Anda di halaman 1dari 48

ALAT ELEKTRONIK DALAM

PELAYANAN KEBIDANAN
Presented by dr. Aviesanandra Indukirana
ELEKTROKARDIOGRAF
Elektrokardiograf (EKG/ECG) adalah suatu gambaran
grafis dari beda potensial antara dua titik pada
permukaan tubuh
EKG biasanya direkam pada kertas grafik yg berkotak-
kotak
Dalam EKG ada dua variabel yg digunakan yaitu waktu
dan tegangan
Variabel waktu dinyatakan dalam arah mendatar, dan
variabel tegangan dalam arah tegak
Kegunaan ECG
Mengetahui kelainan-kelainan irama jantung
(aritmia)
Mengetahui kelainan-kelainan miokardium (infark,
hipertrophy)
Mengetahui adanya pengaruh atau efek obat-obat
jantung
Mengetahui adanya gangguan elektrolit
Mengetahui adanya gangguan perikarditis
Fungsi ECG
Periksa aktivitas listrik jantung
Mencari penyebab nyeri dada, yg bisa disebabkan oleh
serangan jantung, peradangan kantung yg
mengelilingi jantung (perikarditis) atau angina
Menemukan penyebab gejala penyakit jantung, seperti
sesak napas, pusing, pingsan, atau cepat, denyut
jantung tidak teratur (palpitasi)
Mencari tahu apakah dinding bilik jantung yg terlalu
tebal (hipertrofi)
Periksa bagaimana obat bekerja dengan baik dan
apakah mereka menyebabkan efek samping yg
mempengaruhi jantung
Periksa seberapa baik perangkat mekanik yg
ditanamkan dalam tubuh, seperti alat pacu jantung,
bekerja untuk mengontrol detak jantung normal
Periksa kesehatan jantung ketika penyakit atau
kondisi lain yg hadir, seperti tekanan darah tinggi,
kolesterol tinggi, rokok merokok, diabetes, atau
riwayat keluarga penyakit jantung dini
FETAL DOPPLER
Fetal doppler adalah alat diagnostik yg digunakan
untuk mendeteksi denyut jantung bayi yg
menggunakan prinsip pantulan gelombang
elektromagnetik
Alat ini sangat berguna untuk mengetahui kondisi
kesehatan janin, dan aman digunakan dan bersifat
non invasif
Aplikasi Klinis
Mendeteksi dan mengukur kecepatan aliran darah
dengan sel darah merah sebagai reflektor yg bergerak
Pada bidang kebidanan, fungsi alat ini dispesifikan
untuk menghitung jumlah dan menilai ritme denyut
jantung bayi
SUCTION PUMP
Suctioning atau penghisapan merupakan tindakan
untuk mempertahankan jalan nafas sehingga
memungkinkan terjadinya proses pertukaran gas yg
adekuat, dengan cara mengeluarkan sekret pada klien
yg tidak mampu mengeluarkannya sendiri
Sebagian pasien mempunyai permasalahan di
pernapasan yg memerlukan bantuan ventilator
mekanik dan pemasangan ETT (endo traheal tube),
dimana pemasangan ETT masuk sampai percabangan
bronkus pada saluran
Pasien yg terpasang ETT dan ventilator maka respon
tubuh pasien untuk mengeluarkan benda asing adalah
mengeluarkan sekret yg mana perlu dilakukan
tindakan suction
Suction adalah suatu tindakan untuk membersihkan
jalan nafas dengan memakai kateter penghisap
melalui nasotrakeal tube (NTT), orotrakeal tube
(OTT), tracheostomy tube (TT) pada saluran
pernapasan bagian atas
Fungsi Suction :
Untuk membebaskan jalan nafas
Mengurangi retensi sputum
Merangsang batuk
Mencegah terjadinya infeksi paru

