Anda di halaman 1dari 8

ASUHAN KEHAMILAN PENGKAJIAN FETAL

Pengakajian dapat dapat dilakukan dengan metode yang tidak menggunakan teknologi seperti
penghitung gerakan janin dan test akselerasi auskultasi, sedangkan metode menggunakan teknologi
seperti USG, Kardiotokografi, amniosintesis. Bidan sebaiknya mengetahui manfaat setiap metode

A. Gerakan Janin

1. Pengertian
Pola gerakan janin adalah tanda reliable tentang kesejahteraan janin, dimana gerakan janin
mengikuti pola teratur dari waktu ketika gerakan ini dirasakan. Data sedikitnya 10 gerakan perhari
dianggap lazim. Perhitungan gerakan janin harus dimulai pada usia kehamilan 34-36 bagi wanita yang
beresiko rendah mengalami insiufisiensi uteroplasenta. Sedangkan bagi wanita yang factor resikonya
telah diidentfikasi, perhitungan gerakan janin dilakukan pada usia kehamilan 28 minggu
Gerakan janin normal yaitusekelompok atau beberapa kelompok aktivitas tunggal dantubuh janin
yang menunjukkan normalitas.
Gerakan janin pada primigravida dirasakan pada kehamilan 18 minggu sedangkan pada multigravida
pada kehamilan 16 minggu
2. Hal yang mempengaruhi gerakan
- Kapan gerakan muncul
- Usia kandungan
- Kadar glukosa
- Stimulus suara
- Status prilaku janin
- Penggunaan obat-obatan/merokok
- Hipoksia
- Polihidramion
3. Cara menghitung gerakan janin
Pengkajian riwayat merupakan langkah yang penting. Klien sering melaporkan penurunan gerakan
janin karena mereka lupa merasakan aktivitas janin selama periode waktu tertentu dan juga tidak
terlalu menaruh perhatian terhadap hal ini. Anjurkan klien untuk focus pada aktifitas janin selama
periode waktu 1 jam , focus pada aktivitas janin selama periode 1 jam, terutama saat sedang
beristiraha, dalam kondisi gizi baik dan asupan cairan cukup. Apabila klien mampu membaca dan
memahami prosedur grafik dasar, maka dapat menggunakan metode count to ten (menghitung
sampai 10):
1) Jadwalkan 1 sesi perhari
2) Jadwalkan sesi pada waktu yang sama setiap hari
3) Catat berapa lama biasanya dibutuhkan untuk merasakan 10 kali gerakan
4) Setidaknya harus terdapat 10 kali gerakan teridentifikasi dalam 10 jam
5) Apabila gerakan kurang ari 10 kali dalam 10 jam , jika dibutuhkan waktu lebih lama untuk
mencapai 10 kali gerakan, atau jika tidak terasa gerakan dalam 10 jam, maka hubungi bidan
4. Peran Bidan
Hal terpenting dalam pemeriksaan ini adalah para wanita mewaspadai bahwa pola gerakan janin
yang konsisten merupakan hal yang penting. Bidan berperan dalam penyampaian informasi dan
konseling terhadap klien. Informasi mengenai cara memeriksa gerakan janin serta manfaatnyaadalah
hal yang penting untuk klien ketahui. Oleh sebeb itu klien hars melaporkan bila terjadi penurunan
atau bahkan gerakan janin berhenti. Hal ini dapat memberdayakan wanita untuk bertanggung
jawab terhadap pengawasan janin mereka sendiri. Apabila klien merasakan penurunan atau gerakan
janin berhenti, maka bidan harus melakukan rujukan untuk diadakan test lebih lanjut

