Anda di halaman 1dari 8

TEKNOLOGI TEPAT GUNA DALAM PELAYANAN KEHAMILAN

Teknologi Tepat guna merupakan jembatan antara teknologi tradisional dan teknologi
maju. Oleh karena itu aspek sosio-kultural dan ekonomi juga merupakan dimensi yang harus
di perhitungkan dalam mengelola teknologi tepat guna. Tujuan Teknologi tepat guna ini
haruslah menerapkan metode yang hemat sumber daya, mudah di rawat dan berdampak
polutif minimalis dibandingkan dengan arus utama, yang pada umumnya banyak limbah dan
mencemari lingkungan.

Alat dalam teknologi terapan pelayanan kehamilan

1. Stetoskop pinard

Stetoskop pinard adalah stetoskop yg digunakan bidan untuk mendengarkan detak


jantung janin selama kehamilan. Stetockop ini terbuat dari kayu atau logam. Alat
ini dapat menyebabkan kebingungan antara frekuensi jantung janin dan maternal.
Bidan harus melakukan palpasi denyut radialis maternal saat mendengarkan
jantung janin guna memastikan bahwa bunyi jantung yang terdengar adalah bunyi
jantung janin. Stetoskop pinard dapat digunakan sejak 24 minggu usia kehamilan.

Prosedur menggunakan stetoskop pinard


- Ibu hamil berbaring dengan poisisi terlentang
- Lakukan pemeriksaan leopold untuk menentukan posisi punggung janin
- Letakkan stetoskop pada daerah sekitar punggung janin
- Palpasi denyut radialis ibu hamil
- Hitung detak jantung janin
- dokumentasikan hasil pemeriksaan
2. Fetal Doppler

Doppler adalah alat yang digunakan untuk mendeteksi detak jantung janin. Alat ini
mempermudah bidan dalam menghitung denyut jantung janin tanpa harus
berkonsentrasi penuh dalam menghitung denyut jantung janin (DJJ). Alat ini
biasanya digunakan pada usia kehamilan 16 minggu ke atas.

Prosedur menggunakan fetal Doppler


- Posisikan ibu hamil dalam keadaan terlentang
- Lakukan pemeriksaan leopold untuk menentukan posisi punggung janin
- Oleskan gel sekitar punggung janin
- Letakkan sonicaid ditempat bunyi jantung janin diperkirakan dapat terdengar
- Hitung detak jantung janin dalam 1 menit
- Jelaskan pada ibu bunyi lain yang mungkin terdengar
- Bersihkan gel yang menempel pada abdomen dan sinocaid
- Diskusikan pada ibu hasil pemeriksaan
- dokumentasikan hasil pemeriksaan
3. kardiotokografi (CTG)

kardiotokografi (CTG) adalah alat yang digunakan untuk mencatat pola denyut
jantung janin dalam hubungannya dengan adanya kontraksi ataupun aktivitas janin
dalam Rahim. CTG disebut juga dengan NST(Non Stress Test) karena bayi tidak
sedang berada pada kondisi stress di dalam kandungan dan tidak ada perlakuan
apapun yang membuatnya stress. Pemeriksaan CTG dilakukan pada trimester III.
Waktu pemeriksaan berkisar 20 menit. Biasanya pemeriksaan kehamilan ini juga
dapat mengukur apakah gerakan yang dilakukan bayi dalam kandungan normal
atau tidak. Bayi yang sehat akan merespon gerakannya dengan meningkatkan
denyut jantungnya selama bergerak. Detak jantung akan berkurang saat bayi itu
tidur atau istirahat. Normalnya, detak jantung janin antara 110-160 denyut per
menit dan akan meningkat ketika bayi sedang bergerak-gerak. Selain itu CTG juga
bertujuan untuk mengetahui apakah bayi dalam Rahim mendapatkan cukup
oksigen atau tidak dari plasenta. Ketika kadar oksigen rendah, janin kemungkinan
tidak akan merespon dan menunjukkan gerakan secara normal sehingga perlu
penanganan lebih lanjut. Hasil yang akan muncul dalam pemeriksaan ini adalah
reaktif atau tidak reaktif. Reaktif menunjukkan bahwa detak jantung janin
meningkat selama melakukan gerakan dalam perut. Tidak reaktif menandakan
detak jantung janin tidak meningkat. Ini bisa dikarenakan bayi tidak bergerak atau
memang terdapat masalah.
Tidak semua ibu hamil membutuhkan tes ini. Namun ada beberapa kondisi ibu
yang dianjurkan untuk melakukan CTG adalah :
- Gerakan bayi di dalam kandungan menjadi lambat atau tidak teratur
- Ibu memiliki cairan ketuban yang terlalu sedikit (oligohidramnion) atau terlalu
banyak (polihidramnion)
- Ibu sedang hamil kembar dan mengalami komplikasi kehamilan
- Ibu memiliki diabetes gestasional, hipertensi kehamilan, dan kondisi medis
yang berpengaruh pada kehamilan
- Ibu pernah mengalami komplikasi pada kehamilan sebelumnya
- Waktu persalinan yang sudah ditunda hingga 2 minggu
- Bayi tampak kecil atau tidak berkembang dengan normal
- Ibu sudah melewati hari perkiraan lahir (HPL)
- Ibu yang ketubannya pecah selama lebih dari 24 jam sebelum proses
persalinan dimulai
- Bayi membuang meconium ke dalam air ketuban