Prosedur ini dikontraindikasikan pada pasien yg


mengalami kelainan yg dapat menimbulkan spasme
laring terutama sebagai akibat penghisapan melalui
trachea, gangguan perdarahan, edema laring, varises
esophagus, perdarahan gaster, infark miokard
Indikasi penghisapan sekret endotrakeal diperlukan
untuk :
Menjaga jalan nafas tetap bersih ( airway
maintenence)
Membersihkan jalan nafas (branchial toilet)
Pengambilan spesimen untuk pemeriksaan
laboratorium
Sebelum dilakukan tindakan radiologis ulang untuk
evaluasi
Mengetahui kepatenan dari pipa endotrakeal
Suction pump dipergunakan untuk menghisap cairan yg
tidak dibutuhkan pada tubuh manusia
VACUM EKSTRAKSI

Ekstraksi vakum merupakan tindakan obstetrik yg


bertujuan untuk mempercepat kala pengeluaran dg
sinergi tenaga mengedan ibu dan ekstraksi pd bayi
Oleh karena itu, kerjasama dan kemampuan ibu
untuk mengekspresikan bayinya, merupakan faktor
yg sangat penting dalam menghasilkan akumulasi
tenaga dorongan dg tarikan ke arah yg sama
Tarikan pd kulit kepala bayi, dilakukan dg membuat
cengkraman yg dihasilkan dari aplikasi tekanan
negatif (vakum)
Mangkuk logam atau silastik akan memegang kulit
kepala yg akibat tekanan vakum, menjadi kaput
artifisial
Mangkuk dihubungkan dg tuas penarik yg dipegang
oleh penolong persalinan melalui seutas rantai
Ada 3 gaya yg bekerja pd prosedur ini yaitu tekanan
intrauterin oleh kontraksi, tekanan ekspresi eksternal
melalui tenaga mengedan serta gaya tarik vakum
ekstraksi oleh penolong persalinan
Syarat dalam melakukan vakum ekstraksi
Presentasi belakang kepala
Penurunan kepala di Hodge III (+)
Ketuban (-)
Adanya panggul sempit
Pembukaan lengkap
Harus ada tenaga mengedan dari ibu
Prosedur dalam melakukan vakum ekstraksi
Ibu tidur dalam posisi litotomi
Persiapkan alat vakum
Setelah persiapan vakum selesai, pilih mangkuk yg
sesuai dg pembukaan lengkap, biasanya ukuran
mangkuk yg dipilih adalah mangkuk no 5
Mangkuk dimasukkan ke dalam vagina dalam posisi
miring, kemudian dipasang di bagian terendah kepala
menjauhi ubun-ubun besar
Setelah mangkuk terpasang, dilakukan pemeriksaan
ulang, apakah ada jalan lahir atau jaringan yg terjepit
Setelah itu pompa vakum dinyalakan, dimulai dg
tekanan -0,2kg/cm2 selama 2 menit, kemudian
dinaikkan lagi menjadi -0,4kg/cm2 selama 2 menit,
kemudian dinaikkan lagi menjadi -0,6kg/cm2
Setelah itu, dilakukan traksi percobaan, dilihat
apakah saat dilakukan traksi, kepala janin ikut turun;
jika tidak, pemasangan mangkuk diulang lagi
Bersamaan dg timbulnya his, ibu disuruh mengejan,
dan mangkuk ditarik searah dg sumbu panggul
Pada waktu melakukan tarikan harus ada koordinasi
yg baik antara tangan kiri dan kanan penolong
Ibu jari dan telunjuk tangan kiri penolong menahan
mangkuk agar selalu dalam posisi yg benar sehingga
tidak terlepas sedangkan tangan kanan melakukan
tarikan dg memegang pd pemegang
Traksi dilakukan selama ada his, dan harus mengikuti
putaran paksi dalam, sampai occiput terlihat sebagai
hipomoklion, traksi dilakukan curam ke arah atas,
dan tangan kiri menahan perineum saat kepala
meregang perineum, hingga lahirlah dahi, mata,
hidung, mulut dan dagu janin
Setelah kepala lahir, tekanan dihentikan, dan
mangkuk dilepaskan, janin dilahirkan seperti
persalinan normal
ALAT MONITORING
KESEJAHTERAAN JANIN
Pemantauan kesejahteraan janin merupakan bagian
penting dalam penatalaksanaan kehamilan dan
persalinan
Teknologi yg begitu cepat berkembang memberikan
banyak harapan akan semakin baiknya kualitas
pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, melahirkan dan
nifas
Kemajuan ini tidak mudah untuk diikuti oleh Indonesia
karena mahalnya harga peralatan dan terbatasnya SDM
yg handal dalam pengoperasian alat canggih tersebut
Indikasi Pemeriksaan
Beberapa keadaan memerlukan pemantauan janin yg
baik karena berkaitan dengan meningkatnya morbiditas
dan mortalitas perinatal
Misalnya pertumbuhan janin terhambat (PJT), gerakan
janin berkurang, kehamilan post-term (≥42 minggu),
preeklampsia/hipertensi kronik, diabetes mellitus
prakehamilan, DM yg memerlukan terapi insulin,
ketuban pecah pada kehamilan preterm, dan solusio
plasenta
Identifikasi pasien yg memiliki risiko tinggi mutlak
dilakukan karena hal ini berkaitan dengan tatalaksana
yg harus dilakukan
Kegagalan mengantisipasi adanya faktor risiko dapat
berakibat fatal
Tatacara Pemantauan
Banyak cara yg dapat dipakai untuk melakukan
pemantauan kesejahteraan janin, dari cara sederhana
hingga yg canggih
Dengan cara sederhana, pemantauan dilakukan
melalui analisa keluhan ibu (anamnesis), pemantauan
gerak harian janin dg kartu gerak janin, pengukuran
tinggi fundus uteri dalam cm, pemantauan denyut
jantung janin (DJJ) dan analisa penyakit pada ibu
Adanya keluhan dari pasien harus dicermati dan
dianalisa dengan baik, perhatikan juga keadaan fisik
serta psikologis ibu, karena dapat disimpulkan adanya
sesuatu yg mungkin tidak baik bagi ibu atau janin
Pemantauan Gerak Janin

Gerak janin dipantau sejak kehamilan 28 minggu


setelah sistem susunan saraf pusat dan autonom
berfungsi secara optimal
Pemantauan terutama dilakukan pada kehamilan
risiko tinggi terhadap terjadinya kematian janin atau
asfiksia
Ada 2 cara pemantauan yaitu Cardiff dan Sadovsky
Menurut Cardiff, pemantauan dilakukan mulai jam 9
pagi, tidur miring ke kiri atau duduk, dan
menghitung berapa waktu yg diperlukan untuk
mencapai 10 gerakan janin
Bila hingga jam 9 malam tidak tercapai 10 gerakan,
maka pasien harus segera ke dokter/bidan untuk
penanganan lebih lanjut
Bila memakai metode Sadovsky, pasien tidur miring ke
kiri, kemudian hitung gerakan janin
Harus dapat dicapai 4 gerakan dalam satu jam, bila
belum tercapai, waktunya ditambah satu jam
Bila ternyata tetap tidak tercapai 4 gerakan maka
pasien harus segera berkonsultasi dg dokter/bidan
Sebagai tenaga kesehatan tidak mungkin memantau
keadaan janin selama 24 jam
Kartu Pantau Gerak Janin merupakan alat bantu di
dalam menilai aktivitas janin yg berhubungan dengan
kesehatan ibu, kesehatan janin dan kondisi rahim
(termasuk plasenta dan cairan ketuban)
Pada waktu akan memulai penghitungan gerak janin,
dianjurkan ibu tersebut makan dulu, mengosongkan
kandung kemih, dan tidur miring ke kiri agar sirkulasi
uteroplasenta tidak terganggu
Gerak janin yg masih dapat dianggap normal adalah
lebih dari 10 kali dalam 12 jam
Bila ibu merasakan perubahan pola gerak janin,
apakah menjadi berlebih atau berkurang, segeralah
berkonsultasi dengan dokter atau bidan
Tinggi Fundus Uteri
Tinggi fundus uteri diukur dalam sentimeter memakai
pita meteran dari plastik
Dimulai dari simfisis pubis hingga fundus uteri
melalui garis tengah abdomen (umbilikus)
Sebelum dilakukan pengukuran, pasien diharuskan
membuang air kecil, posisi tidur terlentang dan rahim
diusahakan berada di tengah-tengah rongga abdomen
Pemantauan Denyut Jantung Janin
Denyut jantung janin (DJJ) harus selalu dinillai pada
setiap kali pasien melakukan pemeriksaan hamil
(umumnya setelah kehamilan trimester pertama
Pada trimester kedua dan selanjutnya, DJJ dapat
dipantau dengan stetoskop Laenec atau Doppler
DJJ dihitung secara penuh dalam satu meit dg
memperhatikan keteraturan serta frekuensinya
Dalam persalinan kala satu, DJJ dipantau setiap 15
menit, sedangkan pada kala dua setiap 5 menit
Pemantauan DJJ dilakukan pada saat his dan diluar his
Adanya irregularitas (aritmia) atau frekuensi dasar yg
abnormal (takikardia  160-180 bps atau bradikardia
 100-120 bps
Apalagi bila gawat janin (DJJ<100 bps atau >180 bps)
harus segera ditindaklanjuti untuk mencari kausanya
Penyakit Ibu
Kesehatan ibu akan mempengaruhi kesehatan janin,
oleh karena itu sangat penting untuk deteksi dini
kelainan atau penyakit pada ibu agar dapat dikoreksi
segera dan dapat mengurangi risiko bagi janin
Misalnya anemia pada ibu; bila anemia berat atau
tidak diatasi dengan baik, maka pertumbuhan janin
dapat terganggu, jantung ibu akan mengalami
pembengkakan, dapat terjadi komplikasi pada saat
persalinan berupa kala 2 lama, perdarahan berat
bahkan hingga atonia uteri yg dapat berujung
kematian
ULTRASONOGRAFI
USG merupakan alat bantu diagnostik yg semakin
penting di dalam pelayanan ibu hamil, bahkan
mungkin saja suatu saat penggunaan USG ini dapat
seperti stetoskop bagi SpOG
Salah satu fungsi penting dari alat ini adalah
menentukan usia gestasi dan pemantauan keadaan
janin (deteksi dini anomali)
Pemeriksaan panjang kepala-bokong janin
(CRL=crown-rump length) yg dilakukan pada
kehamilan trimester pertama memiliki akurasi dengan
kesalahan kurang dari satu minggu dalam hal
penentuan usia gestasi
CRL ini juga merupakan satu-satunya parameter
tunggal untuk penentuan usia gestasi dengan
kesalahan terkecil
Pengukuran diameter biparietal (DBP) atau panjang
femur memiliki kesalahan lebih dari satu minggu
Manfaat lain dari pemeriksaan USG adalah penapisan
anomali kongenital yg dilakukan rutin pada
kehamilan 10-14 minggu dan 18-22 minggu
Janin-janin dengan kelainan bawaan, terutama sistem
saraf pusat dan jantung akan memberikan perubahan
dalam pola gerak janin dan hasil kardiotokografi
Jangan sampai kesalahan interpretasi kardiotokografi
terjadi akibat tidak terdeteksinya cacat bawaan pada
janin
KARDIOTOKOGRAFI
Alat kardiotokografi (CTG) merupakan alat bantu di
dalam pemantauan kesejahteraan janin
Pada CTG ada tiga bagian besar kondisi yg dipantau
yaitu denyut jantung janin (DJJ), kontraksi rahim, dan
gerak janin serta korelasi diantara ketiga parameter tsb
Peralatan CTG tsb harus dipelihara dengan baik,
jangan sampai kabelnya rusak akibat sering dilepas
dan dipasang atau kesalahan dalam perawatan
peralatan tokometer dan kardiometer
Pada saat pemeriksaan CTG, posisi pasien tidak boleh
tidur telentang tetapi harus setengah duduk atau tidur
miring
Syarat pemeriksaan karditokografi

Usia kehamilan ≥28 minggu


Ada persetujuan tindakan medis dari pasien (lisan)
Punktum maksimum DJJ diketahui
Prosedur pemasangan alat dan pengisian data pada
komputer (pada CTG terkomputerisasi) sesuai buku
petunjuk dari pabrik
SEKIAN DAN
TERIMA
KASIH

MOGA ILMU
MANFAAT

Anda mungkin juga menyukai