P dengan Diagnosa
Medis Asma di Desa Srondol Kulon
Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan
karunia-Nya saya masih diberi kekuatan dan pikiran sehingga dapat menyelesaikan project
based learning ini yang berjudul “Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan Pada Tn. R
dengan Diagnose Medis Asma di Desa Srondol Kulon” dengan sebaik–baiknya. Maksud dan
tujuan mengerjakan dan menyelesaikan project based learning ini yaitu untuk memenuhi
salah satu tugas dalam menyelesaikan modul B1-4 keperawatan medical bedah 1. Penulis
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
karya tulis ini, terutama kepada:
1. Dr. Swanny Trikajanti Widyaatmadja, M.Kes. Ph.D selaku ketua stikes telogorejo
2. Ns. Ismonah, M.Kep, Sp.MB selaku wakil ketua I stikes telogorejo
3. Ns. Sri Puguh K, M.Kep, Sp.MB selaku kaprodi S1 Keperawatan
4. Ns. Kristianto Dwi Nugroho, M. Kep selaku koordinator akademik
5. Ns. Kristianto Dwi Nugroho, M. Kep, Ns. Felicia Risca R, M. Kep, Sp. MB, Ns. Sri
Hartini MA, M. Kep, Sp. An selaku pembimbing akademik
6. Ns. Vivi Sofianti, M.Kep. yang telah membimbing saya dalam mengerjakan project
based learning ini.
7. Ny. P yang telah bersedia membantu dan menjadi pasien saya.
8. Keluarga serta teman-teman yang selalu mendoakan dan mensupport saya dalam
mengerjakan project based learning ini
Saya menyadari bahwa asuhan keperawatan ini jauh dari kesempurnaan, hal ini bukanlah
suatu kesenjangan melainkan karena keterbatasan ilmu dan kemampuan saya. Untuk itu saya
berharap tanggapan dan kritikan serta saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi
kesempurnaan asuhan keperawatan ini.
Akhir kata, saya mengharapkan agar asuhan keperawatan ini bermanfaat bagi kita semua,
semoga Allah SWT memberikan rahmad dan hidayah kepada kita semua. Amin
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................4
A. Latar belakang.................................................................................................................4
B. Tujuan.............................................................................................................................5
A. Pengkajian.......................................................................................................................6
VIII. IMPLEMENTASI.....................................................................................................17
BAB IV PENUTUP.................................................................................................................22
Kesimpulan :.........................................................................................................................22
Saran :...................................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................24
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Penyakit asma merupakan gangguan inflamasi kronis dijalan napas akibat adanya inflamasi
atau pembengkakan dinding dalam saluran napas. Akibatnya saluran napas menyempit, dan
jumlah udara yang masuk ke dalam paru berkurang. Hal ini menyebabkan timbulnya napas
berbunyi (wheezing atau ronchi), batuk-batuk, dada sesak, dan gangguan bernapas.
Global Initiative for Asthma (GINA) tahun 2021 menyebutkan bahwa sekitar 300 juta orang
di dunia menderita asma dan diperkirakan akan terus bertambah mencapai 400 juta pada
tahun 2025. World Health Organization (WHO) juga menyebutkan sejumlah 250 ribu
diantara penderita asma meninggal dunia termasuk anak-anak (Sumartini, dkk, 2020).
Penderita asma semua usia di Asia Tenggara mencapai 3,3% (Fitri & Kartikasari, 2021)
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (2018), prevalensi asma di Indonesia menunjukkan
angka 2,4% pada semua usia. Provinsi Jawa Tengah memiliki prevalensi penderita asma
sebesar 1,8% yang artinya kasus asma di provinsi Jawa Tengah tidak lebih tinggi dari kasus
nasional. Penderita asma di Kota Semarang mencapai 1,69% dengan prevalensi usia kurang
dari 1 tahun sebesar 0,18%, usia 1-4 tahun sebesar 0,78%, usia 5-14 tahun sebesar 1,32% dan
usia 15-24 sebesar 1,64% (Riskesdas Jateng, 2018).
Asma dapat disebabkan oleh faktor keturunan, stress, perubahan cuaca dan kondisi
lingkungan kerja. Asma dapat menimbulkan masalah pada jalan nafas dan dapat mengganggu
aktivitas sehari-hari. Seseorang yang menderita asma akan terganggu saat mengerjakan
aktivitas karena akan mudah mengalami sesak, frekuensi nafas cepat, mudah lelah dan sulit
untuk bernafas. Batuk yang dialami akan disertai dahak yang berlebih. Dahak ini apabila
tidak segera dikeluarkan maka akan menimbulkan penghambatan oksigen masuk ke saluran
pernafasan sehingga kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang dan dapat menimbulkan
komplikasi yang lebih serius. Asma juga akan menyebabkan suara nafas tambahan yaitu
mengi atau ronchi saat bernafas. Adanya dahak yang berlebih akan menghambat jalan nafas
sehingga dahak harus dikeluarkan. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan cara
melakukan batuk efektif dengan posisi yang sesuai agar pengeluaran dahak dapat encer.
Melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien asma harus dilakukan dengan benar, maka
dibutuhkan pengetahuan sebelum melakukan tindakan. Pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Metode pengambilan data adalah dengan
wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik. Subjek penelitian yang digunakan yaitu pasien
dengan asma. Diagnosa keperawatan yang ditegakkan untuk pasien tersebut adalah bersihan
jalan napas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang tertahan. Kerjasama antar perawat
dan pasien dalam memberikan asuhan keperawatan yang menyeluruh, dukungan pasien dan
keluarga dalam menghindari faktor pencetus asma serta mematuhi program terapi yang
diberikan akan membantu dalam mencapai derajat kesehatan yang diharapkan.
Bedasarkan dari laporan diatas maka saya tertarik untuk mengambil asuhan keperawatan
sistem pernafasan dengan diagnosa bersihan jalan napas tidak efektif dengan kasus asma.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan keperawatan sistem pernafasan dengan kasus asma secara
komprehensif
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada sistem pernafasan
b. Mampu menentukan diagnosa keperawatan
c. Mampu menentukan intervensi keperawatan
d. Mampu melakukan evaluasi keperawatan
e. Mampu menyususn laporan asuhan keperawatan
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Auto anamnesa : v
Allo anamnesa : x
I. IDENTIFIKASI
A. Pasien
Nama : Ny. P
Umur : 22 thn
Jenis kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Sudah menikah
Agama/suku : Islam/jawa
Warga Negara : Indonesia
Bahasa yang digunakan : jawa
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl Kantil Sari. Gg kenanga sari RT.1/RW.1 Srondol Kulon.
Diagnosa medis : Asma
B. Penanaggung Jawab
Nama : Ny. D
Alamat : Jl Kantil Sari. Gg kenanga sari RT.1/RW.1 Srondol Kulon.
Hubungan dengan pasien : Anak
C. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama : Pasien mengatakan sesak napas
2. Riwayat kesehatan sekarang : Saat di rumah pasien melakukan aktivitas
seperti biasanya, namun ketika cuaca dingin pasien mengalami pilek, hidung
tersumbat dan terkadang disertai dengan batuk berdahak dan dahaknya sulit
keluar. Dan jika batuk pasien semakin parah sampai tenggorakan pasien sakit,
pasien akan mengalami sesak napas disertai nyeri pada bagian dada serta
terdengar suara napas ronchi dan penyakit yang diderita pasien yaitu asma
akan kambuh. Jika asma pasien kambuh pasien biasanya datang ke klinik
terdekat untuk periksa dan mendapatkan obat.
3. Riwayat kesehatan masa lalu : Pasien mengatakan mempunyai riwayat asma
dan pada tahun 2017 pasien sempat dirawat di RS Soewondo pati karena
penyakit asma yang dideritanya.
4. Riwayat kesehatan keluarga : Pasien mengatakan memiliki riwayat asma yang
menurun dari kakeknya, kakek dari pasien tersebut memiliki riwayat asma.
5. Genogram (3 Generasi)
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
57 54
30 22 22
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Keterangan :
= meninggal
= laki-laki
= perempuan
= pasien
T : timing
C. Antopometri
1. Lingkar lengan atas : 23 cm
2. Tinggi badan : 163 cm
3. Berat badan : 70 kg
4. IMT (indeks massa tubuh) : BB
TB (m)
78
=
1,58 x 1,58
= 31,2
Kesimpulan : Nilai IMT kurang
D. Pemeriksaan Fisik (Head To Toe)
1. Kepala
Bentuk : Simetris
Kulit kepala : Tidak ada lesi
Rambut : Hitam, agak sedikit ikal
2. Mata
Konjungtiva : Normal
Sklera : Putih
Kornea : Normal
3. Hidung
Kebersihan : Tidak terdapat mukosa
Cuping hidung : Tidak terdapat pernafasan cuping hidung
Bentuk hidung simetris kiri dan kanan, nafas normal, tidak ada lesi
4. Telinga : Tidak ada lesi, simetris kanan kiri, pendengaran masi berfungsi
dengan baik
5. Mulut
Rongga mulut : Rongga mulut bersih
Gusi : Tidak ada pembengkakan
Gigi : Gigi masih lengkap
Mukosa bibir : Bibir kering
Tidak ada stomatitis
6. Leher : Bentuk simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
7. Thorax
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada lesi
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi : sonor
Auskultasi : terdengar bunyi ronchi
8. Jantung
Inspeksi : Perkembangan dada simetris
Palpasi : Ictus cordis teraba di ics 5 midclavicula sinistra
Perkusi : Tidak ada pelebaran jantung
Auskultasi : terdengar bunyi lup dup
9. Abdomen
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada lesi, tidak ada edema
Auskultasi : Bising usus terdengar 20 x/i
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Bunyi tympani
10. Ekstremitas
Edema : Tidak ada edema
Capilarry refil : 2 detik
Turgor kulit : elastis
Luka : Tidak ada lesi
Kekuatan otot : 5555 5555
5555 5555
III. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN
A. Pola Persepsi Kesehatan Pemeliharaan Kesehatan
Pasien percaya bahwa sakitnya karena factor keturunan dan alergi bukan
karena di guna-guna, pasien tau akan penyakit yang dideritanya dan
pemicunya sehingga ketika cuaca dingin pasien sering minum minuman
hangat serta jika tanda dan gejala asmanya mulai muncul seperti pilek dan
mau batuk pasien segera pergi ke klinik terdekat untuk periksa dan
mendapatkan obat agar asmanya tidak kambuh.
