Pendahuluan
Persalinan adalah saat yang menegangkan dan menggugah emosi ibu dan keluarganya, bahkan
dapat menjadi saat yang menyakitkan dan menakutkan bagi ibu. Untuk meringankan kondisi
tersebut seorang wanita memerlukan dukungan selama persalinan. Karena dukungan
emosional selama persalinan akan menjadikan waktu persalinan menjadi pendek,
meminimalkan intervensi, dan menghasilkan persalinan yang baik. Dengan dilakukannya
asuhan persalinan yang tepat akan dapat mencegah sebagian besar penyebab kesakitan dan
kematian ibu.
Bidan sebagai pemberi asuhan dan pendamping persalinan diharapkan dapat memberikan
pertolongan, bimbingan dan dukungan selama proses persalinan berlangsung. Asuhan yang
mendukung selama persalinan merupakan standar pelayanan kebidanan.
Jika seorang ibu akan bersalin datang kepada keluarga maka, seorang bidan layaknya dapat
menerima ibu dan keluarganya. Seringkali seorang petugas kesehatan terburu-baru dalam
memberikan asuhan kepada wanita yang akan bersalin.Hal ini akan mengakibatkan rasa takut
dan kurang percaya dari pihak pasien dan keluarga terhadap bidan, terlebih bila dihadapkan
dalam kondisi kegawatdaruratan.
2. Descent : descent terjadi ketika bagian terbawah janin telah melewati panggul. Descent/
penurunan terjadi akibat tiga kekuatan yaitu tekanan dari cairan amnion, tekanan
langsung kontraksi fundus pada janin dan kontraksi diafragma serta otot-otot abdomen
ibu pada saat persalinan dengan sumbu jalan lahir:
Sinklitismus yaitu ketika sutura sagatilasi sejajar dengan sumbu jalan lahir
Asinklitismus anterior : kepala janin mendekat ke arah promontorium sehingga
os parietalis lebih rendah
Asinklitismus posterior : kepala janin mendekat ke arah simfisis dan tertahan
oleh simfisis pubis (Cunningham et.al, 2013; McKinney, 2013)
Derajat sedang asinklitismus pasti terjadi pada persalinan normal, tetapi jika berat
gerakan ini dapat menimbulkan disproporsi sepalopelvik dengan panggul yang
berukuran normal sekalipun.
3. Fleksi (flexion) : segera setelah bagian terbawah janin yang turun tertahan oleh serviks,
dinding panggul atau dasar panggul dalam keadaan normal fleksi terjadi dan dagu
didekatkan ke arah dada janin. Fleksi ini disebabkan oleh:
Persendian leher dapat berputar ke segala arah termasuk mengarah ke dada
Letak leher bukan di garis tengaj tetapi ke arah tulang belakang sehingga
kekuatan his dapat menimbulkan fleksi kepala
Terjadi perubahan posisi tulang belakang janin yang lurus sehingga dagu lebih
menempel pada tulang dada janin
Kepala janin yang mencapai dasar panggul akan menerima tahanan sehingga
memaksa kepala janin mengubah kedudukannya menjadi fleksi untuk mencari
lingkaran terkecil yang akan melalui jalan lahir
Dengan adanya fleksi, diameter suboccipito bregmatika (9,5 cm) menggantikan
diameter suboccipito frontalis (11 cm) sampai di dasar panggul, biasanya kepala janin
berada dalam keadaan fleksi maksimal.
4. Putaran paksi dalam (internal rotation) : putaran paksi dalam dimulai pada bidang
setinggi spina ischiadika. Setiap kali terjadi kontraksi, kepala janin diarahkan ke bawah
lengkung pubis dan kepala berputar saat mencapai otot panggul.
Pada presentasi belakang kepala bagian yang terendah ialah daerah ubun-ubun kecil
dan bagian inilah yang akan memutar ke depan kearah simpisis. Rotasi dalam penting
untuk menyelesaikan persalinan, karena rotasi dalam merupakan suatu usaha untuk
menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir khususnya bidang tengah dan
pintu bawah panggul.
