar. Pusing menjadi
keluhan utama pada 5,6 juta visit klinik di US, dan 17-42% pasien dengan vertigo didiagnosa
benign paroxysmal positional vertigo (BPPV). Pasien dengan vertigo akan mengalami
oscillopsia, ilusi visual dimana objek seperti bergerak maju dan mundur. Vertigo disebabkan
oleh ketidakseimbangan impuls sensorik yang berhubungan dengan gerakan yang sampai ke
otak melalui 3 sistem persepsi yang berbeda, yaitu visual, vestibular, dan somatosensorik
(proprioseptif). Sistem vestibular secara luas terbagi menjadi komponen perifer dan sentral.
Gangguan dari sistem ini dapat disebabkan oleh adanya kerusakan salah satu organ atau input
neuron yang salah. Pada orang normal sekalipun, gerakan ”tidak biasa” dapat memicu
vertigo. Manifestasi klinis dari ”motion sickness” bersifat otonom seperti muntah, pucat,
hipotensi, lelah, mengantuk, diaforesis, dan muntah, serta biasa terjadi pada beberapa situasi
seperti berada di bawah dek kapal besar. (Bhattacharyya, 2017).
Sistem perifer meliputi tiga kanalis semisirkularis (posterior, superior, lateral) dan organ
otolit (sakula dan utrikula), sedangkan sistem central meliputi jaras vestiblar seperti vesibular
nuklei. (Thompson and Amedee, 2009). Maka dari itu, penyebab dari vertigo sendiri dibagi
menjadi dua bagian yaitu vertigo perifer dan vertigo sentral: (Baumgartner, 2019).

Perifer Sentral
Bangkitan vertigo Lebih mendadak Lebih lambat

2
Derajat vertigo Berat Ringan
Pengaruh gerakan kepala (+) (-)
Gejala otonom (mual, (++) (+)
muntah, berkeringat)
Gangguan pendengaran (+) (-)
(tinnitus, tuli)
Tanda fokal otak (-) (+)
Tabel Perbedaan Klinis Vertigo Tipe Sentral dan Tipe Perifer

Vertigo Perifer
BPPV dideskripsikan sebagai onset mendadak dari pusing berputar karena gerakan
kepala mendadak. BPPV tidak berhubungan dengan nyeri telinga, tinnitus, atau
gangguan pendengaran. BPPV disebabkan oleh perubahan posisi otolith atau debris
kalsium yang berada di kanalis semisirkularis posterior. Vertigo tipe ini diperburuk
dengan manuver Dix-Hallpike dan diperbaiki dengan manuver Epley dengan
melokalisasi kembali otolith. (Baumgartner, 2019). Jika manuver negatif, maka manuver
Dix-Hallpike harus diulang dengan sisi telinga sebelahnya. Manuver Dix-Hallpike
digunakan untuk mendiagnosa BPPV kanal semisirkular posterior dimana vertigo
berhubungan dengan nistagmus torsional upbeating yang dapat diprovokasi oleh
manuver ini. Jika manuver Dix-Hallpike tidak memprovokasi nistagmus atau nistagmus
horizontal, maka dapat dilanjutkan dengan supine roll test untuk memeriksa BPPV kanal
semisirkularis lateral. BPPV ditatalasana dengan manuver reposisi menggunakan
gravitasi untuk memindahkan otokonia dari kanal semisirkular seperti manuver Epley.
Serangan dari Meniere’s disease terdiri atas vertigo, kehilangan pendengaran, dan nyeri,
tertekan atau rasa penuh pada telinga yang terlibat. Kehilangan pendengaran dan gejala
aural adalah kunci membedakan Meniere’s disease dan vestibulopati perifer lainnya.
Meniere’s disease dikatakan diakibatkan dari kelebihan cairan (endolimfe) pada telinga
bagian dalam (endolymphatic hydrops). Serangan pada Meniere’s disease biasanya
selama beberapa menit hingga 2-3 jam. (Thompson and Amedee, 2009)
Vestibular neuritis merupakan penyebab nomor setelah BPPV yang mengakibatkan
vertigo perifer, diakibatkan oleh infeksi virus, biasanya dari famili virus herpes tetapi
dapat diakibatkan oleh bakteri Borrelia yang mengakibatkan degenerasi nervus. Pasien
akan mengeluh vertigo mendadak yang dapat berlangsung hingga beberapa hari, dengan
gejala vegetatif. Gejala ketidakseimbangan akan muncul berbulan-bulan setelah gejala
akut dari infeksi tersebut. (Thompson and Amedee, 2009)
Labyrinthitis adalah inflamasi pada membran labirin, melibatkan vestibular dan cochlear
end organs. Dapat muncul unilateral atau bilateral. Labyrinthitis dihubungkan oleh
infeksi salauran pernafasan atas. Gangguan muncul ketika mikroorganisme atau mediator
inflamasi menyerang membran labirin dan merusak vestibular dan cochlear end organs.
Pasien dengan labyrinthitis mengeluh keluhan vestibular dan kerusakan koklea. Perlu
dicari sumber infeksi seperti otitis media, mastoiditis, atau meningitis. (Thompson and
Amedee, 2009)
Trauma pada kepala, servikal, dan sistem vestibular dapat mencetuskan keluhan
vestibular. Cedera kepala tumpul atau barotrauma dapat mengakibatkan konkusi
labirintin dan ditunjukkan dengan tidak adanya kapsul otic dan kerusakan membran
intralabirintin. Pasien akan mengalami transient vertigo atau ketidakseimbangan dan
kehilangan pendengaran pada 4000 Hz. Keluhan biasanya selesai dalam beberapa hari
hingga beberapa minggu, tetapi dapat berlangsung lebih lama. (Thompson and Amedee,
2009)

