Obat tukak (Sucralfate) Berikatan dengan protein (membentuk protein Sembelit (asupan serat dan harus ditingkatkan).
kom-pleks) pada dasar tukak sehingga terbentuk Serostomia (mengisap batu es, atau permen bila asupan
penutup yang mencegah perusakan lebih lanjut kalori tidak dibatasi; satu jam sebelum makan atau
oleh asam lam-bung dan pepsin (memper-cepat setengah jam sebelum makan antasid sebelum tidur).
penyembuhan, terutama tukak duodenum).
Obat diare (lomotil, Memperlambat motilitas usus Perut tidak nyaman, pembengkakan gusi, mulut kering,
Imodium) nek, sembelit (asupan serat dan laktose dikurangi, namun
cairn harus diberikan dalam jumlah cukup)
Manifestasi Oral Penyakit Lokal dan Sistemik
Klinis Gejala terkait Gangguan terkait Gizi
Serostomia Karies dentis, Serostomia diimbas Nilai kariogenisiti makanan,
kandidiasis, obat, sindrom modifikasi konsistensi makanan
disfagia, Sjogren dan pilih makanan pereda nyeri.
Mulut dan lidah Gangguan jaringan Nilai keefisienan mengunyah dan
rasa terbakar ikat modifikasi pilihan makanan.
Diabletes Evaluasi kendali glukosa dan
modifiasi diet
Mulut, dan Dengan atau Anemia, diabetes, Menentukan etiologi defisiensi,
lidah rasa tanpa eritema, kandidiasis menentukan penyebab jeleknya
terbakar edem (stoma- kendali glukosa, modifikasi diet,
titis) menilai kariogenisiti, mengeva-
luasi disgesia dan disfagi.
Glositis Defisiensi besi, asam
Menentukan etiologi,
folat, B6, B12, niasin,
pemberlakuan diet dan/atau
riboflavin.
pemberian suplementasi jika
Lidah pucat, Defisiensi besi dan
diperlukan.
licin dan atrofi. folat.
Fisura di Bibir kering Defisiensi niasin, B6, Menentukan etiologi.
sudut bibir dan pecah- riboflavin, besi, atau
pecah dehidrasi.
Thrush Bercak putih di Kandidiasis Menentukan etiologi.
mukosa
palatum dan
pipi yang
mudah dikerok.
Susah meng- Edentulism Modifikasi konsistensi makanan,
gigit dan total atau yang mudah digigit (jika gigi
mengunyah parsial. depan tanggal) atau yang mudah
makanan Gigi goyah, dikunyah (jika gigi belakang
dan/atau tanggal).
tanggal
Sumber: Touger-Decker R, Sirois DA. Physical assessment of the oral cavity Support Line. 1996;
18(5):1-6
Tabel . Pengaruh deplesi zat gizi terhadap saluran cerna
Zat gizi Pengaruh
KKP (terutama Atrofi villi secara total atau subtotal, dan hipoplasia
kwashiorkor) kripta.
Defisiensi asam folat Atrofi villi secara total atau subtotal, hipoplasia kripta,
Defisiensi vitamin B12 makrositik dan/atau megaloblastik enterosit.
Defisiensi vitamin A Ceroidosis usus kecil (brown-bowel syndrome).
Defisiensi vitamin E Jumlah sel Goblet usus kecil berkurang.
“The gut is a major potential
portal of entry into the body for
foreign antigens. Only its intact
mucosal barrier protects the body
from foreign antigen entry and
systemic exposure.”
Leaky Gut Syndrome
The Systemic Consequences
of Faulty Digestion
More formal term: increased
intestinal permeability
Balancing the pH is a major step
toward well-being and greater health.
pH scale is from 0 - 14 Healthy = 7.35
- 7.45 Human blood pH should be
slightly alkaline ( 7.35 - 7.45 ).
Below or above this range means
symptoms and disease.
A pH of 7.0 is neutral. A pH below 7.0
is acidic. A pH above 7.0 is alkaline.
An acidic pH can occur from an
acid forming diet, emotional
stress, toxic overload, and/or
immune reactions or any
process that deprives the cells
of oxygen and other nutrients.
How Did
We Get
So Acidic?
Our epidemic of acid accumulation is a
direct consequence of our current
lifestyle habits.
High acidity enters our bodies by eating
processed foods, pre-packaged foods, sugary
foods, white flour products, dairy products,
including milk, cheese, ice cream, alcoholic
beverages, drugs, processed table salt, foods
grown and processed with pesticides,
preservatives, antibiotics, or hormones.
Meats, including beef, chicken and turkey, also
promote acidity.
Our epidemic of acid
accumulation is a direct
consequence of our current
lifestyle habits.
• Subjective GlobalAssessment
Baseline activity refers to the
light-intensity activities of
daily life, such as standing,
walking slowly, and lifting
lightweight objects. People vary
in how much baseline activity they
do. People who do only baseline
activity are considered to be
inactive.
Total Energy Expenditure
TEE = BMR + AF + SDA (FIT)
Formula Harris-Bennedict
BMR (♂) = 66,42+(13,75 BB)+ (5 TB) -(6,78
U)
BMR (♀) = 655,1+( 9,65BB) +(1,85 TB)-(4,68
U)
Derajat dan nilai energi berdasarkan jenis kelamin dan kegiatan
Derajat Nilai energi semenit
Energi Jenis kegiatan
♀ ♂
1 Tidur atau tetap berbaring - -
2 Duduk atau berdiri [termasuk kegiatan menjahit,
0,001-0,007 0,003-0,012
makan, atau menulis]
3 Kegiatan sangat ringan [mengemudikan mobil,
0,009-0,016 0,014-0,022
berjalan perlahan di tanah datar]
4 Kegiatan ringan [berjalan normal sambil membawa
0,018-0,035 0,023-0,040
buku, menyapu]
5 Kegiatan sedang [berdansa, berjalan cepat, mendayung
sepeda, memindahkan lemari/kursi, membersihkan 0,036-0,053 0,042-0,060
(menyapu, mengepel dengan bergegas)]
Kegiatan berat [menari dengan sangat cepat, berjalan
6 0,055 0,062
cepat mendaki bukit, bermain tennis, berenang, senam]
Nilai energi fisik berdasarkan derajat kegiatan
Derajat Jumlah Nilai energi Energi total/kg
energi menit semenit (Kkl/kg)
1 x 0,000 =
♀ ♂
2 x 0,001-0,007 0,003-0,012 =
3 x 0,009-0,016 0,014-0,022 =
4 x 0,018-0,035 0,023-0,040 =
5 x 0,036-0,053 0,042-0,060 =
6 x 0,055 0,062 =
Subtotal 1.440
Energi ekstra
Naik tangga x 0,036 =
Turun tangga x 0,012 =
Kalori total/kg/24 jam =
Kalikan kg BB = Kg
Jumlah energi total dalam sehari (24 jam) = Kkl
Catatan: 15 anak tangga dihitung satu kali naik/turun tangga.
Catu energi menurut WHO 1990
1. Jumlah lemak total sebesar 15-30%, dengan
rincian lemak jenuh sebesar 0-10% dan lemak tak
jenuh 3-7%.
2. Jumlah karbohidrat kompleks sebesar 50-70%,
gula olahan hanya diperbolehkan 0- 10%
3. Jumlah protein total 10-15%
4. Jumlah serat 27-40 gram (rataan 35 gram).
5. Garam 6 gram.
6. Kolesterol 0-300 gram.
7. Buah dan sayuran minimal 400 gram
Diet: “
A Way
of Living”
Eating is our most
intimate contact
with our
environment
Go into your cabinets, refrigerator,
and freezer and toss out any foods
that contain hydrogenated
vegetable oil, vegetable
shortening, or partially
hydrogenated vegetable oils.
If you read labels, you’ll find them
in margarine, cookies, crackers,
cereals, frozen foods, packaged
foods, breads, snack foods, salad
dressings, mayonnaise, and so on.
