Anda di halaman 1dari 9

Naskah Publikasi Program Studi Sarjana Fisioterapi Agustus 2020

LITERATUR REVIEW PENGARUH LATIHAN PASIF RANGE OF


MOTION (ROM) TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN
OTOT PADA PASIEN STROKE NON HEMORAGIK

Rahmadani Edyawati1, Lia Dwi Prafitri2, Sugiharto3


Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

Jl. Raya Ambokembang No. 8 Kedugwuni Pekalongan Indonesia

Email : danyrahma18@gmail.com

ABSTRAK

Pendahuluan: Stroke adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadinya


gangguan peredaran darah di otak yang menyebabkan terjadinya kematian
jaringan otak sehingga mengakibatkan seseorang mengalami kelumpuhan atau
kematian. Serangan stroke dapat terjadi jika pembuluh darah yang membawa
darah ke otak mengalami pecah atau tersumbat karena terjadinya gangguan
sirkulasi pembuluh darah yang menyuplai darah ke otak. Stroke dapat berdampak
pada berbagai fungsi tubuh diantaranya adalah defisit motorik berupa hemiparese
(kelemahan satu sisi tubuh). Tujuan: Untuk melakukan literatur review tentang
adanya pengaruh latihan pasif range of motion terhadap kekuatan otot pada pasien
stroke non hemoragik. Metode: Menggunakan analisis metode PIO. Alat ukur
menggunakan Manual Muscle Test (MMT) untuk mengukur kekuatan otot. Hasil:
Hasil uji peningkatan kekuatan otot pada pasien stroke non hemoragik sebelum
diberikan intervensi pasif ROM sebesar 1,6 dan sesudah di berikan intervensi
pasif ROM sebesar 2,5. Menunjukkan bahwa ada pengaruh signifikan intervensi
pasif ROM terhadap peningkatan kekuatan otot pada pasien stroke non
hemoragik. Simpulan: Ada pengaruh pasif ROM terhadap peningkatan kekuatan
otot pada pasien stroke non hemoragik. Saran: Bagi profesi fisioterapi dengan
menggunakan pasif ROM dapat diaplikasikan khususnya kasus neurologi untuk
peningkatan kekuatan otot pada pasien stroke non hemoragik.

Kata kunci : Pasif ROM ,Peningkatan kekuatan otot, Manual Muscle Test
(MMT), Stroke Non Hemoragik
Daftar pustaka : 30 (2010-2020)

1 CopyRight@Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan


Naskah Publikasi Program Studi Sarjana Fisioterapi Agustus 2020

PENDAHULUAN
Stroke terjadi akibat gangguan tahun 2018 tercatat bahwa pasien
fungsi saraf yang terjadi secara tiba- strokeyang berada di Wilayah
tiba yang disebabkan oleh adanya Kabupaten Pekalongan untuk kasus
gangguan peredaran darah ke otak. lama sebanyak 1077 dan kasus baru
Stroke merupakan suatu keadaan sebanyak 486, jadi total sebanyak
darurat medik apabila semakin lama 1.563 kasus (Dinkes Kabupaten
menerima pertolongan medis maka Pekalongan, 2019).
semakin banyak kerusakan sel yang Kematian yang diakibatkan oleh
ditimbulkanya, oleh karena itu stroke sekitar 10-30% pasien yang
semakin banyak sel saraf yang tidak dirawat dan 70-90% pasien yang
dapat disembuhkan dan semakin hidup pasca stroke. Sekitar 90%
buruk kecacatan yang diperoleh pasien mengalami kelumpuhan atau
(Mardati, Setyawan & Kusuma, kelemahan separuh tubuhnya.
2014, h.2). Istilah stroke dalam Pasien stroke yang tidak segera
medis sering disebut dengan cerebro mendapatkan penanganan medis
vascular acccident (CVA). Klasifikasi dapat mengakibatkan kelumpuhan
stroke ada dua macam yaitu stroke dan juga menimbulkan komplikasi,
hemoragik dan stroke non salah satunya seperti terjadinya
hemoragik. Sekitar 87% orang gangguan mobilisasi, gangguan
terkena stroke non hemoragik, fungsional, gangguan aktivitas
stroke non hemoragik adalah stroke sehari-hari dan kecacatan yang tidak
yang disebabkan adanya sumbatan dapat disembuhkan. Gangguan
aliran darah ke otak(Karunia, 2016, fungsional yang umum terjadi pada
h.214). penderita stroke ialah pada
Menurut WHO, stroke menjadi ekstremitas atas, diantaranya seperti
penyebab kematian tertinggi kedua kehilangan kontrol yang dapat
pada usia 60 tahun dan menjadi menurunnya kekuatan otot
urutan kelima penyebab kematian (Anggraini, Septiyanti & Dahrizal,
pada usia 15-59 tahun. Di seluruh 2018, h.40).
dunia, sebanyak 3 juta perempuan Pemberian latihan pasif ROM
dan 2,5 juta laki-laki meninggal dapat meningkatkan kekuatan otot
akibat stroke setiap tahunnya. pada pasien stroke non hemoragik
Prevalensi stroke di Indonesia sebesar 83% pada nilai kekuatan
mengalami peningkatan yaitu dari otot 4 menurut hasil dari penelitian
8,3 per mil tahun 2007 menjadi 12,1 Hutahaean & Hasibuan (2020).
per mil tahun 2013. Prevalensi kasus Begitu juga hasil penelitian
stroke tertinggi terdapat di Anggriani, Zulkarnain, Sulaimani &
Kalimantan Timur (14,7%), Sulawesi Gunawan (2018) yang menyatakan
Utara (10,8%), dan di peringkat ke bahwa dengan pemberian latihan
11 dari 34 provinsi di Indonesia pasif ROM dapat meningkatkan
adalah Jawa Tengah (Riset kekuatan otot sebesar 52,2% dengan
Kesehatan Dasar, 2013). nilai 3. Beberapa penelitian
Berdasarkan data Dinas Kesehatan menyatakan terapi fisik dapat
(DinKes) Kabupaten Pekalongan meningkatkan kekuatan otot salah
2 CopyRight@Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
Naskah Publikasi Program Studi Sarjana Fisioterapi Agustus 2020

satunya adalah latihan ROM. ROM Google Schoolar. Metode dalam


termasuk lingkup rehabilitasi fisik, study literature review ini
yang mana pasien stroke mengalami menggunakan analisis metode PIO.
hemiparesis melakukan terapi ROM Pemilihan artikel yang akan diteliti
yang berfungsi untuk memperbaiki yaitu artikel dengan terbitan 10 tahun
kekuatan dan koordinasi otot terakhir. Artikel yang sudah
didapatkan, kemudian di identifikasi
(Mulyadi, Wardy W &Sofiani, 2018,
berdasarkan kriteria inklusi dan
h.96).
kriteria ekslusi.
ROM merupakan latihan yang
digunakan untuk memperbaiki Seleksi Study
pergerakan sendi secara normal Kriteria Inklusi meliputi sesuai
untuk meningkatkan tonus otot. dengan kata kunci (Pasien stroke non
Melakukan latihan ROM secara dini hemoragik, Pasif ROM, Kekuatan
dapat meningkatkan kekuatan otot otot), menggunakan alat ukur manual
sehingga dapat menstimulasi motor muscle test (MMT), artikel dengan
unit semakin banyak yang terlibat, terbitan 10 tahun terakhir dari 2010-
maka akan terjadi peningkatan 2020, artikel terindeks resmi, artikel
kekuatan otot (Anggriani, lengkap: full text dalam bentuk pdf,
Zulkarnain, Sulaimani & Gunawan, terdapat abstrak, pendahuluan,
2018, h.65). Latihan ROM ini metode penelitian dan hasil. Kriteria
mempunyai kelebihan diantaranya Ekslusi meliputi artikel
review/systematic review.
yaitu menjaga kelenturan otot-otot
dan persendian dengan Identifikasi data/Ekstrasi data
menggerakkan otot. Tujuan dari
ROM yaitu mengembalikan Hasil identifikasi study
kelenturan sendi dan kekuatan otot literatur review didapatkan 5 artikel
sehingga pasien dapat melakukan dengan proses pencarian sebagai
berikut: pencarian artikel dimulai
aktivitas sehari-hari (Dinanti,
dengan membuka website
Hartoyo & Wulandari M, 2015, h.3).
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/,
Beberapa jurnal menyatakan bahwa
setelah itu penulis memasukan kata
latihan ROM dapat dilakukan kunci pertama “Passive Range of
sebagai alternatif dalam Motion” AND “Stroke” AND
meningkatkan kekuatan otot pada “Muscle Strength”, kemudian
pasien stroke yang mengalami membatasi artikel dengan tahun
kelumpuhan pada pasien stroke, terbitan 2010-2020, didapatkan 40
sehingga peneliti ingin mereview artikel. Temuan tersebut kemudian
pengaruh latihan pasif range of diidentifikasi berdasarkan judul,
motion terhadap peningkatan abstrak, kriteria inklusi dan ekslusi
kekuatan otot pasien stroke non sehingga artikel yang sesuai yaitu 2
hemoragik. artikel. Selanjutnya website kedua
yaitu digunakan:
METODE https://www.microsoftacademic.com,
Strategi pencarian setelah itu penulis memasukkan kata
Pencariam artikel dilakukan kunci pertama “Pasif Range of
melalui database online yaitu Motion” AND “Kekuatan Otot”
Pubmed, Microsoft Academic dan AND “Stroke”, kemudian membatasi
3 CopyRight@Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
Naskah Publikasi Program Studi Sarjana Fisioterapi Agustus 2020

artikel dengan tahun terbitan 2010- pertama “Passive Range of Motion”


2020, didapatkan 29 artikel. Temuan AND “Kekuatan Otot” AND
tersebut kemudian diidentifikasi “Stroke”, didapatkan 139 artikel.
berdasarkan judul, abstrak, kriteria Temuan tersebut kemudian
inklusi dan ekslusi sehingga artikel diidentifikasi berdasarkan judul,
yang sesuai yaitu 1 artikel. Dan abstrak, kriteria inklusi dan ekslusi
website ketiga yang digunakan sehingga artikel yang sesuai yaitu 2
https://scholar.google.com/, setelah artikel
itu peneliti memasukkan kata kunci

HASIL ANALISA DATA Tabel 4.2


1. Karakteristik Responden Hasil Peningkatan kekuatan
otot
Tabel 4.1 Hasil Peningkatan Kekuatan Otot
Karakteristik Responden Penulis/ Tahun/
Negara Pre Test Post Test
Penulis/ Tahun/ Karakteristik Responden Mean SD Mean SD P Value
Negara Sing Dong Soon et
1,0 1,4 1,1 1,4 0,04
Jumlah Jenis Usia al/ 2012/ Korea
Responden Kelamin Endang/ 2014/
0,3 0,5 1,8 0,6 0,000
P L Indonesia
Sing Dong Soon et al/ <49- Endah et al/ 2020/
19 9 9 3,0 - 3,4 - 0,01
2012/ Korea 79 Indonesia
Endang/ 2014/ Anggriani et al/ 2018
10 3 7 41-70 2,5 - 3,5 - 0,000
Indonesia /Indonesia
Endah et al/2020/ 36-55 Erni/ 2016/
14 - - 1,4 0,9 2,5 1,0 0,000
Indonesia Indonesia
Anggriani et al/2018/ Total 1,6 0,9 2,5 1,0
90 - - -
Indonesia
Erni/ 2016/ Indonesia 13 3 10 50-78
Total 146 15 26
Berdasarkan tabel 4.2
Ket: P= Perempuan; L= Laki-laki
menunjukan hasil analisis dari 5
Berdasarkan tabel 4.1 artikel penelitian yaitu terdapat
menunjukkan hasil analisis dari 5 perubahan nilai mean dari 1,6
artikel penelitian yaitu terdapat 146 menjadi 2.5. Nilai P value <0,05
responden yang terdiri dari jenis sehingga dapat disimpulkan bahwa
kelamin laki-laki dan perempuan. latihan pasif ROM dapat
Berdasarkan hasil dari 5 artikel meningkatkan kekuatan otot pada
penelitian hanya terdapat 4 artikel pasien stroke non hemoragik.
yang mencantumkan kisaran usia
PEMBAHASAN
yang rentang mengalami stroke yaitu 1. Karakteristik Responden
pada usia 36-79 tahun. Berdasarkan hasil analisis
dari 5 artikel penelitian
menunjukan bahwa penderita
stroke berjenis kelamin laki-laki
lebih banyak dibandingkan
dengan perempuan. Sesuai
dengan penelitian Glen (2015),
laki-laki lebih beresiko terkena
penyakit stroke. Hal ini
dikarenakan pengaruh fungsi
2. Hasil Peningkatan Kekuatan Otot hormonal. Laki-laki cenderung
4 CopyRight@Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
Naskah Publikasi Program Studi Sarjana Fisioterapi Agustus 2020

memiliki hormon esterogen yang terjadinya perubahan fisiologis


lebih sedikit dibandingkan yang terjadi pada tubuh dan
dengan wanita. Hormon penurunan fungsi tubuh.
esterogen berfungsi menjaga 2. Hasil Peningkatan Kekuatan Otot
elastisitas pembuluh darah, Hasil analisis dari 5 artikel
sehingga dapat meminimalisir penelitian menunjukkan adanya
resiko terjadinya sumbatan yang perbedaan kekuatan otot
disebabkan oleh plak. Oleh sebelum dan sesudah
karena itu, wanita beresiko kecil dilakukannya latihan pasif
terkena stroke iskemik bila ROM. Hal ini membuktikan
dibandingkan dengan laki-laki. bahwa latihan pasif ROM dapat
Menurut Kabi, Tumewah & meningkatkan kekuatan otot
Kembuan (2015) menyatakan pada pasien stroke non
bahwa kejadian stroke iskemik hemoragik.
lebih banyak dialami oleh laki- Berdasarkan hasil analisis 5
laki daripada perempuan. Hal ini artikel penelitian didapatkan
disebabkan oleh karena bahwa pasien stroke non
perempuan lebih terlindungi dari hemoragik mengalami
penyakit jantung dan stroke kelemahan otot. Penelitian ini
sampai pertengahan hidupnya, sejalan dengan penelitian yang
akibat hormon esterogen yang dilakukan oleh Susanti & Bistara
dimilikinya. (2019) menjelaskan bahwa
Berdasarkan hasil analisis dampak yang ditimbulkan oleh
dari 5 artikel penelitian stroke, berupa hemiparase
menunjukkan bahwa penderita (kelemahan) dan hemiplegia
stroke yang terdiri dari laki-laki (kelumpuhan) merupakan salah
dan perempuan berdasarkan usia satu bentuk deficit motorik. Hal
rata-rata terdapat kisaran usia ini disebabkan oleh gangguan
yang rentang mengalami stroke motorik neuron dengan
yaitu pada usia 36-79 tahun. karakteristik kehilangan kontrol
Sesuai dengan penelitian Karunia gerakan volunteer (gerakan
(2016) menyatakan bahwa salah sadar), gangguan gerakan,
satu faktor resiko stroke adalah keterbatasan tonus dan
usia. Semakin bertambahnya usia keterbatasan reflek. Menurut
seseorang, resiko untuk terserang Anggraini, Septiyanti &
stroke semakin meningkat. Hal Dahrizal (2018) menjelaskan
ini disebabkan karena adanya pasien stroke memerlukan
kelemahan fungsi tubuh secara rehabilitasi untuk meminimalkan
menyeluruh terutama terkait cacat fisik, rehabilitas harus
dengan fleksibilitas pembuluh dimulai sedini mungkin secara
darah. Sejalan dengan penelitian cepat dan tepat sehingga dapat
Dinanti, Hartoyo & Wulandari membantu pemulihan fisik yang
(2015) yang menyatakan bahwa lebih cepat dan optimal serta
usia yang paling banyak menghindari kelemahan otot.
terserang stroke berkisar antara Range Of Motion merupakan
41 sampai 65 tahun. Hal ini latihan gerakan sendi yang
disebabkan karena pertambahan memungkinkan terjadinya
usia yang menyebabkan kontraksi dan pergerakan otot,
5 CopyRight@Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
Naskah Publikasi Program Studi Sarjana Fisioterapi Agustus 2020

dimana pasien menggerakkan dilaksanakan di Irina F


masing-masing persendiannya Neurologi BLU RSUP Prof. Dr.
sesuai gerakan normal baik R. D. Kandou pada tanggal 14
secara aktif maupun pasif. Juni 2013 sampai 28 Juni 2013
Tujuan dari ROM yaitu sebanyak 5 kali sehari dalam
memelihara kekuatan otot, waktu 10 menit dan dilakukan 8
memelihara mobilisasi kali latihan.
persendian dan memperlancar Kesimpulan dari penelitian
sirkulasi darah (Maimurahman ini adalah adanya pengaruh
& Fitria, 2012). Penelitian ini latihan range of motion terhadap
sejalan dengan penelitian yang kekuatan otot pada pasien stroke
dilakukan oleh Rahmadani & di Irina F Neurologi BLU RSUP
Rustandi (2019), yang Prof. Dr. R. D. Kandou.
membuktikan bahwa setelah
diberikan latihan pasif ROM SIMPULAN
pada pasien stroke non Dari penelitian literature
hemoragik terjadi peningkatan review ini didapatkan gambaran
kekuatan otot di Rumah Sakit bahwa berdasarkan karakteristik
Umum Curup ICU pada bulan variabel responden, dimana
Juni sampai Juli tahun 2019 responden stroke pada laki-laki lebih
dengan hasil sebelum dilakukan tinggi daripada perempuan, Hal
latihan nilai mean 1,60 dan tersebut dicantumkan pada 3 artikel
setelah dilakukan latihan nilai yang menjelaskan jumlah responden
mean 2,30. berdasarkan jenis kelamin, dengan
Menurut Maulina (2019), jumlah laki-laki sebanyak 25
hasil penelitiannya terdapat responden dan perempuan sebanyak
pengaruh latihan range of 10 responden. Usia juga dapat
motion terhadap kekuatan otot mempengaruhi faktor resiko dari
pasien stroke non hemoragik stroke yaitu pada usia 36 sampai 79
dilakukan selama 3 kali sehari tahun seseorang akan rentang
selama 7 hari di Puskesmas terserang stroke. Pada pasien stroke
Pancur Batu Kabupaten Deli akan mengalami kelemahan pada
Serdang dengan hasil sebelum salah satu sisi tubuhnya, dimana
dilakukan latihan yaitu penderita stroke tidak mampu
mayoritas pasien stroke tidak melakukan aktivitas secara mandiri.
dapat melawan gravitasi Oleh karena itu, intervensi latihan
sebanyak 1 pasien dan dapat pasif ROM telah terbukti dapat
melawan gravitasi sebanyak 5 meningkatkan kekuatan otot dengan
pasien, jadi totalnya sebanyak 6 durasi waktu 2 kali seminggu selama
pasien. Sesudah diberikan 1 bulan.
latihan pasien dapat melawan
SARAN
gravitasi sebanyak 2 pasien,
1. Bagi Institusi Pendidikan
melawan tahanan lemah
Penelitian ini
sebanyak 3 pasien dan melawan
diharapkan dapat
tahanan kuat sebanyak 1 pasien,
memberikan referensi serta
jadi totalnya sebanyak 6 pasien.
dapat dijadikan sebagai
Sikawin, Mulyadi & Palandeng
metode pembelajaran dalam
(2013) penelitian ini
6 CopyRight@Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
Naskah Publikasi Program Studi Sarjana Fisioterapi Agustus 2020

peningkatan kekuatan otot „Pengaruh ROM (Range of


pada pasien stroke non Motion) Terhadap
hemoragik. Kekuatan Otot Ekstremitas
2. Bagi Profesi Pada Pasien Stroke Non
Penelitian ini dapat Hemoragic‟. Jurnal Riset
dijadikan sebagai intervensi Hesti Medan Vol. 3, No. 2,
mandiri yang dapat dilakukan 64-74.
untuk peningkatan kekuatan
otot pada pasien stroke non Dinanti, Hartoyo & Wulandari.
hemoragik dengan (2015). „Pengaruh Range
memberikan intervensi of Motion (ROM) Pasif
berupa latihan pasif ROM. Terhadap Peningkatan
3. Bagi Mahasiswa Sudut Rentang Gerak
Penelitian ini dapat Ekstremitas Atas Pasien
digunakan sebagai bahan Stroke Di RSUD Tugurejo
perbandingan dan referensi Semarang‟. Jurnal Ilmu
untuk penelitian, dan sebagai Keperawatan dan
bahan pertimbangan untuk Kebidanan (JIKK), 1-8.
lebih memperdalam
Dinas Kesehatan kabupaten
penelitian selanjutnya dengan
Pekalongan. (2019).
menggunakan intervensi
„Laporan Penyakit Tidak
latihan pasif ROM terhadap
Menular, Data Dinas
peningkatan kekuatan otot
Kesehatan Kabupaten
pada pasien stroke non
Pekalongan’.
hemoragik.
Harahap. (2015). „Pengaruh Latihan
REFERENSI
(ROM) Pasif Terhadap
Ananda. (2017). Pengaruh Range of
Kekuatan Otot Ekstremitas
Motion (ROM) Terhadap
Pada Pasien Stroke Di
Kekuatan Otot Pada
Ruang RA4 RSUP H.
Lansia Bedrest Di PSTW
Adam Malik Medan Tahun
Budhi Mulia 3 Margaguna
2014‟. Jurnal Ilmiah
Jakarta Selatan. Naskah
PANNMED Vol. 9, No.3,
Publikasi. Universitas
206-209.
Islam Negeri Syarif
Hidayatullah. Harahap. (2019). „Pengaruh Range of
Motion Pasif Terhadap
Anggraini, Septiyanti & Dahrizal.
Peningkatan Kekuatan
(2018). „Range of Motion
Otot Pasien Post Stroke Di
(ROM) Spherical Grip
Wilayah Kerja Puskesmas
Dapat Meningkatkan
Pancur Batu Kabupaten
Kekuatan Otot Ekstremitas
Deli Serdang Tahun 2019‟.
Atas Pasien Stroke‟.
1-9.
Jurnal Ilmu Dan Teknologi
Kesehatan Vol. 6, No. 1, Hardianto. (2013). Hubungan Antara
38-48. Kekuatan Otot Dengan
Daya Tahan Otot Tungkai
Anggriani, Zulkarnain, Sulaimani &
Bawah Pada Atlet
Gunawan. (2018).
7 CopyRight@Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
Naskah Publikasi Program Studi Sarjana Fisioterapi Agustus 2020

Kontingen Pekan Olahraga Kuswardani, Abidin, Amanati &


Nasional XVIII Komite Ma‟ruf. (2019). „Pengaruh
Olahraga Nasional Terapi Latihan Dan
Indonesia Sulawesi Kinesio Tapping Pada Lesi
Selatan. Naskah Publikasi. Nerve Peroneus E.C
Universitas Hasanuddin. Kusta‟. Jurnal Fisioterapi
dan Rehabilitasi (JFR)
Hernanta. (2013). Ilmu Kedokteran Vol.3, No. 1, 100-108.
Lengkap Tentang
Neurosains. Jogjakarta: D- Maimurahman & Fitria. (2012). „
Medika. Keefektifan Range Of
Motion Terhadap
Hutahaean & Hasibuan. (2020). Kekuatan Otot Ekstremitas
„Pengaruh Range of Pada Pasien Stroke‟.
Motion Terhadap
Kekuatan Otot Pada Pasien Mardati, Setyawan & Kusuma.
Stroke Iskemik Di Rumah (2014). „Perbedaan Range
Sakit Umum HKBP of Motion Spherical Grip
Balige‟. Indonesian Trust Dan Cylindrical Grip
Health Journal Vol. 3 No. Terhadap Kekuatan Otot
1, 278-282. Ekstremitas Atas Pada
Pasien Stroke Di RSUD
Irfan. (2010). Fisioterapi Bagi Insan Tugurejo Semarang‟.
Stroke. Yogyakarta: Graha Jurnal Ilmu Keperawatan
Ilmu. dan Kebidanan (JIKK), 1-
10.
Kabi. Tumewah & Kembuan. (2015).
„Gambaran Faktor Risiko Mulyadi, Ward W & Sofiani. (2018).
Pada Penderita Stroke „Perbandingan Pengaruh
Iskemik Yang Di Rawat Range of Motion (ROM)
Inap Neurologi RSUP Upper Extremity Dengan
Prof. Dr. R.D. Kandou Constraint Induced
Manado Periode Juli 2012- Movement Therapy
Juni 2013‟. Jurnal e-Clinic (CIMT) Terhadap
Vol. 3, No. 1, 457-462. Kekuatan Menggenggam
Pada Pasien Post Stroke Di
Karunia. (2016). „Hubungan Antara
RSI Assyifa Kota
Dukungan Keluarga
Sukabumi‟, 93-105.
Dengan Kemandirian
Activity of Daily Living Musriyati, Armiyati & ArifSN.
Pasca Stroke‟. Jurnal (2015). „Efektivitas Antara
Berkala Epidemiologi Vol. Range of Motion Hook
4, No. 2, 213-224. Grip Dan Lateral
Prehension Grip Terhadap
Kisner & Colby. (2014). Terapi
Peningkatan Luas Gerak
Latihan Dasar dan Teknik.
Sendi Jari Tangan Pada
Jakarta: Buku Kedokteran
Pasien Stroke Non
EGC.
Hemoragik Di RSUD
Tugurejo Semarang‟.
8 CopyRight@Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
Naskah Publikasi Program Studi Sarjana Fisioterapi Agustus 2020