3
Vertigo Sentral
Suplai darah ke batang otak, cerebellum, dan telinga bagian dalam didapat dari sistem
vestibulobasilar. Sumbatan pada percabangan sistem ini dapat mencetuskan vertigo.
Gejala dari vestibulobasilar ischemic stroke bergantung pada daerah sumbatannya, arteri
serebelar posterior inferior, areri serebellar anterior inferior. Banyaknya proses dapat
berpengaruh terhadap sistem vertebrobasilar, paling sering adalah atherosklerosis,
emboli, dan diseksi arteri vertebra. Diseksi arteri vertebra bisa didapatkan dari trauma
atau manipulasi leher atau uncul secara spontan. (Thompson and Amedee, 2009)
Insuffisiensi vertebrobasilar (TIA pada sistem vertebrobasilar) adalah penyebab umum
vertigo pada lansia. Gejala dapat berlangsung selama beberapa menit, hingga beberapa
jam, tetapi umumnya rata-rata 8 menit. Meskipun penyakit ini perlu dijadikan diagnosis
banding, vertigo rekuren dalam beberapa bulan yang tidak diikuti oleh tanda neurologis
lain dapat mengesakan gengguan lain. Kemungkinan stroke mendadak lebih sedikit pada
pasien dengan gejala hanya vertigo. Tetapi, perlu dilakukan evaluasi lebih lanjut yang
sama seperti penanganan stroke iskemik untuk membuang diagnosis stroke pada
insuffisiensi vertebrobasilar ini. (Thompson and Amedee, 2009)
Migren adalah sindrom vaskular dikarenakan vasokonstriksi dan vasodilatasi dari
pembuluh darah intrakranial, digambarkan dengan gejala nyeri kepala hebat dan gejala
terkait yaitu mual muntah, fotofobia, fonofobia, dan sensitivitas terhadap pergerakan
kepala. Dilaporkan sebanyak 38% dari pasien migren mengalami episode vertigo yang
dinamakan migraine-associated dizziness (MAD). MAD sendiri bervariasi dalam hal
durasi, keparahan, karakteristik dari nyeri kepala. Gejala vestibular lebih sering muncul
sebagai aura dan dapat berlangsung selama beberapa detik hingga jam. MAD dapat
muncul dengan onset mendadak intoleransi gerakan. Diagnosis MAD cukup sulit
dikarenakan kurang tersedianya kriteria internasional MAD. Neuhauser et al
menganjurkan kriteria sebagai berikut : pasien mengalami episode rekuren vertigo dan
riwayat baru mengalami atau sudah lama menderita migren, dan sekurang-kurangnya 1
(satu) gejala migren harus muncul saat 2 (dua) atau lebih episode vertigo. (Thompson
and Amedee, 2009)

DIAGNOSIS SEMENTARA
Diagnosis klinik : demam dengan pusing mengambang hilang timbul, semakin
memberat dengan perubahan posisi kepala, mual, muntah, keringat
dingin
Diagnosis topik : Sistem vestibuler
Diagnosis etiologik : Vestibular neuritis, BPPV