B. Denyut Jantung Janin


1. Pengertian
Denyut jantung normal adalah frekwensi denyut rata-rata saat wanita tidak sedang bersalin atau diukur
diantara dua kontraksi. Rentang normal adalah 120-160 denyut/menit
2. Alat Pemeriksa
a. Auskultasi periodic
Tersedia beberapa instrument untuk mendeteksi denyut jantung janin seperti fetoskop (18-20
minggu), stetoskop pinard/leanec (18-20 minggu), stetoskop USG, dopler (12 minggu)
b. Electronic Fetal Monitoring
Ada dua alat pemantauan janin secara elektronikyaitu: alat eksternal (tranducer eksternal dan
alat internal
3. Cara mendengarkan denyut jantung janin
a. Stetoskop pinard
- Tempat mendengar harus agar tidak mendapat gangguan dari suara lain
- Ibu hamil diminta berbaring terlentang, kakinya lurus, bagian yang tidak perlu diperiksa ditutup,
pintu/jendela ditutup
- Alat disediakan, pemeriksaan in sebagai lanjutan dari pemeriksaan palpasi
- Mencari daerah/tempat dimana kita akan mendengarkan . setelah daerah ditentukan stetoskop
pinard dipakai, bagian yang berlubang luas ditempatkan ke atas tempat/daerah dimana kita
akan mendengarkan . Sedangkan bagian yang sempit lubangnya ditempatkan pada telinga kita.
Letaknya tegak lurus
- Kepala pemeriksa dimiringkan , perhatian dipusatkan pada denyut jantung janin. Bila terdengar
suatu detak maka untuk memastikan apakah yang terdengar itu bunyi jantung janin, tetapi
detak aorta abdominalis dari ibu
- Setelah nyata bahwa yang terdengar itu betul-betuldenyut jantung janin, maka dihitung untuk
mengetahui teraturnya dan frekwensi denyut jantung itu.
b. Doppler
- Nyalakan dopler, untuk memeriksa apakah dopler dapat digunakan
- Usapkan jelly pada abdomen ibu, tepat pada daerah yang akan didengarkan, kemudian tekan
tombolstaar untukmendengarkan denyut jantung janin.
- Lakukan penyesuaian volume seperlunya dengan menggunakan tombol pengatur volum
- Melihat denyut jantung janin pada angka yang ditunjukkan melalui monitor
4. Cara menghitung Denyut Jantung Janin
Selama 1 menit penuh . hal ini dikarenakan pada setiap detik terdapat perbedaan denyut
5. Hal yang dapat diketahui dalam pemeriksaan DJJ
-tanda pasti kehamilan
Anak hidup
Presentasi janin
Posisi janin
Sikap janin
Janin tunggal/kembar
Keadaan janin
6. Bunyi yang sering terdengar ketika memeriksadenyut jantung janin
- Desir tali pusat
Disebabkan semburan darah melalui arteri umbilikalis. Suara ini terdengar seperti siulan nyaring
yang singkron dengan denyut jantung janin. Suara tidak konstan, kadang-kadang terdengar jelas
ketika diperiksa pada suatu waktu namun pada pemeriksaan lain tidak terdengar
- Desir uterus
Terdengsr sebagai suara hembusan lembut yang singkron dengan denyut ibu . bunyi ini biasanya
paling jelas terdengar saat auskultasi segmen bawah uterus. Suara ini dihasilkan oleh pasase
darah melalui pembuluh-pembuluh uterus yang berdilatasi dan dijumpai tidak saja pada
kehamilan tetapi juga pada setiap keadaan yang menyebabkan aliran darah ke uterus meningkat,
hingga pengaliran darah menjadi luas.
- Suara akibat gerakan janin
Seperti suara pukulan dikarenakan janin mendapatkan reaksi dari luar
- Gerakan usus berkumur-kumur
Dihasilkan oleh berjalannya gas atau cairan melalui usus ibu

Frekwensi Denyut Jantung

1. Bradikardi
Frekwensi denyut jantung janin yang kurang dari 110 denyut/menit. Keadaan ini dianggap
sebagai tanda akhir hipoksia janin.
Penyebabnya:
- hipoksia janin tahap lanjut
- Obat-obatan beta adrenergetik
- Hipotensi pada ibu
- kompresi tali pusar yang lama
2. Takikardi
Frekwensi denyut jantung janin yang lebih dari 160 denyut/menit. Keadaan ini dianggap sebagai
tanda awal hipoksia janin
Penyebabnya:
- Hipoksia janin dini
- Demam pada ibu
- Obat-obatan parasimpatik (atropine, hidroksizin)
- Obat-obatan beta simpatomimetik (ritodrin, isoksuprin)
- Amionitis
- Hipertroid pada ibu
- Anemia pada janin
- Gagal jantung pada janin
- Aritmia jantung pada janin
3. Variabilitas
Variabilitas denyut jantung janin digambarkan sebagai ketidakteraturan irama jantung normal .
variabilitas denyut demi denyut normal dianggap antara 6dan 25 denyut/menit
a. Variabilitas jangka pendek yaitu ketidaksamaan satu denyut dengan denyut
berikutnya
b. Variabilitas jangka panjang yaitu tampak sebagai siklus ritmik/gelombang dasar
dan biasanya terdapat tiga sampai lima siklus permenit

Penyebab variabilitas meningkat

- Hipoksia ringan dini


- Stimulasi janin oleh palpasi rahim, kontraksi rahim, aktivitas janin, dan aktivitas ibu

Penyebab variabilitas menurun

- Hipoksia asidosis
- Depresi sitem saraf pusat oleh obat-obatan tertentu
- Prematuritas
- Siklus tidur janin
- Aritmia jantung janin

