PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN KURETASE
Sebuah kuret adalah alat bedah yang dirancang untuk mengorek jaringan
biologis atau puing di sebuah biopsi, eksisi, atau prosedur pembersihan.
(Michelson, 1988).
2. TUJUAN KURETASE
Menurut ginekolog dari Morula Fertility Clinic, RS Bunda, Jakarta, tujuan
kuret ada dua yaitu:
Kuretase tak bisa asal dilakukan. Selain harus ada indikasi medis, juga
harus ada persetujuan dari pasangan suami-istri. Dan, keputusan tersebut
ditentukan oleh tim dokter dari hasil diagnosa.
b. Perdarahan pascapersalinan
Kehamilan dan kelahiran bisa saja lancar. Namun, ada kalanya terjadi
perdarahan hebat pascapersalinan akibat sisa-sisa jaringan yang belum keluar atau
terlepas. Pada kondisi ini, tindakan kuretase harus dilakukan untuk membersihkan
sisa-sisa jaringan yang masih tertinggal agar perdarahan tidak terus terjadi.
Perdarahan pascapersalinan ini bisa langsung terjadi setelah melahirkan, tapi bisa
juga satu minggu atau satu bulan kemudian.
Kuretase bisa saja dilakukan pada wanita yang tidak hamil, yang
mengalami perdarahan akibat gangguan haid. Gangguan haid seperti itu,
seringkali tidak dapat diatasi dengan obat-obatan. Begitupun dengan perdarahan
yang terjadi pada wanita usia di atas 40 tahun, yang juga terjadi akibat gangguan
haid. Pada kondisi seperti itu, harus dilakukan kuretase, dengan dua tujuan.
Pertama, untuk menghentikan perdarahan akibat adanya sisa-sisa jaringan yang
masih tertinggal dan kedua untuk mencari kepastian apakah jaringan tersebut
ganas atau tidak. Bila mengandung keganasan, akan ditentukan pengobatan
selanjutnya sehingga keganasan tersebut segera dapat dihentikan atau
diminimalkan.
d. Kehamilan bermasalah
Indikasi Kuretase :
1. USG (ultrasonografi)
4. Mengatasi perdarahan
C. PERSIAPAN TINDAKAN
1) menyiapkan pasien
• Pada umumnya diperlukan anestesi infiltrasi local atau umum secara IV dengan
ketalar.
• Sebelum masuk ke ruang operasi, terlebih dahulu pasien harus dipersiapkan dari
ruangan
• Puasa: Saat akan menjalani kuretase, dilakukan puasa 4-6 jam sebelumnya.
Tujuannya supaya perut dalam keadaan kosong sehingga kuret bisa dilakukan
dengan maksimal.
Dokter akan melakukan cek darah untuk mengetahui apakah pasien mengalami
gangguan perdarahan atau tidak. Jika ada indikasi gangguan perdarahan, kuret
akan ditunda sampai masalah perdarahan teratasi. Namun tak menutup
kemungkinan kuret segera dilakukan untuk kebaikan pasien. Biasanya akan
dibentuk tim dokter sesuai dengan keahlian masing-masing, dokter kandungan,
dokter bedah, dokter hematologi, yang saling berkoordinasi. Koordinasi ini akan
dilakukan saat pelaksanaan kuret, pascakuret, dan sampai pasien sembuh.
Persiapan Psikologis
Setiap ibu memiliki pengalaman berbeda dalam menjalani kuret. Ada yang bilang
kuret sangat menyakitkan sehingga ia kapok untuk mengalaminya lagi. Tetapi ada
pula yang biasa-biasa saja. Sebenarnya, seperti halnya persalinan normal, sakit
tidaknya kuret sangat individual. Sebab, segi psikis sangat berperan dalam
menentukan hal ini. Bila ibu sudah ketakutan bahkan syok lebih dulu sebelum
kuret, maka munculnya rasa sakit sangat mungkin terjadi. Sebab rasa takut akan
menambah kuat rasa sakit. Bila ketakutannya begitu luar biasa, maka obat bius
yang diberikan bisa tidak mempan karena secara psikis rasa takutnya sudah
bekerja lebih dahulu. Walhasil, dokter akan menambah dosisnya.
Sebaliknya, bila saat akan dilakukan kuret ibu bisa tenang dan bisa mengatasi rasa
takut, biasanya rasa sakit bisa teratasi dengan baik. Meskipun obat bius yang
diberikan kecil sudah bisa bekerja dengan baik. Untuk itu sebaiknya sebelum
menjalani kuret ibu harus mempersiapkan psikisnya dahulu supaya kuret dapat
berjalan dengan baik. Persiapan psikis bisa dengan berusaha menenangkan diri
untuk mengatasi rasa takut, pahami bahwa kuret adalah jalan yang terbaik untuk
mengatasi masalah yang ada. Sangat baik bila ibu meminta bantuan kepada orang
terdekat seperti suami, orangtua, sahabat, dan lainnya. Bila diperlukan, gunakan
jasa psikolog apabila ibu tak yakin dapat mengatasi masalah ini sendirian.
