Anda di halaman 1dari 2

Abortus

Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum anak dapat hidup didunia luar. Anak baru
mungkin hidup di dunia luar kalau beratnya telah mencapai 1000 gram atau umur kehamilan
28 minggu. Ada juga yang mengambil sebagai batas untuk abortus berat anak yang kurang
dari 500 g. jika anak yang lahir beratnya antara 500 dan 999 gram. Jika anak yang lahir
beratnya antara 500 dan 999 gram disebut partus imaturus.
Abortus dapat dibagi sebagai berikut :
1. Abortus spontan (terjadi dengan sendiri, keguguran) : merupakan ± 20% dari semua
abortus
2. Abortus provocatus (disengaja, digugurkan) : 80% dari semua abortus
a. Abortus provocatus artificialis atau abortus therapeuticus
b. Abortus provocatus criminalis
Abortus provocatus artificialis ialah pengguguran kehamilan, biasanya dengan alat-
alat daengan alas an bahwa kehamilan membahayakan membawa maut bagi ibu,
misalnya karena ibu berpenyakit berat.
Abortus provocatus pada hamil muda (dibawah 12 minggu) dapat dilakukan dengan
pemberian prostaglandin atau curettage dengan penyedotan (vacuum) atau dengan
sendok curet.
Pada hamil yang tua (diatas 12 minggu) dilakukan hysterektomi, juga dapat
disuntikkan garam hypertonis (20%) atau prostaglandin intra-amnial.
Indikasi untuk abortus therapeuticus misalnya : penyakit jantung (rheuma), hipertensi
essentials, carcinoma dari cervix
Abortus provocatus criminalis adlaah pengguguran kehamilan tanpa alas an medis
yang sah dan dilarang oleh hokum.

Abortus Incompletus
Jika sebagian telur telah lahir tetapi sebagian tertinggal (biasanya jaringan plasenta)
maka kita hadapi abortus incompletes
Gejala-gejala yang terpenting adalah :
1. Setelah terjadi abortus dengan pengeluaran jaringan, perdarahan berlangsung terus
2. Sering cervix tetap terbuka karena masih ada benda di dalam rahim yang dianggap
corpus allienum, maka uterus akan berusaha mengeluarkannya dengan
mengadakan kontraksi. Tetapi kalau keadaan ini dibiarkan lama, cervix akan
menutup kembali.

Perawatan Pasca Tindakan Kuretase

Menurut Saifuddin (2005), perawatan pasca tindakan meliputi:


1. Periksa kembali tanda vital pasien, segera lakukan tindakan dan beri instruksi apabila
terjadi kelainan/komplikasi
2. Catat kondisi pasien dan buat laporan tindakan di dalam kolom yang tersedia
3. Buat intruksi pengobatan lanjutan dan pemantauan kondisi pasien
4. Beritahukan kepada pasien dan keluarganya bahwa tindakan telah selesai dilakukan
tetapi pasien masih memerlukan perawatan
5. Jelaskan pada petugas jenis perawatan yang masih diperlukan, lama perawatan dan
kondisi yang harus dilaporkan

Pemantauan Pasca Abortus

Sebelum ibu diperbolehkan pulang, beritahu bahwa abortus spontan merupakan hal
yang biasa terjadi dan paling sedikit 15% (satu dari tujuh kehamilan)dari seluruh kehamilan
yang diketahui secara klinis. Berilah keyakinan akan kemungkinan keberhasilan untuk
kehamilan berikut, kecuali jika terdapat sepsis atau adanya penyebab abortus yang dapat
mempunyai efek samping pada kehamilan berikut (hal ini jarang terjadi) (Saifuddin, 2005).

Beberapa wanita mungkin ingin hamil langsung setelah suatu abortus inkomplit. Ibu
ini sebaiknya diminta untuk menunda kehamilan berikut sampai ia benar-benar pulih. Untuk
ibu dengan riwayat abortus tidak aman, konseling merupakan hal yang penting. Jika
kehamilan tersebut merupakan kehamilan yang tidak diinginkan beberapa metode konsepsi
dapat segera dimulai (dalam waktu 7 hari) dengan syarat :

1. Tidak terdapat komlikasi berat yang membutuhkan penanganan lebih lanjut


2. Ibu menerima konseling dan bantuan secukupnya da;am memilih metode kontrasepsi
yang paling aman.

Juga kenali pelayanan kesehatan reproduksi lainnya yang dibutuhkan oleh ibu tersebut.
Sebagai contoh beberapa wanita mungkin membutuhkan :

1. Jika pasien pernah diimunisasi, berikan booster tetanus toksoid 0,5 ml, jika dinding
vagina atau kanalis servikalis tampak luka terkontaminasi.
2. Jika riwayat imunisasi tidak jelas, berikan serum anti tetanus (ATS) 1500 IM diikuti
dengan Tetanus Toksoid 0,5 ml setelah 4 minggu
3. Penatalaksanaan untuk penyakit menular sksual
4. Penapisan kanker serviks (saifuddin, 2005)

Anda mungkin juga menyukai