While you’re cleaning out your kitchen,
toss out the following foods: high-sugar
foods, highly processed foods including
white flour products and enriched foods,
foods that contain a lot of food additives
and colorings, and foods that have an
expiration date of more than a few years
from now.
Read food labels carefully: The
foods that you bring into your
home need to provide
excellent nourishment.
Rules for Eating,
Cooking,
and Shopping
Meats, fish and dairy products
commonly contain PCBs, dioxins,
mercury, pesticides, brominated
flame retardants and perfluorinated
chemicals (PFCs).
Novel ingredients introduced to
the food supply via food
processing, such as mercury in
high fructose corn syrup or
synthetic food dyes, may provide
additional routes of exposure to
toxins.
Chemicals in food packaging and
cookware, like bisphenol A (BPA),
phthalates and PFCs, also provide
routine exposures to toxins.
Natural Therapies
for Common
Digestive Problems
Starting journey
at the mouth
and moving southern
Tabel . Penyakit-penyakit saluran cerna
Salcer atas Salcer bawah Organ
Stomatitis Polip Hepatitis virus
Hemoroid
Gastritis Dumping syndrome Pankreatitis
Gastroenteritis Hernia (inguinal, femoral, Kholesistitis
umbilical, insisional)
GERD Obstruksi usus
Hernia hiatal Apendisitis
Ulkus peptikum Peritonitis
Akhalasia Penyakit Crohn
Kolitis ulseratif
IBS
Divertikulitis
Penyebab stomatitis
Penyebab Keterangan
Trauma Gigi goyah, tergigit mukosa pipi, sikat gigi terlalu keras.
Iritasi Minuman dan makanan panas, bernapas dengan mulut, penggunaan
alkohol dan tembakau berlebihan, kepekaan terhadap pasta gigi
(biasanya pasta yang mengandung cinnamon), cairan pembersih
mulut, serta lipstik.
Defisiensi vit. C Gusi berubah warna menjadi abu-abu, bengkak, dan berdarah. Di
mukosa juga tampak sariawan terbuka dengan tanda-tanda
peradangan.
Keterangan: Penyebab lain ialah herpes simpleks yang terjadi karena kontak langsung
dengan seseorang dengan berciuman atau berkebiasaan seks oral, gonore, HIV/AIDS,
rubeola, leukemia, dan infeksi jamur.
Sumber (antara lain): Marlene Hurst (2008). HurstReviews: “Pathophysiology
Review”. McGraw-Hill Companies, Inc.
Esophageal dyssynergia, akhalasia merupakan
gangguan peristaltik "tabung" esofagus serta
kegagalan sfingter esofagus bawah berelaksasi
agar makanan dan minuman dapat dengan
mudah memasuki lambung.
["cardiospasm" dan "megaesofagus" (istilah
terakhir hanya mengacu kepada akhalasia yang
disebabkanan oleh penyakit chagas).
Boks . Perawatan Gizi Penderita Akhalasia
Beri makanan cair atau setengah padat, jika dapat ditolerir.
Beri makanan sedikit-sedikit dan sering; jika dapat ditolerir.
Mengurangi kandungan protein, karbohidrat, dan lemak dalam
makanan; dengan tujuan untuk mengurangi sekresi lambung
dan menurunkan tekanan sfingter esofagus bagian bawah.
Tidak menyantap makanan yang masih panas.
Menghindari makanan yang dapat merusak mukosa bila terlalu
lama tertahan dalam esofagus: jeruk, makanan berbumbu.
Jika penderita dapat menelan lebih mudah, gunakan
diet rendah serat.
Membujuk penderita agar mau makan lebih perlahan.
GERD is caused by lower esophageal sphincter
(LES) relaxation not related to
swallowing and due to stimulation of
mechanoreceptors programmed in the
brainstem.
Gastric distension is a major trigger for this
stimulation, so how one eats may be as
important as what one eats.