Frekwensi Denyut Periodik

1. Akselerasi
Adalah peningkatan sementara denyut jantung janin di atas nilai normal. Akselerasi denyut
jantung janin yang timbul saat gerakan janin terjadi merupakan indikasi janin sehat.
Penyebab:
- Gerakan janin spontan
- Pemeriksaan dalam
- Presentasi sungsang
- Tekanan fundus
- Kontraksi rahim
- Palpasi perut
2. Deselerasi
Adalah penurunan sementara denyut jantung janin dibawah nilai normal disebabkan oleh
respon parasimpatik dapat dalam bentuk benigna atau dalam bentuk yang tidak menyenangkan
Tipe deselerasi:
a. Deselerasi dini: penurunan sementara denyut jantung janin dibawah nilai normal sejalan
kontraksi rahim.
Penyebab: kompresi kepala sebagi akibat kontraksi rahim, pemeriksaan dalam, tekanan
fundus, pemasangan alat pemantau internal.
b. Deselerasi lambat: penurunan sementara denyut jantung janin di bawah nilai normal pada
fase kontraksi .
Penyebab: insufisiensi uteroplasenta disebabkan hiperaktivitas atau hipertonisitas rahim,
hipotensi supin pada ibu, anastesi spinal, atau epidural, plasenta previa, solusio plasenta,
gangguan hipertensi IUGR, diabetes dan amnionitis
c. Deselerasi varian: penurunan sementara denyut jantung janin mendadak yang bervariasi
dalam durasi, intensitas, dan waktu awitan kontraksi
Penyebab: kompresi tali pusat disebabkan lilitan tali pusat , tali pusat pendek, tali pusat
melilit, tali pusat prolaps
d. Deselerasi memanjang didefinisikan sebagai deselerasi tersendiri yang berlangsung 2 menit
atau lebih, tetapi kurang dari 10 menit dari awitan untuk kembali ke normal.
Penyebab: pemeriksaan paggul, pemasangan elektroda spiral, penurunan janin yang cepat,
penggunaan maneuver valsava, prolaps tali pusat, kejang pada ibu, hipotensi pada posisi
telentang.

Peran Bidan
Sebelum melakukan pemantauan janin, bidan harus menjelaskan seluruh pelaksanaan
kepada klien serta menjelaskan manfaat/tujuannya. Penjelasan bidan tentang pemantauan
janin dapat sangat mempengaruhi perasaan klien. Klien yang memperoleh penjelasan
lengkap dari bidan akan bersikap positif tentang pengalamanya dalam pemantauan janin ini
dibandingkan dengan klien yang merasa tidak memperoleh penjelasan yang cukup. Klien
biasanya khawatir bila bidan tidak dapat menemukan denyut jantung janin. Pendengar yang
tidak berpengalaman seringkali membutuhkan waktu yang lama untuk menemukan sdenyut
jantung dan menemukan titik dimana intensitas denyut jantung janin maksimum. Bidan
harus dapat mengenali tanda-tanda ketidaknormalan denyut jantung janin. Jika bidan
menemukan ketidaknormalan DJJ maka bidan harus merujuk ke pemeriksaan lebih
lanjut.agar janin tetap terpantau

Pengertian NST

Cara pemeriksaan janin dengan menggunakan kardiotokografi pada umur kehamilan > 32 minggu
dilakukan dengan maksud melihat hubungan perubahan denyut jantung dengan gerakan janin.
Pemeriksaan dapat dilakukan baik saat kehamilan maupun persalinan.
Fungsi

Untuk menilai apakah bayi merespon stimulus secara normal dan apakah bayi menerima cukup
oksigen. Yang dinilai adalah gambaran denyut jantung janin dalam hubungannya dengan gerakan atau
aktivitas janin. Pada janin sehat yang bergerak aktif dapat dilihat peningkatan frekwensi denyut jantung
janin. Sebaliknya, bila janin kurang baik, pergerakan bayi tidak diikuti oleh peningkatan frekwensi denyut
jantung janin

Patofisiologis

Aktifitas dinamika jantung dipengaruhi oleh system saraf autonom yaitu simpatis dan parasimpatis .
bunyi jantung dasar dan variabilitas dari jantung normal terjadi bila oksigenasi jantung normal. Bila
cadangan plasenta untuk nutrisi oksigen cukup maka stress intrinsic (gerakan janin) akan menghasilkan
akselerasi bunyi jantung janin, dan stress ektrinsik (kontraksi rahim) tidak akan mengakibatkan
deselerasi.