PEMERIKSAAN ( 07 Maret 2020 )


Status generalis
Keadaan Umum : Sedang, gizi kurang, kesadaran kompos mentis, GCS E4V5M6
Tanda vital : TD : 111/64 mmHg
Nadi : 91x/mnt (reguler)
Respirasi : 20 x /mnt
Suhu : 36,6oC
Nyeri : VAS 7
Kepala : konjungtiva tak anemis, sklera tak ikterik
Leher : JVP 5 ± 2 mmHg H2O, limfonodi tak teraba membesar
Dada : Pulmo I : simetris
P: fremitus normal.
P: sonor

4
A: vesikuler, suara tambahan (-)
Jantung I : ictus cordis tak tampak
P : ictus cordis kuat angkat
P : batas jantung normal
A: S1 dan S2 reguler
Abdomen : Supel, datar, BU (+)
Ekstremitas : Edema (-)

Status Mental
Kewaspadaan : Normal
Observasi perilaku
I.. Perubahan perilaku : Normal
II.. Status mental
- Tingkah laku umum : Normoaktif
- Alur pembicaraan : Normal
- Perubahan mood dan emosi : Normal
- Isi pikiran : Normal
- Kemampuan intelektual : Normal
Sensorium:
1. Kesadaran : Compos mentis
2. Atensi : Baik
3. Orientasi : Baik
4. Memori jangka panjang : Baik
5. Memori jangka pendek : Baik
6. Kecerdasan berhitung : Baik
7. Simpanan informasi : Baik
8. Tilikan, keputusan dan rencana : Baik

Status Neurologis
Kesadaran : Kompos mentis, E4V5M6
Sikap tubuh : Normal
Kepala : Mesocephal

Saraf Kranialis
Kanan Kiri
N.I Daya Penghidu Normal Normal
N.II Daya penglihatan 20/30, sudah 20/30, sudah
dikoreksi dengan dikoreksi dengan
kacamata kacamata
Penglihatan warna Normal Normal
Lapang Pandang Sdn Sdn
N.III Ptosis (-) (-)
Gerakan mata ke medial Normal Normal
Gerakan mata ke atas Normal Normal
Gerakan mata ke bawah Normal Normal
Ukuran pupil ф 3 mm ф 3mm
Reflek cahaya langsung + +
Reflek cahaya konsensuil + +
Strabismus divergen - -
N.IV Gerakan mata ke lateral bawah + +
5
Strabismus konvergen - -
N.V Menggigit Normal Normal
Membuka mulut Normal Normal
Sensibilitas muka Normal Normal
Refleks kornea Tidak dilakukan
Trismus - -
N.VI Gerakan mata ke lateral + +
Strabismus konvergen - -
Nistagmus - -
N.VII Kedipan mata + +
Lipatan nasolabial + +
Mengerutkan dahi + +
Menutup mata + +
Meringis + +
Menggembungkan pipi + +
Daya kecap lidah 2/3 depan Normal Normal
N.VIII Mendengar suara berbisik + +
Mendengar detik arloji + +
Tes Rinne Tidak dilakukan
Tes Schawabach
Tes Weber

N.IX Arkus faring Simetris


Daya kecap lidah 1/3 belakang Tidak dilakukan
Refleks muntah Tidak dilakukan
Sengau - -
Tersedak - -
N.X Denyut nadi 91 x/mnt, reguler 91 x/mnt,reguler
Arkus faring Simetris
Bersuara Normal
Menelan Normal Normal
N.XI Memalingkan kepala Normal Normal
Sikap bahu Normal Normal
Mengangkat bahu Normal Normal
Trofi otot bahu Eutrofi Eutrofi
N.XII Sikap lidah Tidak ada deviasi
Artikulasi Normal
Tremor lidah - -
Menjulurkan lidah Normal
Trofi otot lidah Eutrofi Eutrofi
Fasikulasi lidah - -

6
Leher : Meningeal Sign (-)
Ekstremitas :
B B 5/5/5 5/5/5 +2 +2 - -
G K RF RP
B B 5/5/5 5/5/5 +2 +2 - -

N N E E
Tr Cl -/-
Tn N N E E

Gerakan involunter : (-)


Sensibilitas : Dalam batas normal
Vegetatif : Dalam batas normal
Reflek primitive :
Reflek glabella : (-)
Palmomental : (-)
Grasping : (-)
Snout : (-)
MMSE : 30 / 30

