Anda di halaman 1dari 27

Asuhan Kebidanan

Persalinan
Anggota Kelompok

– Shenli Rosa Emelinda (P1337424418002)


– Amelia Widyadhana (P1337424418003)
– Ridanna Hartateana (P1337424418010)
– Eka Apriadi Farkhati N (P1337424418012)
– Nur Laila Izzati (P1337424418039)
– Ella Tri Septiyani (P1337424418045)
Pengertian Persalinan

Persalinan normal merupakan proses pengeluaran janin yang terjadi


pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Prawihardjo, 2008)
Menurut WHO adalah persalinan yang dimulai secara spontan beresiko rendah
pada awal persalinan dan tetap demikian selama proses persalinan, bayi
dilahirkan spontan dengan presentasi belakang kepada pada usia kehamilan
antara 37 hingga 42 minggu lengkap. Setelah persalinan ibu dan bayi dalam
keadaan baik.
Mekanisme Persalinan

o Turunnya kepala, meliputi :


– Masuknya kepala dalam PAP
– Dimana sutura sagitalis terdapat ditengah – tengah jalan lahir tepat
diantara symfisis dan promontorium, disebut synclitismus. Kalau pada
synclitismus os.parietal depan dan belakang sama tingginya jika sutura
sagitalis agak kedepan mendekati symfisisatau agak kebelakang
mendekati promontorium disebut Asynclitismus.
– Jika sutura sagitalis mendekati symfisis disebut asynclitismus posterior jika
sebaliknya disebut asynclitismus anterior.
o Fleksi
disebabkan karena anak didorong maju dan sebaliknya mendapat
tahanan dari pinggir PAP serviks, dinding panggul atau dasar panggul.
o Putaran paksi dalam
Yaitu putaran dari bagian depan sedemikian rupa sehingga bagian
terendah dari bagian depan memutar ke depan ke bawah symfisis.
o Putaran paksi luar
Setelah kepala lahir maka kepala anak memutar kembali kearah
punggung anak torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi dalam.
o Ekspulsi
Setelah kepala melakukan putaran paksi luar sesuai arah punggung
dilakukan pengeluaran anak dengan gerakan biparietal sampai tampak ¼
bahu ke arah anterior dan posterior dan badan bayi keluar dengan sangga
susur.
Tahapan Persalinan

Pada proses persalinan menurut (Mochtar,R, 2001) di bagi 4


kala yaitu :

Kala I : Kala pembukaan


Waktu untuk pembukaan serviks sampai menjadi
pembukaan lengkap (10 cm). Dalam kala pembukaan dibagi
menjadi 2 fase :
1. Fase laten
Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan serviks secara bertahap, yang biasanya berlangsung kurang
dari 8 jam
2. Fase aktif
a. Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi
adekuat / 3 kali atau lebih dalam 10 menit dan berlangsung selama 40 detik
atau lebih)
b. Serviks membuka dari 4 ke 10, biasanya dengan kecepatan
1cm/lebih perjam hingga pembukaan lengkap (10)
c. Terjadi penurunan bagian terbawah janin
d. Berlangsung selama 6 jam dan di bagi atas 3 fase.
Kala II : Kala pengeluaran janin
Waktu uterus dengan kekuatan his ditambah kekuatan
mengejan mendorong janin hingga keluar.

a. His terkoordinir, kuat, cepat dan lebih lama kira-kira 2-3 menit sekali
b. Kepala janin telah turun masuk ruang panggul dan secara reflektoris
menimbulkan rasa ingin mengejan
c. Tekanan pada rektum, ibu merasa ingin BAB
d. Anus membuka
e. Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan
perineum meregang, dengan his dan mengejan yang terpimpin kepala
akan lahir dan diikuti seluruh badan janin.
Kala III : Kala uri
Yaitu waktu pelepasan dan pengeluaran uri (plasenta).
Tanda kala III terdiri dari 2 fase :

