Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tujuan utama pemantauan kesehatan janin adalah guna mengenal sedini mungkin kapan
waktu yang tepat untuk terminasi kehamilan, sehingga bayi bisa bertahan hidup lebih baik
dibandingkan bila tetap berada dalam kandungan.
Teknik-teknik pengkajian kesejahteraan janin, diantaranya:
1. Teknologi canggih: biasanya di kota-kota besar atau RS yaitu, Ultrasonografi (USG),
Kardiotokografi (CTG), Amnioskopi, Amniosentesis, dll.
2. Teknik sederhana: pengamatan pertumbuhan uterus, auskultasi denyutjantung janin(DJJ),
dan pengamatan pergerakan janin.
3. Pada dasarnya tidak ada satupun jenis pemeriksaan yang lebih unggul. Tetapi, bila
beberapa hasil pemeriksaan digabungkan, ketetapan penilaian kesejahteraan janin diharapkan
mendekati keadaan yang sebenarnya.
Trimester I
1.

Pemeriksaan dilakukan sampai usia kehamilan 13 minggu.

2.

Informasi yang dikumpulkan meliputi riwayat kesehatan dan pengkajian fisik ibu.
a. Auskultasi DJJ

Dapat digunakan alat ultrasound stethoscope / Doppler. Djj biisa terdengar dengan alat ini
antara usia kehamilan 10-12 minggu. Normal frekuensi DJJ adalah 120-160x/menit dan harus
dibedakan dengan denyut nadi ibu.
b. Ultrasonografi (USG)
Adalah suatu pemeriksaan yang menggunakan gelombang ultrasonik untuk mendapatkan
gambaran dari janin, palsenta, dan uterus.
Secara umum USG digunakan untuk menilai:
1.

Taksiran usia kehamilan

2.

Lokasi plasenta

3.

Pengawasan pertumbuhan dan pergerakan janin

4.

Deteksi kehamilan ganda


1

5.

Identifikasi kelainan bawaan

6.

Menilai keadaan/ukuran panggul dalam

Selama trimester I, USG dapat digunakan untuk:


1.

Mengkaji usia kehamilan

2.

Mengevaluasi diagnosis pendarahan pervaginam

3.

Memastikan dugaan kehamilan kembar

4.

Mengevaluasi pertumbuhan janin

5.

Mengevaluasi massa pelvic

Kandung kemih yang penuh akan meningkatkan kepekaan ultrasonik, terutama pada usia
kehamilan 20 minggu atau kurang. Kandung kemih yang penuh akan dapat mengangkat
uterus keluar dari rongga panggul, sehingga didapatkan gambar yang baik. Selama
pemeriksaan pasien telentang selama + 30 menit. Jeli akan dioleskan disekeliling permukaan
kulit perut sebagai media konduktif bagi ultrasound, disamping untuk mengurangi gesekan
dari tranduser selama digerak-gerakkan di permukaan kulit.
Trimester II
Pengukuran TFU dapat dilakukan dengan:
1.

Menggunakan meteran, menurut Mc. Donalds.

Dianggap akurat bila dilakukan setelah usia kehamilan 20 minggu. TFU dinyatakan dengan
centimeter (cm). Bila usia kehamilan dibawah 20 minggu, digunakan dengan cara palpasi
Leopolmd I. Cara pengukuran TFU dengan cm bisa pula membantu pengukuran perkiraan
berat janin.
2.

Bila TFU lebih besar dari usia kehamilan, bisa berarti:

Kehamilan ganda

Polihidramnion

Makrosomia janin

Mola hydatidosa

3.

