Anda di halaman 1dari 2

Pertanyaan Referat HE

1. Kan ini kasusnya cukup sering terjadi pada wanita dan disebabkan karena ketidakseimbangan
hormon progesteron, tadi disebutkan risiko-risikonya misalnya wanita pasca menopause,
genetik, atau penyakit-penyakit seperti DM, obesitas. Nah pertanyaan saya apakah ada faktor
risiko yang sederhana, yang bisa dimodifikasi untuk menghindarkan kita dari kasus HE ini,
dan kenapa obesitas menjadi faktor risiko dari HE?
Jawab : Baik terimakasih atas pertanyaannya, dan memang karena ini kasus endometrum
otomatis yang lebih aware adalah perempuan, nah tadi sudah saya singgung beberapa faktor
risiko untuk kejadian hiperplasia endometrium ini seperti pasca menopause lah, genetik atau
DM, nah mungkin untuk kita yang masih muda masih jauh dari faktor risiko itu, nah jadi untuk
faktor risiko yang lebih relate dengan kita salah satunya juga berkaitan dengan pertanyaannya
tadi yakni obesitas. Jadi yang bisa kita modifikasi adalah gaya hidup, mungkin beberapa sumber
menyebutkan kasusnya akan meningkat diusia 40an, tapi tidak menutup kemungkinan dengan
pola diet yang tidak sehat sekarang bisa saja wanita seusia kita sudah kena, karena pola makan
yang tidak sehat, makan junk food, gorengan, berlemak tinggi, makan manis-manis tanpa control
akhirnya bukan hanya obesitas tapi juga terjadi DM yang sama-sama jadi faktor risiko dari HE
tadi, selain itu controlling emosi juga penting untuk kita lakukan, dimana kita tahu stress bisa
memicu ketidakseimbangan siklus haid, ketika seseorang tidak menstruasi, jarang menstruasi,
atau siklusnya abnormal itu juga bisa memicu terjadinya HE. Lalu kenapa obesitas bisa memicu
juga kejadian HE, jadi singkatnya kan kita ketahui kalau obesitas itu kadar lemaknya tinggi, nah
Jaringan adiposa yang menyimpan lemak kita didalam tubuh ini bisa saja mengubah hormon
penghasil lemak menjadi estrogen, jika jumlahnya berlebihan dalam tubuh.

2. Dari saudari presenter tadi sudah menjelaskan untuk pemeriksaan penunjang dari kasus
Hiperplasia Endometrium ini bisa dari USG, Hysteroscopy ataupun pemeriksaan PA. nah
mungkin dari saudari bisa menjelaskan secara ringkas, temuan-temuan khas dari pemeriksaan
penunjang khususnya untuk PA yang tadi tidak dipaparkan, dan untuk kuretase sendiri itu
seperti apa pada kasus HE, karena biasanya kuretase dilakukan misal pasca abortus.
Jawab : Terimakasih atas pertanyaannya, jadi memang betul bahwa sebenarnya untuk
mendiagnosis kasus HE bisa melalui beberapa pemeriksaan penunjang, nah untuk PA atau
pengambilan biopsi sendiri itu sebenarnya lebih sensitif untuk pasien cancer endometrium untuk
hiperplasia sensitivitasnya lebih berkurang, terlebih lagi meskipun aman tapi prosedurnya lebih
tidak nyaman karena harus dimasukkan alat ke servix jadi lebih jarang dilakukan, tapi adapun
yang bisa kita dapatkan untuk HE pad hasil PA nya biasanya fokus memperlihatkan struktur
abnormalitasnya seperti tampak adanya proliferasi dan dilatasi kelenjar di endometriumnya.
Dan yang kedua, untuk kuretase memang sering kita dengar dilakukan oleh wanita pasca abortus,
nah kuretasenya berarti kuretase sebagai terapi jadi sebenarnya kuretase itu terbagi atas kuretase
diagnostik dan kuretase terapi tadi, jadi kalau kuretase terapi membantu menghentikan
perdarahan, mengeluarkan sisa-sisa janin misal pasca keguguran, sedangkan yang disinggung
tadi lebih mengarah ketujuan diagnostik, jadi kuretasenya itu berfusngsi mengambil sedikit
jaringan lapis lendir rahim, sehingga dapat diketahui penyebab dari perdarahan abnormal. Tapi bukan
berarti kuretase pada HE hanya untuk diagnostik, tapi bisa juga untuk terapi jika misanya sudah terjadi
perdarahan berlebih.

Jawab : pertanyaannya bagus sekali, saya juga pas kerja referat ini bingung apa itu T2WI, sempat
saya cari sekilas ini berhubungan dengan proses pengambilan gambar MRInya,dimana katanya
kalau T satu itu meningkatkan sinyak jaringan dan tekan sinyal air sedangkan T dua,
meningkatkan sinyal air.
3. Tadi dijelaskan bahwa lini pertama dari hiperplasia endometrium ini adalah USG, mungkin
bisa dijelaskan apa kelebihan USG ini, sama tadi dibeberapa gambar MRI ada semacam
penunjukan T1 T2 mungkin bisa dijelaskan maksudnya apa?

Jawab : Sebenarnya meskipun bukan penyakit HE, dan masih bisa di USG lebih baik di USG.
Itulah juga kenapa yang menjadi lini pertama HE ini adalah USG, dimana USG kita ketahui lebih
praktis dan aman, prosesnya juga lebih cepat dibanding MRI, tidak bising. Juga tidak ada risiko
radiasi seperti misalnya pada CT Scan, atau misalnya pada pemeriksaan-pemeriksaan penunjang
lain seperti biopsi yang harus memasukkan alat melalui kelamin itu lebih menimbulkan rasa
tidak nyaman. Terkhusus hiperplasia kan khasnya penebalan, nah di USG sudah cukup akurat
karena bisa mengukur ketebalan endometriumnya.

Dan untuk yang kedua masalah T1 T2, saya juga pas kerja bingung dengan kode-kode radiology
ini, tapi sedikit yang saya tau kalau ini berhubungan dengan pembobotan pada proses
pengambilan gambar MRInya,dimana katanya kalau T satu itu meningkatkan sinyal jaringan dan
tekan sinyal air sedangkan T dua, meningkatkan sinyal air. Mungkin selanjutnya saya akan cari
tahu lebih dalam lagi terkait ini.
4. Apa manifestasi klinis yang dapat jadi warning bagi pasien ataupun seorang dokter jika
hyperplasianya sudah masuk dalam kondisi kedaduratan?
Sebenarnya, perdarahan abnormal menjadi salah satu warning baik untuk pasien maupun
dokter, karena jika perdarahan tidak berhenti maka bisa membahayakan pasien, apalagi sudah
disertai dengan gejala-gejala otonom nyeri perut hebat, mual muntah sakit kepala, namun
alangkah lebih baiknya sebelum masuk ke fase ini ketika sudah merasakan keluhan-keluhan
abnormal, misal kram-kram saat haid, nyeri berhubungan, nyeri panggul, keputihan yang
abnormal, siklus haid tidak lancar lebih baik melakukan medical check up.

Anda mungkin juga menyukai