1. Fase pelepasan uri


Mekanisme pelepasan uri terdiri atas:
a. Schultze
Data ini sebanyak 80 % yang lepas terlebih dahulu di tengah kemudian
terjadi reteroplasenterhematoma yang menolak uri mula – mula di tengah
kemudian seluruhnya
b. Dunchan
Lepasnya uri mulai dari pinggirnya, jadi lahir terlebih dahulu dari pinggir
(20%) Darah akan mengalir semua antara selaput ketuban.
c. Serempak dari tengah dan pinggir plasenta
2. Fase pengeluaran uri
Perasat-perasat untuk mengetahui lepasnya uri yaitu :
a. Kustner
Meletakkan tangan dengan tekanan pada / diatas simfisis, tali pusat
diregangkan, bila plasenta masuk berarti belum lepas, bila tali pusat diam
dan maju (memanjang) berarti plasenta sudah terlepas.
b. Klien
Sewaktu ada his kita dorong sedikit rahim, bila tali pusat kembali
berarti belum lepas, bila diam/turun berarti sudah terlepas.
c. Strastman
d. Rahim menonjol diatas symfisis
e. Tali pusat bertambah panjang
f. Rahim bundar dan keras
g. Keluar darah secara tiba-tiba
Kala IV: Kala pengawasan
Yaitu waktu setelah bayi lahir dan uri selama 1-2 jam dan waktu
dimana untuk mengetahui keadaan ibu terutama terhadap bahaya
perdarahan post partum. Pengawasan kala 4 ini dilakukan setelah ibu
merasa nyaman. Pada 1 jam pertama, dilakukan pemeriksaan TTV setiap 15
menit sekali. Sedangkan pada 1 jam kedua dilakukan setiap 30 menit sekali.
Managemen Asuhan Kebidanan
Persalinan Normal

1. Varney
2. SOAP
3. Patograf
1. Varney

a. Pengumpulan data dasar


mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi klien
secara lengkap. Data yang dikumpulkan antara lain:
1. Keluhan klien
2. Riwayat kesehatan klien
3. Pemeriksaan fisik secara lengkap sesuai dengan kebutuhan
4. Meninjau catatan terbaru atau tahun sebelumnya
5. Meninjau data laboratorium. Pada langkah ini, dikumpulkan semua
informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
b. Interpretasi data dasar
Pada langkah ini, kegiatan yang dilakukan menginterpretasikan semua
data dasar yang telah dikumpulkan sehingga ditemukan diagnosis atau
masalah yang tergolong pada nomenklatur standar diagnosis.
c. Identifikasi diagnosis masalah/ masalah potensial
Pada langkah ini, kita mengidentifikasi masalah atau diagnosis
potensial lain berdasarkan rangkaian diagnosis dan asalah yang sudah
teridentifikasi.
Contoh diagnosis/masalah potensial:
1. Potensial Perdarahan Post-partum, apabila diperoleh data ibu hamil
kembar, polihidramnion, hamil besar akibat menderita diabetes.
2. Kemungkinan Distosia Bahu, apabila data yang ditemukan adalah
kehamilan besar.
d. Identifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera.
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter
untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim
kesehatan lain sesuai dengan kondisi klien
e. Perencanaan asuhan yang menyeluruh
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi hal yang sudah
teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan,
tetapi dilihat juga dari apa yang akan diperkiran terjadi selanjutnya, apakah
dibutuhkan konseling dan apakah perlu menunjuk klien. Setiap asuhan
yang direncanakan harus disetujui kedua belah pihak, yaitu bidan dan klien.
f. Pelaksanaan
kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan rencana asuhan yang
sudah dibuat pada langkah ke-5 secara aman dan efesian.
g. Evaluasi
1. Melakukan evaluasi keefektifan asuhan yang sudah diberikan, untuk
menilai apakah sudah benar-benar terlaksana/terpenuhi sesuai dengan
kebutuhan yang telah teridentifikasi dalam masalah dan diagnosis
2. Mengulang kembali dari awal setiap asuhan yang tidak efektif untuk
mengetahui mengapa proses manajeen ini tidak efektif
2. SOAP