• Mengatur posisi pasien sesuai dengan jenis tindakan yang akan dilakukan,
kemudian pasien dibius dengan anesthesi narkose
• Setelah pasien tertidur, segera pasang alat bantu napas dan monitor EKG
• baju operasi
• laken
• doek kecil
b) Alat-alat kuretase hendaknya telah tersedia alam bak alat dalam keadaan
aseptic berisi :
• Speculum dua buah (Spekullum cocor bebek (1) dan SIMS/L (2) ukuran S/M/L)
speculum 2 Buah.
• Tenakulum (1 buah)
• Mangkok logam
• Lampu sorot
• Set infus
• Abocatt
• Cairan infus
• Wings
• Spuit 3 cc dan 5 cc
2. Obat-obatan :
Indikasi
Kontra indikasi
Efek samping
Mekanisme kerja
Efek farmakologis
Apabila diberikan intravena maka dalam waktu 30 detik pasien akan mengalami
perubahan tingkat kesadaran yang disertai tanda khas pada mata berupa kelopak
mata terbuka spontan dan nistagmus. Selain itu kadang-kadang dijumpai gerakan
yang tidak disadari, seperti gerakan mengunyah, menelan, tremor dan kejang.
Apabila diberikan secara intramuskular, efeknya akan tampak dalam 5-8 menit,
sering mengakibatkan mimpi buruk dan halusinasi pada periode pemulihan
sehingga pasien mengalami agitasi. Aliran darah ke otak meningkat, menimbulkan
peningkatan tekanan darah intrakranial.
Efek pada mata
Pada dosis biasa, tidak mempunyai pengaruh terhadap sistem respirasi. dapat
menimbulkan dilatasi bronkus karena sifat simpatomimetiknya, sehingga
merupakan obat pilihan pada pasien ashma.
Ketamin merupakan obat yang dapat diberikan secara intramuskular apabila akses
pembuluh darah sulit didapat contohnya pada anak – anak. Ketamin bersifat larut
air sehingga dapat diberikan secara I.V atau I.M. dosis induksi adalah 1 – 2
mg/KgBB secara I.V atau 5 – 10 mg/Kgbb I.M , untuk dosis sedatif lebih rendah
yaitu 0,2 mg/KgBB dan harus dititrasi untuk mendapatkan efek yang diinginkan.
Untuk pemeliharaan dapat diberikan secara intermitten atau kontinyu. Emberian
secara intermitten diulang setiap 10 – 15 menitdengan dosis setengah dari dosis
awal sampai operasi selesai.
Efek samping
Dapat menyebabkan efek samping berupa peningkatan sekresi air liur pada
mulut,selain itu dapat menimbulkan agitasi dan perasaan lelah , halusinasi dan
mimpi buruk juga terjadi pasca operasi, pada otot dapat menimbulkan efek
mioklonus pada otot rangka selain itu ketamin juga dapat meningkatkan tekanan
intracranial. Pada mata dapat menyebabkan terjadinya nistagmus dan diplopia.
Kontra indikasi
Indikasi
Kontra indikasi
Efek samping
Indikasi
Pemakaian jangka pendek pada ansietas atau insomnia, tambahan pada putus
alkohol akut, status epileptikus, kejang demam, spasme otot.
Cara Pemberian
Injeksi i.m atau injeksi i.v lambat : (kedalam vena besar dengan kecepatan tidak
lebih dari 5 mg/menit)untuk ansietas akut berat, pengendalian serangan panik
akut, penghentian alkohol akut, 10 mg, jika perlu ulangi setelah 4 jam.Catatan :
Rute i.m hanya digunakan jika rute oral dan i.v tidak mungkin diberikan.
Kontraindikasi
Efek Samping
Efek samping pada susunan saraf pusat : rasa lelah, ataksia, rasa malas, vertigo,
sakit kepala, mimpi buruk dan efek amnesia. Efek lain : gangguan pada saluran
pencernaan, konstipasi, nafsu makan berubah, anoreksia, penurunan atau kenaikan
berat badan, mulut kering, salivasi, sekresi bronkial atau rasa pahit pada mulut.
Indikasi
Spasme/kejang pada kandung empedu, kandung kemih dan usus, keracunan fosfor
organik.
Kontraindikasi
Glaukoma sudut tertutup, obstruksi/sumbatan saluran pencernaan dan saluran
kemih, atoni (tidak adanya ketegangan atau kekuatan otot) saluran pencernaan,
ileus paralitikum, asma, miastenia gravis, kolitis ulserativa, hernia hiatal, penyakit
hati dan ginjal yang serius.
Perawatan usai kuretase pada umumnya sama dengan operasi-operasi lain. Harus
menjaga bekas operasinya dengan baik, tidak melakukan aktivitas yang terlalu
berat, tidak melakukan hubungan intim untuk jangka waktu tertentu sampai
keluhannya benar-benar hilang, dan meminum obat secara teratur. Obat yang
diberikan biasanya adalah antibiotik dan penghilang rasa sakit. Jika ternyata
muncul keluhan, sakit yang terus berkepanjangan atau muncul perdarahan,
segeralah memeriksakan diri ke dokter. Mungkin perlu dilakukan tindakan kuret
yang kedua karena bisa saja ada sisa jaringan yang tertinggal. Jika keluhan tak
muncul, biasanya kuret berjalan dengan baik dan pasien tinggal menunggu
kesembuhannya.
