Anda di halaman 1dari 20

BAGIAN ILMU KESEHATAN JIWA LAPORA KASUS

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN MEI 2023


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

“GANGGUAN CEMAS MENYELURUH (F41.1)”

OLEH

Husnul Hatima
105501111422

PEMBIMBING
dr. Agus Japari Sp. KJ., M.Kes

Dibawakan Dalam Rangka Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kesehatan Jiwa

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2023
HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa:


Nama : Husnul Hatima
NIM : 105501111422
Judul Laporan Kasus : Gangguan Cemas Menyeluruh (F41.1)
Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu
Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, 17 Februari
2023
Pembimbing,

dr. Agus Japari Sp. KJ., M.Kes

ii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulisan Laporan Kasus ini
dapat diselesaikan. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada
Baginda Besar Nabi Muhammad SAW. Karena beliaulah sebagai suritauladan
dalam kehidupan dunia ini.
Laporan Kasus dengan judul “Gangguan Cemas Menyeluruh” ini dapat
terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya sebagai salah satu syarat
dalam menyelesaikan Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu Kesehatan Anak.
Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih yang mendalam kepada guru
saya dr. Agus Japari., Sp.KJ M.Kes selaku pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu dengan tekun dan sabar dalam membimbing, memberikan
arahan dan koreksi selama proses penyusunan tugas ini hingga selesai.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Laporan kasus ini belum sempurna
adanya dan memiliki keterbatasan tetapi berkat bantuan dan dorongan dari
berbagai pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik. Akhir kata, penulis
berharap agar Laporan kasus ini dapat memberi manfaat kepada semua orang.

Makassar, 17 Mei 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI...........................................................................................................iv

BAB I.......................................................................................................................1

A. IDENTITAS PASIEN...................................................................................1

B. RIWAYAT PSIKIATRI...............................................................................2

C. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL........................................................6

D. PEMERIKSAAN FISIK DAN NEUROLOGI.............................................8

E. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA.....................................................8

F. EVALUASI MULTIAKSIAL......................................................................9

G. DAFTAR MASALAH................................Error! Bookmark not defined.

H. RENCANA TERAPI..................................................................................11

I. PROGNOSIS..............................................................................................12

J. FOLLOW UP............................................................................................122

BAB II DISKUSI...................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................1616

iv
BAB I

LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. DO

Umur : 42 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/Tanggal Lahir : 14 September 1978

Agama : Islam

Suku : Makassar

Status Pernikahan : Cerai mati

Pendidikan Terakhir : SMP

Pekerjaan : IRT

Alamat : Jln. Balang Baru

Diagnosis Sementara : Gangguan Cemas Menyeluruh (F20.0)

AUTOANAMNESA

Diperoleh dari : Ny. DO

Pekerjaan : IRT

No. Telp :-

Alamat : Jln. Balang Baru

1
B. RIWAYAT PSIKIATRI

a. Keluhan Utama

Cemas

b. Riwayat Gangguan Sekarang

1. Keluhan dan Gejala

Pasien perempuan datang control ke RSUD dengan keluhan cemas sejak

+/- 7 tahun, ketika cemas pasien merasa sesak, sakit kepala dan jantung

berdebar. Pasien merasa cemas hampir tiap saat dan pasien tidak tau apa yang

membuat dia cemas dan hal apa yang bisa membuat dia tenang. Saat tidur

malam hari mudah terbangun biasanya jam 11 malam sudah tidur, tapi jam 2

bangun lagi dan sulit tidur.

Riwayat pengobatan jiwa terakhir, pasien juga sempat berkunjung ke dadi

untuk mendapatkan pengobatan, hanya sempat terputus karena masalah BPJS

dan keuangan, sehingga pasien mengaku cemasnya masih tetap ada, hanya

untuk tidurnya sudah mulai membaik. Riwayat pengobatan sebelumnya

diberikan obat Alprazolam 1 mg /24 jam per oral, Clobazam 10 mg/24 jam per

oral, dan Nopres 20 mg/24 jam oral.

2. Hendaya dan Fungsi

 Hendaya sosial (-)

 Hendaya pekerjaan (+)

 Hendaya gangguan waktu senggang (+)

3. Faktor stress psikososial

2
Tidak ada

4. Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat fisik dan psikis

sebelumnya;

Tidak ada.

c. Riwayat Gangguan Sebelumnya

1. Riwayat Penyakit Dahulu

Tidak ditemukan adanya riwayat penyakit fisik sebelumnya, seperti infeksi,

trauma kapitis dan kejang.

2. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif

Riwayat minum alkohol, mengkonsumsi shabu, dan merokok.

