Anda di halaman 1dari 5

PEMICU 1

‘Muter, muter, muter dan muter’


Seorang perempuan usia 50 tahun datang ke poli saraf RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya dengan keluhan pusing berputar. Pasien mengatakan bahwa pusing
berputar sudah dirasakan sejak 2 minggu yang lalu. Pusing berputar dirasakan hilang timbul,
keluhan pusing berputar timbul mendadak, dan dirasakan semakin bertambah berat bila
pasien berubah posisi dari tidur ke bangun, keluhan juga bertambah berat ketika pasien
beraktivitas, diajak berbicara, membuka mata, berada di keramaian, menoleh ke kanan/kiri
dan menunduk. Pasien juga mengatakan ketika berjalan melayang-layang seperti orang
terbang dan ketika melihat orang lain seperti berbayangan. Pasien merasa lebih nyaman bila
dalam posisi tidur dan menutup kedua matanya serta suasana yang tidak ramai. Pasien
mengatakan durasi pusing berputar beberapa menit-jam. Keluhan juga disertai dengan mual,
tetapi tidak disertai dengan muntah, pasien juga mengeluhkan sulit tidur. Keluhan telinga
berdengung, demam, berat badan turun, pingsan, pandangan gelap, keluar cairan dari telinga,
gigi berlubang, sinusitis, penglihatan kabur, kejang keluhan kelemahan dan kesemutan
anggota gerak disangkal. Pasien juga mengatakan bahwa sebelumnya pernah mengalami
NOTE :
• Perempuan 50 tahun, pusing berputar onset : 2 minggu, hilang timbul, mendadak.
Memberat bila berubah posisi dari tidur ke bangun, beraktivitas, diajak berbicara,
membuka mata, berada di keramaian, menoleh ke kanan/kiri dan menunduk.
• Berjalan melayang terbang, melihat orang lain seperti berbayangan. Lebih nyaman
bila dalam posisi tidur dan menutup kedua matanya serta suasana yang tidak ramai.
Durasi pusing berputar beberapa menit-jam.
• Keluhan mual, telinga berdengung, demam, berat badan turun, pingsan, pandangan
gelap, keluar cairan dari telinga, gigi berlubang, sinusitis, penglihatan kabur.
DD : Vertigo, BPPV (Benign paroxysmal positional vertigo), Meniere
• BPPV (Benign paroxysmal positional vertigo)
Gejala :
Pusing berputar dirasakan hilang timbul, keluhan pusing berputar timbul mendadak,
dipengaruhi oleh perubahan posisi pasien. Keluhan pusing berputar bertambah bila
pasien berubah posisi dari tidur ke bangun, keluhan juga bertambah berat ketika
pasien beraktivitas, diajak berbicara, membuka mata, berada di keramaian, menoleh
ke kanan/kiri dan menunduk. Pasien juga mengatakan ketika berjalan melayang-
layang seperti orang terbang dan ketika melihat orang lain seperti berbayangan.
Pasien merasa lebih nyaman bila dalam posisi tidur dan menutup kedua matanya serta
suasana yang tidak ramai. Pasien mengatakan durasi pusing berputar beberapa menit-
jam. Keluhan juga disertai dengan mual, tetapi tidak disertai dengan muntah, pasien
juga mengeluhkan sulit tidur. Keluhan telinga berdengung, demam, berat badan turun,
pingsan, pandangan gelap, keluar cairan dari telinga, gigi berlubang, sinusitis,
penglihatan kabur, kejang keluhan kelemahn dan kesemutan anggota gerak disangkal.
Pasien juga mengatakan bahwa sebelumnya pernah mengalami keluhan yang serupa.
KATA SULIT
1. Dengung : Bergema (KBBI)
2. Pingsan : Dimana seseorang berada di suatu keadaan tidak sadar atau kehilangan
kesadaran total. Biasanya bergejala seperti kedua pendengaran, penglihatan, perasaan,
dan bau berhenti sepenuhnya dalam waktu sementara. Pingsan disebabkan oleh
kurangnya aliran darah ke otak, kekurangan oksigen, keracunan, syok, lapar, haus,
dan kondisi fisik lemah lainnya atau gejala penyakit kronis lainnya (Nur, 2022)
Nur, M. S. (2022). Edukasi Pertolongan Pingsan Pada Anak Sekolah Dasar. Jurnal Pengabdian
Masyarakat Nusantara, 1(1).
3. Sinusitis : Peradangan pada lapisan selaput lendir yang dapat mengenai
beberapa sinus paranasal yang disebabkan oleh trauma, alergi, dan infeksi (Husniati
dkk, 2023)
Husniati, H. S., Hidayat, W., Nurbaiti, N., & Sari, G. (2023). PERBEDAAN PROYEKSI
PEMERIKSAAN RADIOGRAFI SINUS PARANASAL PADA KLINIS SINUSITIS DI RUMAH
SAKIT MAYAPADA LEBAK BULUS. Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan
Tadulako), 9(1), 36-42.