SOAP yang dimana terdiri dari (subjektif, objektif,


assessment, dan planning) Metode ini merupakan
penyaringan intisari dari proses penatalaksanaan kebidanan
untuk tujuan penyediaan & pendokumentasian asuhan
kebidanan. SOAP adalah catatan yg bersifat sederhana, jelas,
logis & tertulis. Seorang bidan hendaknya menggunakan
SOAP setiap kali ia bertemu dengan pasiennya.
“S” Data Subjektif

Catatan ini menggambarkan pendokumentasian hasil


pengumpulan data melalui anamnesis yang berhubungan
dengan masalah sudut pandang pasien. Ekspresi pasien
mengenai kekhawatiran dan keluhannya dicatat sebagai
kutipan langsung atau ringkasan yang berhubungan dengan
diagnosa.
“O” Data Objektif

Data ini memberi bukti gejala klinis pasien dan fakta


yang berhubungan dengan dignosa. Data fisiologis, hasil
observasi yang jujur, informasikan teknologi (hasil
laboratorium, sinar X, rekaman CTG, USG, dan lain-lain) dan
informasi dari keluarga atau orang lain dapat dimasukkan
dalam kategori ini. Apa yang dapat diobservasi oleh bidan
akan menjadi komponen yang berarti dari diagnosa yang akan
ditegakkan.
“A” Analisa atau
Pengkajian

Masalah atau diagnosa yang ditegakkan berdasarkan


data atau informasi subjektif maupun objektif yang
dikumpulkan atau disimpulkan karena keadaan pasien terus
berubah dan selalu ada informasi baru baik subjektif maupun
objektif, dan sering diungkapkan secara terpisah-pisah, maka
proses pengkajian adalah sesuatu proses yang dinamik. Sering
menganalisa adalah sesuatu yang penting dalam mengikuti
perkembangan pasien dan menjamin sesuatu perubahan
baru cepat diketahui dan dapat diikuti sehingga dapat diambil
tindakan yang tepat.
“P” Plan/Planning

Membuat rencana tindakan saat itu atau yang akan


datang. Proses ini untuk mengusahakan mencapai kondisi
pasien sebaik mungkin atau menjaga dan mempertahankan
kesejahteraannya. Proses ini termasuk kriteria tujuan tertentu
dari kebutuhan pasien yang harus dicapai dalam batas waktu
tertentu,tindakan yang diambil harus membantu pasien
mencapai kemajuan dalam kesehatan dan harus mendukung
rencana dokter jika melakukan kolaborasi. Dalam langkah P
dalam SOAP berisi tentang perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi.
3. Partograf

Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala


satu persalinan dan informasi untuk membuat keputusan
klinik (JNPK-KR, 2007)
Tujuan utama dari penggunaan partograf adalah untuk:
– Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan
menilai pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam.
– Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara
normal. Dengan demikian dapat pula mendeteksi secara
dini kemungkinan terjadinya partus lama.
Kegunaan patograf
– Mencatat kemajuan persalinan.
– Mencatat kondisi ibu dan janinnya.
– Mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran.
– Menggunakan informasi yang tercatat untuk identifikasi dini penyulit
persalinan.
– Menggunakan informasi yang tersedia untuk membuat keputusan klinik
yang sesuai dan tepat waktu (JNPK-KR, 2008).
Partograf harus digunakan:
– Untuk semua ibu dalam fase aktif kala satu persalinan dan merupakan
eemen penting dari asuhan persalinan.
– Selama persalinan dan kelahiran bayi di semua tempat (rumah, puskesmas,
klinik bidan swasta, rumah sakit, dll).
– Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang memberikan asuhan
persalinan kepada ibu dan proses kelahiran bayinya (Spesialis Obstetri,
Bidan, Dokter Umum, Residen dan Mahasiswa Kedokteran) (JNPK-KR,
2008).
Sekian & Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai