POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI D.IV KEBIDANAN CIREBON 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena dengan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Paradigma Kebidanan. Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin untuk membuat makalah. Tetapi jika makalah ini mempunyai banyak kekurangan, maka kami memohon maaf sebesar-besarnya. Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Cirebon, 2017 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Dokumentasi Istilah dokumentasi berasal dari bahasa Inggris, yaitu document, yang berarti satu atau lebih lembar kertas resmi (official) dengan tulisan di atasnya. Dalam bahasa Indonesia, dokumen berarti semua warkat asli/catatan otentik yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti dalam persoalan hokum. Dokumentasi juga dikenal dengan istilah charting, recording, dan record keeping. Chart adalah sebuah dokumen yang memberikan informasi yang berguna bagi pasien dan informasi tentang perawatan kesehatannya. Record adalah catatan yang berisi tentang kejadian otentik, kegiatan pernyataan, transaksi. Dokumentasi adalah sekumpulan catatan, penyimpanan, dan desiminasi dari catatan informasi dalam system terintergrasi untuk penggunaan yang efisien dan mudah diterima. Dokumentasi merupakan persiapan dan catatan komunikasi mendorong untuk membuktikan suatu informasi atau kejadian. Secara terminologi menurut Fishbacht (1991), isi dan kegiatan dokumentasi apabila diterapkan dalam asuhan kebidanan antara lain sebagai berikut : 1. Tulisan yang berisi komunikasi tentang fakta penting guna menjaga beberapa kemungkinan yang bisa terjadi dalam periode tertentu. 2. Menjaga dan memelihara kejadian-kejadian yang pantas diperhitungkan melalui lembaran, catatan, atau dokumen. 3. Membuat catatan pasien yang otentik tentang kebutuhan asuhan kebidanan, mengidentifikasi, masalah pasien, merencanakan, dan melaksanakan asuhan, maupun mengevaluasi hasil asuhan kebidanan. 4. Memonitor catatan profesional dan data pasien, kegiatan asuhan kebidanan, perkembangan pasien menjadi sehat atau sakit serta hasil dari asuhan kebidanan. 5. Melaksanakan kegiatan asuhan kebidanan, termasuk di antaranta kegiatan pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, mengurangi penderitaan dan asuhan pada pasien yang hampir meninggal dunia. B. Manfaat dan Pentingnya Dokumentasi 1. Ditinjau dari aspek administrasi, dokumentasi bermanfaat sebagai sebuah catatan, karena berkas tersebut mengandung nilai identitas, tanggal masuk dan keluar serta data askes. 2. Ditinjau dari aspek hukum, dokumentasi bermanfaat sebagai alat pembuktian yang sah. Isi sebuah berkas menyangkut adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan dalam rangka menegakkan hukum dan menyediakan bahan bukti selama proses pengadilan berlangsung. 3. Ditinjau dari aspek pendidikan, suatu berkas catatan bermanfaat untuk mendukung kegiatan pembelajaran. Isi dari berkas dokumentasi menyangkut data / informasi tentang kronologis perkembangan pelayanan yang telah diberikan kepada pasien. 4. Ditinjau dari aspek penelitian, dokumentasi bermanfaat sebagai penyedia data untuk keperluan penelitian. Data / informasi yang tercantum dalam sebuah berkas, dapat dipergunakan untuk keperluan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dibidang kesehatan 5. Ditinjau dari aspek ekonomi, suatu berkas bermanfaat untuk mendokumentasikan besarnya dana yang harus dikeluarkan, sehingga mengurangi terjadinya pemborosan. Isi dari sebuah berkas dapat dijadikan bahan untuk menetapkan pembayaran pelayanan di sebuah institusi pelayanan kesehatan. Tanpa adanya bukti pencatatan sebuah tindakan, maka pembayaran atas tindakan tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan. 6. Ditinjau dari aspek manajemen, catatan yang lengkap dan disimpan dengan baik menunjukkan adanya manajemen data yang baik juga D. Prinsip Etik Pendokumentasian 1. Otonomi (Autonomi) prinsi otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa mampu memutuskan sesuatu dan orang lain harus menghargainya. 2. Beneficence (Berbuat Baik) prinsip ini menentut bidan untuk melakukan hal yan baik dengan begitu dapat mencegah kesalahan. 3. Justice (Keadilan) nilai ini direfleksikan dalam praktek professional ketika bidan memberikan pelayanan yang benar sesuai hukum, standar praktik dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan. 4. Non-maleficence (tidak merugikan) prinsi ini berarti tidak menimbulkan bahaya atau cedera fisik dan psikologis pada klien. 5. Veracity (Kejujuran) nilai ini bukan cuman dimiliki oleh bidan namun harus dimiliki oleh seluruh pemberi layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setia klien untuk meyakinkan agar klien mengerti. Informasi yang diberikan harus akurat, komprehensif, dan objektif. Kebenaran merupakan dasar membina hubungan saling percaya. 6. Fidelity (Menepati janji) tanggung jawab besar seorang bidan adalah meningkatkan kesehatan ibu dan bayi, mencegah penyakit, dan menurunkan AKI AKB. Untuk mencapai itu bidan harus memiliki komitmen menepati janji dan menghargai komitmennya kepada orang lain. 7. Confidentiality (Kerahasiaan) kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga privasi klien. Dokumentasi tentang keadaan kesehatan klien hanya bisa dibaca guna keperluan pengobatan, peningkatan kesehatan klien dan dibutuhkan saat di pengadilan. Diskusi tentang klien diluar area pelayanan harus dihindari. 8. Accountability (Akuntabilitasi) akuntabilitas adalah standar yang pasti bahwa tindakan seorang professional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanda tekecuali.