IDENTIFIKASI MASALAH
1. Apa kemungkinan penyakit dengan keluhan pusing seperti berputar?
2. Mengapa keluhan pusing berputar dapat muncul secara mendadak dan hilang timbul?
3. Apakah keluhan telinga berdengung dan keluarnya cairan dari telinga disertai pusing
berputar merupakan tanda dari penyakit?
4. Apa yang menyebabkan pasien mengalami keluhan pusing berputar?
5. Apa upaya yang dapat dilakukan pasien untuk mengurangi keluhan pusing berputar?
6. Apa kemungkinan diagnosis berdasarkan gejala yang disebutkan pasien?
BRAINSTROMING
1. Penyakit dengan keluhan pusing berputar adalah vertigo. Vertigo bisa membuat
penderitanya merasakan pusing berputar hebat yang sangat mengganggu. Kondisi ini
terjadi akibat gangguan pada pusat keseimbangan, bisa di otak (vertigo sentral), bisa
juga di telinga dalam (vertigo perifer). Selain pusing, penderita vertigo juga bisa
merasakan mual, muntah, berkeringat dingin, lemas, dan beragam keluhan lainnya.
2. Dapat disebabkan karena gangguan keseimbangan ini disebabkan oleh kelainan
sentral (otak) dan telinga dalam (organ vertibuler). Pada umumnya, kasus vertigo
disebabkan oleh kelainan pada telinga dalam atau bagian perifer.
3. Keluhan tersebut dapat menjadi pertanda dari penyakit meniere. Penyakit meniere
adalah kondisi saat adanya kelainan atau gangguan pada telinga bagian dalam.
Kondisi ini bisa menyebabkan gejala yang parah seperti telinga berdenging (tinnitus),
vertigo, rasa penuh di telinga, hingga kehilangan pendengaran.
4. Keluhan yang dialami pasien dapat disebabkan oleh :
• Asam Lambung Kronis (GERD)
• Migrain atau sakit kepala tidak tertahankan
• Mabuk perjalanan
• Dehidrasi
• Perubahan posisi secara tiba-tiba
• Stress berat
• Stroke
• Penyakit Meniere, gangguan yang menyerang telinga bagian dalam Vestibular
neuronitis, inflamasi saraf vestibular pada telinga bagian dalam
• Suara bising
• Gangguan pada otak, misalnya tumor
• Obat-obatan tertentu yang menyebabkan kerusakan telinga
• Trauma atau luka di kepala dan leher.

5. Upaya untuk mengurangi keluhan


• Istirahatlah di tempat yang nyaman
• Hindari pergerakan tubuh yang mendadak dan menghentak (misalnya bangkit dari
tidur atau duduk, miring kanan atau kiri)
• Jika ingin berpindah posisi, mintalah bantuan dari orang di sekitar Anda atau lakukan
sembari berpegangan pada benda di dekat Anda
• Jangan panik
• Berbaringlah dengan kepala sedikit ditinggikan
6. Berdasarkan keluhan dan gejala yang disebutkan pasien, pasien di diagnosis Meniere
DATA TAMBAHAN
Anamnesis
1. Riwayat penyakit sekarang
2. Riwayat penyakit dahulu
3. Riwayat pemakaian obat
4. Riwayat kebiasaan
5. Riwayat alergi
6. Riwayat penyakit keluarga
Pemeriksaan Fisik
1. Tanda vital (TD, HR, RR, T)
2. Status generalis – head to toe (kepala, mata, telinga, hidung, mulut, leher, thorax,
abdomen, ekstremitas)
3. Test dix hallpike : untuk mencari adanya vertigo/nistagmus posisional paroksismal
4. Test Romberg : pemeriksaan fungsi cerebellum
Pemeriksaan Penunjang
1. CT-scan
PROBLEM TREE
TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Mahasiswa mampu menjelaskan dan menginterpretasikan data tambahan
B. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang penyakit apendisitis :
1. Diagnosis dan Diagnosis banding
2. Definisi

Benign paroxysmal positional vertigo (BPPV) ditandai dengan vertigo


paroksismal yang dipicu oleh posisi kepala perubahan arah gravitasi. BPPV
dijelaskan dengan migrasi otoconia yang terdegenerasi ke dalam setengah
lingkaran kanal, membuat penderita sensitif terhadap gerakan kepala. BPPV
merupakan penyebab paling umum dari pusing/vertigo di seluruh dunia
dengan prevalensi seumur hidup 2,4%, prevalensi 1 tahun 1,6%, dan kejadian
1 tahun sebesar 0,6%. BPPV menyumbang 24,1% dari semua kunjungan
rumah sakit karena pusing/vertigo. BPPV terjadi paling umum pada wanita
lanjut usia dengan insiden puncak pada usia 60-an dan rasio Wanita ke pria
2,4:1. Kekambuhan BPPV sering terjadi dengan kekambuhan tahunan tingkat
15-20%.
Kim HJ, Park J, Kim JS. Update on benign paroxysmal positional vertigo. J
Neurol. 2021 May;268(5):1995-2000. doi: 10.1007/s00415-020-10314-7. Epub
2020 Nov 24. Erratum in: J Neurol. 2021 Feb 23;: PMID: 33231724; PMCID:
PMC7684151.

3. Etiologi
4. Epidemiologi
5. Patofisiologi
6. Tanda dan Gejala
7. Faktor risiko
8. Tata Laksana (Farmakologi dan Non Farmakologi)
Tiga macam perasat dilakukan untuk menanggulangi BPPV yaitu CRT (Canalith
Respositioning Treatment), Perasat Liberatory dan latihan BrandtDarroff.

1. CRT (Canalith Repositioning Treatment)

CRT sebaiknnya segera dilakukan setelah perasat Dix-Hallpike menimbulkan respon


abnormal. Pemeriksa dapat mengidentifikasi adanya kanalitiasis pada kanal anterior
atau kanal posterior dari telinga yang terbawah. Pasien tidak kembali ke posisi
duduk, namun kepala pasien dirotasikan dengan tujuan untuk mendorong kanalith
keluar dari kanalis semisirkularis menuju utrikulus, tempat dimana kanalith tidak lagi
menimbulkan gejala. Bila kanalis posterior kanan yang terlibat maka harus dilakukan
tindakan CRT kanan. Tindakan ini dimulai pada posisi Dix-Hallpike yang menimbulkan
respon abnormal dengan cara kepala ditahan pada posisi tersebut selama 1-2 menit,
kemudian kepala direndahkan dan diputar secara perlahan ke kiri dan dipertahankan
selama beberapa saat. Setelah itu badan pasien dimiringkan dengan kepala tetap
dipertahankan pada posisi menghadap ke kiri dengan sudut 45o sehingga kepala
menghadap ke bawah melihat ke lantai. Akhirnya pasien kembali ke posisi duduk,
dengan kepala menghadap ke depan. Setelah terapi ini pasien dilengkapi dengan
menahan leher dan disarankan untuk tidak menunduk, berbaring, membungkukkan
badan selama satu hari. Pasien harus tidur pada posisi duduk dan harus tidur pada
posisi yang sehat selama lima hari.

2. Brandt Daroff

Pasien duduk tegak di tepi tempat tidur dengan tungkai tergantung, lalu tutup kedua
mata dan berbaring dengan cepat ke salah satu sisi tubuh, tahan selama 30 detik,
kemudian duduk tegak kembali. Setelah 30 detik baringkan tubuh dengan cara yang
sama ke sisi lain, tahan selama 30 detik, kemudian duduk tegak kembali. Latihan ini
dilakukan berulang (lima kali berturut-turut) pada pagi dan petang hari sampai tidak
timbul vertigo lagi.

3. Perasat Liberatory

Perasat liberatory, yang dikembangkan oleh Semont, juga dibuat untuk


memindahkan otolit (debris/ kotoran) dari kanal semisirkularis. Tipe parasat yang
dilakukan tergantung dari jenis kanal mana yang terlibat, apakah kanal anterior atau
posterior. Bila terdapat keterlibatan kanal posterior kanan, dilakukan liberatory
kanan. Perasat dimulai dengan penderita diminta untuk duduk pada meja
pemeriksaan dengan kepala diputar menghadap ke kiri 45o . Pasien yang duduk
dengan kepala menghadap ke kiri secara cepat dibaringkan ke sisi kanan dengan
kepala menggantung ke bahu kanan. Setelah satu menit, pasien digerakkan secara
cepat ke posisi duduk awal dan untuk ke posisi sidelying kiri dengan kepala menoleh
45o ke kiri. Pertahankan penderita dalam posisi ini selama 1 menit dan perlahan-
lahan kembali ke posisi duduk. Penopang leher kemudia dikenakan dan diberi
instruksi yang sama dengan pasien yang diterapi dengan CRT.

9. Komplikasi
10. Prognosis
11. Pencegahan (Edukasi)

Anda mungkin juga menyukai