OLEH
Husnul Hatima
105501111422
PEMBIMBING
dr. Agus Japari Sp. KJ., M.Kes
2023
HALAMAN PENGESAHAN
Makassar, 17 Februari
2023
Pembimbing,
ii
KATA PENGANTAR
Penulis
iii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
BAB I.......................................................................................................................1
A. IDENTITAS PASIEN...................................................................................1
B. RIWAYAT PSIKIATRI...............................................................................2
F. EVALUASI MULTIAKSIAL......................................................................9
H. RENCANA TERAPI..................................................................................11
I. PROGNOSIS..............................................................................................12
J. FOLLOW UP............................................................................................122
BAB II DISKUSI...................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................1616
iv
BAB I
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. DO
Umur : 42 tahun
Agama : Islam
Suku : Makassar
Pekerjaan : IRT
AUTOANAMNESA
Pekerjaan : IRT
No. Telp :-
1
B. RIWAYAT PSIKIATRI
a. Keluhan Utama
Cemas
+/- 7 tahun, ketika cemas pasien merasa sesak, sakit kepala dan jantung
berdebar. Pasien merasa cemas hampir tiap saat dan pasien tidak tau apa yang
membuat dia cemas dan hal apa yang bisa membuat dia tenang. Saat tidur
malam hari mudah terbangun biasanya jam 11 malam sudah tidur, tapi jam 2
dan keuangan, sehingga pasien mengaku cemasnya masih tetap ada, hanya
diberikan obat Alprazolam 1 mg /24 jam per oral, Clobazam 10 mg/24 jam per
2
Tidak ada
sebelumnya;
Tidak ada.
rumah, ASI cukup. Untuk riwayat perkembangan dan pertumbuhan tidak ada
B. Riwayat Masa Kanak Awal (Sejak Lahir hingga usia 1-3 tahun)
pasien pada masa anak-anak awal seperti berjalan dan berbicara sesuai dengan
3
C. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (usia 4-11 tahun)
perhatian dan kasih sayang. Pasien juga mengenyam pendidikan yang layak
sesuai usianya.
Tidak ada hal yang berarti, berjalan sesuai usianya. Berinteraksi dengan
Pasien anak kedua dari 1 dari 3 bersaudara (♂, ♀, ♀,♂ ♀), Hubungan
perceraian sehingga harus mengurusi cucunya karena anak kerja di luar daerah.
G. Situasi Sekarang
4
Pasien tinggal berdua bersama cucunya yang baru berusia 5 tahun.
apalagi diikuti berbagai keluhan yang kadang mengganggu aktifitas dan waktu
5
C. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
a) Deskripsi Umum
1. Penampilan
usia, warna kulit sawo matang, rambut panjang hitam terikat, memakai baju
kaos hitam, celana jeans Panjang, memakai sandal, serta menggunakan dompet
2. Kesadaran :
Kualitas Baik
Cukup tenang
1. Mood : Eutimik
2. Afek : Luas
tingkat Pendidikan
3. Orientasi :
6
Waktu : baik
Tempat : baik
Orang : baik
4. Daya Ingat :
d) Gangguan persepsi
Halusinasi :-
Ilusi :-
Depersonalisasi: -
Derealisasi :-
e) Proses berpikir
1. Arus Pikiran
Produktivitas : Baik
Kontuinitas : Relevan
2. Isi Pikiran
Preokupasi :
Tidak ada
7
Gangguan isi pikiran :
Tidak ada
g) Daya nilai :
1. Status internus
Tekanan darah 120/80mmHg, nadi 88x/menit, pernapasan 24x/ menit, suhu 36,50C,
konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterus, jantung, paru, abdomen dalam batas
2. Status neurologis
Kesadaran saat datang berada pada GCS 15 (E4M6V5). Gejala rangsang selaput otak:
kaku kuduk (-), kernig’s sign (-)/(-), pupil bulat dan isokor 2,5 mm/2,5 mm, refleks
cahaya (+)/(+), fungsi motorik dan sensorik keempat ekstremitas dalam batas normal,
Pasien perempuan usia 42 tahun diantar oleh diantar oleh anak dan cucunya,
untuk melakukan control ke poli RSKD Dadi dengan keluhan cemas sejak +/- 7 tahun,
ketika cemas pasien merasa sesak, sakit kepala dan jantung berdebar. Pasien merasa
8
cemas hampir tiap saat dan pasien tidak tau apa yang membuat dia cemas dan hal apa
yang bisa membuat dia tenang. Saat tidur malam hari mudah terbangun biasanya jam 11
malam sudah tidur, tapi jam 2 bangun lagi dan sulit tidur.