3. Riwayat Gangguan Psikiatri Sebelumnya

Riwayat control ke poli RSKD Dadi dengan keluhan yang sama

d. Riwayat Kehidupan Pribadi

A. Riwayat Prenatal dan Perinatal (0-1 Tahun)

Pasien lahir pada tanggal 14 september 1987, lahir secara normal di

rumah, ASI cukup. Untuk riwayat perkembangan dan pertumbuhan tidak ada

masalah dan tampak sesuai usianya.

B. Riwayat Masa Kanak Awal (Sejak Lahir hingga usia 1-3 tahun)

Pasien dirawat oleh kedua orang tuanya. Pertumbuhan dan perkembangan

pasien pada masa anak-anak awal seperti berjalan dan berbicara sesuai dengan

perkembangan anak seusianya. Tidak ada masalah perilaku yang menonjol.

Waktu kecil mampu bermain bersama adik-adik dan teman sebayanya.

3
C. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (usia 4-11 tahun)

Pasien tinggal bersama kedua orang tuanya dan cukup mendapatkan

perhatian dan kasih sayang. Pasien juga mengenyam pendidikan yang layak

sesuai usianya.

D. Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja (Usia 12-18 tahun)

Tidak ada hal yang berarti, berjalan sesuai usianya. Berinteraksi dengan

teman sebaya, dan hidup bersama keluarganya.

E. Riwayat Masa Dewasa

a. Riwayat Pendidikan : Riwayat pendidikan terakhir SMP

b. Riwayat Pekerjaan : IRT, dan masih melakukan pekerjaan pada umumnya

yakni mengurus rumah tangga dan cucunya

c. Riwayat kehidupan social : Berdasarkan informasi pasien, pasien orang

yang suka berinteraksi sosial, layaknya ibu-ibu pada umumnya bercerita.

d. Riwayat pernikahan : Cerai dan punya anak perempuan

e. Riwayat Agama : Pasien memeluk agama islam

F. Riwayat Kehidupan Keluarga

Pasien anak kedua dari 1 dari 3 bersaudara (♂, ♀, ♀,♂ ♀), Hubungan

dengan keluarga baik, hanya saja anak perempuannya memiliki riwayat

perceraian sehingga harus mengurusi cucunya karena anak kerja di luar daerah.

G. Situasi Sekarang

4
Pasien tinggal berdua bersama cucunya yang baru berusia 5 tahun.

H. Persepsi Pasien tentang diri dan kehidupannya

Pasien merasa bahwa dirinya terganggu dengan kecemasan yang dialami,

apalagi diikuti berbagai keluhan yang kadang mengganggu aktifitas dan waktu

senggangnya sehingga berinisiatif untuk berobat meskipun kadang mengalami

hambatan karena perekonomian untuk emmbayar BPJS.

5
C. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL

a) Deskripsi Umum

1. Penampilan

Seorang perempuan usia 42 tahun, perawakan sedang, wajah tanpak sesuai

usia, warna kulit sawo matang, rambut panjang hitam terikat, memakai baju

kaos hitam, celana jeans Panjang, memakai sandal, serta menggunakan dompet

berukuran sedang, perawatan diri kesan cukup.

2. Kesadaran :

Kuantitas  Compos Mentis, GCS 15 (E4M6V5)

Kualitas  Baik

3. Perilaku dan aktivitas psikomotor

Cukup tenang

4. Pembicaraan : Lancar, intonasi pelan.

5. Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif

b) Keadaan afektif (Mood), Perasaan, Empati, dan Perhatian

1. Mood : Eutimik

2. Afek : Luas

3. Empati : Dapat dirabarasakan

c) Fungsi Intelektual (Kognitif)

1. Taraf Pendidikan : Pengetahuan umum dan kecerdasan pasien sesuai dengan

tingkat Pendidikan

2. Daya Konsentrasi : Baik

3. Orientasi :

6
 Waktu : baik

 Tempat : baik

 Orang : baik

4. Daya Ingat :

 Jangka panjang : Baik

 Jangka pendek : Baik

 Jangka segera : Baik

5. Pikiran abstrak : baik

6. Bakat kreatif : tidak ada

7. Kemampuan menolong diri sendiri : cukup

d) Gangguan persepsi

 Halusinasi :-

 Ilusi :-

 Depersonalisasi: -

 Derealisasi :-

e) Proses berpikir

1. Arus Pikiran

 Produktivitas : Baik

 Kontuinitas : Relevan

 Hendaya berbahasa : Tidak ada hendaya dalam berbahasa

2. Isi Pikiran

 Preokupasi :