Prosedur pemeriksaan CTG

- Posisikan Ibu hamil dalam keadaan duduk atau berbaring


- Oleskan gel pada perut ibu agar piringan alat pemantau yang menempel ke
kulit akan memberikan sinyal yang baik
- Dua piringan yang tersambung dengan tali elastis sebagai pemantau detak
jantung janin
- Piringan yang satu berfungsi memonitor detak jantung janin, dan yang lainnya
berfungsi untuk tekanan dalam perut ibu
- Lakukan pemeriksaan selama kurang lebih 20 menit
- dokumentasikan hasil pemeriksaan

4. USG

USG atau Ultrasonografi adalah metode diagnostic non invasive dengan


menggunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi. Tujuannya untuk menciptakan
gambar dari struktur internal tubuh manusia.
Pemeriksaan USG obsterti dapat dikerjakan melalui 2 cara yaitu transabdominal
(USG-TA) dan transvaginal (USG-TV)

a. Pemeriksaan USG Transabdominal


Pemeriksaan yang dilakukan dibagian luar perut dengan cara mengoleskan gel
ke seluruh area perut
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat kondisi kehamilan dan tumbuh
kembang janin. Organ yang dinilai atau dilihat meliputi Rahim, tubuh janin, ari-
ari, dan pembuluh darah. Menghitung usia kehamilan, memperkirakan waktu
persalinan. Pemeriksaan ini perlu dilakukan setidaknya 1 kali seblum usia
kehamilan 24 minggu.

b. Pemeriksaan USG Transvaginal


Pemeriksaan internal yang dilakukan dengan cara memasukkan transduser
sepanjang 2-3 inchi ke dalam miss V. Melalui tes USG ini, bisa diperoleh
gambaran yang lebih rinci seputar organ reproduksi wanita yang meliputi miss
V, Rahim, saluran telur, indung telur, hingga leher Rahim. USG Transvaginal
dapat dilakukan baik dalam masa kehamilan maupun diluar kehamilan. Dalam
masa kehamilan USG Transvaginal memiliki aturan khusus, yaitu pada
trimester awal kehamilan atau sebelum usia kehamilan menginjak minggu ke –
8. Tujuannya untuk memantau setiap perubahan dalam kehamillan yang
mungkin ada kelainan, memeriksa detak jantung janin, mengecek kondisi
plasenta, dan menunjukkan kemungkinan adanya perdarahan abnormal.
Sedangkan bagi wanita yang tidak hamil dianjurkan dilakukan setelah
memasuki fase ovulasi atau masa subur. Tujuannya untuk mendeteksi
pertumbuhan kista atau tumor di ovarium, nyeri panggul tidak normal,
perdarahan miss V, ataupun untuk memastikan pemasangan IUD sudah tepat.

5. Pengukur Pita LILA

Lingkar Lengan Atas (LILA) adalah jenis pemeriksaan antropometri yang


digunakan untuk mengukur risiko KEK pada wanita usia subur yang meliputi
remaja, ibu hamil, ibu menyusui dan Pasangan Usia Subur (PUS).
LILA yang normal bisa menjadi tolok ukur status gizi ibu hamil. LILA juga
bisa menjadi salah satu acuan penting untuk mengetahui apakah janin
mendapatkan asupan gizi yang cukup atau tidak.
Prosedur pemeriksaan LILA
1. Tetapkan posisi bahu dan siku
2. Letakkan pita antara bahu dan siku
3. Tentukan titik tengah lengan
4. Lingkarkan pita LILA pada tengah lengan (Pita jangan terlalu
ketat
5. Pita jangan terlalu longgar
6. Cara pembacaan skala yang benar Pengukuran dilakukan di
bagian tengah antara bahu dan siku lengan kiri (kecuali orang
kidal kita ukur lengan kanan). Lengan harus dalam posisi bebas.
lengan baju dan otot lengan dalam keadaan tidak tegang atau
kencang.

