Anda di halaman 1dari 20

Laporan Kasus Bangsal

Skizofrenia Paranoid

Pembimbing:
dr. Hj. Meutia Laksminingrum, Sp.KJ

Disusun Oleh:
Theresia Cesa Puteri Wongkar
11-2017-196

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa


Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Periode 14 Oktober 2019 – 16 November 2019
KEPANITERAAN KLINIK
STATUS ILMU JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
Hari/Tanggal Ujian/Presentasi Kasus: Kamis, 24 Oktober 2019
SMF ILMU KESEHATAN JIWA
RUMAH SAKIT : RSJ PROVINSI JAWA BARAT

Tanda Tangan
Nama : Theresia Cesa Puteri Wongkat
NIM : 112017196
………………………

Dr. Pembimbing : dr. Hj. Meutia Laksminingrum, Sp.KJ


………………………

Nama Pasien : Ny. DS


Nama Dokter yang merawat : dr. Bhinekasari, Sp. KJ
Masuk RS pada tanggal : 10 Oktober 2019
Rujukan/datang sendiri/keluarga : Dibawa Keluarga
Ruang perawatan : Ruang Merpati
Riwayat Perawatan : Tidak Pernah sebelumnya

I IDENTITAS PASIEN:
Nama (inisial) : Ny. DS
Tempat & tanggal lahir :Tasikmalaya,12 September 1997 (22 tahun)
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku Bangsa : Sunda
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tidak bekerja
Status Perkawinan : Cerai
Alamat :Kp.Pagerageung Kulon, Pagerageung, Tasikmalaya
II. RIWAYAT PSIKIATRIK
Autoanamnesis :
- Rabu, 16 Oktober 2019, jam 10.30 WIB di R. Merpati (hari perawatan ke-6)
Alloanamnesis :
- Ibu pasien , Kamis, 17 Oktober 2019 jam 19.00 (Via Hp)

A. KELUHAN UTAMA
Pasien mengamuk (agresivitas motorik).
B. RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG
Sejak 3 bulan yang lalu sebelum masuk rumah sakit jiwa (SMRSJ), pasien
mengamuk, pasien sering marah-marah. Pasien sering berbicara sendiri dan berbicara
tidak nyambung dan ngaur ( asosiasi longgar). Pasien susah tidur , ( insomnia) . Pasien
mengalami hal seperti ini sejak bercerai dengan suaminya.
5 hari SMRS, pasien semakin sering mengamuk dan marah-marah hingga
memukul ibunya. Pasien juga berbicara kasar dan memaki setiap orang disekitarnya
dan mudah tersinggung serta turut marah-marah bila keinginannya tidak
dipenuhi(irritable). Pasien juga sering mendengar suara-suara yang mengajaknya
untuk mengobrol (halusinasi suara).
1 hari SMRS, pasien mengamuk ( agresivitas motoric) dan ngelantur (asosiasi
longgar) dan susah tidur (Insomnia). Menurut keluarga nafsu makannya menurun dan
jarang mau mandi ( 2-3 hari sekali). Sehingga pasien dibawah oleh keluarga ke RSJ
Cisarua. Pasien belum pernah mengalami hal begini sebelumnya.

C. RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA


1. Gangguan Psikiatrik
Pasien tidak memiliki riwayat gangguan psikiatrik sebelumnya.
2. Riwayat Gangguan Medik
Riwayat gangguan medik seperti demam, trauma kepala dan kejang disangkal.
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif
Pasien tidak memiliki riwayat merokok, alkohol dan obat-obatan.
4. Riwayat Gangguan Sebelumnya

5 hari –

sekarang

Gejala

Normal

D. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI


1. Riwayat Perkembangan Fisik:
Pasien merupakan anak ke 2 dari 3 bersaudara yang direncanakan dan
diinginkan oleh kedua orangtuanya. Pasien lahir cukup bulan dengan berat badan
yang cukup, proses persalinan normal tidak ada komplikasi selama persalinan.
Pertumbuhan fisik pasien sesuai dengan anak seusianya sejak dari kecil dan pasien
juga tidak pernah mengalami riwayat trauma kepala, kejang selama masa
pertumbuhannya.