Jurnal Ilmu Keperawatan Acute Non-Hemorrhagic


dan Kebidanan (JIKK), 1- Stroke Patients At
9. Neurolog Ward Of RSUD
Arifin Achmad
Rahayu & Nuraini. (2020). Pekanbaru‟. JOM Vol. 3,
„Pengaruh Range Of No. 1, 1-10.
Motion (ROM) Pasif
Terhadap Peningkatan Sikawin, Mulyadi & Palandeng.
Kekuatan Otot Pada Pasien (2013). „Pengaruh Latihan
Stroke Non Hemoragik Di Range Of Motion (ROM)
Ruang Rawat Inap Di Terhadap Kekuatan Otot
RSUD Kota Tangerang‟. Pada Pasien Stroke Di
Jurnal Ilmiah Irina F Neurologi BLU
Keperawatan Indonesia RSUP Prof. Dr. R. D.
Vol. 3, No. 2, 41-50. Kandoumanado‟.
ejournalKeperawatan Vol.
Rahmadani & Rustandi. (2019). 1, No. 1, 1-7.
„Peningkatan Kekuatan
Otot Pasien Stroke Non Susanti & Bistara. (2019). „Pengaruh
Hemoragik Dengan Range Of Motion
Hemiparese Melalui Terhadap Kekuatan Otot
Latihan Range of Motion Pada Pasien Stroke'.
(ROM) Pasif‟. Journal of Jurnal Kesehatan
Telenursing Vol. 1, No. 2, Vokasional Vol.4, No. 2,
354-363. 112-117.
R.A Nabyl. (2012). Deteksi Dini Susilawati. (2014). „Pengaruh
Gejala & Pengobatan Latihan Range Of Motion
Stroke. Yogyakarta: Aulia (ROM) Pasif Terhadap
Publishing. Peningkatan Kekuatan
Otot Ekstremitas Atas
Riset Kesehatan Dasar Pada Pasien Stroke Non
(RISKESDAS). (2013). Hemoragik Di Ruangan
Badan Peneliti dan Unit Stroke RSUD Dr.
Pengembangan Kesehatan Pirngadi Medan Tahun
Kementrian Kesehatan RI 2011‟. Jurnal Columbia
tahun 2013. Asia Vol. 5, No. 10, 26-41.
Rita. (2016). „The Increasing Of Tilong. (2013). Kitab Herbal Khusus
Muscle Strength Among Terapi Stroke. Jogjakarta:
Elderly Patient Post Stroke D-Medika.
Non Hemorrhagic In
Sasana Tresna Werdha Widiarti. (2016). Buku Ajar
Ciracas’. 577-584. Pengukuran dan
Pemeriksaan Fisioterapi.
Shafi‟i, Sukiandra & Mukhyarjon. Yogyakarta: Deepublish.
(2016). „Correlation Of
Stress Hyperglycemia
With Barthel Index In

9 CopyRight@Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

Anda mungkin juga menyukai