Anda di halaman 1dari 3

Halo bunda sekalian, saya dr. Adhitia Nugrahanto, Sp.

OG
Saya adalah dokter spesialis kebidanan dan kandungan yang bekerja di RS Darmayu Ponorogo
Senang sekali pada kesempatan kali ini kita akan membahas pentingnya pemeriksaan kehamilan
secara rutin

Kapan bunda seharusnya melakukan pemeriksaan kehamilan pertama kali?


Sebaiknya sesegara mungkin yaitu setelah terlambat haid dan hasil tes kehamilan positive
langsung memeriksakan ke dokter atau bidan terdekat untuk memeriksa apakah memang bunda
ini hamil atau tidak, lokasi kehamilannya di dalam atau di luar rahim, janinnya satu atau dua,
detak jantung janinnya ada atau tidak. Jadi kita bisa menentukan usia kehamilan lebih akurat,
untuk menentukan apakah ada kelainan pada bunda, ada miom atau kista di indung telur
Dan pada usia kehamilan usia 11-14 minggu kita bisa menentukan petanda kelainan genetik,
seperti Down syndrome yang bisa kita nilai dari awal.

Apa pentingnya bunda melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin?


Tujuan melakukan pemeriksaan secara rutin ini kan untuk melihat apakah kehamilan ini berjalan
dengan normal, apakah pertumbuhan janinnya sesuai dengan kehamilannya, jika tidak sesuai,
bisa kita deteksi lebih awal sehingga kita bisa melakukan usaha-usaha untuk mengatasinya.
Selain itu juga dari sisi bunda, kita lihat apakah ada masalah – masalah yang bisa muncul dalam
kehamilanannya, seperti hipertensi dalam kehamilan – preeclampsia, kencing manis dalam
kehamilan, serta kita lihat apakah ada riwayat – riwayat penyakit pada bunda sebelumnya yang
bisa mengganggu kehamilan, jadi kita bisa lakukan penanganan dari awal.

Sebaiknya berapa kali kontrol kehamilan dilakukan?


Kalau kita mengacu pada anjuran WHO minimal pemeriksaan kehamilan dilakukan 4 kali, yaitu
1x di trimester 1, 1x di trimester 2, dan 2x di trimester 3.
Namun jika mengacu pada beberapa senter-senter yang lain pemeriksaan kehamilan dilakukan
setiap bulan sampai usia kehamilan 28 minggu, dilanjutkan setiap 2 minggu sampai usia 36
minggu, lalu setiap minggu sampai dengan persalinan.
Di era pandemi Covid-19 ini apakah ada perbedaan waktu pemeriksaan kehamilan?
Iya ada, di era pandemi ini tentu saja ada penyesuaian untuk waktu kontrol, lebih kita efektifkan
untuk meminimalkan bunda ke RS atau layanan kesehatan untuk meminimalkan risiko paparan.
Untuk waktu USG atau kunjungan ke dokter kandungan yang kita anjurkan minimal 4x yaitu di
usia kehamilan 11-13 minggu, lalu 20-24 minggu, 32 minggu, selanjutnya 36 minggu jadi tetap
terpantau.

Apakah ada kondisi yang memerlukan pemeriksaan kehamilan lebih sering?


Iya ada, jika kita menemukan ada masalah - masalah kehamilan yang perlu kita lakukan follow
up lebih sering. Misalnya pada kasus Pertumbuhan janin terhambat, ibu hipertensi dalam
kehamilan, kehamilan dengan air ketuban yang berkurang, atau ada riwayat perdarahan. Hal-hal
seperti itu tentunya kita akan melakukan pemeriksaan lebih sering, bisa kita lakukan
pemeriksaan ulang setiap 1-2 minggu.

Pemeriksaan apa saja yang dilakukan saat kontrol ke dokter?


Jadi saat pertama kali ibu hamil datang ke dokter, kita akan melakukan tanya jawab untuk
melihat faktor risiko ada tidak pada ibu hamil tersebut, misalnya ada tidak riwayat tekanan darah
tinggi, diabetes pada keluarga atau ibu itu sendiri, ada riwayat kelahiran premature atau ada
masalah pada kehamilan yang sebelumnya.
Selanjutnya kita melakukan pemeriksaan fisik, ukur berat badan, tekanan darah, tinggi fundus
uteri dan pemeriksaan penunjang kehamilan, yaitu USG
Apa saja yang bisa perlu dilihat dari pemeriksaan USG setiap trimesternya?
Di trimester pertama yang perlu kita lihat kantung kehamilan ada atau tidak, letak nya di dalam
rongga rahim atau di luar, karena ada kondisi yang dinamakan hamil ektopik yaitu kantung
kehamilannya menempel di luar rongga rahim. Kemudian kita lihat adakah pertumbuhan janin,
karena ada kasus janinnya tidak tumbuh, jadi hanya kantong saja atau yang kita sebut blighted
ovum. Di usia 11-14 minggu bisa melakukan pengukuran NT (nuchal translucency) yaitu lapisan
di belakang leher janin untuk screening petanda kelainan genetic, seperti Down syndrome
(diberi ilustrasi pemeriksaannya lbh baik)
Lalu di TM kedua & ketiga mulai usia 18-22 minggu ketika organ-organ janin sudah terbentuk,
kita bisa melakukan screening kelainan organ janin yang pertama. Kemudian kita bisa ukur
pertumbuhan janin yang bisa kita masukkan dalam kurva pertumbuhan janin, jadi kita bisa nilai
pertumbuhan janin bunda sesuai atau tidak dengan umur kehamilan, yang kadang2 itu tidak bisa
terlihat kalau kita hanya mengukur dari tinggi perut ibu/ tinggi fundus uteri, karena dipengaruhi
banyaknya cairan ketuban, ukuran tubuh ibunya. Jadi kita bisa lebih akurat untuk mengukur
pertumbuhan janinnya normal atau tidak.
Itu untuk janin, dan kita bisa melihat kelainan di placenta. Misalnya placenta nya ukuran nya
kecil, atau pada ibu dengan bekas operasi sesar kedalamannya terlalu dalam sehingga bisa
menyebabkan risiko perdarahan pada saat lahir, atau letak placenta menutupi jalan lahir itu bisa
kita nilai dari pemeriksaan USG

Amankah Pemeriksaan USG dan apa bedanya pemeriksaan USG 2D, 3D & 4D?
Jadi pemeriksaan USG (ultrasonografi) adalah pemeriksaan dengan menggunakan sound, suara
gelombang tinggi jadi sama sekali tidak ada sinar radiasi.
Nah pemeriksaan sonografi ini ada beberapa macam yang bunda kenal, ada USG 2D, 3D, dan
4D. Jadi dengan kemajuan teknologi itu gambaran usg akan bisa jauh lebih bagus, bisa jauh lebih
tajam.
Apa bedanya 2D, 3D dan 4D. Pada prinsipnya pemeriksaan dilakukan dengan 2D, dimensinya 2
jadi kita seperti melihat foto, sedangkan 3D gambarannya foto tapi tampak lebih hidup, 3
dimensi jadi terlihat bentuk yang lebih jelas. Kemudian usg 4D selain tampak gambar yang lebih
jelas tadi, juga akan terlihat gerakan-gerakan. Jadi bisa terlihat janinnya kadang2 senyum,
tangannya bergerak, dan sebagainya. Tapi pada prinsipnya pemeriksaan usg untuk melihat
kondisi janin dalam kehamilan, jadi apakah dengan 2D, 3D, atau 4D intinya kita untuk melihat
kondisi janin itu.

Anda mungkin juga menyukai