2. Riwayat Perkembangan Kepribadian


a. Masa Kanak-Kanak (0-3 tahun)
Menurut ibu pasien, tidak ada kelainan yang signifikan pada masa ini.
b. Masa Remaja (3-11 tahun)
Menurut ibu pasien, tidak ada kelainan yang signifikan pada masa ini. Pasien
cukup berprestasi pada tingkat SD
c. Masa kanak Akhir (Pubertas dan Remaja)
Pasien melanjutkan Pendidikan ke pondok pesantren hingga lulus SMA
Aliyah. Pada saat remaja, pasien memiliki cukup banyak teman.
3. Riwayat Pekerjaan
Pasien tidak bekerja.
4. Kehidupan Beragama
Pasien beragama Islam, sebelum mengalami gangguan pasien aktif beribadah.

5. Kehidupan Sosial
Pasien hidup dengan ibu kandung. Ayah kandung pasien sudah meninggal dunia 6
tahun yang lalu. Hubungan dengan ibu kandungnya baik.

E. RIWAYAT KELUARGA

Keterangan:
: Laki-laki : Perempuan : Pasien

F. SITUASI KEHIDUPAN SOSIAL SEKARANG


Pasien tinggal bersama ibu kandungnya. Kebutuhan ekonomi pasien dipenuhi oleh ibu
kandung dan kakak kandung pasien.
III.STATUS MENTAL
A. DESKRIPSI UMUM
1. Penampilan Umum
Pasien seorang perempuan berusia 22 tahun, berpenampilan fisik sesuai usia, postur
tubuh berstatus gizi baik warna kulit sawo matang, rambut pendek hitam sebahu,
kuku pendek dan bersih, gigi putih kekuningan, mengenakan pakaian seragam RSJ
berwarna abu-abu, pasien tampak terawat. Kontak verbal dan visual baik. Pasien
tenang. Postur tubuh normal.

2. Kesadaran
a. Kesadaran sensorium/neurologik : Compos mentis
b. Kesadaran psikiatrik : Tidak tampak terganggu

3. Perilaku dan Aktivitas Motorik


 Sebelum wawancara : Pasien sedang berbaring di tempat tidur dengan posisi
menghadap ke satu sisi, kedua tangan dilipat ke arah dada
 Selama wawancara : Pasien tenang selama wawancara. Pasien melakukan
gerakan-gerakan tangan dan kaki goyang-goyang dalam menjawab pertanyaan.
Kontak mata baik.
 Setelah wawancara : Pasien tenang dan kembali berbaring ditempat tidur.

4. Sikap terhadap Pemeriksa : kooperatif (pasien mendengarkan dan menjawab


pertanyaan).

5. Pembicaraan
a. Cara berbicara : Normal, artikulasi jelas dan volume normal.
b. Gangguan berbicara : Tidak ada

B. ALAM PERASAAN (EMOSI)


1. Suasana perasaan (mood) : Eutim
2. Afek :
a. Arus : Cepat
b. Stabilisasi : Stabil
c. Kedalaman : Dangkal
d. Skala diferensiasi : Sempit
e. Keserasian : Serasi
f. Pengendalian Impuls : Kuat
g. Ekspresi : terbatas
h. Dramatisasi : Tidak ada
i. Empati : Tidak dapat dinilai

C. GANGGUAN PERSEPSI
a. Halusinasi : Auditorik (mengatakan bahwa dirinya adalah
presiden, yang sebelumnya diirnya bekerja sebagai mentri dan mengatakan
bahwa dirinya akan meninggal)
b. Ilusi : Tidak ada
c. Depersonalisasi : Tidak ada
d. Derealisasi : Tidak ada

D. SENSORIUM DAN KOGNITIF (FUNGSI INTELEKTUAL)


1. Taraf pendidikan : Pasien tamat SMA
2. Pengetahuan umum : Baik (tahu presiden Joko Widodo)
3. Kecerdasan : Rata-rata
4. Konsentrasi : Baik (dapat menyebutkan angka 5 10 15
20 25 dan dibalik)
5. Orientasi
a. Waktu : Baik, pasien mengatakan waktu saat wawancara
pagi hari.
b. Tempat : Baik, pasien mengatakan bahwa ia saat ini
berada di Rumah Sakit Jiwa Bandung
c. Orang : Baik, pasien mengetahui bahwa pemeriksa
adalah dokter
d. Situasi : Baik, pasien mengetahui jika sedang ditanya-
tanya oleh dokter
6. Daya ingat
a. Tingkat
 Jangka panjang : Baik (Pasien masih ingat dan
menyebutkan tanggal lahirnya)
 Jangka pendek : Baik (Pasien ingat kegiatan yang
dilakukan sebelum wawancara yaitu makan roti dan minum susu kotak)
 Segera : Baik(Pasien dapat ingat nama
pemeriksa)
b. Gangguan ingatan : Tidak ada(Pasien ingat nama
pewawancara)
7. Pikiran abstraktif : Baik.
Persamaan : Baik (dapat memberitahukan persamaan jeruk dan apel)
Perbedaan : Baik (pasien dapat membedakan jeruk dengan bola )