A number of dietary and lifestyle
factors have been demonstrated to
trigger reflux, including portion
size, late-night eating, fried foods,
spicy foods, citrus, tomato-based
foods, caffeine, alcohol, chocolate,
mint, and smoking.
These trigger reflux for a variety of
reasons. Mint relaxes the lower
esophageal sphincter tone, spicy
foods increase parietal cell activity,
deep-fried foods delay gastric
emptying, and late-night eating
leads to being horizontal on a full
stomach.
Boks . Produk yang berpengaruh
memperburuk gejala GERD
Vitamin C dosis tinggi.
Fosamax (jika dikonsumsi tidak dengan air yang cukup,
atau segera berbaring usai menelan preparat ini.
Suplementasi kalium.
AINS (antiinflamasi nonsteroid).
Aspirin.
Calcium channel blockers pengobat hipertensi
Teofilin.
Antibiotika tertentu.
Glukosamin.
Kapsul minyak ikan.
Ragi beras merah.
Sumber: Leslie Bonci (2003). American Dietetic Association guide to better
digestion. John Wiley & Sons, Inc.
Boks . Penanganan Esofagitis Refluks
Mengurangi berat badan (bagi yang obes)
Mengkonsumsi santapan mengandung lemak rendah dan tinggi protein untuk
`mengurangi produksi asam.
Membatasi atau menghindari coklat, makanan berlemak, dan mint yang
melemahkan LES.
Makan porsi kecil tapi sering (4 sampai 6 kali sehari) untuk membantu
mengurangi tekanan dalam lambung.
Tidak bersantap dalam 3 jam sebelum tidur.
Menghindari makanan berbumbu banyak dan berkeasaman tinggi karena dapat
mengiritasi esofagus.
Menghindari minuman beralkohol, terutama di tengah malam sebelum tidur.
Meningkatkan asupan cairan untuk membilas isi lambung yang masuk ke dalam
esofagus.
Lain-2: menghentikan AINS, meninggikan kepala 15-30 cm atau lebih untuk
mencegah refluks selagi tidur, menghentikan rokok untuk memperbaiki tekanan
LES, serta tidak mengenakan pakaian sempit.
Boks. Perawatan Gizi pada Refluks Gastroesofageal
Peningkatan tekanan sfingter esofagus bawah: ...
Meningkatkan protein dalam makanan
Menurunkan lemak dalam makanan < 45 g/hari
Menghidari alkohol, peppermint, dan spearmint
Menghindari kopi, teh kental, dan coklat menggunkan susu skim
Penurunan iritasi esofagus: ...
Menghindari zat iritan: air jeruk, tomat, kopi, makanan berbumbu, minuman berkarbon
Menghindari setiap makanan yang selalu menyebabkan nyeri lambung
Perbaikan clearing esofagus: ...
Tidak berbaring lsebelum 2 jam sesudah makan
Meninggikan kepala di tempat tidur
Penurunan frekuensi dan volume refluks: ...
Meninggikan kepala di tempat tidur
Tidak berbaring sebelum 2 jam setelah makan
Jika perlu, makan sedikit-sedikit dalam porsi kecil
Jika obes, kurangi berat badan
Sewaktu makan, minum sedikit saja
Memperbanyak minum di antara 2 waktu makan
Banyak makan serat untuk mencegah sembelit (serat yang meningkatkan ketegangan
perut
Hal lain yang perlu dipertimbangkan
Memantau pengaruh penghindaran jeruk dan tomat terhadap status vitamin C: jika perlu
beri suplement
Memantau pengaruh antasid terhadap status zat besi dan jika perlu beri suplemen
Jangan mengunyah permen karet, dapat terteguk udara
Jangan merokok segera setelah makan
Tabel . Faktor-faktor risiko yang mengarah ke heartburn
Makanan Makanan berlemak, makanan berbumbu, garam meja, coklat,
bawang merah dan putih, mint (peppermint, spearmint),
alkohol, minuman berkafein, minuman bersoda, jeruk sitrun
atau jus jeruk sitrun, tomat atau jus tomat.