5. Ekstensi (extension) : saat kepala janin mencapai perineum, kepala akan didefleksikan
ke arah anterior oleh perineum. Mula-mula oksiput melewati permukaan bawah simfisis
pubis, kemudian kepala keluar mengikuti sumbu jalan lahir akibat ekstensi
Hal ini di sebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah ke
depan dan ke atas sehingga kepala harus mengadakan fleksi untuk melewatinya. Kalau
kepala yang fleksi penuh pada waktu mencapai dasar panggul tidak melakukan ekstensi
maka kepala akan tertekan pada perineum dan dapat menembusnya. Subocciput yang
tertahan pada pinggir bawah simpisis akan menjadi pusat pemutaran (hypomochlion),
maka lahirlah berturut-turut pada pinggir atas perineum: ubun-ubun besar, dahi,
hidung, mulut dan dagu bayi dengan gerakan ekstensi.
6. Putaran paksi luar (external rotation) : Putaran paksi luar terjadi ketika kepala lahir
dengan oksiput anterior, bahu harus memutar secara internal sehingga sejajar dengan
diameter anteposterior panggul. Rotasi eksternal kepala menyertai rotasi internal bahu
janin. Kepala yang sudah lahir selanjutnya mengalami restitusi yaitu kepala bayi
memutar kembali ke arah punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher yang
terjadi karena putaran paksi dalam. Bahu melintasi pintu dalam keadaan miring. Di
dalam rongga panggul bahu akan menyesuaikan diri dengan bentuk panggul yang
dilaluinya, sehingga di dasar panggul setelah kepala bayi lahir, bahu mengalami putaran
dalam dimana ukuran bahu (diameter bisa kromial) menempatkan diri dalam diameter
anteroposterior dari pintu bawah panggul. Bersamaan dengan itu kepala bayi juga
melanjutkan putaran hingga belakang kepala berhadapan dengan tuber ischiadikum
sepihak.
7. Ekspulsi : setelah bahu keluar, kepala dan bahu diangkat ke atas tulang pubis ibu dan
badan bayi dikeluarkan dengan gerakan fleksi lateral ke arah simfisis pubis.
6. Cuci Tangan
7. Pemprosesan alat
8. Pemantauan Kemajuan persalinan, kesejahteraan ibu dan janin
Pemantauan Kemajuan Persalinan :
Kemajuan Persalinan dikatakan cukup baik jika :
• Kontraksi teratur yg progresif dgn peningkatan frekuensi dan durasi
• Selama fase aktif dlm persalinan kecepatan pembukaan paling sedikit 1 cm/jam
• Serviks tampak dipenuhi oleh bagian bawah janin
Kemajuan Persalinan dikatakan kurang baik jika
• Kontraksi yg tidak teratur dan tidak sering setelah fase laten, ATAU
• Selama fase aktif kecepatan pembukaan serviks lebih lambat dari 1 cm/jam, ATAU
• Serviks tidak dipenuhi oleh bagian bawah janin
Kemajuan pada kondisi janin :
• Jika ditemui DJJ tidak normal (<100 atau >180 kali/menit) gawat janin
• Posisi/presentasi selain oksiput anterior Malposisi dan malpresentasi
• Kemajuan yg kurang baik / persalinan lama (Primi > 18 jam, Multi > 8 jam) setelah
adanya tanda-tanda inpartu
Kemajuan pada kondisi Ibu :
Menilai kegawatan pada ibu dapat dilihat melalui :
• Denyut nadi meningkat dehidrasi atau kesakitan
• TD menurun curigai ada perdarahan
• Aseton dalam urin curigai intake nutrisi kurang
9. Pemeriksaan Dalam
Langkah-langkah Pemeriksaan dalam :
1. Tutupi badan ibu sebanyak mungkin dengan selimut
2. Posisi ibu litotomi
3. Gunakan sarung tangan DTT atau steril
4. Gunakan kassa atau kapas DTT utk membersihkan labia, serta utk menghindari
kontaminasi feses
5. Periksa genitalia eksterna
6. Nilai cairan vagina (jika ada perdarahan pervaginam jangan lakukan periksa dalam, jika
ketuban sudah pecah lihat warna, bau. Jika pewarnaan mekonium nilai apakah kental
atau encer)
7. Pisahkan labia, masukkan hati-hati jari tengah dan diikuti jari telunjuk