LAPORAN KASUS-PEDIATRIC
01
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ayah
Ibu
Nama : Tn. Rahman
Nama : Ny. Ika
Umur : 39 tahun
Rahayu
Pekerjaan : Wiraswasta
Umur : 38
Kesehatan : Sehat
tahun
Pekerjaan : IRT
Kesehatan : Sehat
1. Keluhan Utama : Sesak
2. Riwayat penyakit sekarang : C. Anamnesis
Ibu pasien mengatakan anaknya batuk berdahak berwarna
putih sejak 2 minggu yang lalu (+), namun tiba-tiba dilarikan ke
rumah sakit karena sesak, keluhan disertai dengan demam (+)
selama 2 hari disertai mual (+) muntah (+) frekuensi 8x bercampur
makanan. Kejang (-), sakit kepala (-), flu (+), lemas (+), sakit
tenggorokan (-), nyeri dada sesekali (+) saat batuk, nyeri perut
daerah umbilical dengan kebiasaan menahan buang air kecil, nafsu
makan sedikit menurun (+), nafsu minum baik, tidur cukup
meskipun kadang terganggu batuk (+), BAK dan BAB saat masuk
kesan normal.
Riwayat
• Riwayat pengobatan : Obat demam
• Riwayat penyakit : -
• Riwayat penyakit dahulu :
• Riwayat Keluarga :
• Riwayat Imunisasi : Lengkap
Adik pasien terdiagnosis bronchopneumonia, dengan gejala
demam dan batuk
- Teman main pasien juga mengeluh batuk lama
Riwayat Lingkungan Sosial
- Teman main pasien juga mengeluh batuk lama
- Ayah pasien merupakan perokok aktif
A. Anatomi dan Fisiologi Organ Vestibuler
B. Definisi
Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) merupakan
gangguan klinis yang kerap terjadi pada individu serangan
vertigo tipe perifer, diikuti gejala pusing berputar, mual,
muntah dan keringat dingin hal tersebut disebabkan oleh
reposisi kepala melawan gravitasi tanpa lesi pada system
pusat (Perdossi, 2017)
C. Epidemiologi
Pada populasi umum prevalensi BPPV yaitu antara
DUNIA
11 - 64 per 100.000 kelahiran (prevalensi 2,4%)
Operasi
I. Komplikasi BPPV
C. Pemeriksaan Fisik
C. Pemeriksaan Fisik
Kepala Mata
• Bentuk Kepala : Normochepal • Eksoptalmus/Enoptalmus : Tidak ada
• Rambut : Hitam, tidak rontok • Konjungtiva : Anemis (-/-)
• Deformitas : Tidak ada • Sklera : Ikterus (-/-), Perdarahan (-/-)
• Pupil : Bulat, Isokor D/S ukuran 2,5/2,5
cm, Nistagmus horizontal
• Palpebra : Udem pada kedua palpebra (-)
C. Pemeriksaan Fisik
Hidung
Bentuk
. : Simetris
Perdarahan : Tidak ada
Telinga :
Mulut :
Bibir : Kering, .Sianosis (-)
Pendengaran : Dalam Batas
Normal, Tinnitus (+)
Nyeri Tekan : Tidak ada Lidah kotor : Tidak ada
Thorax
P: N N RP : - -
N N Motorik : --
RF : +2 +2
K: 5 5
5 5
T: N N +2 +2
N N
E. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Hematologi rutin Hasil Nilai rujukan Satuan
WBC 9.91 4.00 – 10.00 103/ul
RBC 4.32 4.00 – 6.20 106/ul
HGB 12.1 11.0 - 18.0 g/dl
HCT 34.5 35.0 - 55.0 %
PLT 311 150 – 450 103/ul
GDS 112 110 – 200 mg/dl
F. Resume
Seorang perempuan berusia 44 tahun masuk IGD dengan keluhan pusing
berputar beberapa menit SMRS, keluhan pasien disertai mual muntah > 3x, tanpa
bercampur darah. Keluhan timbul saat pasien menggerakkan kepala, pasien seperti
melihat benda disekitar bergerak dan membuat pasien menjadi hilang keseimbangan
saat berdiri. Pasien juga mengeluhkan telinga yang mendengung disertai keringat
dingin. Keluhan lain lain seperti demam, sesak dan batuk disangkal. Tidur cukup,
nafsu makan baik, BAK dan BAB Normal.
Diagnosis Sekunder :
Hipertensi
Dislipidemia
G. Penatalaksanaan
Pembahasan
Pembahasan
Setelah penegakan diagnosis, dilakukan penatalaksanaan yang sesuai baik itu terapi
farmakologi maupun non-farmakologi, untuk terapi farmakologi sendiri sebenarnya
jarang diberikan terapi causal, karena sebagian besar kasus BPPV idiopatik, jadi
kebanyakan diberikan tatalaksana yang bersifat simtomatik. Adapun tatalaksana yang
diberikan :
IVFD RL8 : Sebagai jalur pemberian nutrisi, maintenance cairan
F tubuh dan akses memasukkan obat-obatan lain.
A Betahistin9 : Obat golongan Antihistamin H3 betahistin untuk
R mengurangi keluhan pusing dan gangguan pendengaran pada
M pasien.
A Silum9 : Merupakan obat dengan kandungan flunarizine HCL
K sebagai obat golongan calcium chanel blocker yang memiliki
aktivitas histamin H1 yang berfungsi sebagai profilaksis vertigo.
O
Ranitidin10 : Merupakan obat golongan antagonis reseptor histamin
L
H2 untuk mengatasi keluhan mual muntah dari pasien.
O
Amlodipine11 : Merupakan obat dalam golongan calcium channel
G blocker, untuk membantu menurunkan tekanan darah pada pasien.
I Simvastatin12 : Merupakan obat golongan HMG CoA reductase
inhibitors yang dapat membantu menurunkan kadar olesterol pada
pasien.
Pasien juga diberikan tatalaksana non-farmakologi, baik itu
N
berupa edukasi maupun terapi rehabilitatif, edukasi dirumah sakit
O
dapat berupa hal-hal yang harus dihindari untuk memicu pusing
seperti mengurangi gerakan yang tidak perlu, meninggikan sedikit
N
posisi kepala sekitar 15-30 derajat, dan istirahat yang cukup, untuk
edukasi pulang pasien bisa diajarkan terapi rehabilitatif berupa F
Particle Repositioning Maneuver (PRM), dan menerapkan pola A
hidup sehat dengan mengurangi makanan yang tinggi natrium/serta R
menghindari sumber lemak jahat agar tidak memicu tekanan darah M
dan kolestrol naik lagi, serta apabila keluhan berulang dapat segera A
kembali ke fasilitas kesehatan terdekat. K
O
Sebagai informasi tambahan untuk pasien perlu dijelaskan juga
terkait jenis penyakitnya, prognosis maupun komplikasi yang dapat
muncul.
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Pustaka
1. Purnamasari, P. Diagnosis dan Tata Laksana Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV).
Bagian Ilmu Penyakit Saraf Univ. Udayana Denpasar 1–24 (2010).
2. Eko, S. Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV), dan Komplikasinya. Dialog 44, i–Vi
(2021).
3. Imai, T. & Inohara, H. Benign paroxysmal positional vertigo. Auris Nasus Larynx 49, 737–
747 (2022).
4. Suparyanto dan Rosad (2015. Konsep Dasar Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV).
Suparyanto dan Rosad (2015 5, 248–253 (2020).
5. Istiqomah, W. G., Sinta, M. & Kusumaningsih, D. PENATALAKSANAAN PADA BENIGN
PAROXYSMAL POSITIONAL VERTIGO (BPPV) Management Of Benign Paroxysmal
Positional Vertigo (BPPV). Univ. Muhammadiyah Surakarta 1001–1009 (2021).
Daftar Pustaka
7. Falenra, S. A 38 years old man with benign paroxysmal positional vertigo (BPPV). J Medula
Unila 3, 113–117 (2014).
8. Kurniyanta, P. Terapi Cairan. Bagian/Smf Ilmu Anestesi Dan Ter. Intensif Fak. Kedokt. Univ.
Udayana Rsup Sanglah 4 (2017).
9. Merangin, D. I. D. et al. Penatalaksanaan Vertigo. Jurnal Kefarmasian Indonesia vol. 2 2016
(2018).
10. Talley, N. J. Dyspepsia: Tatalaksana, 2002. Gut 50, 72–78 (2002).
11. Dr. dr. Yenny Kandarini, SpPD-KGH, F. Tatalaksana Farmakologi Terapi Hipertensi. Div.
Ginjal dan Hipertens. RSUP Sanglah Denpasar (2017).
12. PERKENI. Pedoman Pengelolaan Dislipidemi di Indonesia 2019. PB Perkeni 5, 9 (2019).
TERIMAKASIH