Anda di halaman 1dari 10

1.

PENGKAJIAN AKTIFITAS JANIN


Pola gerakan janin adalah tanda reliabel tentang kesejahteraan janin,dimana gerakan janin
yang mengikuti pola teratur dari waktu ketikagerakan ini dirasakan. Data sedikitnya 10 gerakan
perhari dianggap lazim. Perhitungan gerakan janin harus dimulai pada usia kehamilan34-36
minggu bagi wanita yang berisiko rendah mengalami insufisiensiuteroplasenta. Sedangkan pada
wanita yang faktor resikonya telahdiidentifikasi, perhitungan gerakan janin dilakukan pada
usiakehamilan 28 minggu.Gerakan janin normal yaitu sekelompok atau beberapa
kelompoknaktivitas tungkai dan tubuh janin yang menunjukan normalitas.Gerakan janin pada
grimigravida dirasakan pada kehamilan 18minggu, sedangkan pada multigravida pada kehamilan
16 minggu.
Dapat secara subjektif (ditanyakan kepada ibu), atau objektif (palpasi atau dengan
USG). Janin normal, tidak ada hipoksia, akan aktif bergerak. Normal gerakan janin dirasakan
oleh ibu sebanyak lebih dari 10 kali per hari (pada usia di atas 32 minggu). Dalam kehidupan
janin intrauterin, sebagian besar oksigen hanya dibutuhkan oleh otak dan jantung (refleks
redistribusi).
Jika janin tidak bergerak, pikirkan kemungkinan diagnosis banding : hipoksia. Waktu
terbaik untuk mengamati gerakan janin adalah pada malam hari saat ibu hamil berbaring santai.
Atau, pagi hari ketika bangun tidur bila usia kandungannya sudah masuk trisemester ketiga.
Jika merasakan janin bergerak minimal 10 kali/jam, baik gerakan halus dan kuat, artinya
bayi baik-baik saja. Namun, bila merasa bayi tidak aktif seperti biasanya, kemungkinan besar ia
sedang malas bergerak, dan ibu hamil diminta harus coba bangkitkan semangat geraknya.
Karena, bila janin tidak merespon rangsangan ibu, dan kondisi ini sudah berlangsung lebih dari 1
hari segera beritahu dokter, untuk memantau kondisi janin. Mari, kenali gerakan si bayi sesuai
dengan usianya, supaya bisa ikut memantau perkembangannya.Minggu ke-16 sampai 20. Di
minggu ke-16 Anda mulai dapat merasakan gerakan janin seperti tendangan dan
tonjokan. Disebut sebagi fase quickening.
 Minggu ke-21 sampai 24.
Aktivitas bayi makin meningkat. Dia banyak menendang dan jungkir balik, karena volume
air ketuban masih sering memungkinkan untuk bergerak leluasa.
 Minggu ke-25 sampai 28.
 Bayi mulai cegukan. Inilah yang menyebabkan ibu hamil merasakan sensai seperti tersentak-
sentak. Dia juga akan bergerak merespon suara dari luar karena pendengarannya makin
baik. Kadang-kadang janin ‘kaget’ mendengar suara keras.
 Minggu ke-29 sampai 31.
Gerakan bayi makin kuat, teratur dan terkendali. Kadang ibu hamil sampai merasakan rahim
kontraksi.
 Minggu ke-32 sampai 24.
Inilah masa puncak aktivitas bayi. Dalam minggu-minggu ini, ibu hamil akan merasakan
peningkatan frekuensi dan tipe gerakan bayi, karena dia semakin besar dan kuat.
 Minggu ke-36 sampai 40.
Ukuran bayi yang semaik besar dan keterbatasan ruang dalam rahim membuat gerakan
memutar janin makin berkurang frekuensinya. Bila dia mengisap jempol dan kehilangan
jempolnya, ibu hamil akan merasakan gerakan darting dan cepat. Itu tanda bayi memuatar
kepalanya untuk mencari jempolnya kembali. Jika perut ibu kurus, kemungkinan besar dapat
memegang kaki bayi. Gerakan utama yang ibu rasakan adalah tonkokan tangan atau tendangan
kaki bayi yang mungkin menyakitkan tulang rusuk ibu hamil tersebut.

A. Hal Yang Mempengaruhi Gerakan Janin


a. Kapan gerakan muncul
b. Usia kandungan
c. Kadar glukosa
d. Stimulus suara
e. Status prilaku janin
f. Penggunaan obat-obatan dan kebiasaan merokok
g. Hipoksia
h. Asidemia
i. Polihidramnion
j. Oligohidramnion
A. DENYUT JANTUNG JANIN
Denyut jantung janin normal adalah frekuensi denyut rata-rata wanitatidak sedang bersalin,
atau diukur diantara dua kontraksi. Rentang normal adalah 120 sampai 160 denyut/menit. Bunyi
denyut jantung janin seperti bunyi detik jam dibawah bantal. Dengan menggunakan stetoskop
monoral (stetoskop obstetric) untuk mendengar DJJ dapat terdengar pada bulan 4-5. Walaupun
dengan ultrasound (doptone) sudah dapat didengar pada akhir bulan ke-3.
Frekuensinya lebih cepat dari B.J orang dewasa ialah antara 120-140/menit. Karena badan
anak dalam kypose dan di depan dada terdapat lengan anak maka B.J. paling jelas terdengar di
punggung anak dekat pada kepala. Pada presentasi biasa (letak kepala) tempat ini kiri atau kanan
di bawah pusat. Jika bagian-bagian anak belum dapat ditentukan, maka B.J. harus dicari pada
garis tengah di atas sympisis.

A. Alat Pemeriksa Denyut Jantung Janin


Denyut jantung janin secara obyektif dapat diketahui oleh pemeriksadengan menggunakan:
1. Auskultasi periodik
Tersedia beberapa instrument untuk mendeteksi denyut jantungjanin seperti : Fetoskop
(18-20 minggu), stetoskop Pinard/Laenec(18-20 minggu), stetoskop ultrasonografi dopler
(12 minggu).
2. E lectronic Fetal Monitoring
Ada dua alat pemantauan janin secara elektronik yaitu : alateksternal (transducer
eksternal) dan alat internal (elektroda spiraldan kateter tekanan intrauterine).
B. Cara Mendengarkan Denyut Jantung Janin
a. Dengan menggunakan stetoskop Pinard :
1) Tempat mendengarkan harus tenang, agar tidak mendapatgangguan dari suara
lain.
2) Ibu hamil diminta berbaring terlentang, kakinya lurus, bagian yangtidak perlu
diperiksa ditutup, pintu atau jendela ditutup.
3) Alat disediakan. Pemeriksaan ini sebagai lanjutan daripemeriksaan palpasi.
4) Mencari daerah atau tempat dimana kita akan mendengarkan.Setelah daerah
ditemukan, stetoskop pinard di pakai bagian yangberlubang luas ditempatkan ke
atas tempat atau daerah dimana kitaakan mendengarkan. Sedangkan bagian yang
luasnya sempitditempatkan pada telinga kita, letakkan tegak lurus.
5) Kepala pemeriksa dimiringkan, perhatian dipusatkan pada denyutjantung janin.
Bila terdengar suatu detak, maka untuk memastikanapakah yang terdengar itu
denyut jantung janin, detak ini harusdisesuai dengan detak nadi ibu. Bila detakkan
itu sama dengannadi ibu, yang terdengar bukan jantunt janin, tetapi detak
aortaabdominalis dari ibu.
6) Setelah nyata bahwa yang terdengar itu betul-betul denyut jantungjanin maka
dihitung untuk mengetahui teraturnya dan frekuensinya denyut jantung janin itu.

b. Dengan menggunakan doppler


1) Nyalakan doppler, untuk memeriksa apakah doppler dapat digunakan
2) Usahakan jelly pada abdomen ibu, tepet pada daerah yang telahditentukan.
Kegunaan jelly adalah sebagai kontak kedap udaraantara kulit abdomen dengan
permukaan sensor.
3) Tempatkan sensor pada daerah yang akan didengarkan,kemudian tekan tombol
start untuk mendengarkan denyutjantung janin.
4) Lakukan penyesuaian volume seperlunya denganmenggunakan tombol pengatur
volume.
5) Lihat denyut jantung janin pada angka yang ditujukan melaluimonitor.
C. Cara Menghitung Denyut Jantung Janin
Menghitung denyut jantung janin yaitu selama satu menit penuh. Hal ini
dikarenakan pada setiap detik itu terdapat perbedaan denyut serta membandingkan
dengan rentang normal selama satu menit atau Cara menghitung DJJ adalah dengan
mendengarkan 3x5 detik dikalikan dengan 4. Contohnya :

5 detik 5 detik 5 detik Kesimpulan


11 12 11 - 4 (11 + 12 +11) = 136/menit. Teratur dan janin baik.
10 14 9 - 4 (10 + 14 + 9) = 132/m. Tak teratur dan janin asphyxia
8 7 8 - 4 (8 + 7 + 8) = 92/m. Tak teratur dan janin asphyxia.

D. Hal Yang Dapat Diketahui Dalam Pemeriksaan Djj


1) Dari adanya denyut jantung janin:
- Tanda pasti kehamilan
- -Anak hidup-hidup
2) Dari tempat denyut jantung janin terdengar
- Presentasi janin
- Posisi janin (kedudukan punggung)
- Sikap janin
- Adanya janin kembar
3) Dari sifat denyut jantung janin
- Keadaan janin

E. Bunyi Yang Sering Terdengar Ketika Memeriksa Denyut Jantung Janin


1) Desir tali pusat
Disebabkan semburan darah melalui arteri umbilikalis. Suara ini terdengar seperti
siulan nyaring yang singkron dengan denyutjuantung janin. Suara ini tidak konstan,
kadang-kadang terdengar jelas ketika diperiksa pada suatu waktu namun pada
pemeriksaan di lain tidak terdengar.
2) Desir uterus
Terdengar sebagai suara hembusan lembut yang singkron dengandenyut ibu. Bunyi
ini biasanya paling jelas terdengar saatauskultasi segmen bawah uterus. Suara ini
dihasilkan oleh pasasedarah melalui pembuluh-pembuluh uterus yang berdilatasi
dandijumpai tidak saja pada kehamilan tetapi juga pada setiap keadaanyang
menyebabkan aliran darah ke uterus meningkat, hinggapengaliran darah menjadi luas.
3) Suara akibat gerakan janin
Suara gerakan ini seperti suara pukulan, dikarenakan janinmendapat reaaksi dari luar.
4) Gerakan usus
Suara ini seperti berkumur-kumur, dihasilkan oleh berjalannya gasatau cairan melalui
usus ibu.

F. Frekuensi Denyut jantung


1) Bradikardi
Frekuensi denyut jantung janin yang berkurang dari 110denyut/menit. Keadaan ini
dianggap sebagai tanda akhir hipoksiajanin. Penyebabnya:
- Hipoksia janin tahap lanjut
- Obat-obatan beta-adrenergetik (propanolol ; anestik untuk blok epidural, spinal,
kaudal, dan pudendal)
- Hipotensi pada ibu
- Kompresi tali pusat yang lama
- Blok jantung congenital pada janin
2) Takikardia
Frekuensi denyut jantung janin yang lebih dari 160denyut/menit.Keadaan ini
dianggap sebagai tanda awal hipoksia janin. Penyebabnya:
- Hipoksia janin dini
- Demam pada ibu
- Obat-obatan parasimpatik (atropine, hidroksizin)
- Obat-obatan Beta-simpatomimetik(ritrodon,isoksuprin)
- Amnionitis
- Hipertiroid pada ibu
- Anemia pada janin
- Gagal jantung pada janin
- Aritma jantung pada janin

G. Variabilitas
Variabilitas denyut jantung janin digambarkan sebagai ketidak teraturan irama
jantung normal. Variabilitas denyut demi denyut normal dianggap antara 6 dan 25
denyut/menit.
a. Variabilitas jangka pendek yaitu ketidaksamaan satu denyutdengan denyut
berikutnya.
b. Variabilitas jangka panjang yaitu tampak sebagai siklus ritmik aqtau gelombang
dasar dan biasanya terdapat tiga sampai limasiklus permenit.
Penyebab variabilitas meningkat:
- Hipoksia ringan dini
- Stimulasi janin oleh palpasi rahim, kontraksi rahim, aktivitasjanin, dan aktivitas
ibu.
Penyebab variabilitas menurun:
- Hipoksia atau asidosis
- Depresi system saraf pusat oleh obat-obatan tertentu
- Prematuritas
- Siklus tidur janin
- Aritma jantung janin

H. Deselerasi
Adalah penurunan sementara denyut jantung janin di bawah nilai normal. Disebabkan
oleh respon parasimpatik, dapat dalam bentuk benigna atau bentuk yang tidak
menyenangkan.
Tiga tipe deselerasi:
- Deselerasi dini yaitu penurunan sementara denyut jantung janin dibawah nilai
normal sejalan kontraksi Rahim Penyebab: kompresi kepala sebagai akibat
kontraksi rahim,pemeriksaan dalam, tekanan fundus, pemasangan alatpemantau
internal
- Deselerasi lambat yaitu penurunan sementara denyut jantung janin di bawah nilai
normal fase kontraksi
Penyebab: Insufisiensi uteru plasenta disebabkan oleh hiperaktivitas atau
hipertonisitas rahim, hipontensi supin padaibu, anestesi spinal atau epidural,
plasenta previa, solusio plasenta, ganguan hipertensi, IUGR, diabetes mellitus
danamnionitis.
- Deselerasi variasi yaitu penurunan sementara denyut jantungjanin mendadak yang
bervariasi dalam durasi, intensitas danwaktu awitan kontraksi.Penyebab:
kompresi tali pusat disebabkan oleh lilitan talipusat, tali pusat pendek, tali pusat
membelit, tali pusat prolaps.
- Deselerasi memanjang didefinisikan sebagai deselerasitersendiri yang
berlangsung 2 menit atau lebih, tetapi kurangdari 10 menit dari awitan untuk
kembali normal.Penyebab: pemeriksaan panggul, pemasangan elektroda
spiral,penurunan janin yang cepat, penggunaan manuver valsava,prolaps tali
pusat, kejang ibu termasuk eklampsi dan epilepsy,hipotensi ibu pada posisi
terlentang.
2. KESEJAHTERAAN JANIN

Kesejahteraan janin adalah janin dalam keadaan hipu, sehat, tidak sakit, selamat, terbebas
dari ancaman. Untuk mengetahui kesejahteraan janin dalam rahim dapat dilakukan
pemeriksaan :
A. Uji nonstres (nonstress test, NST) dilakukan setelah usia gestasi 28 minggu untuk mengkaji
fungsi uteroplasenta secara tak langsung (Chan & Winkle, 1999)
1. Prosedur: pemantauan janin eksterna mengkaji akselerasi denyut jantung janin (DJJ)
sehubungan dengan aktivitas janin. Variabilitas denyut jantung dasar menunjukkan SSP janin
yang sehat dan pengaruh parasimpatis/simpatis normal pada curah jantung (Uebel & Lott,
1999)
2. Hasil
a) NST reaktif menunjukkan janin yang oksigenasinya baik dengan SSP utuh; DJJ
meningkat 15 dpm paling tidak dua kali dan berlangsung ≥ 15 detik selama masa uji
20 menit
b) NST nonreaktif menunjukkan kemungkinan hipksia kronis yang mengakibatkan
asidosis dan asfiksia; perubahan DJJ gagal mencapai kriteria dalam 40 menit.
B. Uji Stres Kontraksi (contraction challenge test, CST) dan uji tantangan oksitosin (oxytocin
challenge test, OCT) (Uebel & Lott, 1999) dilakukan setelah usia gestasi 28 minggu untuk
mengevaluasi cadangan oksigen janin dan kecukupan suplai plasenta sebagai indikator
toleransi persalinan.
1. Prosedur: untuk melakukan CST atau OCT, kontraksi dirangsang dengan stimulasi putting
susu atau pemberian oksitosin intravena. Perlu mendapatkan tiga atau lebih kontraksi dalam
10 menit, dengan masing-masing kontraksi berlangsung selama 40 sampai 60 detik. DJJ
harus meningkat bersama kontraksi; seharusnya taka da deselerasi.
2. Hasil:
a) CST negative: taka da deselerasi lanjut dengan kontraksi yang adekuat; menunjukkan
prognosis janin yang baik.
b) CST positif: adanya deselarasi lanjut (menunjukkan insufisiensi uteroplasenta)
dengan dua atau lebih kontraksi dalam 10 menit; menunjukkan prognosis janin yang
buruk
c) CST meragukan/mencurigakan: adanya deselarasi variabel (menunjukkan kompresi
tali pusat); ulangi CST dalam 24 jam.

3. resiko meliputi (Murray, Canfield & Harmon, 1986); hiperstimulasi uterus, persalinan
premature, dan bradikardia janin.

C. Pencintraan ultrasonografi obsterik (obstetric ultrasound imaging, OUI) digunakan untuk


mengevaluasi uterus, plasenta, dan janin.
1. Membantu diagnosis prenatal malformsi janin seperti anomaly SSP (mis., defek tubulus
neuralis, hidrosefalus); defek dinding abdomen (setelah usia gestasi 13 minggu) dan atresi
intestinal; deformitas dan dysplasia skeletal; anomaly jantung; hipoplasi paru; hernia
diafragmatika; agenesis dan dysplasia ginjal; serta asites.
2. Penentuan waktu dan keakuratan ultrasonografi (Chambers, 1995)
a) Ultrasonografi trisemester pertama akurat ± 5 hari untuk perkiraan tanggal
persalinan (estimated date of confinement, EDC)
b) Ultrasonografi trisemester pertama akurat ± 7 hari untuk EDC.
c) Ultrasonografi trisemester pertama akurat ± 2 sampai 3 minggu untuk EDC.

3. tipe pemindaian meliputi pemidaian tingkat I (atau pemindaian dasae) dan tingkat II (atau
pemindaian sasaran)

a) Pemindaian tingkat I biasanya dilakukan untuk evaluasi ukuran, berat, anatomi gros
janjn, DJJ dan irama, letak plasenta, volume cairan amnion (amniotic fluid volume,
AFV), jumlah dan presentasi janin.
b) Pemindaian Tingkat II biasanya dilakukan bila perlu informasi yang lebih rinci
mengenai adanya kecurigaan anomaly janin.
D. Profil Biofisik (biophysical profile, BPP) dilakukan untuk mengkaji kesejahteraan janin
sehubungan dengan kecukupan suplai uteroplasenta.
1. Penentuan waktu: BPP dilakukan setelah usia gestasi 28 minggu.
a) Kemajuan perkembangan janin dimulai dari tonus otot (minggu ke-7) → pergerakan
umum (minggu ke-8) → janin mulai bernapas (minggu ke-10) → mengisap (minggu
ke-12) → reaktivitas denyut jantung (minggu ke-28)
b) Hipoksia kronis/akut menyebabkan hilangnya perilaku tersebut di dalam bentuk
tampilan yang terbalik (reaktivitas denyut jantung → menghisap → pernapasan janin
→ pergerakan umum → tonus otot)

2. Prosedur: untuk melakukan uji ini, pemantauan janin eksternal digunakan untuk
melengkapi bagian NST BPP dan ultrasonografi digunakan untuk menentukan
pernapasan, gerakan, tonus, dan AFV janin
(contoh biofisiknya cari!!)

E. Pemeriksaan aliran Doppler dilakukan untuk mendiagnosis IUGR janin melalui evaluasi
kecepatan aliran darah vena dan arteri umblikalis serta perhitungan rasio sistolik;diastolic
(S/D)
1. Rasio normal S/D adalah 3,0 setelah usia gestasi 30minggu.
2. Perningkatan rasio S/D menunjukkan IUGR
3. Tidak adanya aliran diastolic adalah abnormal disebabkan oleh insufisiensi uteroplasenta
atau gangguan sirkulasi tali pusat.

Anda mungkin juga menyukai