Riwayat pengobatan jiwa terakhir, pasien juga sempat berkunjung ke dadi untuk
mendapatkan pengobatan, hanya sempat terputus karena masalah BPJS dan keuangan,
sehingga pasien mengaku cemasnya masih tetap ada, hanya untuk tidurnya sudah mulai
membaik. Riwayat pengobatan sebelumnya diberikan obat Alprazolam 1 mg /24 jam per
oral, Clobazam 10 mg/24 jam per oral, dan Nopres 20 mg/24 jam oral.
Seorang perempuan usia 42 tahun, perawakan sedang, wajah tanpak sesuai usia,
warna kulit sawo matang, rambut panjang hitam terikat, memakai baju kaos hitam, celana
jeans Panjang, memakai sandal, serta menggunakan dompet berukuran sedang, perawatan
diri kesan cukup. Diperoleh kesadaran baik, mood eutimik afek luas empati dapat
dirabarasakan. Perilaku dan aktivitas psikomotor baik, pikiran abstrak baik dan
kemampuan menolong diri baik. Bakat kreatif tidak ada. Gangguan presepsi tidak ada.
Proses berpikir, produktivitasnya cukup, irelevan dan tidak ada hendaya dalam
berbahasa.
F. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I
Berdasarkan, autoanamnesis dan pemeriksaan status mental didapatkan gejala
klinis yakni cemas sejak +/- 7 tahun, ketika cemas pasien merasa sesak, sakit kepala dan
jantung berdebar. Pasien merasa cemas hampir tiap saat dan pasien tidak tau apa yang
membuat dia cemas dan hal apa yang bisa membuat dia tenang. Saat tidur malam hari
mudah terbangun biasanya jam 11 malam sudah tidur, tapi jam 2 bangun lagi dan sulit
tidur. Berdasarkan gejala yang dirsaka pasien, diketahui bahwa terdapat hendaya pada
9
saat beraktifitas serta mengganggu waktu senggangnya, sehingga dapat disimpulkan
Meskipun pada pasien tidak ditemukan adanya hendaya dalam menilai realita
sehingga dapat ditegakkan bahwa pasien hanya menderita Gangguan Jiwa Non
Psikotik.
Pada pemeriksaan status internus dan neurologis tidak ditemukan adanya kelainan
menimbulkan disfungsi otak serta dapat mengakibatkan gangguan jiwa yang diderita
pasien saat ini, sehingga kemungkinan gangguan ini akibat dari Kondisi Medis Umum
gejala klinis yang bermakna seperti pasien mengalami hendaya saat waktu waktu
senggang dan pekerjaan. Cemas yang berlebih hingga kadang membuat pasien cemas,
sakit kepala hingga jantung berdebar, pasien merasa cemas tanpa penyebab yang jelas
dan tidak tahu apa yang bisa membuatnya tenang. Berdasrkan hal tersebut, telah
menunjukkan gejala anxietas hampir setiap hari dan bersifat free floating tidak jelas
gejala sakit kepala, serta berdampak pada overaktivitas otonomiknya dimana pasien
merasa berdebar-debar dan sesak napas. Dari kriteria yang telah dipenuhi maka pasien
Aksis II.
10
Aksis III
Aksis IV
Masalah ekonomi
Aksis V
G. DAFTAR MASALAH
a) Organobiologik :
b) Psikologi :
c) Sosiologik :
H. RENCANA TERAPI
Farmakoterapi :
Psikoterapi suportif
- Ventilasi
11
- Cognitive Behavioral Theraphy (CBT)
- Sosioterapi
tercipta dukungan sosial dengan lingkungan yang kondusif untuk membantu proses
I. PROGNOSIS
a. Faktor pendukung :
b. Faktor Penghambat :
12
J. FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakit serta menilai efektifitas
pengobatan yang diberikan dan kemungkinan munculnya efek samping obat yang diberikan.