Bila TFU lebih kecil dari usia kehamilan, kemungkinan terdapat:


Gangguan pertumbuhan janin
2

Kelainan bawaan

Oligohydramnio

Selama kehamilan trimester II, pengkajian DJJ dilakukan dengan stethoscope monocular /
stethoscope Leanec.
Teknik pemeriksaan:
1. Tentukan letak atau posisi janin menggunakan teknik palpasi menurut Leopold II dan
Leopold III
2. Tempelkan stethoscope pada lokasi dimana diperkirakan terletak punggung atau dada janin
3. Bedakan DJJ dan denyut nadi ibu dengan cara meraba nadi di pergelangan tangan ibu.
4. Hitung DJJ, kemudian jumlahkan dan dikalikan 4, didapatkan frekuensi DJJ per menit.
Pada primigravida, gerak janin dirasakan pertama kalioleh ibu pada usia kehamilan 18-20
minggu, sedangkan pada multigravida dapat dirasakan lebih awal, yaitu usia 16 minggu.
USG digunakan selama kehamilan trimester II untuk:
1. Mengkaji usia kehamilan
2. Mendiagnosis kehamilan ganda
3. Mengkaji pertumbuhan janin
4. Mengidentifikasi struktur abnormal janin
5. Mengkaji lokasi plasenta
Trimester III
1.

Sebaiknya ibu hamil mengamati gerak janin setiap hari setelah usia kehamilan 28

minggu dengan cara setiap hari ibu diminta untuk berbaring miring dan meraba perutnya
untuk merasakan gerakan janin. Hitung berapa gerakan yang terjadi.
2.

Pada umumnya 10 gerakan terjadi dalam jangka waktu 20 menit hingga 2 jam. Bila

melebihi jangka waktu 3 jam, maka harus dicatat dan diadakan pengawasan lebih cermat
terhadap DJJ.
3.

Informasi yang diberikan kepada ibu hamil:

a. Pergerakan janin akan bertambah setelah makan


b. Pergerakan ibu dapat membuat pergerakan janin lebih aktif
c. Janin yang normal akan tidur selama kurang lebih 20 menit
d. Selama 2-3 minggu sebelum lahir, aktivitas normal janin berkurang
3

Selama trimester III, USG digunakan untuk mengetahui posisi janin dan taksiran ukuran atau
berat janin. Lingkar perut dan panjang femur merupakan patokan dalam menaksir berat janin
dan interval pertumbuhan.
4.

Mengidentifikasi kunjungan unuk kebutuhan dasar

Kunjungan ini dimaksudkan guna memenuhi kebutuhan pasien untuk belajar mengenai halhal yang berhubungan dengan kehamilannya.
Bidan harus aktif dalam mengajukan pertanyaan, yang akan menggiring pada kesimpulan
mengenai apa yang harus disampaikan kepada pasien, sehingga penyuluhan yang diberikan
sesuai dengan kebutuhan klien.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana langkah-langkah pengkajian fetal pada kehamilan?
2. Bagaimana cara menentukan diagnosa kehamilan?
1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui langkah-langkah pengkajian fetal pada kehamilan


2. Untuk mengetahui bagaimana cara menentukan diagnosa pada kehamilan.

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengkajian Fetal
1. Gerakan Janin
1. Pengertian
Pola gerakan janin adalah tanda reliabel tentang kesejahteraan janin, dimana gerakan janin
yang mengikuti pola teratur dari waktu ketika gerakan ini dirasakan. Data sedikitnya 10
gerakan per hari dianggap lazim.
Perhitungan gerakan janin harus dimulai pada usia kehamilan 34-36 minggu bagi wanita yang
beresiko rendah mengalami insufisiensi uteroplasenta. Sedangkan bagi wanita yang faktor
resikonya telah diidentifikasi, perhitungan gerakan janin dilakukan pada usia kehamilan 28
minggu. Gerakan janin pada primigravida dapa t dirasakan oleh ibunya pada kehamilan 18
minggu sedangkan pada multigravida pada kehamilan 18 minggu. Gerakan janin kadangkadang pada kehamilan 20 minggu dapat diraba secara objektif oleh pemeriksanya,
ballottement dalam uterus dapat diraba pada kehamilan yang lebih tua. Gerakan janin normal
yaitu sekelompok atau beberapa kelompok aktivitas tungkai dan tubuh janin yang
menunjukkan normalitas.
2. Hal Yang Mempengaruhi Gerakan Janin
- Kapan gerakan muncul
- Usia kandungan
- Kadar glukosa
- Stimulus suara
- Penggunaan obat-obatan & kebiasaan merokok
- Asidemia
- Polihidramnion
- Oligohidramnion