Tidak ada

7
 Gangguan isi pikiran :

Tidak ada

f) Pengendalian Impuls : tidak terganggu

g) Daya nilai :

 Norma sosial : Tidak terganggu

 Uji daya nilai : Tidak terganggu

 Penilaian realitas : Tidak terganggu

h) Tilikan (Insight) : Derajat 6 menyadari dirinya sakit.

i) Taraf dapat dipercaya : Tidak dapat dipercaya

D. PEMERIKSAAN FISIK DAN NEUROLOGI

1. Status internus

Tekanan darah 120/80mmHg, nadi 88x/menit, pernapasan 24x/ menit, suhu 36,50C,

konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterus, jantung, paru, abdomen dalam batas

normal, ekstremitas atas dan bawah tidak ada kelainan.

2. Status neurologis

Kesadaran saat datang berada pada GCS 15 (E4M6V5). Gejala rangsang selaput otak:

kaku kuduk (-), kernig’s sign (-)/(-), pupil bulat dan isokor 2,5 mm/2,5 mm, refleks

cahaya (+)/(+), fungsi motorik dan sensorik keempat ekstremitas dalam batas normal,

tidak ditemukan refleks patologis.

E. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Pasien perempuan usia 42 tahun diantar oleh diantar oleh anak dan cucunya,

untuk melakukan control ke poli RSKD Dadi dengan keluhan cemas sejak +/- 7 tahun,

ketika cemas pasien merasa sesak, sakit kepala dan jantung berdebar. Pasien merasa

8
cemas hampir tiap saat dan pasien tidak tau apa yang membuat dia cemas dan hal apa

yang bisa membuat dia tenang. Saat tidur malam hari mudah terbangun biasanya jam 11

malam sudah tidur, tapi jam 2 bangun lagi dan sulit tidur.

Riwayat pengobatan jiwa terakhir, pasien juga sempat berkunjung ke dadi untuk

mendapatkan pengobatan, hanya sempat terputus karena masalah BPJS dan keuangan,

sehingga pasien mengaku cemasnya masih tetap ada, hanya untuk tidurnya sudah mulai

membaik. Riwayat pengobatan sebelumnya diberikan obat Alprazolam 1 mg /24 jam per

oral, Clobazam 10 mg/24 jam per oral, dan Nopres 20 mg/24 jam oral.

Seorang perempuan usia 42 tahun, perawakan sedang, wajah tanpak sesuai usia,

warna kulit sawo matang, rambut panjang hitam terikat, memakai baju kaos hitam, celana

jeans Panjang, memakai sandal, serta menggunakan dompet berukuran sedang, perawatan

diri kesan cukup. Diperoleh kesadaran baik, mood eutimik afek luas empati dapat

dirabarasakan. Perilaku dan aktivitas psikomotor baik, pikiran abstrak baik dan

kemampuan menolong diri baik. Bakat kreatif tidak ada. Gangguan presepsi tidak ada.

Proses berpikir, produktivitasnya cukup, irelevan dan tidak ada hendaya dalam

berbahasa.

F. EVALUASI MULTIAKSIAL

 Aksis I
Berdasarkan, autoanamnesis dan pemeriksaan status mental didapatkan gejala

klinis yakni cemas sejak +/- 7 tahun, ketika cemas pasien merasa sesak, sakit kepala dan

jantung berdebar. Pasien merasa cemas hampir tiap saat dan pasien tidak tau apa yang

membuat dia cemas dan hal apa yang bisa membuat dia tenang. Saat tidur malam hari

mudah terbangun biasanya jam 11 malam sudah tidur, tapi jam 2 bangun lagi dan sulit

tidur. Berdasarkan gejala yang dirsaka pasien, diketahui bahwa terdapat hendaya pada

9
saat beraktifitas serta mengganggu waktu senggangnya, sehingga dapat disimpulkan

bahwa pasien mengalami gangguan jiwa.

Meskipun pada pasien tidak ditemukan adanya hendaya dalam menilai realita

sehingga dapat ditegakkan bahwa pasien hanya menderita Gangguan Jiwa Non

Psikotik.

Pada pemeriksaan status internus dan neurologis tidak ditemukan adanya kelainan

organobiologik, tidak ada riwayat penyalahgunaan napza sebelumnya yang dapat

menimbulkan disfungsi otak serta dapat mengakibatkan gangguan jiwa yang diderita

pasien saat ini, sehingga kemungkinan gangguan ini akibat dari Kondisi Medis Umum

atau Induksi Zat dapat disingkirkan.