Indikasi

- Sindrom antifosfolipid hipertiroidisme


- Hemoglobinopati
- Penyakit jantung
- Sianosis
- Lupus eritematosus
- Penyakit ginjal kronis
- Diabetes mellitus tipe I
- Hipertensi
- Kecurigaan pertumbuhan intrauterine terhambat
- Riwayat IUGR
- Diabetes sebelum hamil
- Diabetes gestasional
- Hipertensi kronis
- Hipertensi kehamilan
- Pre eklampsi
- Kehamilan kembar
- Oligohidramnion
- Kehamilan postterm
- KPD
- Penurunan gerakan janin
- Kelahiran mati pada kehamilan sebelumnya

Teknik Pemeriksaan

- Ibu dibaringkan dalam posisi semifowler, posisi berbaring miring atau ditempat duduk bersandar
- 2 sabuk ditempatkan pada abdomen ibu, satu dipergunakan untuk merekam DJJ dan yang lain
untuk mencatat pergerakan uterus atau janin.
- Alat pantau janin mulai mencatat aktivitas
- Ibu dianjurkan untuk menekan tombolpada alat pantau setiap ibu merasakan janin bergerak
- Pergerakan janin inin memberikan tanda di kertas pelacakan, apakah akselerasi DJJ pada setiap
pergerakan janin

Cara melakukan

Persiapan test tanpa kontraksi

Sebaiknya dilakukan pagi hari2 jam setelah sarapan dan tidak boleh diberikan sedative

Prosedur

Interpretasi

- Reaktif
1. Denyut jantung basal antara 120-160 x/menit
2. Variabilitas denyut jantung 6 atau lebih permenit
3. Gerakan janin terutama gerakan multiple dan berjumlah 5 gerakan atau lebih dalam 20
menit
4. Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pola omega pada NST yang reaktif berarti janin
dalam keadaan sehat, pemeriksaan diulang 1 minggu kemudian
- Tidak reaktif
1. Denyut jantung 120-160 kali permenit
2. Variabilitas kurang dari 6 denyut/menit
3. Gerakan tidak ada atau kurang dari 5 dalam 20 menit
4. Tidak ada akselerasi denyut jantung janin meskipun diberikan rangsangan dari luar
- Meragukan
- Abnormal
1. Bradikardi
2. Deselerasi 40 atau lebih, atau DJJ mencapai 90 dpm yang lamanya 60 detik atau lebih
Sebaiknya dilakukan terminasi kehamilan bila janin viable atau pemeriksaan ulang setiap 12-24
jam bila janin belum viabel
3.

Peran Bidan

Dalam melakukan NST bidan berkolaborasi atau bekerjasama dengan tim ahli dalam pelaksanaannya.
Pemeriksaan ini bukan merupakan kewenangan bidan. Namun bidan perlu mengenal dan mengetahui
tentang NST , sehingga dapat memberikan informasi yang jelas dan lengkap kepada klien, terutama klien
yang memerlukan pemeriksaan.
AMNIOSINTESIS

1. Pengertian
Amniosintesis dilakukan untuk memperoleh cairan amnion yang mengandung sel janin. Dengan
visualisasi ultrasound langsung, suatu jarum dimasukkan secara tranabdominal ke dalam uterus.
Cairan amnion ini diambil dengan spuit dan dilakukan berbagai analisis. Cairan amnion yang
mengandung sel-sel janin, bahan-bahan kimia dan mikroorganisme mampu memberikan
informasi genetic tentang susunan genetic, kondisi janin, serta tingkat kematangannya.
2. Pelaksanaan
Bila cairan amnion sudah cukup banyak dan ketika uterus menjadi organ abdomen. Pada awal
TM (14-16 mg) dilakukan untuk mendeteksi kelainan genetic dan metabolic melalui pemeriksaan
Pemeriksaan ini biasanya dianjurkan bila calon ibu berusia di atas 35 th. Karena hamil ini
memiliki resiko cukup tinggi. Terutama untuk mengetahui dengan jelas dan tuntas hasil biakan
tersebut.
3. Komplikasi
Kurang dari 1% baik pada ibu maupun janin meliputi hal:
Maternal: hemoragi, infeksi, persalinan abrupsio plasenta, kerusakan karena kurang hati-hati
pada usus atau kandung kemih, embolisme cairan amnion.
Janin: kematian, hemoragi, cedera akibat tertusuk , persalinan premature. Abortus, karena
kebocoran ketuban.
4. Peran Bidan
Bidan perlu mengetahui dan mengenali cara pemantauan janin melalui pemeriksaan
amniosintesis. Bidan perlu memberikan penjelasan mengenai pemeriksaan kepada klien

Anda mungkin juga menyukai