2. Denyut Jantung Janin


1. Pengertian
Denyut jantung janin normal adalah frekuensi denyut rata-rata saat wanita tidak sedang
bersalin, atau diukur di antara dua kontraksi. Bunyi denyut jantung janin seperti bunyi detik
jam dibawah bantal. Dengan alat fetal electro cardiograph denyut jantung janin dapat dicatat
pada kehamilan 12 minggu. Dapat di dengarkan oleh alat yang bernama Leanec dan Doppler.
2. Cara Mendengarkan Denyut Jantung Janin
5

1 Dengan menggunakan stetoskop pinard


a. Tempat mendengarkan harus tenang, agar tidak mendapat gangguan dari suara lain.
b. Ibu hamil diminta berbaring terlentang, kakinya lurus, bagian yang tidak perlu diperiksa
ditutup untuk menjaga privasi klien,
c. Alat disediakan. Pemeriksaan ini sebagai lanjutan dari pemeriksaan palpasi.
d. Mencari daerah/tempat dimana kita akan mendengarkan denyut jantung janin. Setelah
daerah ditentukan, stetoskop pinard dipakai, bagian yang berlubang luas ditempatkan ke
atas tempat/daerah dimana kita akan mendengarkan. Sedangkan bagian yang lubangnya
sempit ditempatkan pada telinga kita, letaknya tegak lurus.
e. Kepala pemeriksa dimiringkan, perhatian dipusatkan pada denyut jantung janin. Bila telah
terdengar suatu detak, maka untuk memastikan apakah yang terdengar itu bunyi jantung
janin, detak ini harus disesuaikan dengan detak nadi ibu. Bila detakan itu sama dengan nadi
ibu, yang terdengar bukan jantung janin, tetapi detak aorta abdominalis dari ibu.
f. Setelah nyata bahwa yang terdengar itu betul-betul denyut jantung janin, maka dihitung
untuk mengetahui teraturnya dan frekuensi denyut jantung janin itu.
2. Dengan menggunakan doppler
a. Nyalakan doppler, untuk memeriksa apakah doppler dapat digunakan
b. Usapkan jelly pada abdomen ibu, tepat pada daerah yang telah ditentukan. Kegunaan jelly
adalah sebagai kontak kedap udara antara kulit abdomen dengan permukaan sensor.
c. Tempatkan sensor pada daerah yang akan didengarkan, kemudian tekan tombol start untuk
mendengarkan denyut jantung janin.
d. Lakukan penyesuaian volume seperlunya dengan menggunakan tombol pengatur volume.
e. Lihat denyut jantung janin pada angka yang ditunjukkan melalui monitor.
f. frekuensinya 120-160 kali per menit.
3. Hal Yang Dapat Diketahui Dalam Pemeriksaan Denyut Jantung Janin
Dari adanya denyut jantung janin :
tanda pasti kehamilan
anak hidup
Dari tempat denyut jantung janin terdengar
presentasi janin
posisi janin (kedudukan punggung)
sikap janin
adanya janin kembar
Dari sifat denyut jantung janin
keadaan janin

1.
2.
3.
-

3. Non Stress Test


1. Pengertian
Non

stress

test (nst)

adalah

pemeriksaan

kesehatan

janin

dengan

menggunakan

kardiotokografi pada umur kehamilan > 32 minggu. Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai
hubungan gambaran djj dan aktivitas janin. Cara pemeriksaan ini dikenal juga dengan nama
aktokardiografi, atau fetal activity acceleration determination (faad). Penilaian dilakukan
6

terhadap frekuensi dasar denyut jantung janin, variabilitas, dan timbulnya akselerasi yang
menyertai gerakan janin.
2. Tehnik Pemeriksaan Non Stress Test (NST)
a. Pasien berbaring dalam posisi semi-fowler, atau sedikit miring ke kiri. Hal ini
berguna untuk memperbaiki sirkulasi darah ke janin dan mencegah terjadinya
hipotensi.
b. Sebelum pemeriksaan dimulai, dilakukan pengukuran tensi, suhu, nadi, dan
frekuensi pernafasan ibu. Kemudian selama pemeriksaan dilakukan, tensi diukur
setiap 10-15 menit (hasilnya dicatat pada kertas ktg).
c. Akt ivitas gerakan janin diperhatikan dengan cara:
d. Menanyakan kepada pasien.
e. Melakukan palpasi abdomen.
f. Melihat gerakan tajam pada rekaman tokogram (kertas ktg).
g. Bila dalam beberapa menit pemeriksaan tidak terdapat gerakan janin, dilakukan
perangsangan janin, misalnya dengan menggoyang kepala atau bagian janin lainnya,
atau dengan memberi rangsang vibro-akustik (dengan membunyikan bel, atau dengan
menggunakan alat khusus untuk keperluan tersebut).
h. Perhatikan frekuensi dasar djj (normal antara 120 160 dpm).
i. Setiap terjadi gerakan janin diberikan tanda pada kertas ktg. Perhatikan apakah
terjadi akselerasi djj (sediktinya 15 dpm).
j. Perhatikan variabilitas djj (normal antara 5 25 dpm).
k. Lama pemeriksaan sedikitnya 20 menit.
3.
Interpretasi Non Stress Test (Nst)
1.
Reaktif:
Terdapat gerakan janin sedikitnya 2 kali dalam 20 menit, disertai dengan
akselerasi sedikitnya 15 dpm.
Frekuensi dasar djj di luar gerakan janin antara 120 160 dpm.
Variabilitas djj antara 5 25 dpm.
2.
Non-reaktif:
Tidak terdapat gerakan janin dalam 20 menit, atau tidak terdapat akselerasi pada
gerakan janin.
Frekuensi dasar djj abnormal (kurang dari 120 dpm, atau lebih dari 160 dpm).
Variabilitas djj kurang dari 2 dpm.
3.
Meragukan:
Gerakan janin kurang dari 2 kali dalam 20 menit, atau terdapat akselerasi yang
kurang dari 15 dpm.
Frekuensi dasar DJJ abnormal.
Variabilitas DJJ antara 2 5 dpm.
Hasil NST yang reaktif biasanya diikuti dengan keadaan janin yang baik sampai 1 minggu
kemudian (spesifisitas 95% 99%).hasil nst yang non-reaktif disertai dengan keadaan janin
7

yang jelek (kematian perinatal, nilai apgar rendah, adanya deselerasi lambat intrapartum),
dengan sensitivitas sebesar 20%.hasil nst yang meragukan harus diulang dalam waktu 24 jam.
Oleh karena rendahnya nilai sensitivitas nst, maka setiap hasil nst yang non-reaktif sebaiknya
dievaluasi lebih lanjut dengan contraction stress test (CST), selama tidak ada kontraindikasi.

4.

Penyebab Umum Nonreaktivitas Pada Non Stress Test (NST)

Penyebab pada janin :

Penyebab pada ibu :

usia kandungan (28-32 minggu)

penyakit (mis, diabetes, hipertensi)

tahap tidur yang dalam

obat-obatan (mis.beta bloker, depresan ssp,

hipoksia

oligohidramnion

penggunaan obat-obatan terlarang

sistem saraf pusat atau kelainan

kebiasaan merokok

jantung

korioamnionitis

irama sirkardian

dehidrasi

tokolitik, steroid)

4. Amniosintesis
1. Pengertian
Amniosintesis

adalah

metode

untuk

mendapatkan

cairan

amnion

dengan

visualisasiultrasound langsung, suatu jarum dimasukkan secara transabdominal ke dalam


uterus. Cairan amnion ini diambil dengan spuit dan dilakukan berbagai analisis. Cairan
amnion yang mengandung sel-sel janin, bahan-bahan kimia, dan mikroorganisme, mampu
memberikan informasi tentang susunan genetik, kondisi janin, serta tingkat kematangannya.
Dengan menganalisis air ketuban, sehingga dapat menentukan kadar bilirubin secara
spectroskopik. Menentukan kadar kreatinin, dan pemeriksaan sitologik air ketuban. Serta
pemeriksaan kadar enzim alkali fosfatase total dan alkali fosfatase tahan panas (hsap: heat
stable alkaline phospatase). Mulai kehamilan 26 minggu sampai kehamilan 42 minggu kadar
alkaline fozfatase total dan tahan panas akan menaik terus menerus setiap minggunya. Pada
postmaturitas di dapatkan kadar hsap yang lebih rendah dari kehamilan normal 40-42
minggu.

Kajian-kajian berikutnya akan dilakukan pada specimen cairan yang di aspirasi antara umur
kehamilan 14 sampai 18 minggu. Hasil analisis biasanya baru diperoleh setelah paling cepat 3
minggu.dan uji dagnostik yang lebih baru telah dirancang untuk menghindari hasil yang
terlalu lama ini.

2.

Pelaksanaan

Amniosintesis dapat dilakukan bila cairan amnion sudah cukup banyak dan ketika uterus
menjadi organ abdomen. Pada awal trimester (14-16 minggu), dilakukan untuk mendeteksi
kelainan genetik dan metabolik melalui pemeriksaan sitogenetik.
Pemeriksaan ini biasanya dianjurkan bila calon ibu berusia di atas 35 tahun. Karena hamil di
usia ini memiliki risiko cukup tinggi. Terutama untuk menentukan apakah janin menderita
sindroma down atau tidak. Umumnya memerlukan waktu sekitar 24 sampai 35 hari untuk
mengetahui dengan jelas dan tuntas hasil biakan tersebut.
3.

Komplikasi

Komplikasi keseluruhan kurang dari 1%, baik pada ibu maupun pada janin, meliputi hal-hal
berikut :
-

Maternal : hemoragi, hemoragi janin-maternal dengan kemungkinan isoimunisasi rh

maternal, infeksi, persalinan, abrupsio plasenta, kerusakan karena kurang hati-hati pada usus
atau kandung kemih, embolisme cairan amnion.
Janin : kematian, hemoragi, infeksi (amnionitis), cedera langsung akibat tertusuk jarum,
aborsi atau persalinan prematur, kobocoran cairan amnion.
2.2

Menentukan Diagnosa

Setelah pemeriksaan selesai kita tentukan diagnosa, akan tetapi pada pemeriksaan kehamilan
tidak cukup kita membuat diagnosa kehamilan saja, tapi kita harus dapat menjawab
pertanyaan sbb :

Hamil/Tidak

Primi atau Multigravida

Tuanya kehamilan

Janjn Hidup atau Mati


9

Janin Tunggal / Kembar

Letak Janin

Janin Intra Uterin / extra Uterin

Keadaan Jalan Lahir

Keadaan Umum Penderita

1. Adapun Tanda Pasti Hamil


TANDA
Mendengar bunyi jantung janin

KETERANGAN
Jika hanya salah satu dari tanda-tanda ini
ditemukan diagnosa kehamilan dapat dibuat dgn

Melihat,

meraba,

dan

pasti.
mendengar Tanda ini baru muncul pada kehamilan lanjut (>4

pergerakan janin oleh pemeriksa

bln)

tapi

dgn

menggunakan

USG

kantong

kehamilan sudah tampak pada kehamilan 10 mgg


dan DJJ sudah dapat didengar pd kehamilan 12
mgg.
Melihat rangka janin dengan sinar
Rontgen atau Ultrasound

Tanda Mungkin Hamil


TANDA

KETERANGAN

Amenorrhoe

Setiap amenorhoe belum tentu menandakan suatu


kehamilan

Mual dan muntah


Ibu merasa pergerakan janin

Pada muka, areolam mammae, papilla, linea


nigra, dll.

Perasaan dada berisi & agak nyeri


Sering Kencing
Hiperpigmentasi kulit
10

Keluarnya colostrums
Pembesaran,

perubahan

Setiap amenorhoe belum tentu menandakan suatu


bentuk

kehamilan
dan Tanda Piskacek, Tanda hegar

konsistesi rahim
Perubahanpada cervik

Cervik menjadi lunak spt perabaan bibir/ujung

Tanda Chadwick
Kontraksi Braxton Hicks

bawah daun telinga


Selaput lendir vulva menjadi ungu
Waktu palpasi/VT rahim yg lunak sekonyong-

Ballottement

konyong menjadi keras karena berkontraksi


Bln IV dan V janin kecil dibandingkan banaknya

Pembesaran Perut

air ketuban
Setelah bulan ke 3 rahim dpt diraba dari luar &
mulai membesarkan perut

Meraba bagian janin


Pemeriksaan Biologis

Tidak diasukkan tanda pasti hamil, keadaan lain


dapat menimbulkan reaksi Positif.

2. Primi / Multi
PRIMI GRAVIDA

MULTI GRAVIDA

Buah dada tegang


Papilla mammae runcing

Lembek, menggantung
Papilla mammae tumpul

Perut tegang menonjol kedepan

Perut lembek dan tergantung

Strie Lividae

Strie lividae dan albican

Perineum utuh
Vulva tertutup
Hymen perforatus
Vagina sempit dan teraba ruggae
Partio runcing, ost ext tertutup

Perineum berparut
Vulva menganga
Caruncule myrfiformis
Vagina longgar, selaput lendir licin
Partio tumpul dan terbagi dalam bibir
depadan bibir belakang

3. Tuanya kehamilan dapat diduga dari :

Lamanya Amenorhoe

Tinggi Fundus Uteri pada gemeli, hidramnion dan mola hidatidosa T.Fu bisa lebih
tinggi, sebaliknya pada ologohidramnion bisa lebih rendah.

11

Dari besarnya janin terutama dari besarya kepala janin, mis diameter biparietal dapat
diukur secara tepat dgn Ultrasoud

Dari saat mulainya terasa pergerakan janin

Dari saat terdengarnya bunyi jantung janin

Dari masuk atau tidak masuknya kepala kedalam rongga panggul

Dengan pemeriksaan Amniocentesis

4. Tanda tanda kematian janin didalam rahim :

Bunyi jantung janin tidak terdengarlagi.

Rahim tidak membesar malahan fundus uteri turun

Palpasi janin menjadi kurang jelas

Reaksi biologis menjadi negatif setelah janin mati kira-kira 10 hari

Pada gabar rontgen terlihat :


o

Spalding : Tulang tengkorak tutup menutupi, disebabkan karena isi tengkorak


berkurang krn otak mencair

Tulang punggung sangat melengkung

Adanya gelembung gas dalam janin

Ibu tidak merasa lagi pergerakan janin.

5. Tanda tanda anak kembar :

Perut lebih besar dari tuanya kehamilan.

Meraba 3 bagian besar atau lebih

Meraba 2 bagian besar yang berdampingan

Meraba banyak bagian-bagian kecil

Mendengar bunti jatung janin pada 2 tempat yg sama jelasnya dgn perbedaan
frekuensi 10 denyut atau lebih permenit.
12

Pemeriksaan elektrokardiogarfi, ultrasound

Pada hidramnion selalu harus diingat kemungkinan kehamilan kembar

Pada rontgen foto atau ultrasoogram nampak 2 kerangka janin.

6. LetakAnak
istilah letak dalam ilmu kebidanan ada 4 pegertian :

Situs ( Letak ) :
o

Letak sumbu panjang janin terhadap sumbu panjang ibu.

Habitus ( sikap ) :
o

Letak bagian-bagian janin seperti ; kepala, badan, tangan, kaki, terhadap yg


lainnya.

Sikap yang fisiologis ( letakfleksi) : Badan janin dalam kypose, kepala enekur,
dagu

dekat

pada

dada.

Lengan bersilang didepan dada, Tungkai terlipat pada lipatan paha, dan lekuk
lutut rapat pada badan.

Positio ( posisi ) / kedudukan :


o

Letak salah satu bagian jain yg tertentu terhadap dinding perut atau jalan lahir

Pada palpasi ditetukan kedudukan punggung janin terhadap dinding perut ibu
misalnya : punggung kiri dll.

Presentasi :
o

Apa yang menjadi bagian yang terendah

Frekuensi bermacam-macam letak :

Belakang kepala : 95%

Sungsang : 3.5%

Muka: 0.5%
13

Lintang : 0.5%

7. Intra / Extra Uteri

Tanda-tanda janin berada dalam uteri :


o

Waktu meraba anak, uteri berkontraksi.

Kadang-kadang lig rotunda teraba kiri kanan dari tumor yang mengandung
anak.

Tanda-tanda bahwa janin (yg sudah agak besar tumbuh diluar rahim :
o

Pergerakan janin lebih nyeri dirasakan oleh ibu

Janin lebih mudah diraba dari luar

Tumor yang mengandung janin tak pernah mengeras ( kontraksi Baxton


Hicks)

Disamping janin teraba tumor ialah uterus yang membesar

Pada rontgen foto terlihat bahwa bagian terendah janin tinggi letaknya dan
janin dalam letak paksa.

Kalau persalinan sudah mulai, maka pembukaan tetap kecil sebesar 1 cm


dan kalau kita masukkan jari kedalam cavum uteri, maka ternayata cavum
uteri kosong.

Percobaan pitocin :

Kalau kita suntikkan pitocin 2 U intravena maka teraba rahim


mengeras disamping janin, sedangkan tumor yang mengandung janin
tidak mengeras.

Dengan membuat foto rontgen dengan sonde dalam vacum uteri atau dengan
hysterosalpingografi

8. Keadaan Jalan Lahir

Keadaan jalan lahir bisa dianggap normal apabila riwayat persalinan yang lalu
melahirkan anak aterm, spontan, hidup dengan berat badan lahir 3000 gram.
14

Walaupun begitu jalan lahir seorang multipara yang dulunya tidak menimbulkan
kesulitan dapat menjadi sempit, mis : adanya tumor tulang, kecelakaan, dll.

Pada primigravida harus dilakukan pegukuran ukuran panggul luar dan panggul
dalam.

Tanda-tanda yang menimbulkan persangkaan panggul sempit :


o

Pada primigravida kepala belum turun pada bulan terakhir.

Pada multi para jika dalam anamnesa, ternyata persalinan yang laulu sukar
(riwayat abstetric yang jelek)

Jika terdapat kelaian letak pada hamil tua

Jika badan pasien menunjukkan kelaianan seperti : Kyphose, scoliose, kaki


pendek sebelah atau pincang, cebol.

Kalau ukuran-ukuran luar sempit.

Ukuran panggul dalam sebaiknya diperiksa sekali dalam kehamilan, karena


ukuran panggul dalamlah yang menentukan luasnya jalan lahir (kehamilan 8
bulan)

Yang diperiksa :

Conjugata diagonalis

Apakah linia inominata teraba seluruhnya atau hanya sebagian

Keadan sacrum apakah konkaf dalam arah atas bawah dan dari kiri
kekanan

Keadaan dinding samping panggul apakah lurus atau convergen

Apakah spina isciadikae menonjol

Keadaan os pubis : adakah exostose

Keadaan arkus pubis

9. Keadaan Umum Ibu


15

Mempengaruhi prognosa persalinan

Sering kita dapat menduga adanya penyakit dari keadaan umum pasien atau dari
anamnesa

BAB III
PENUTUP

3.1

Kesimpulan
Tujuan utama pemantauan kesehatan janin adalah guna mengenal sedini mungkin kapan

waktu yang tepat untuk terminasi kehamilan, sehingga bayi bisa bertahan hidup lebih baik
16

dibandingkan bila tetap berada dalam kandungan. Dengan pengkajian fetal pada ibu hamil
kita akan memantau gerakan janin,DJJ,Non stress test (NST) dan menentukan diagnosa.
3.2 Saran

Sebagai mahasiswa merupakan kewajiban untuk mempelajari dan mengasah


keterampilan dalam melakukan pengkajian fetal dan mendiagnosa.

Seorang bidan harus lebih terampil dan berpengetahuan luas dalam hal menolong
persalinan.

DAFTAR PUSTAKA

Swi Walyuni, Elisabeth. 2015. Asuhan Kebidan Pada Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka Baru
Press
Nanny Lia, Vivian. 2011. Asuhan Kebidanan untuk kehamilan. Jakarta: Salemba Medika
http://stik3s.blogspot.co.id/2012/09/tanda-tanda-kehamilan-diagnosa-kehamilan.html
http://aouraito.blogspot.co.id/2014/12/makalah-askeb-1-tentang-pengkajian.html

17

Anda mungkin juga menyukai