G. Variabilitas
Variabilitas denyut jantung janin digambarkan sebagai ketidak teraturan irama
jantung normal. Variabilitas denyut demi denyut normal dianggap antara 6 dan 25
denyut/menit.
a. Variabilitas jangka pendek yaitu ketidaksamaan satu denyutdengan denyut
berikutnya.
b. Variabilitas jangka panjang yaitu tampak sebagai siklus ritmik aqtau gelombang
dasar dan biasanya terdapat tiga sampai limasiklus permenit.
Penyebab variabilitas meningkat:
- Hipoksia ringan dini
- Stimulasi janin oleh palpasi rahim, kontraksi rahim, aktivitasjanin, dan aktivitas
ibu.
Penyebab variabilitas menurun:
- Hipoksia atau asidosis
- Depresi system saraf pusat oleh obat-obatan tertentu
- Prematuritas
- Siklus tidur janin
- Aritma jantung janin
H. Deselerasi
Adalah penurunan sementara denyut jantung janin di bawah nilai normal. Disebabkan
oleh respon parasimpatik, dapat dalam bentuk benigna atau bentuk yang tidak
menyenangkan.
Tiga tipe deselerasi:
- Deselerasi dini yaitu penurunan sementara denyut jantung janin dibawah nilai
normal sejalan kontraksi Rahim Penyebab: kompresi kepala sebagai akibat
kontraksi rahim,pemeriksaan dalam, tekanan fundus, pemasangan alatpemantau
internal
- Deselerasi lambat yaitu penurunan sementara denyut jantung janin di bawah nilai
normal fase kontraksi
Penyebab: Insufisiensi uteru plasenta disebabkan oleh hiperaktivitas atau
hipertonisitas rahim, hipontensi supin padaibu, anestesi spinal atau epidural,
plasenta previa, solusio plasenta, ganguan hipertensi, IUGR, diabetes mellitus
danamnionitis.
- Deselerasi variasi yaitu penurunan sementara denyut jantungjanin mendadak yang
bervariasi dalam durasi, intensitas danwaktu awitan kontraksi.Penyebab:
kompresi tali pusat disebabkan oleh lilitan talipusat, tali pusat pendek, tali pusat
membelit, tali pusat prolaps.
- Deselerasi memanjang didefinisikan sebagai deselerasitersendiri yang
berlangsung 2 menit atau lebih, tetapi kurangdari 10 menit dari awitan untuk
kembali normal.Penyebab: pemeriksaan panggul, pemasangan elektroda
spiral,penurunan janin yang cepat, penggunaan manuver valsava,prolaps tali
pusat, kejang ibu termasuk eklampsi dan epilepsy,hipotensi ibu pada posisi
terlentang.
2. KESEJAHTERAAN JANIN
Kesejahteraan janin adalah janin dalam keadaan hipu, sehat, tidak sakit, selamat, terbebas
dari ancaman. Untuk mengetahui kesejahteraan janin dalam rahim dapat dilakukan
pemeriksaan :
A. Uji nonstres (nonstress test, NST) dilakukan setelah usia gestasi 28 minggu untuk mengkaji
fungsi uteroplasenta secara tak langsung (Chan & Winkle, 1999)
1. Prosedur: pemantauan janin eksterna mengkaji akselerasi denyut jantung janin (DJJ)
sehubungan dengan aktivitas janin. Variabilitas denyut jantung dasar menunjukkan SSP janin
yang sehat dan pengaruh parasimpatis/simpatis normal pada curah jantung (Uebel & Lott,
1999)
2. Hasil
a) NST reaktif menunjukkan janin yang oksigenasinya baik dengan SSP utuh; DJJ
meningkat 15 dpm paling tidak dua kali dan berlangsung ≥ 15 detik selama masa uji
20 menit
b) NST nonreaktif menunjukkan kemungkinan hipksia kronis yang mengakibatkan
asidosis dan asfiksia; perubahan DJJ gagal mencapai kriteria dalam 40 menit.
B. Uji Stres Kontraksi (contraction challenge test, CST) dan uji tantangan oksitosin (oxytocin
challenge test, OCT) (Uebel & Lott, 1999) dilakukan setelah usia gestasi 28 minggu untuk
mengevaluasi cadangan oksigen janin dan kecukupan suplai plasenta sebagai indikator
toleransi persalinan.
1. Prosedur: untuk melakukan CST atau OCT, kontraksi dirangsang dengan stimulasi putting
susu atau pemberian oksitosin intravena. Perlu mendapatkan tiga atau lebih kontraksi dalam
10 menit, dengan masing-masing kontraksi berlangsung selama 40 sampai 60 detik. DJJ
harus meningkat bersama kontraksi; seharusnya taka da deselerasi.
2. Hasil:
a) CST negative: taka da deselerasi lanjut dengan kontraksi yang adekuat; menunjukkan
prognosis janin yang baik.
b) CST positif: adanya deselarasi lanjut (menunjukkan insufisiensi uteroplasenta)
dengan dua atau lebih kontraksi dalam 10 menit; menunjukkan prognosis janin yang
buruk
c) CST meragukan/mencurigakan: adanya deselarasi variabel (menunjukkan kompresi
tali pusat); ulangi CST dalam 24 jam.
3. resiko meliputi (Murray, Canfield & Harmon, 1986); hiperstimulasi uterus, persalinan
premature, dan bradikardia janin.
3. tipe pemindaian meliputi pemidaian tingkat I (atau pemindaian dasae) dan tingkat II (atau
pemindaian sasaran)
a) Pemindaian tingkat I biasanya dilakukan untuk evaluasi ukuran, berat, anatomi gros
janjn, DJJ dan irama, letak plasenta, volume cairan amnion (amniotic fluid volume,
AFV), jumlah dan presentasi janin.
b) Pemindaian Tingkat II biasanya dilakukan bila perlu informasi yang lebih rinci
mengenai adanya kecurigaan anomaly janin.
D. Profil Biofisik (biophysical profile, BPP) dilakukan untuk mengkaji kesejahteraan janin
sehubungan dengan kecukupan suplai uteroplasenta.
1. Penentuan waktu: BPP dilakukan setelah usia gestasi 28 minggu.
a) Kemajuan perkembangan janin dimulai dari tonus otot (minggu ke-7) → pergerakan
umum (minggu ke-8) → janin mulai bernapas (minggu ke-10) → mengisap (minggu
ke-12) → reaktivitas denyut jantung (minggu ke-28)
b) Hipoksia kronis/akut menyebabkan hilangnya perilaku tersebut di dalam bentuk
tampilan yang terbalik (reaktivitas denyut jantung → menghisap → pernapasan janin
→ pergerakan umum → tonus otot)
2. Prosedur: untuk melakukan uji ini, pemantauan janin eksternal digunakan untuk
melengkapi bagian NST BPP dan ultrasonografi digunakan untuk menentukan
pernapasan, gerakan, tonus, dan AFV janin
(contoh biofisiknya cari!!)
E. Pemeriksaan aliran Doppler dilakukan untuk mendiagnosis IUGR janin melalui evaluasi
kecepatan aliran darah vena dan arteri umblikalis serta perhitungan rasio sistolik;diastolic
(S/D)
1. Rasio normal S/D adalah 3,0 setelah usia gestasi 30minggu.
2. Perningkatan rasio S/D menunjukkan IUGR
3. Tidak adanya aliran diastolic adalah abnormal disebabkan oleh insufisiensi uteroplasenta
atau gangguan sirkulasi tali pusat.