Obat Bifosfonat, aspirin (AINS), besi, kalium, quinine, tetrasiklin,
zidovudin, preparat antikolinergik, antagonis adrenergik alfa
dan beta-2, barbiturat, calcium channel-blocker, benzodiaze-
pin, dopamin, estrogen, progesteron, prostaglandin, analgetik
narkotik, nitrat, teofilin, TCA, dan preparat kemoterapi.
Gaya hidup Olahraga, obesitas, merokok, stress, posisi tubuh berbaring
(supine body position), berpakaian sempit, dan kehamilan.
Penyakit Gangguan gerak saluran cerna (gastroparesis), scleroderma,
PUD, sindrom Zollinger-Ellison.
Lain-lain Genetik.
Tanda dan gejala gastritis
Nyeri (tidak Nyeri epigastrik terjadi cepat akibat peradangan atau
nyaman) nekrosis mukosa lambung. Nyeri akibat gastritis kronis
reda oleh makanan.
Dispepsia Biasanya terjadi akibat erosi mukosa lambung.
Rasa terbakar Peradangan mukosa lambung akibat asam, infeksi, atau
di lambung pengobatan yang menyebabkan sensasi terbakar di
atas lambung.
Mual-muntah Mual-muntah terjadi setiap waktu ketika mukosa
lambung mengalami erosi.
Anoreksia Nyeri dan rasa penuh dalam perut, serta pencernaan yang
tidak sempurna mengurangi hasrat bersantap oleh karena
gejala itu diyakini berlatar-belakang makanan.
Kembung Akibat peningkatan produksi asam lambung
BB turun Akibat tidak bernapsu makan
Pendarahan Iritasi mukosa lambung terlalu lama menyebabkan
pendarahan, yang termanifestasi sebagai hematemesis
atau melena. Pendarahan berlangsung lama berujung
sebagai anemia.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keasaman Lambung
PENINGKAT KEASAMAN LAMBUNG
A. Pencernaan fase sefalik
Pikiran, penciuman, dan pengecapan makanan, mengunyah dan menelan, mememulai
perangsangan nervus vagus terhadap sel parietal pada mukosa fundus mensekresikan asam
lambung.
A. Pencernaan fase gastrik
Pengaruh makanan dalam lambung:
1. Distensi fundus merangsang sel parietal untuk mensekresikan asam.
2. Akilinisasi antrum menyebabkan pengeluaran gastrin.
3. Disitensi antrum menyebabkan pengeluaran gastrin, yang merangsang
sekresi asam lambung.
4. Substansi dalam makanan dan hasil pencernaan yang dapat meningkatkan
keasaman, yaitu: alkohol, kafein, kopi ekstrak, minuman cola, lada
merah, serta peptida-peptida dan asam amino.
PENURUN KEASAMAN LAMBUNG
A. Pencernaan fase gastrik
Pengasaman bagian antrum mereduksi pengeluaran gastrin, yang kemudian menyusutkan
sekresi asam. Makanan, terutama protein.
A. Pencernaan fase intestinal
Lemak, asam, dan keadaan hiperosmolaritas dalam saluran usus halus merangsang satu atau
lebih hormon-hormon gastrointestinal yang dapat menghambat sekresi asam lambung.
Catatan:
Makanan yang berkemampuan meningkatkan sekresi asam lambung ialah merica hitam (black pepper), cabe bubuk (chilli powder), biji mustard, nutmeg, jus sitrun atau buah
(orange, grapefruit, pineapple, lemon, tangerine), cocoa, coklat, minuman, ekstrak daging (kaldu), kopi dan teh, serta alkohol.
Tukak diartikan sebagai lesi ulseratif pada
lambung dan duodenum, bagian yang terpapar
dengan sekresi asam-pepsin.
Letak tukak menentukan cara penamaannya.
Bila tukak terjadi di lambung, namanya menjadi
tukak lambung; di duodenum dinamai tukak
duodenum.