Berdasarkan autoanamnesis, dan pemeriksaan status mental ditemukan adanya

gejala klinis yang bermakna seperti pasien mengalami hendaya saat waktu waktu

senggang dan pekerjaan. Cemas yang berlebih hingga kadang membuat pasien cemas,

sakit kepala hingga jantung berdebar, pasien merasa cemas tanpa penyebab yang jelas

dan tidak tahu apa yang bisa membuatnya tenang. Berdasrkan hal tersebut, telah

memenuhi kriteria pedoman diagnostik dari gangguan cemas, dimana penderita

menunjukkan gejala anxietas hampir setiap hari dan bersifat free floating tidak jelas

penyebabnya, dan bahkan sampai mempengaruhi ketegangan motorik berupa tambahan

gejala sakit kepala, serta berdampak pada overaktivitas otonomiknya dimana pasien

merasa berdebar-debar dan sesak napas. Dari kriteria yang telah dipenuhi maka pasien

dapat digolongkn Gangguan Cemas Menyeluruh (F41.1).

 Aksis II.

Ciri kepribadian tidak khas.

10
 Aksis III

Tidak ada diagnosa

 Aksis IV

Masalah ekonomi

 Aksis V

GAF scale 51-60 (gejala menetap dan disabilitas sedang)

G. DAFTAR MASALAH

a) Organobiologik :

Tidak ditemukan adanya kelainan fisik yang bermakna

b) Psikologi :

Ditemukan adanya masalah sehingga pasien memerlukan psikoterapi.

c) Sosiologik :

Ditemukan adanya hendaya dalam bidang pekerjaan, dan penggunaan waktu

senggang sehingga pasien memerlukan sosioterapi.

H. RENCANA TERAPI

 Farmakoterapi :

- Alprazolam 1 mg/ 12jam/ oral

- Clobazam 10 mg/ 24 jam/oral

- Nopres 20 mg/ 24 jam/oral

 Psikoterapi suportif

- Ventilasi

Memberikan kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan isi hati dan

keinginannya sehingga pasien merasa lega

11
- Cognitive Behavioral Theraphy (CBT)

Memberikan penjelasan dan pengertian kepada pasien tentang penyakitnya agar

pasien memahami kondisinya ssendiri dan memahami cara menghadapi serta

memotivasi pasien agar tetap minum obat secara teratur.

- Sosioterapi

Memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang-orang sekitarnya sehingga

tercipta dukungan sosial dengan lingkungan yang kondusif untuk membantu proses

penyembuhan pasien serta melakukan kunjungan berkala.

I. PROGNOSIS

a. Faktor pendukung :

- Tidak terdapat kelainan organic

- Tidak ada riwayat keluarga dengan penyakit yang sama

- Kedua kalinya menderita gangguan seperti ini

- Terdapat stressor psikososial

b. Faktor Penghambat :

Saat ini tidak diketahui stressor

c. Dari faktor-faktor tersebut dapat disimpulkan bahwa prognosis pasien:

- Quo Ad Vitam : Dubia ad bonam

- Quo Ad Functionam : Dubia ad bonam

- Quo Ad Sanationam : Dubia ad bonam

12
J. FOLLOW UP

Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakit serta menilai efektifitas

pengobatan yang diberikan dan kemungkinan munculnya efek samping obat yang diberikan.

BAB II

DISKUSI

Gangguan kecemasan adalah gangguan kejiwaan yang paling umum, ditemukan.

Gangguan kecemasan sering kurang dikenali dan ditangani dalam perawatan primer. Kecemasan

berkaitan dengan rasa takut dan bermanifestasi sebagai keadaan suasana hati yang berorientasi

pada masa depan yang terdiri dari sistem respon kognitif, afektif, dan fisiologis, dan perilaku

yang kompleks yang berkaitan dengan persiapan untuk peristiwa atau keadaan yang diantisipasi

yang dianggap mengancam(1). Kecemasan patologis dipicu ketika ada perkiraan terlalu tinggi

tentang ancaman yang dirasakan atau penilaian bahaya yang keliru dari suatu situasi yang

mengarah ke respons yang berlebihan dan tidak tepat(1)(2).

Kriteria pedoman diagnostik

Penderita harus menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang berlangsung hampir setiap

hari untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan, yang tidak terbatas atau hanya menonjol

pada keadaan situasi khusus tertentu saja yang sifatnya free floating atau mengambang.

Gejala tersebut biasanya mencakupp unsur-unsur berikut :

- Kecemasan yakni : khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk, sulit

konsentrasi, dsb.

- Ketegangan motorik yakni : gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai, dan

- Overaktivitas otonomik Kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-debar,

sesak napas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut kering, dsb.