B. Pola Nutrisi Metabolik
Saat sehat: Pasien mengatakan saat sehat makan 3x sehari dan makanan yang
dikonsumsi seadanya misal, sayur sayuran,tempe, daging, ikan dll
Saat sakit: Pasien mengatakan saat sakit nafsu makannya berkurang, dan
pasien saat sakit selalu mengonsumsi minuman hangat.
Antopometri : 1. Lingkar lengan atas : 23 cm
2. Tinggi badan : 175 cm
3. Berat badan : 55 kg
4. IMT (indeks massa tubuh) : BB
TB (m)
55
=
1,75 x 1,75
= 18 ( Nilai IMT kurang )
Biochemical : -
Diet : -
C. Pola Eliminasi
Saat sehat: Pasien mengatakan BAB/BAK lancar
Saat sakit: Pasien mengatakan BAB/BAK kurang lancar karena nafsu makan
dan minumnya berkurang dan pasien mengatakan malas ke toilet karena ketika
berjalan ke toilet pasien mengatakan napasnya sesak sekali jika digunakan
berjalan atau melakukan aktivitas lainya. Makanya saat sakit pasien sering
menahan BAB/BAK nya.
D. Pola Aktivitas dan Latihan
Saat sehat: Pasien mengatakan bahwa sehari hari pasien beraktivitas seperti
biasanya, tidak ada kebiasaan olahraga dan tidak menggunakan alat bantu
apapun
Saat sakit: Pasien tidak mampu melakukan aktivitas seperti biasanya karena
jika melakukan aktivitas sesak napas pasien akan semakin parah, dan pasien
dibantu oleh ibunya saat makan minum, mandi, toileting, serta saat berganti
pakaian.
Aktivitas 0 1 2 3 4
makan v
mandi v
berpakaian v
eliminasi v
ambulasi v
Keterangan :
0 : Mandiri
1 : Dibantu alat
4 : Tergantung total
V. ANALISA DATA
Bersihan jalan napas tidak efektif b.d sekresi yang tertahan d.d sesak napas, batuk tidak
efektif, sputum berlebih, dan terdengar suara ronchi,
VIII. IMPLEMENTASI
REFLEKSI DIRI
Selama saya mengelola klien saya bisa tau dan bisa menjumpai penyakit asma secara
langsung,saya juga tau keluhan-keluhan yang dirasakan klien selama penyakitnya kambuh
dan saya juga bisa menentukan diagnosa, intervensi, dan juga implementasi terkait penyakit
pada klien tersebut.
Perasaan saya saat bisa berinteraksi secara langsung pada klien sangat senang karena klien
bisa menceritakan semua keluhannyaa dengan leluasa,dan dari keluhan-keluhan klien saya
bisa tau terkait masalah dan cara menyelesaikan masalah pada klien.
Saya mendapatkan banyak sekali kesulitan dalam membuat laporan ini,mulai dari susahnya
mencari klien, karena untuk mencari klien yang mempunyai data penunjang sangat lah susah
karena rata-rata klien yang dikaji dalam keadaan sehat dan catatan medis pada waktu sakit
sudah hilang atau sudah dibuang, namun alhamdulillah saya akhirnya mendapatkan klien
yang masih mempunyai catatan medis atau data penunjang, lalu saat saya mengelola
klien,saya juga harus bisa menentukan waktu yang tepat untuk bisa bertemu dengan klien dan
bisa kontrak waktu terlebih dahulu dengan klien karena tidak setiap waktu klien ada dirumah
karena klien sibuk bekerja, Saat saya membuat laporan ini saya juga mengalami kesulitan
dalam memanajemen waktu karena jadwal kuliah yang sangat padat dan juga susah dalam
mencari jadwal bimbingan dengan dosen pembimbing.