Perbedaan Antara Tukak Lambung dan Tukak Duodenum
Kriteria Tukak Lambung Tukak Duodenum
Prevalensi Jarang Lebih sering
Usia VI – VII V – VI
Rasio L:W 3:4 3:1
Gol. Darah Tak ada beda Biasanya O
Status Gizi Sering malnutrisi Biasanya baik
Lokasi Tersering: anthrum 3 cm pylorus
Produksi HCl Normal/hiposekresi Hipersekresi
Etiologi Alir balik asam empedu ke lambung Chyme yang asam terlampau cepat
menyebabkan kerusakan mukosa masuk duodenum, dan tak sempat
dinetralkan.
Nyeri 1/2-1 jam sesudah makan, jarang 2-3 jam sesudah makan dan
malam hari; muntah meredakan malam hari; makanan dapat
nyeri, tapi makanan menyebabkan meredakan nyeri.
nyeri.
Muntah Lazim Tidak lazim
Pendarahan Hematemesis lebih sering ketimbang Melena lebih sering tinimbang
melena hematemesis.
Anemia Sering Sering
Tabel . Prinsip pengobatan gizi pengidap TUKAK PEPTIK
1. Santap makanan teratur setiap waktu makan (3 kali).
2. Santap sedikit-sedikit agar perut tidak tegang.
3. Tidak minum kopi, teh, cola, dan minuman lain yang mengandung
kafein dan alkohol.
4. Mengurangi, atau menghentikan merokok.
5. Tidak menggunakan aspirin dosis tinggi, atau obat lain yang
diketahui merusak lambung.
6. Tidak menggunakan lada secara berlebihan untuk masakan atau
makanan.
7. Menghindari makanan atau minuman yang menyebabkan
ketidaknyamanan.
8. Setiap makan sebisa mungkin di tempat dan pada suasana santai.
9. Makan antasida 1-3 jam sesudah makan dan sebelum tidur.
Makanan yang berpotensi menimbulkan gas
Kacang polong, kacang kedelai, kacang buncis, merica
hijau, miju-miju, bawang putih, brambang, bawang perai,
lobak, lobak cina, apel mentah, asinan kubis, broccoli,
kembang kol, watermelon, pokat, kelimu, kol brusel,
semangka, jagung, kubis, semangka putih, pisang, bayam,
cauliflower, jagung, ketimun, anggur, susu dan olahannya,
oat dan makanan berserat tinggi, bawang putih, kismis,
sorbitol, anggur turnip, minuman berkarbonat.
Penyebab Sembelit
Penyakit sistemik Efek samping obat, ketidaknormalan metabolik dan endokrin
(misal hipotiroid, uremia, hiperkalsemia), tidak/kurang
olahraga, kebiasaan social, penyakit buluh darah usus besar,
penyakit neuromuskuler sistemik, menyebabkan gangguan
otot polos usus.
Penyakit saluran celiac sprue, tukak duodenum, kanker lambung,
cerna atas fibrosis kistik.
Penyakit usus besar Penyakit ini mengakibatkan inersia kolon dan obstruksi
outlet.
Kapasitas absopsi Gangguan inervasi (penyakit Hirschprung, sklerosis
mukosa usus besar multipel, Parkinson atau paraplegi).
berlebihan Gangguan struktur usus besar (tumor, hernia, striktura,
divertikulosis, kolon irritabel, fisura anus).
• Inactivity, Obesity, Hormonal changes, Pregnancy,
Irritable bowel syndrome, Inadequate fluid intake,
Inadequate fiber intake.
• Certain diseases and condition including: Parkinson’s
disease, Multiple sclerosis. Stroke
• Spinal cord injuries, Diabetes, Disorders of the
thyroid gland, Lupus, Scleroderma
• Certain medications, including: Diuretics, Calcium or
aluminum antacids. Parkinson’s medications, Pain
medications with codeine, Antidepressant,
Antihistamines, Iron supplements, Calcium
supplements
• Excessive use of laxatives
Kebutuhan serat
• Usia < 50 th = 38 g (L) hingga 25 g (W)
• Usia > 50 th = 30 g (L) hingga 21 g (W)
• Usia 2 – 18 = (Usia + 5) g
Malnutrisi IBD
Asupan oral Terimbas penyakit (sakit perut dan siare usai santap, sitophobia,
berkurang anoreksia, nausea, dan muntah);
iatrogenik (diet terbatas, atau fad diet).