BAB II
DISKUSI
Gangguan kecemasan sering kurang dikenali dan ditangani dalam perawatan primer. Kecemasan
berkaitan dengan rasa takut dan bermanifestasi sebagai keadaan suasana hati yang berorientasi
pada masa depan yang terdiri dari sistem respon kognitif, afektif, dan fisiologis, dan perilaku
yang kompleks yang berkaitan dengan persiapan untuk peristiwa atau keadaan yang diantisipasi
yang dianggap mengancam(1). Kecemasan patologis dipicu ketika ada perkiraan terlalu tinggi
tentang ancaman yang dirasakan atau penilaian bahaya yang keliru dari suatu situasi yang
Penderita harus menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang berlangsung hampir setiap
hari untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan, yang tidak terbatas atau hanya menonjol
pada keadaan situasi khusus tertentu saja yang sifatnya free floating atau mengambang.
- Kecemasan yakni : khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk, sulit
konsentrasi, dsb.
- Ketegangan motorik yakni : gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai, dan
13
Pada anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk ditenangkan atau
Adanya gejala-gejala lain yang sifatnya sementara untuk beberapa hari, khususnya depresi,
tidak membatalkan diagnosis utama gangguan anxxietas menyeluruh, selama hal tersebut
tidak memenuhi kriteria lengkap dari episode depresi, F32. -, Gangguan anxietas fobik F40.
klinis yang bermakna sehingga pasien mengalami hendaya waktu senggang dan pekerjaan.
Pasien merasa cemas -/+ 7 tahun, hingga membuat pasien terkadang merasa sesak, sakit kepala
dan jantung berdebar. Pasien merasa cemas hampir tiap saat dan pasien tidak tau apa yang
membuat dia cemas dan hal apa yang bisa membuat dia tenang.
dengan kriteria pedoman diagnostik, pasien dapat digolongkan ke dalam Gangguan Cemas
Menyeluruh (F41.1).
Pasien ini diberikan Alprazolam 1 mg / 2x1, Clobazam 10 mg/ 1x1, Nopres 20 mg/
1x1.
gangguan kecemasan dan gangguan panik (serangan takut yang ekstrim). Selain itu kadang-
kadang digunakan untuk mengobati depresi, takut terhadap ruang terbuka (agorafobia), dan
sindrom premenstruasi. Obat ini bekerja pada sistem saraf pusat, untuk menghasilkan efek
menenangkan(5). Adapun untuk obat clobazam juga merupakan obat golongan benzodiazepine,
dimana obat ini bekerja pada sistem saraf pusat untuk menghasilkan efek yang menenangkan.
Dimana clobazam ini bekerja dengan cara meningkatkan efek dari gamma-aminobutyric acid
14
atau GABA, yang berfungsi sebagai penghambat arus listrik (6). Obat terakhir yang diberikan pada
pasien adalah obat Nopres, merupakan obat yang mengandung fluxetine yang merupakan
antidepressan golongan SSRI atau selective serotonin reuptake inhibitor. Fluoxetine bekerja
untuk menangani depresi, dengan cara menghambatn ambilan serotonin oleh sel saraf sehingga
meninggalkan kadarnya, yang mana serotonin seniri merupakan senyawa alami pada otak yang
Pasien diberikan psikoterapi suportif dan sosioterapi. Hal ini sesuai karena psikoterapi
suportif dan sosioterapi telah terbukti efektifitasnya dalam kasus gangguan psikotik. Terapi
suportif dilakukan untuk membantu pasien memperkuat fungsi psikologisnya agar lebih sehat
dengan memberikan dukungan secara personal dan diharapkan muncul pola perilaku yang lebih
adaptif . Selain itu, terapi sosioterapi dilakukan untuk keluarga pasien, atau orang disekitar
pasien dapat menerima keadaan pasien dan menciptakan suasana yang mendukung pasien.8
15
DAFTAR PUSTAKA
4. Tatalaksana-Gangguan-Ansietas-Kecemasan-akibat-wabah-COVID-19.pdf.
7. Miller DD. Atypical antipsychotics: sleep, sedation, and efficacy. Prim Care Companion J
16