6. Tensimeter / Sphygmomanometer

Tensimeter atau Sphygmomanometer adalah alat ukur yang dibuat untuk


untuk untuk mengukur tekanan darah yang bekerja secara manual atau digital
saat memompa maupun mengurangi tekanan pada manset. Tensi darah
normal manusia dewasa adalah 100-130 mmhg untuk tekanan sistolik dan 60 -
90 mmhg untuk tekanan diastolik.
Prosuder pemeriksaan Tensimeter
1. letakkan lengan kiri atau kanan di atas permukaan yang datar.
2. Hadapkan telapak tangan ke atas, lalu masukkan ke dalam manset.
3. Tempatkan manset sekitar 2 cm di atas lipatan siku serta pastikan ujung
selang manset berada di bagian atas dan tengah lengan.
4. Kencangkan manset hingga hanya bisa menyelipkan dua ujung jari di
bagian tepi manset.
5. Tekan tombol start dan mulailah pengukuran.
6. Cobalah untuk tetap rileks saat manset mulai mengembang dan
menekan lengan.
7. Hindari terlalu banyak bergerak dan tetap diam saat proses pengukuran
tekanan darah, sebab bergerak, mengunyah, berbicara, atau tertawa
bisa memengaruhi hasil pembacaan tensimeter digital.
8. Tunggu sampai manset mengempis dan hasil pengukuran terlihat di
monitor.
9. Perhatikan angka yang keluar di monitor, kemudian bedakan angka
yang menunjukkan nilai tekanan darah dan denyut nadi.
10. Catat hasil pengukuran tekanan darah yang ada di layar monitor.
7. Timbangan Berat Badan

Timbangan adalah alat yang dipakai untuk mengukur berat atau massa
suatu benda. Jenis-jenis timbangan berbeda-beda menyesuaikan dengan
kebutuhan. Secara umum, jenis-jenis timbangan dapat dibagi menjadi
timbangan manual dan timbangan digital atau elektronik.
Pertambahan berat badan selama hamil merupakan hal yang normal.
Hal ini diperlukan untuk menunjang perkembangan janin dalam kandungan.
Prosedur Penggunaan Timbangan Berat Badan
1. Tempatkan Timbangan Pada Permukaan yang Datar. Pilih
permukaan yang rata, datar dan keras untuk meletakkan
timbangan Anda, seperti di keramik atau lantai kayu keras.
2. Injak Timbangan dengan Kedua Kaki.
3. Turunkan Kaki Pada Timbangan.
4. Catat Hasil Pengukuran.

8. Pengukur Tinggi Badan atau Stadiometer

Ibu hamil wajib mengukur tinggi badan untuk mengetahui kemungkinan faktor
yang dapat mempersulit persalinan. Misalnya, risiko terjadinya Cephalopelvic
Disproportion (CPD) akan lebih tinggi apabila tinggi badan ibu kurang dari 145
cm.
Prosedur pemeriksaan tinggi badan (Stadiometer)
1. Naik ke atas pijakan stadiometer tanpa mengenakan alas kaki apa pun.
Pastikan tubuhmu tegak.
2. Tumit, pinggul, dan pantat harus menyentuh tiang pengukur.
3. Head slider akan turun sampai menyentuh bagian atas kepalamu.
Ukuran tinggi badanmu akan otomatis keluar sendirinya

9. Centimeter

Centimeter digunakan untuk mengukur tinggi fundus uteri dalam kehamilan.


Fundus uteri adalah jarak yang bisa didapatkan seorang wanita hamil dari atas
tulang kemaluan hingga atas perut yang dihitung secara vertikal. Mengukur
tinggi bagian ini menjadi salah satu pemeriksaan yang tidak boleh dilewatkan
untuk memastikan kondisi kesehatan janin dan ibu.
Prosedur Pengkuran Centimeter pada TFU
1. Ambil posisi berbaring telentang di tempat datar.
2. Ambil pita pengukur, kemudian letakkan pita pengukurnya tepat pada
tulang kemaluan.
3. Lanjutkan dengan menarik pita pengukur sampai ke rahim bagian atas.
4. Angka yang terdapat pada rahim bagian atas merupakan tinggi fundus.

Anda mungkin juga menyukai