8. Visuospatial : Baik.
9. Bakat kreatif :-
10. Kemampuan menolong diri sendiri : Baik (mampu mandi namun masih
dibantu, BAB dan BAK sendiri)

E. PROSES PIKIR
1. Bentuk pikir
a. Produktivitas : Autistik
b. Kontinuitas : Irrelevan, perseverasi, asosisasi
longgar
c. Hendaya bahasa : Tidak ada

2. Isi pikir
a. Preokupasi : Sebentar lagi dirinya akan meninggal
b. Waham :Waham Kebesaran (bahwa dirinya adalah
presiden pengganti Jokowi, yang sebelumnya diriya bekerja sebagai mentri)
c. Obsesi : Tidak ada
d. Fobia : Tidak ada
e. Gagasan rujukan : Tidak ada
f. Gagasan pengaruh : Tidak ada

F. PENGENDALIAN IMPULS : Tidak baik


G. DAYA NILAI
a. Daya nilai sosial : Baik (pasien mengatakan jika marah-marah itu tidak
baik)
b. Uji daya nilai : Baik (pasien mengatakan tidak baik jika mengambil
dompet di jalan yang diketahui pemiliknya)
c. Daya nilai realitas : Buruk, pada pasien ditemukan adanya halusinasi
auditorik, visual

H. TILIKAN : Derajat I (Pasien tidak merasa dirinya sakit dan merasa tidak
membutuhkan pengobatan)

I. RELIABILITAS: Buruk

IV. PEMERIKSAAN FISIK


A. STATUS INTERNUS
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Tekanan Darah : 110/80 mmHg
4. Nadi : 86 x/menit
5. Suhu badan :36.50 C
6. Frekuensi pernapasan : 20x/menit
7. Bentuk tubuh : Normal
8. Sistem kardiovaskular : BJ I & II regular, murmur(-), gallop (-)
9. Sistem respiratorius : Rhonki (-/-), wheezing (-/-)
10. Sistem gastro-intestinal : Dalam batas normal
11. Sistem musculo-skeletal : Dalam batas normal
12. Sistem urogenital : Dalam batas normal
Kesimpulan: Dalam batas normal.
B. STATUS NEUROLOGIK
1. Saraf kranial (I-XII) : Dalam batas normal
2. Tanda rangsang meningeal : Dalam batas normal
3. Mata : Tidak anemis, tidak ikterik
4. Pupil : Dalam batas normal
5. Oftalmoscopy : Tidak dilakukan
6. Motorik : Dalam batas normal
7. Sensibilitas : Dalam batas normal
8. Sistim saraf vegetatif : Dalam batas normal
9. Fungsi luhur : Fungsi Bahasa : baik
Fungsi memori (ingatan) : baik
Fungsi orientasi : baik

10. Gangguan khusus : Tidak ditemukan gangguan


Kesimpulan : Dalam batas normal

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hb : 12,5/dL
Leukosit : 9,500/ul
Hematokrit : 36 %
Trombosit : 403.000/ul
SGOT : 29 U/L
SGPT : 22 U/L
Kesimpulan : Hasil pemeriksaan penunjang tidak ditemukan kelainan.

VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Seorang laki-laki AT berusia 36 tahun, menikah 2 kali , tidak bekerja, datang
diantar keluarganya pada tanggal 16 September 2019 di RSJ Provinsi Jawa Barat
dengan keluhan mengamuk yaitu melempar barang-barang (agresivitas motorik) dan
berteriak-teriak (agresivitias verbal). Pasien suka marah-marah (agresivitas verbal),
sering mendengar bahwa dirinya bekerja sebagai Menteri yang akan menjadi pengganti
presiden, dan bisikan yang mengatakn bahwa dirinya lebih baik meninggal saja
(halusinasi dengar) sampai pasien marah-marah berteriak , sulit untuk tidur, afsu
makan juga berkurang. Faktor pencetus pasien mendapatkan gejala gangguan jiwanya
yaitu masalah perceraian dirinya dengan suaminya.
Dari pemeriksaan status mental didapatkan mood pasien stabil. Pasien mempunyai
gangguan isi pikir berupa halusinasi auditorik, waham kebesaran. Konsentrasi pasien
baik. Orientasi waktu, tempat, dan orang baik. Daya ingat jangka panjang dan jangka
pendek baik. Tilikan pasien derajat I. Pemeriksaan laboratorium dalam batas normal,
pasien tidak mempunyai gangguan organik.

VII. FORMULASI DIAGNOSTIK


Aksis I: F20.0 Skizofrenia Paranoid
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan, pada pasien ditemukan
adanya suatu penderitaan (distress) yaitu masalah keluarga dan masalah sosial yang
mengakibatkan hendaya (disability) dalam fungsi pekerjaan dan fungsi sosial sehingga
pasien mengalami gangguan jiwa. Pasien mempunyai kesadaran neurologis compos
mentis, tidak pernah mengalami trauma kepala, kejang, penyakit yang menyebabkan
kelainan pada otak, tidak tampak ada retardasi mental dan tidak menggunakan NAPZA
sehingga pasien tergolong ke dalam gangguan mental fungsional. Gejala yang dialami
pasien yaitu adanya halusinasi auditorik (pasien akan meninggal), perilaku kacau
seperti agresivitas motorik dan verbal serta waham kebesaran (pasien mengatakan
bahwa dirinya Menteri dan akan menggantikan presiden).
Menurut PPDGJ III, Pasien ini mengalami F20.0 Skizofrenia Paranoid, karena :
- Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia.
- Halusinasi dan waham menonjol,
- Terdapat waham kebesaran
- Terdapat halusinasi pendengaran yang mengacam pasien

DD/ F25.1 Gangguan Skizoafektif tipe Depresi


Pada pasien, terdapat halusinasi auditorik dan halusinasi visual serta waham yang
menonjol dimana halusinasi berupa mendengar suara yang mengatakan bahwa dirinya
akan meninggal (halusinasi dengar) sampai pasien marah-marah berteriak dan waham
bahwa pasien adalah menteri yang akan menggantikan presiden (waham kebesaran).
Gejala depresi, yaitu afek depresi, kehilangan minat dan kegembiraan serta aktivitas.
Dalam hal ini pasien susah tidur (insomnia), nafsu makan berkurang, terkadang
melamun dan pasien sudah tidak bekerja.

Aksis II : Tidak ditemukan adanya gangguan kepribadian dan retardasi mental


Aksis III : Tidak ditemukan adanya gangguan pada kondisi medik
Aksis IV : Masalah perceraian dengan suaminya.
Aksis V : Skala GAF 41-50 yaitu disabilitas dalam hubungan dengan realita dan
komunikasi, pasien tidak dapat membedakan realita dengan halusinasi dan
waham yang dialami, disabilitas berat dalam hal fungsi yaitu pasien tidak dapat
bekerja, fungsi sosial dalam berhubungan dengan keluarga terganggu.

VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL


Aksis I : F20.0 Skizofrenia Paranoid dd/ F25.1 Gangguan Skizoafektif tipe Depresi
Aksis II :Tidak ditemukan adanya gangguan kepribadian dan retardasi mental
Aksis III :Tidak ditemukan adanya gangguan pada kondisi medik
Aksis IV :Masalah keluarga dan masalah sosial
Aksis V :Skala GAF 41-50

IX. PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam

Quo ad functionam : dubia ad bonam

Quo ad sanationam : dubia ad malam

X. DAFTAR MASALAH
1. Organobiologik : Tidak ditemukan kelainan fisik.
2. Psikologi/Psikiatrik :Agresivitas motorik, agresivitas verbal, halusinasi auditorik,
waham kebesaran.
3. Sosial/keluarga : Masalah keluarga dan lingkungan

XI. PENATALAKSANAAN
1. BIO
- Psikofarmaka : Clozapine mg 100, S 2 dd 0 – ¼ - ¼
THD 2 mg, S 2 dd 1
Risperidon 2 mg, S 2 dd 1
Depakote er 250 mg, S 1 dd 1-0-0

1. PSIKO
- Non-Psikofarmaka
Suportif
 Memberikan dukungan kepada pasien untuk dapat membantu pasien dalam
memahami dan menghadapi penyakitnya. Memberi penjelasan dan pengertian
mengenai penyakitnya, manfaat pengobatan, cara pengobatan, efek samping yang
mungkin timbul selama pengobatan, serta motivasi pasien supaya minum obat
secara teratur.
 Memberikan kepercayaan bahwa gejala-gejala akan berkurang dengan minum
obat yang teratur.
 Bantu pasien untuk mengenali pikiran-pikiran dan mengatasi dengan cara
mengalihkan pikiran tersebut dengan aktivitas.
 Mengajarkan pasien terapi relaksasi saat marah ataupun akan marah sehingga
dapat mengontrol amarah atau menyampaikan dengan cara yang lebih halus.
 Berbagi cerita dengan orang yang dipercaya jika ada masalah.

Keluarga
 Memberikan informasi seputar penyakit yang diderita pasien, gejala yang tampak,
dampak, faktor penyebab, komplikasi, prognosis, dan resiko kekambuhan agar
pasien datang bila kambuh dikemudian hari
 Menjelaskan faktor dari keluarga ataupun dari lingkungan rumah dan tetangga
yang menjadi faktor pencetus
 Mengedukasi keluarga agar belajar menerima kondisi pasien
 Mengajarkan keluarga cara minum obat teratur dan kontrol teratur

Religius
 Bimbingan keagamaan agar pasien selalu menjalankan ibadah sesuai ajaran
agama yang dianutnya, yaitu menjalankan sholat lima waktu, mengaji, berzikir,
dan berdoa kepada Allah SWT.

3. SOSIAL
 Melibatkan pasien dalam kegiatan rehabilitasi di RSJ Prov. Jawa Barat
 Segala kegiatan yg bertujuan mengembalikan fungsi-fungsi sosial penderita, agar
dapat berorientasi terhadap diri, orang lain, waktu dan tempat secara wajar serta
dapat menyesuaikan diri kembali terhadap tuntutan/norma sosial maka dapat
dilakukan manipulasi social.

XII. LAMPIRAN

Dokter Muda Pasien

Rabu, 16 Oktober 2019 (10.30)

Selamat pagi Bu, “DS”


perkenalkan nama saya
Cesa, dokter muda di sini.
Nama ibu siapa?”

“Ibu boleh kita ngobrol- “Boleh”


ngobrol?”

“Sekarang Ibu DS sedang “Di RSJ Jabar” orientasi tempat baik


berada dimana ?”

“Kenapa Ibu berada disini?” “Kata orang sakit jiwa.”

“Siapa yang bilang bapak “orang orang disini”


sakit jiwa, Bu?”

“Ibu tidak merasa sakit “Tidak ” Tilikan 1


jiwa?”

“yang bawa kesini siapa “sekeluarga”


pak?”

“siapa saja bu?” “ibu, paman, sama bibi”


“Ibu naik apa kesini?” “mobil”

“Emang Ibu tinggal dimana “di tasikmalaya”


bu?”

“Ibu tinggal dirumah sama “Ibu dan saudara”


siapa?”

“Ibu sudah menikah?” “sudah, tapi bercerai 3 bulan


yang lalu”

“Ibu punya anak berapa ? ” “Satu”

“Anak ibu dimana “dengan suami saya”


sekarang?”

“Ibu agamanya apa ? ” “Islam”

“Rajin sholat bu?sholat “5 kali”


sehari berapa kali ? ”

“Ibu punya saudara ? ” “iya ada dua”

“umur berapa saudaranya “iya ada dua ” Perseverasi


bu ?”

“Ibu kapan lahir ? ” “12 September 1997” (ingatan jangka


panjang baik)

“Ibu Terakhir sekolahnya SMA


apa?”

Sampai selesai ga Sampai SMA


sekolahnya? ”
“Kalau sekarang kira-kira Siang kan orientasi waktu baik
siang, sore, apa malam sih,
Bu?”

“Biasa di rumah makan “Kadang sekali sehari,


berapa kali, Bu?” kadang nggak makan”

“Kenapa nggak makan?” “Nggak apa-apa, kadang lupa


aja kalau belum makan”

“Kok bisa lupa belum “Iya, di rumah mah bebas jadi


makan?” suka lupa”

“Udah mandi, Bu?” Udah

Mandi sendiri? Iya mandi sendiri

kalau pipis dan buang air sendiri


besar sendiri apa dibantu
orang lain?

kalau marah marah itu baik tidak baik Daya nilai sosial baik
tidak bu?

kalau ada dompet ditengah Balikin ke orangnya Uji daya nilai baik
jalan Ibu ngapain

Apakah Ibu DS bisa tidur Insyaallah bisa, kalau tidak


tadi malam bu? ada gangguan yang lain

gangguan yang lain apa gangguan ada yang bisik- (halusinasi auditorik)
contohnya bu? bisik gitu

Siapa yang bisik-bisik Laki-laki


bu?laki-laki /perempuan”
Apakah ibu kenal dengan Allah SWT
suara itu

Bisik-bisiknya bicara apa Dia bilang saya sebentar lagi Waham kebesaran
bu? akan meninggal dan saya
Menteri yang akan jadi
presiden untuk gantikan
jokowi

“Sekarang suara-suara itu “masih,kemarin pagi ada”


masih ada bu?”

“Ibu ikuti yang orang itu Tidak


bilang?”

“Ibu, suka liat sesuatu yang “tidak ada”


orang lain tidak lihat?”

Apakah ada yang jalan jalan Tidak


ditangan, ada yang tiup-tiup
, suka merasa demikian
tidak bu?

Ibu suka cium bau-bau yang Tidak


tidak enak bu?

Ibu, ada tidak yang ingin Tidak ada


jahat sama ibu, yang kejar-
kejar ibu dan melukai ibu?

“Ibu DS, suka merasa sedih “pasti ada”


tidak bu? ”
“Apa yang membuat Ibu Anak saya
sedih? ”

Ibu pernah kepikiran ingin tidak


bunuh diri tidak bu? ”

“Sudah berapa lama Ibu “1 minggu”


disini? ”

“Ibu kerjanya apa ? ” “sekarang lagi apa Inkoheren

Ibu ingat tidak, kenapa “ ga kenapa-kenapa


dirumah mengamuk,
berteriak-teriak?

Ibu tau persamaan apel buah Pikiran abstraktif baik


dengan jeruk

Ibu tau perbedaan bola jeruk makanan, bola untuk Pikiran abstraktif baik
dengan jeruk olahraga

Ibu bisa gambar jam 15:15 (pasien mengambar dengan visuospatial baik
benar)

Ibu sebelum ini ngapain makan


pak?

Tadi pagi makan apa makan roti sama susu kotak daya ingat jangka
pendek baik

Ibu tau siapa presiden Jokowi pengetahuan umum


sekarang baik

Ibu tau 5x5 berapa? 25

Ibu tau siapa saya? Dokter Cesa

Ibu tau kita sedang apa lagi ditanya-tanya


Baik kalau gitu, Ibu Iya
istirahat dulu, minum obat
yang teratur ya. Besok kita
ngobrol lagi

Kamis, 17 Oktober 2019 (Ruang Merpati) (10.00)


Dokter muda Pasien

Selamat siang Bu DS, Dokter Cesa


masih ingat dengan saya

Ibu kemarin tidurnya Nyenyak


nyenyak?

Sekarang pagi atau malam siang Orientasi waktu baik


bu?

Sekarang lagi ngobrol Sama dokter Orientasi orang baik


sama siapa?

Sekarang Ibu lagi dimana? Di Rumah Sakit Jiwa Jawa Orientasi tempat baik
Barat

Ibu sudah makan belum? Sudah tadi pagi

Makan apa ibu tadi pagi? Roti dan susu serta pisang

ibu, masih suka denger ada Tidak ada lagi sekarang


bisikan tidak?

Ibu ada rasa sakit ga di Tidak ada kok


badannya?
Obatnya sudah di minum Sudah tadi pagi
belom?

Buat apa ibu minum obat? Untuk sembuh

Baik, obatnya diminum Iya Dokter


teratur ya

Besok kita ngobrol lagi ya. Iya Dokter, sama-sama.


Terimakasih ibu

Anda mungkin juga menyukai