Malabsorpsi Permukaan serap berkurang (pemendekan usus kecil akibat
operasi, sebagian segmen usus sakit).
Pertumbuhan bakteri berlebihan (terkait dengan striktura, atau
stasis).
Defisiensi garam empedu setelah reseksi ileum (kegagalan
pembentukan micelle dan steatore).
Defisiensi laktase (terkait dengan penyakit usus halus)
Malabsorpsi dimbas oleh obat.
Kehilangan zat gizi Kehilangan protein akibat enteropati.
bertambah Kehilangan elektrolit, mineral dan elemen kelumit akibat diare
(seng dan kalium). Kehilangan darah lewat saluran cerna (besi).
Malabsorpsi diimbas Cholestyramine (asam empedu, lemak, vitamin yang larut dalam
obat lemak)
Sulfasalazine (defisiensi asam folat tertali dengan penurunan
penyerapan dan peningkatan kebutuhan akibat hemolisis.
Steroid (absorpsi dan mobilisasi kalsium).
Kebutuhan Peradangan kronis, demam, infeksi yang menunggangi.
meningkat
Penyebab malnutrisi pada IBD
Faktor Penyebab Dampak
Anoreksia, aspan kurang TNF-α; pro-inflammatory cytokinines Asupan gizi berkurang.
lain
Nausea, vomitus Abses, striktura Asupan gizi berkurang.
Nyeri perut, diare Peradangan, obstruksi Variasi-jumlah makanan berkurang.
Restriksi diet Anjuran teman, dokter, keluarga. Asupan gizi berkurang.
Maldigesti Sclerosing cholangitis, pertum-buhan Penyerapan lemak dan vitamin
bakteri usus berlebihan, dan defisiensi yang larut lemak berkurang.
asam empedu.
Malabsorpsi Permukaan serap berkurang, Defisiensi vitamin dan mineral
ileum terminal tidak ada, interaksi (vitamin B12 tak terserap).
obat-zat gizi.
Kebutuhan meningkat Demam, radang, cell turnover Berat badan berkurang
meningkat
Kehilangan lewat saluran cerna Radang, pendarahan Protein-mineral hilang, anemia
bertambah defisiensi zat besi
Metabolisme interme-dier berubah TNFα, IL-1β, dan IL-6 Sintesis albumin dan protein lain
menurun/
Serapan kalsium ↓, magnesuria ↑,
Steroid
pengecilan otot ↑
Interaksi obat-zat gizi
Penyerapan folat dan reduksi menjadi
Sulfasalazine
tetrahidrofolat berkurang.
Keterangan: obat lain ialah kolestiramin, kolestipol, siklosporin, dan azatioprin.
Sumber: Jeejeebhoy KN. Management of nutritional problems of patients with Chron’s disease.
CMAJ 2002;163:913-918.
Celiac Disease
• Classic Symptoms
• • Abdominal pain
• • Abdominal bloating
• • Cramps
• • Diarrhea
• • Abnormally-colored or foul-smelling stools
• • Constipation
• • Excessive gas
• • Chronic fatigue
• • Muscle wasting
• • Weight loss
Celiac Disease
• Nongastrointestinal Symptoms
• • Breathlessness
• • Anemia
• • Migraines
• • Infertility
• • Bone pain
• • Dental changes
• • Delayed growth (in children)
• • Changes in behavior
• • Learning challenges
GLuten
• Wheat, Rye, Triticale, Barley, Wheat germ,
Wheat bran, Graham flour, Oats, Oat bran,
Bulgur
Therapeutic Options for (GERD)