Fungsi Koordinasi
Tes Romberg :+
Tes Romberg dipertajam :+
Tes past pointing :-
Tandem gait :-
Tes Unterberger : tidak dilakukan
Tes Dix-Hallpike : tidak dilakukan

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium Darah
RBC 4.62 x 1012/L
MCV 84.2 fl
MCH 27.9 pg
MCHC 33.1 g/dL
RDW% 13.4%
RDW 61.6
PLT 265 x 109/L
HB 12.9 g/dl
WBC 18.5 x 109/L
Hematokrit 38.9 %
Limfosit 6.0 %
Granulosit 85.8%
MID% 6.2%
GDS 117 mg/dl

RESUME PEMERIKSAAN FISIK


- KU sedang, gizi kurang, compos mentis, GCS E4V5M6
- Tanda vital : TD : 111/64 mmHg
RR : 20 x/menit
N : 91 x/menit (reguler)

7
t : 36,6oC
VAS : 7
Status mental : Dalam batas normal
Status neurologis : Visus OD 20/30; OS 20/30
Ekstremitas :
B B 5/5/5 5/5/5 +2 +2 - -
G K RF Rp
B B 5/5/5 5/5/5 +2 +2
- -
Sensibilitas : Dalam batas normal Vegetative : dbn
Gerakan involunter : (-) Reflek primitive : (-)
Status neurobehaviour: dalam batas normal
Fungsi koordinasi :
Tes Romberg :+
Tes Romberg dipertajam :+
Tes past pointing :-
Tes Unterberger : tidak dilakukan
Tes Dix-Hallpike : tidak dilakukan

DISKUSI II
Hasil yang didapat dari pemeriksaan neurologis pada pasien adalah tidak didapatkan kelainan
maupun deficit neurologis. Sementara dari pemeriksaan fungsi koordinasi pasien, didapatkan
hasil tes Romberg, Romberg dipertajam adalah positive, sedangkan past pointing negative.
Tes Dix-Hallpike dan Tes Unterberger tidak dapat dilakukan karena pasien sudah kelelahan
dengan tes sebelumnya. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami kelainan
vestibuler.
Pada pemeriksaan, pasien mengalami demam, vertigo, mual, muntah, dan gangguan
keseimbangan yang sesuai dengan tanda dan gejala dari vestibular neuritis. Vestibular
neuritis adalah inflamasi dari bagian vestibular di nervus VIII dengan gejala klasik yaitu
vertigo, mual, dan gangguan keseimbangan. Penyakit ini bersifat jinak, dan self limited,
tetapi gejala yang ditimbulkannya perlu waktu minggu hingga bulan untuk selesai secara
sempurna. Kebanyakan penyebab utamanya adalah virus. Gejala dari vestibular neuritis
bersifat konstan, sangat berbeda dengan BPPV yang memiliki episodic.
Pemeriksaan fisik neurologis pada pasien normal, maka perlu dilakukan tes keseimbangan
pada pasien dengan menggunakan Romberg Test dan Tes Romberg dipertajam. Hasilnya
positif sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien memiliki gangguan keseimbangan.
Pada pasien ini perlu dilakukan HINTS (Head impulse, Nystagmus, The Test of Skew) untuk
menegakkan diagnose vestbular neuritis.
Sementara pada BPPV, pasien akan mengalami gejala episodik, dan semakin dipicu oleh
perubahan posisi kepala. Tetapi pada pasien, pusing bukan dicetuskan oleh perubahan posisi
kepala, melainkan didahului oleh demam yang dicurigai adanya proses infeksi. Hal ini dapat
dicurigai sebagai vertigo yang diakibatkan oleh vestibular neuritis. Selain itu, vertigo pada
pasien terjadi secara mendadak dan tidak ada gangguan pendengaran. Selain itu, pusing yang
dirasakan pasien adalah mengambang dan konstan, sangat berbeda dengan BPPV yang khas
pusing berputar dan terselesaikan dengan sendirinya dalam hitugan detik hingga menit.
Pemberian kortikosteroid pada vestibular neuritis dalam 48 jam dari onset akan memberikan
hasil kesembuhan yang signifikan. Pada pasien ini diberikan metilprednisolone 3x16 mg
selama 5 hari, yang kemudian di tapering off untuk 5 hari berikutnya. (Smith, 2020)

8
Untuk mengurangi gejala tambahan, diberikan vestibular suppressant medication hanya
untuk mengurangi sensasi berputar dan/atau mengurangi gejala motion sickness. Penggunaan
benzodiazepine seperti diazepam dan klonazepam memiliki pengaruh sedative, muscle
relaxant, serta dapat mengurangi sensasi berputar subjektif. Sementara penggunaan
antihistamine (meclizine dan diphenhydramine) memiliki efek supresi untuk mengurangi
mual dan muntah dikarenakan motion sickness (Bhattacharyya, 2017)
Selain itu untuk gejala demam dan infeksi saluran pernafasan atas pada pasien, diberikan
PCT dan antibiotik.

DIAGNOSIS AKHIR
Diagnosis klinik : Demam, pusing mengambang, mual, muntah
Diagnosis topik : Sistem vestibuler
Diagnosis etiologik : Vestibular neuritis
Diagnosis tambahan : Rhinosinusitis kronik

PENATALAKSANAAN
Farmakologi
IVFD NaCl 0,9% 20 tpm
Metilprednisolone 3x16 mg selama 5 hari, kemudian tapering off untuk 5 hari berikutnya
Dimenhydrinate 3x50 mg
Metoclopramide 3x5 mg
PCT 3x500 mg
Amoxicillin 3x500 mg

PROGNOSIS
Prognosis pasien ini sebagai berikut :
Death : bonam
Disease : bonam
Disability : bonam
Discomfort : dubia
Dissatisfaction : bonam
Distitution : bonam

Follow up

Tanggal 06/03/2020 07/03/2020 08/03/2020


Keluhan Pusing mengambang, mual, Pusing mengambang, mual Tidak ada keluhan
muntah, nafsu makan berkurang, muntah (-)
menurun

KU Sedang, CM, E4V5M6 Sedang, CM, E4V5M6 Sedang, CM, E4V5M6


Tanda vital TD 116/67 TD 103/60 TD 104/65
RR 21x/mnt RR 20x/mnt RR 20x/mnt
Nadi 85x/mnt Nadi 84x/mnt Nadi 94x/mnt
T 36oC T 36,8 oC T 36,8
VAS 7 VAS 7 VAS 7
Nn.craniales Dalam batas normal Dalam batas normal Dalam batas normal
Gerak B B B B B B
B B B B B B
Kekuatan 5/5/5 5/5/5 5/5/5 5/5/5 5/5/5 5/5/5
5/5/5 5/5/5 5/5/5 5/5/5 5/5/5 5/5/5

9
R.fisiologis +2 +2 +2 +2 +2 +2
+2 +2 +2 +2 +2 +2
R.patologis - - - - - -
- - - - - -
Plan IVFD RL 20 tpm IVFD RL 20 tpm IVFD RL 20 tpm
Inf. PCT 500 mg/8 jam Inf. PCT 500 mg/8 jam Inf. PCT 500 mg/8 jam
Inj. Dipenhidramine 10 mg/6 Inj. Dipenhidramine 10 Inj. Dipenhidramine 10 mg/6
jam mg/6 jam jam
Inj. Metoclopramide 5 mg/6 Inj. Metoclopramide 5 Inj. Metoclopramide 5 mg/6
jam (k/p) mg/6 jam (k/p) jam (k/p)
Inj. Ranitidine 50 mg/12 jam Inj. Ranitidine 50 mg/12 Inj. Ranitidine 50 mg/12 jam
Betahistine 3x12 mg jam Betahistine 3x12 mg
Sukralfat 3x5cc Betahistine 3x12 mg Sukralfat 3x5cc
Cefadroxil 2x1 caps Sukralfat 3x5cc Cefadroxil 2x1 caps
Cefadroxil 2x1 caps
Acc BLPL
PCT 3x650 mg
Betahistine 3x12 mg
Cefadroxil 2x1 caps
Sukralfat 3x5cc

10
DAFTAR PUSTAKA

Baumgartner B, Taylor RS. Peripheral Vertigo. StatPearls. 2019.

Bhattacharyya, et al. Clinical Practice Guideline : Benign Paroxysmal Positional


Vertigo. Otolaryngology-Head and Neck Surgery. 2017 (156): S1-S47.

Thompson TL, Amedee R. A Review of Common Peripheral and Central Vestibular


Disorders. Ochsner J. 2009; 9 (1): 20-26.

Smith T, Rider J, Cen S, Borger J. Vestibular Neuronitis (Labyrinthitis). StatPearls


Publishing LLC. 2020

Anda mungkin juga menyukai