F. Fungsi Dokumentasi Kebidanan
a. Bentuk tanggung jawab profesi bidan Responsibilitas dan akuntabilitas profesi merupakan salah satu alasan diadakannya dokumentasi asuhan kebidanan. Dalam pelayanan kebidanan, dokumentasi merupakan bagian dari kegiatan bidan setelah memberikan asuhan kebidanan. Dokumentasi asuhan kebidanan membantu kelancaran dan kontinuitas pemberian asuhan kebidanan, membantu koordinasi rangkaian asuhan kebidanan serta membantu merumuskan evaluasi kemajuan status kesehatan pasien setelah pemberian asuhan kebidanan. b. Perlindungan hokum Informasi dalam dokumentasi kebidanan, dapat digunakan pada saat terjadi kasus malpraktik yang menyangkut pemberian asuhan kebidanan oleh bidan. Dokumentasi dapat bersifat kritis dalam menentukan apakah asuhan kebidanan yang telah diberikan, telah memenuhi standar pelayanan kebidanan atau tidak. Bidan tidak boleh menganggap enteng kegiatan pendokumentasian asuhan kebidanan. Praktisi hukum (hakim, jaksa maupun pengacara), pada umumnya berpendapat bahwa, catatan pasien. Dokumentasi yang dibuat tepat waktu, akurat dan lengkap akan melindung diri pasien mendapatkan asuhan kebidanan terbaik, serta melindungi diri bidan dari adanya gugatan. c. Mematuhi Standar Pelayanan Sebuah institusi pelayanan kesehatan, termasuk institusi pelayanan kebidanan harus mematuhi standar-standar tertentu untuk mendapatkan ijin operasional dan kualitas tertentu (akreditasi). Institusi yang telah terakreditasi baik, tentu saja mempunyai system pendokumentasian yang baik. System pendokumentasian yang dipakai juga sesuai dengan standar/peraturan yang dikeluarkan oleh pihak pembuatan kebijakan (pemerintah). Dokumentasi yang baik juga merupakan landasan hukum dan upaya menegakkan hukum yang berhubungan dengan standar pelayanan profesi bidan.
d. Efisiensi kegiatan dan pembiayaan asuhan
Dokumentasi merupakan sumber data dan informasi untuk menyusun rencana kegiatan yang berhubungan dengan aspek efisiensi dan pembiayaan, selain itu dokumentasi juga merupakan sumber data dan informasi untuk pendidikan lainnya khususnya riset. Pada akhirnya dokumentasi pun dapat dipergunakan sebagai alat untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan suatu pekerjaan/kegiatan. G. Prinsip-prinsip Dokumentasi Kebidanan Dokumentasi yang efektif tergantung pada kegiatan pencatatan oleh individu, peran, perilaku dan kemampuan individu serta hasil dari sebuah pendokumentasian juga mempengaruhi keefektifan sebuah dokumentasi, asuhan kebidanan merupakan suatu kegiatan yang saling berangkaian, setiap hari bidan mengenal, menganalisis, merespon dan mencatatsecara bervariasi kebutuhan pasien, catatan pasien dapat dipengaruhi oleh pendidikan dan pengalaman praktik bidan serta pengetahuan dan kemampuan bidan dalam mendokumentasikan asuhan kebidanan (Muslihatun, 2009). Menurut Carpenito (1991), ada tiga prinsip yang harus diperhatikan dalam sebuah dokumentasi yaitu, keakuratan data, keringkasan dan kemudahan untuk dibaca. Ditinjau dari segi tehnik pencatatan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam kegiatan pendokumentasian antara lain : a) Menuliskan nama pasien pada setiap halaman catatan bidan. b) Hendaknya tulisan mudah dibaca, sebaiknya tulisan menggunakan tinta berwarna hitam atau biru, sehingga apabila hendak digandakan (difotokopi) tulisan akan tampak jelas. c) Dokumentasi segera dilaksanakan setelah dilakukan pengkajian pertama dan selesai melakukan setiap langkah asuhan kebidanan. d) Apabila memungkinkan kutip semua kalimat atau kata yang diungkapkan oleh pasien. e) Pastikan kebenaran dari setiap data yang akan ditulis f) Bedakan antara informasi yang objektif dan penafsiran g) Dokumentasikan dengan baik apabila terjadi perubahan kondisi pasien atau muncul masalah baru, respon pasien terhadap tindakan yang diberikan bidan dan respon pasien terhadap kegiatan konseling oleh bidan h) Hindari dokumentasi yang bersifat baku, karena setiap pasien adalah unikdan mempunyai permasalahan yang berbeda i) Hindari penggunaan istilah yang tidak jelas dan pergunakan singkatan yang sudah biasa dipakai dan dapat diterima j) Apabila terjadi kesalahan dalam penulisan maka tulisan yang salah tersebut jangan dihapus, pada tulisan yang salah, coret satu kali kemudian “salah” diatasnya, serta bubuhkan paraf, selanjutnya tuliskan informasi yang benar, validitasi data akan berkurang apabila dilakukan penghapusan informasi k) Setiap kegiatan dokumentasi cantumkan waktu, tanggal dan jam serta tanda tangan dan nama terang l) Bila pencatatan bersambung pada halaman berikutnya, bubuhkan tanda tangan dan cantumkan kembali waktu pada bagian halaman berikutnya.