13
Pada anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk ditenangkan atau

reassurance, serta keluhan-keluhan somatik berulang yang menonjol

Adanya gejala-gejala lain yang sifatnya sementara untuk beberapa hari, khususnya depresi,

tidak membatalkan diagnosis utama gangguan anxxietas menyeluruh, selama hal tersebut

tidak memenuhi kriteria lengkap dari episode depresi, F32. -, Gangguan anxietas fobik F40.

-, Gangguan panik F41.0, atau gangguan obsesif kompulsif F42.-(3)(4).

Berdasarkan autoanamnesis dan pemeriksaan status mental ditemukannya adanya gejala

klinis yang bermakna sehingga pasien mengalami hendaya waktu senggang dan pekerjaan.

Pasien merasa cemas -/+ 7 tahun, hingga membuat pasien terkadang merasa sesak, sakit kepala

dan jantung berdebar. Pasien merasa cemas hampir tiap saat dan pasien tidak tau apa yang

membuat dia cemas dan hal apa yang bisa membuat dia tenang.

Sehingga berdasarkan autoanamnesis serta pemeriksaan status mental yang disesuaikan

dengan kriteria pedoman diagnostik, pasien dapat digolongkan ke dalam Gangguan Cemas

Menyeluruh (F41.1).

Pasien ini diberikan Alprazolam 1 mg / 2x1, Clobazam 10 mg/ 1x1, Nopres 20 mg/

1x1.

Alprazolam merupakan obat golongan benzodiazepine, yang digunakan untuk mengobati

gangguan kecemasan dan gangguan panik (serangan takut yang ekstrim). Selain itu kadang-

kadang digunakan untuk mengobati depresi, takut terhadap ruang terbuka (agorafobia), dan

sindrom premenstruasi. Obat ini bekerja pada sistem saraf pusat, untuk menghasilkan efek

menenangkan(5). Adapun untuk obat clobazam juga merupakan obat golongan benzodiazepine,

dimana obat ini bekerja pada sistem saraf pusat untuk menghasilkan efek yang menenangkan.

Dimana clobazam ini bekerja dengan cara meningkatkan efek dari gamma-aminobutyric acid

14
atau GABA, yang berfungsi sebagai penghambat arus listrik (6). Obat terakhir yang diberikan pada

pasien adalah obat Nopres, merupakan obat yang mengandung fluxetine yang merupakan

antidepressan golongan SSRI atau selective serotonin reuptake inhibitor. Fluoxetine bekerja

untuk menangani depresi, dengan cara menghambatn ambilan serotonin oleh sel saraf sehingga

meninggalkan kadarnya, yang mana serotonin seniri merupakan senyawa alami pada otak yang

membantu menyeimbangkan kondisi mental(4).

Pasien diberikan psikoterapi suportif dan sosioterapi. Hal ini sesuai karena psikoterapi

suportif dan sosioterapi telah terbukti efektifitasnya dalam kasus gangguan psikotik. Terapi

suportif dilakukan untuk membantu pasien memperkuat fungsi psikologisnya agar lebih sehat

dengan memberikan dukungan secara personal dan diharapkan muncul pola perilaku yang lebih

adaptif . Selain itu, terapi sosioterapi dilakukan untuk keluarga pasien, atau orang disekitar

pasien dapat menerima keadaan pasien dan menciptakan suasana yang mendukung pasien.8

15
DAFTAR PUSTAKA

1. Diferiansyah O, Septa T, Lisiswanti R, Kedokteran F, Lampung U. Gangguan Cemas

Menyeluruh Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung. 2016;5:63–8.

2. Yulismayanti 11-Jan-2018 11-40-55.pdf.

3. Kumalasari AN, Rahmayani F, Hamidi S. Diagnosis Dan Pencegahan Perburukan

Demensia Vaskular Pada Pasien Pasca Stroke. Medula. 2018;8(1):25–32.

4. Tatalaksana-Gangguan-Ansietas-Kecemasan-akibat-wabah-COVID-19.pdf.

5. OBAT ALPRAZOLAM Farmasi I. Perhatian : 2022;

6. An INID. Penggunaan obat clobazam, RSUD dr. soetomo, Surabaya : 2022 .

7. Miller DD. Atypical antipsychotics: sleep, sedation, and efficacy. Prim Care Companion J

Clin Psychiatry [Internet]. 2004;6(Suppl 2):3–7.

8. Fitriani A. Psikoterapi Suportif pada Penderita Skizofrenia Hebefrenik. 2018; 13(2)

16

Anda mungkin juga menyukai