4. Pasien diberikan oksigen 2 liter/menit melalui nasal kanule dan tetap observasi
keadaan pasien sampai dipindahkan ke ruangan perawatan.
Terkadang kuret tidak berjalan lancar. Meskipun telah dilakukan oleh dokter
kandungan yang sudah dibekali ilmu kuret namun kekeliruan bisa saja terjadi.
Bisa saja pada saat melakukannya dokter kurang teliti, terburu-buru, atau jaringan
sudah kaku atau membatu seperti pada kasus abortus yang tidak ditangani dengan
cepat. Berikut adalah dampaknya:
a. Perdarahan
Bila saat kuret jaringan tidak diambil dengan bersih, dikhawatirkan terjadi
perdarahan. Untuk itu jaringan harus diambil dengan bersih dan tidak boleh tersisa
sedikit pun. Bila ada sisa kemudian terjadi perdarahan, maka kuret kedua harus
segera dilakukan. Biasanya hal ini terjadi pada kasus jaringan yang sudah
membatu. Banyak dokter kesulitan melakukan pembersihan dalam sekali tindakan
sehingga ada jaringan yang tersisa. Namun biasanya bila dokter tidak yakin sudah
bersih, dia akan memberi tahu kepada si ibu, “Jika terjadi perdarahan maka segera
datang lagi ke dokter.”
c. Gangguan Haid
d. Infeksi
Jika jaringan tersisa di dalam rahim, muncul luka, cerukan, dikhawatirkan bisa
memicu terjadinya infeksi. Sebab, kuman senang sekali dengan daerah-daerah
yang basah oleh cairan seperti darah.
e. Kanker
Sebenarnya kecil kemungkinan terjadi kanker, hanya sekitar 1%. Namun bila
kuret tidak dilakukan dengan baik, ada sisa yang tertinggal kemudian tidak
mendapatkan penanganan yang tepat, bisa saja memicu munculnya kanker.
Disebut kanker trofoblast atau kanker yang disebabkan oleh sisa plasenta yang ada
di dinding rahim.
Rahim berlubang
Risiko terjadinya lubang pada rahim semakin besar bila kuretase dilakukam pada
ibu yang hamil anggur. Sebab, ada tahapan yang harus dilakukan sebelum sampai
pada tindakan keretase. Pada hamil anggur, perut ibu biasanya cukup besar. Usia
tiga bulan saja biasanya sudah seperti enam bulan. Karena itu, sebelum kuretase
dilakukan, dokter akan mengevakuasi posisi kehamilan menggunakan vacuum
lebih dulu, baru mengerok menggunakan sendok tajam untuk mengeluarkan sisa-
sisa jaringan.
Infeksi
Sindrom Asherman
Keluar vlek
Vlek-vlek darah bisa saja keluar setelah tindakan kuretase dilakukan, sampai satu
minggu kemudian. Keluarnya vlek-vlek darah itu sangat wajar. Tapi,
bagaimanapun harus tetap dikonsultasikan pada dokter, agar bisa diwaspadai.
Sebab, bisa saja keluarnya vlek tersebut karena adanya gangguan pada fungsi
pembekuan darah.
Mual dan pusing bisa terjadi akibat pembiusan yang dilakukan. Tapi, kalau
muntah pada saat pasien sedang tidak sadar diri, hal itu perlu diwaspadai.
Nyeri
Rasa nyeri, terutama di perut bagian bawah, bisa timbul setelah tindakan kuretase
dilakukan. Untuk menguranginya, dokter biasanya akan memberikan obat-obatan
pereda nyeri. Dan biasanya akan cepat hilang.
2. Masukkan tang abortus sepanjang besar uterus, buka dan putar 90˚ untuk
melepaskan jaringan, kemudian tutup dan keluarkan jaringan tersebut
3. Sisa abortus dikeluarkan dengan kuret tumpul, gunakan sendok terbesar yang
bisa masuk
4. Pastikan sisa konsepsi telah keluar semua, dengan eksplorasi jari maupun kuret.
Referensi :
http://www. Dartmouth.edu
Fernando Arias, M.D. PhD, Practical Guide to High Risk Pregnancy and Delivery
http://www.emedicine.com/med/topic 836.htm.
Phillips Steer, British Medical Journal. Clinical Review. Preterm dan Posterm
Labor
http://www.pathology.ubc.ca
http://medicom.blogdetik.com/2009/03/07/seksio-sesarea-dan-kuretase/
http://mulkasem.blogspot.com/2011/04/persiapan-kuretase-dan-perawatan.html
http://frisoft-sehat.blogspot.com/2008/10/kapan-kuretase-harus-dilakukan.html
http://default.tabloidnova.com/article.php?name=/wajib-diketahui-seputar-
kuretase&channel=kesehatan%2Fwanita