Dari kesulitan-kesulitan yang saya dapatkan saat membuat laporan ini saya berusaha untuk
bisa mengatasi semua kesulitan tersebut terutama terkait manajemen waktu, saat saya
kesusahan dalam mencari klien saya dibantu ibu saya yang menemani saya saat mencari klien
dan melakukan pengkajian ke rumah klien. Usaha yang berhasil saat mengatasi kesulitan
dalam membuat laporan ini yaitu mulai dari saya bisa mengatur waktu atau memanajeman
waktu dalam membuat laporan ini disaat jadwal kuliah yang padat.
Dari pembuatan laporan ini saya mendapatkan banyak pelajaran seperti sesibuk apapun
jadwal kita,kita harus bisa mengatur waktu agar semua bisa berjalan dan selesai dengan baik
sesuai target kita. Dan rencana selanjutnya untuk diri saya sendiri yaitu bisa lebih giat lagi
dalam membuat atau mengerjakan tugas dan juga bisa memanfaatkan waktu dengan sebaik-
baik mungkin.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan :
Pada bab ini, saya akan menyimpulkan hasil dari asuhan keperawatan pada Tn. R dengan
Asma di desa Sejomulyo kec. Juwana kab. Pati. Mulai dari pengkajian keperawatan, diagnosa
keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi keperawatan
yang dilakukan pada tanggal 8 Januari 2023 :
1. Hasil pengkajian yang didapatkan yaitu terjadinya penyakit asma pada Tn. R disebabkan
oleh faktor genetik, dan factor allergen cuaca dingin.
2. Diagnosa keperawatan yang ditegakkan yaitu Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
berhubungan dengan Sekresi yang Tertahan
3. Rumusan intervensi keperawatan yang direncanakan sudah tersusun dan sudah teratasi.
4. Implementasi keperawatan yang diberikan seluruhnya sesuai dengan intervensi yang sudah
disusun secara teori.
5. Evaluasi asuhan keperawatan pada Tn. R menunjukkan bahwa asuhan keperawatan yang
diberikan telah memberikan dampak positif bagi kondisi Tn. R yaitu pasien mengatakan
sudah faham dan mengerti bagaimana cara mengatur posisi semi fowler dan cara melakukan
batuk efektif sesuai yang telah diajarkan, serta bersedia minum air putih sebanyak 2 liter/hari.
Saran :
Setelah saya membuat kesimpulan tentang Asuhan Keperawatan pada Tn. R dengan Asma di
desa Sejomulyo kec. Juwana. Kab. Pati, maka saya menganggap perlu adanya saran untuk
memperbaiki dan meningkatkan mutu asuhan keperawatan. Adapun saran-saran sebagai
berikutnya:
1. Pasien dan Keluarga
Diharapkan pasien dan keluarga dapat memahami tentang konsep dasar asma dan mampu
mengaplikasikan penatalaksanaan atau implementasi yang dapat dilakukan di rumah.
2. Institusi Pendidikan
3. Penulis
Penulis harus mampu memberikan dan berfikir kritis dalam melakukan asuhan keperawatan
secara komprehensif pada klien, terutama klien dengan Asma. Penulis juga harus
menggunakan Teknik komunikasi terapeutik yang lebih baik lagi pada saat pengkajian,
tindakan dan evaluasi agar terjalin kerja sama yang baik guna mempercepat kesembuhan
klien.
4. Penulis Selanjutnya
Fitri, Kurnia & Dian Kartikasari. (2021). Gambaran Tingkat Kontrol Asma Pada Pasien
Asma: Literature Review. Seminar Nasional Kesehatan. Pekalongan : 1016-1022.
Global Initiative for Asthma. (2021). Pocket Guide For Asthma Management And
Prevention.
Riset Kesehatan Dasar. (2018). Hasil Riskesdas 2018. Diakses 02 Januari 2022.
https://kesmas.kemenkes.go.id.
Riset Kesehatan Dasar Jateng. (2018). Hasil Riskesdas Jateng 2018. Diakses 02 Januari 2022.
https://dinkesjatengprov.go.id.
Sumartini, Sri, dkk. (2020). The Effect of Playing Blowing Ballon Therapy to Changes in
Lung Function in Preschool Children (3-5 Years Old) with Asthma. Advances in Health
Sciences Research. Vol. 21. 238-241
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI),
Edisi 1, Jakarta, PersatuanPerawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi
1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia