Anda di halaman 1dari 31

TUGAS MATA KULIAH DIETETIK 1

TATA LAKSANA DIET PADA PASIEN GANGGUAN


SALURAN CERNA BAGIAN BAWAH

Dosen Pengampu:
Ayu Rahadiyanti, S.Gz, MPH
Choirun Nissa, S.G, M.Gizi
Ahmad Syauqy, S.Gz, MPH, PhD
Muti’ah Mustaqimatusy Syahadah, S.Gz, M.Gz
Dr. Etika Ratna Noer, S.Gz, M.Si

Disusun oleh:
Gloria Nathania
22030120130093
Kelas B

PROGRAM STUDI S-1 GIZI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2022
I. LATAR BELAKANG
Ny. M adalah wanita 33 tahun dengan diagnosis fistulizing Crohn’s colitis. Ny. M
telah menjalani Total Abdominal Colectomy (TAC) dengan ileostomi akhir. Penyesuaian
pasca operasi Ny. M cukup sulit dengan adanya komplikasi ileus, output ostomi yang
tinggi, dan lambatnya pengenalan diet oral. Ny. M telah menjalani konseling gizi untuk
membantu manajemen output ostomi yang tinggi dan malabsorpsi. Feses dari ileostominya
digambarkan encer dan berair. Secara anatomi, Ny. M memiliki seluruh usus halus hingga
ileostomi dan tidak ada sisa usus besar, tidak ada ileocecal valve (ICV), tidak ada rektum,
dan tidak ada anus. Pasien tidak memiliki potensi lebih lanjut untuk operasi penyambungan
kembali usus.
Berdasarkan riwayat asupan oral, Ny. M mengalami penurunan nafsu makan dan
asupan oral selama 3 bulan terakhir karena sakit perut, mual, dan diare. Sebelum masuk
sakit, Ny. M mengonsumsi makanan yang biasa dimakan. Ny. M juga tidak dapat
mentolerir suplemen gizi komersial. Asupan cairan Ny. M banyak dan berbagai jenis (kopi,
es teh, air), 8 sampai 10 gelas per hari.
Setelah masuk rumah sakit, Ny. M hanya mengonsumsi 50% dari makanan yang
disediakan, mentoleransi camilan, dan mengonsumsi larutan rehidrasi oral (ORS) hingga
500 mL setiap hari. Ny. M merasa adanya peningkatan nafsu makan. Ny. M memiliki TB
152,4 cm (60 inci); BB 43,2 kg (95 lb); BMI 18,6 kg/m2. Berat badan biasa Ny. M 51 kg
(112 lb), perubahan berat badan 15% dalam 3 bulan (signifikan). Berdasarkan pemeriksaan
fisik, Ny. M tampak kurus, rongga mata gelap, ada sedikit lekukan di pelipis, skapula
menonjol, paha depan dan betis kurus, kehilangan lemak di tulang rusuk, dan tidak ada
edema. Tingkat energi Ny. M rendah selama 3 bulan terakhir, tidak dapat pergi ke
pertandingan sepak bola putranya, lemah, dan lelah sepanjang waktu.
Ny. M mendapatkan pengobatan loperamide 2 mg sebelum makan dan waktu tidur,
multivitamin kunyah, KCl dalam bentuk sustained release tablet, cairan IV untuk
menggantikan output stoma. Output urin 650 ml dan ostomy 24 jam 2200 ml. Data
laboratorium serum natrium rendah (130), serum kalium rendah (3,4), serum magnesium
rendah normal (2,0), CRP tidak memungkinkan, analisis feses untuk Clostridium difficile
negatif. Diet saat ini adalah diet GI dengan serat rendah dan terkonstrol, diet rendah gula.
II. SKRINING (DATA UMUM)
A. Pemilihan Metode Skrining
Ada berbagai metode / instrument yang dapat digunakan untuk melakukan
skrining pada pasien, salah satunya adalah NRS. NRS adalah salah satu metode
skrining yang memperhitungkan detail tingkat keparahan penyakit dan implikasinya
terhadap status gizi pasien. NRS juga memuat pertanyaan pra-skrining yang
mempercepat durasi dan proses skrining, sehingga NRS dianggap cukup sesuai untuk
semua kategori pasien di rumah sakit, tidak terbatas pada kategori tertentu.1
Berdasarkan alasan tersebut, digunakan instrument NRS untuk skrining pada Ny. M.

B. Pengisian Kuesioner dan Kesimpulan

Nama :M
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 33 tahun

Skrining Awal

No Pertanyaan Ya Tidak

1. Apakah IMT < 20,5? ✓

2. Apakah pasien mengalami penurunan BB dalam 3 bulan



terakhir?

3. Apakah Asupan makan pasien menurun dalam 1 minggu



terakhir?
4. Apakah pasien menderita penyakit berat (misal terapi intensif)? ✓

Keterangan:
Ya: jika jawaban (Ya) pada beberapa pertanyaan, lanjutkan skrining pada tabel 2.
Tidak: jika jawaban (Tidak) pada semua pertanyaan, lakukan skrining kembali seminggu.

Skrining Akhir

Status Gizi Penyakit Berat (≈ peningkatan kebutuhan)

Absen skor 0 Status gizi normal Absen skor 0 Kebutuhan gizi normal

Ringan skor 1 BB turun > 5% 3 bulan Ringan skor 1 Fraktur pinggang, pasien
terakhir atau asupan kronis dengan komplikasi
makan < 50 – 75% dari akut: sirosis, COPD,
kebutuhan normal hemodialisa kronik,
seminggu terakhir diabetes, kandungan

Sedang skor 2 BB turun > 5% 2 bulan Sedang skor 2 Bedah mayor abdomen,
terakhir atau IMT 18,5 stroke, paru – paru berat,
– 20,5 + keadaan umum ✓ kanker darah
memburuk atau asupan
makan <25-50% dari
kebutuhan normal
seminggu terakhir

Berat skor 3 BB turun >5% 1 bulan Berat skor 3 Luka kepala, transplantasi
terakhir (>15% dalam 3 sumsum tulang, pasien
✓ bulan) atau IMT < 18,5 dalam perawatan intensif

Usia > 70 tahun Skor 0

TOTAL SKOR 5 (BERISIKO)

Skor ≥ 3 = pasien berisiko malnutrisi dan membutuhkan rencana asuhan gizi


Skor < 3 = skrining ulang 1 minggu yang akan datang
III. ASESMEN (PENGKAJIAN) GIZI
1. Pengkajian Data Riwayat Pasien (CH)

Domain
Data Keterangan
Kode Nama

CH-1.1.1 Usia 33 tahun Kategori dewasa


tengah menurut
Permenkes RI No.
41 tahun 2014

CH-1.1.2 Jenis kelamin Perempuan -

CH-1.1.10 Mobilitas Rendah, merasa lemah Ny. M tidak


sepanjang waktu mampu hadir ke
pertandingan sepak
bola anaknya.

CH-2.1.1 Keluhan Gizi Kesulitan makan via oral, Berkaitan dengan


penurunan nafsu dan diagnosis chron’s
asupan makan, sakit disease
perut, mual, diare,
malabsorbsi

CH-2.1.3 Endokrinal/ Malnutrisi Penurunan BB


metabolisme 15% selama 3
bulan terakhir

CH-2.1.4 Ekskresi Output urine 650 mL / 24 Di bawah normal


jam

Output ostomy tinggi Malabsorbsi


(2200 mL), encer dan (mineral dan
berair kalium)

CH-2.1.5 Gastrointestinal Fistulizing Chron’s Kesulitan makan


Ulcerative via oral, penurunan
nafsu dan asupan
makan, sakit perut,
mual, diare,
malabsorbsi

CH-2.2.1 Terapi / Ileostomy Berkaitan dengan


pengobatan medis TAC yang dijalani

CH-2.2.2 Tindakan operasi Total Abdominal - komplikasi ileus


Colectomy (TAC) - output ostomy
tinggi

Kesimpulan:
Ny. M, wanita dewasa menderita fistulising crohn’s ulcerative, dan menjalani Total
Abdominal Colectomy (TAC) dengan akhir ileostomy. Ny. M merasakan keluhan
berupa Kesulitan makan via oral, penurunan nafsu dan asupan makan, sakit perut,
mual, diare, malabsorbsi, dan mengalami komplikasi ileus dan output ostomy yang
tinggi pasca operasi.

2. Pengkajian Riwayat Terkait Gizi/Makanan (FH)


Domain
Data Keterangan
Kode Nama

FH-1.2.1 Asupan SMRS: -


cairan
8 – 10 gelas sehari
(kopi, es teh, air)

MRS: Kebutuhan oral :


- 524 mL
500 mL larutan rehidrasi oral - 1000 mL ORS

FH-1.2.2 Asupan SMRS: -


makan
Makan seperti biasa

MRS: Energi: 1275 kkal/hr


Mengonsumsi 50% makanan
yang disediakan RS

FH-1.4.3 Asupan - kopi Mengonsumsi 8 – 10


kafein gelas (kopi, teh, air) /
- es teh hari SMRS

FH-1.6.1 Asupan Multivitamin Meningkatkan asupan


vitamin vitamin yg tidak
didapatkan secara oral

FH-1.6.2.2 Asupan Tablet KCL Mencegah


Klorida hipokalemia

FH-1.6.2.5 Asupan
Kalium

FH-2.1.1 Modifikasi - Diet tekstur lunak, rendah -


diet serat.
- Diet rendah gula sederhana

FH-2.1.4 Administrasi Asupan cairan intravena Menggantikan cairan


EPN yang hilang dari
output stoma

FH-3.1.1 Pengobatan Loperamide 2 mg (sebelum Obat diare dan


makan dan sebelum tidur) mengurangi jumlah
feses untuk
memperpanjang waktu
untuk menyerap zat
gizi dan cairan.

Kesimpulan:
Ny. M hanya mengonsumsi 50% makanan yang disediakan rumah sakit dan
mengonsumsi 500 mL larutan ORS. Ny. M mengonsumsi multivitamin, tablet KCL,
asupan cairan intravena, dan loperamide 2 mg. Ny. M diberikan diet tekstur lunak,
rendah serat, dan rendah gula sederhana.

3. Pengkajian Antropometri (AD)

Domain
Data Keterangan
Kode Nama

AD-1.1.1 Tinggi Badan 152,4 cm -

AD-1.1.2 Berat badan SMRS : 51 kg -


MRS : 43,2 kg

AD-1.1.4 Perubahan BB Penurunan 15% BB dalam Penurunan BB 7,8 kg


3 bulan terakhir (signifikan)
AD-1.1.5 IMT SMRS Diinterpretasikan
IMT = BB(kg)/TB2(m2) normal menurut
= 51/1,524 Permenkes No. 41
= 21,9 kg/m2 tahun 2014.

MRS Diinterpretasikan
IMT = BB(kg)/TB2(m2) normal menurut
= 43,2/1,524 Permenkes No. 41
= 18,6 kg/m2 tahun 2014.

Kesimpulan:
Berdasarkan data antropometri yakni TB dan BB, Ny. M mengalami penurunan BB
signifikan yakni 15% dalam 3 bulan, tetapi berdasarkan perhitungan IMT sebelum
dan setelah penurunan masih tergolong normal.

4. Pengkajian Data Biokimia (BD)

Domain
Data Keterangan
Kode Nama

BD-1.2.5 Natrium 130 mEq/L Di bawah normal


Normal  135 mEq/L

BD-1.2.7 Kalium 3,4 mEq/L Di bawah normal


Normal  3,5 mEq/L

BD-1.2.8 Magnesium 2,0 mg/dL Normal (1,8 – 2,2 mg/dL)

BD-1.4.19 Kultur feses Clostridium Tidak terdeteksi bakteri


difficile  Negatif Clostridium difficile

BD-1.12.5 Urine 650 mL Di bawah normal


volume
(normal ≥1200 ml)

Kesimpulan:
Ny M memiliki kadar natrium dan kalium di bawah normal, kadar magnesium
normal, volume urin di bawah normal. Volume feses berlebih, tetapi tidak
terdeteksi bakteri Clostridium difficile pada feses
5. Pengkajian Data Klinis/Fisik (PD)

Domain
Data Keterangan
Kode Nama

PD-1.1.1 Penampilan Compos mentis Masih dapat diajak


Keseluruhan berkomunikasi

PD-1.1.4 Ekstremitas, - scapula menonjol -


Otot, - betis dan quadriceps kurus
Tulang - penurunan lemak di tulang rusuk
- lemah dan lelah sepanjang waktu

PD-1.1.5 Sistem Keluhan awal: Diagnosis:


Pencernaan - Kesulitan makan oral Fistulizing Chron’s
(mulut - penurunan nafsu makan Ulcerative, saat ini
sampai - sakit perut nafsu makan telah
rektum) - mual membaik
- Diare
Output stoma
berlebih,
konsistensi encer

PD-1.1.6 Kepala dan - mata cekung


mata
- kantung mata gelap
- ada lekukan pada pelipis

Kesimpulan
Ny. M dalam keadaan sadar, dengan beberapa keluhan seperti sakit perut, mual, diare
berkaitan dengan diagnosis Fistulizing Chron’s ulcerative dan tindakan pengobatan
yang dijalani. Beberapa data fisik Ny. M berkaitan dengan penurunan berat badan
yang dialami secara signifikan dalam 3 bulan terakhir.
6. Comparative Standar (CS)

Domain
Data Keterangan
Kode Nama

CS-1.1.1 Total Perkiraan 25–30 kcal/kg Actual 1080 – 1296 kkal


Kebutuhan Energi body weight /day

CS-2.1.1 Total Perkiraan 20 – 30 % 20% x 1100 kkal = 24,4 g


Kebutuhan Lemak energy 30% x 1100 kkal = 36,7 g
24,4 – 36,7 g

CS-2.2.1 Total Perkiraan 1,2 – 1,5 g 1.2 x 43,2 kg = 51.8 g


Kebutuhan protein/kg 1.5 x 43,2 kg = 64,8 g
ABW/day
Protein 51,8 – 64,8 g

CS-2.3.1 Total Perkiraan Sisa energy 57% x 1100 kkal = 156,75 g


Kebutuhan 100% - 18% -
Karbohidrat 25% = 57%

CS-3.1.1 Total Perkiraan 1964 mL (total) 524 mL (oral)


Kebutuhan Cairan

Kesimpulan Berdasarkan perhitungan, perkiraan kebutuhan energy Ny. M kisaran


1100 - 1300 kkal/hari, lemak 24,4 – 36,7 g/hari, protein 51,8 – 64,8
g/hari, karbohidrat sisa dari pengurangan total energi, dan total cairan
1964 mL dengan 524 mL pemenuhan secara oral.
IV. DIAGNOSIS GIZI

Domain Problem Eitologi Sign/Symptoms

NI-5.2 Malnutrisi fistulizing Crohn’s colitis ketidakcukupan asupan energi


(asupan MRS 50%), penurunan
berat badan, kehilangan massa
lemak dan otot, serta gejala
lemah dan lemas

NC-1.4 Perubahan Perubahan struktur Penurunan berat badan sebesar


fungsi saluran cerna akibat 15% dalam 3 bulan dan output
gastrointestinal Ileostomy stoma yang tinggi.

Kesimpulan :
NI-5.2 Malnutrisi (P) berkaitan dengan penyakit kronis fistulizing Crohn’s colitis (E)
dibuktikan dengan data ketidakcukupan asupan energi (asupan MRS 50%), penurunan
berat badan, kehilangan massa lemak dan otot, serta gejala lemah dan lemas.(S)

NC-1.4 Perubahan fungsi gastrointestinal (P) berkaitan dengan perubahan struktur saluran
cerna akibat Ileostomy (E), dibuktikan dengan penurunan berat badan sebesar 15% dalam
3 bulan dan output stoma yang tinggi.(S)
V. INTERVENSI GIZI
A. Perencanaan (Planning)
1. Tujuan Intervensi
a. Menurunkan output ostomy menjadi normal dan meningkatkan konsistensi
output ostomy Ny. M.
b. Memperbaiki asupan makan dan asupan gizi secara bertahap Ny. M dengan
memberikan makanan yang disukai pasien untuk meningkatkan selera
makan Ny. M.
c. Mencegah terjadinya penurunan berat badan berlebih pada Ny. M.

2. Preskripsi
a. Meneruskan diet tekstur lunak, rendah serat, rendah gula sederhana (simple
sugar), tinggi protein, lemak dan karbohidrat cukup.
b. Energi 25 – 30 kkal/kg BB aktual (1100 – 1300 kkal)
c. Protein tinggi 1,2 – 1,5 g/kg BB aktual (51,8 – 61,8 g) (18 %)
d. Lemak normal  25 – 30 % dari kebutuhan energi (24,4 – 36,7 g) (25 %)
e. Karbohidrat sisa energy  100% - 18% - 25% = 57% (156,7 g)
f. Rendah serat, tinggi soluble fiber
g. Kebutuhan cairan total 1964 mL, secara oral diberikan 524 mL.
h. Memilih makanan yang bersifat “mengentalkan” agar dapat memperbaiki
konsistensi output stoma seperti pasta, roti putih, mie, nasi putih, kentang,
keju, selai kacang, pisang, tapioka, oatmeal, dll.
i. Makanan yang diberikan rendah sisa dengan porsi kecil tetapi frekuensi yang
sering.
j. Target pemenuhan kebutuhan energi 75 – 100%
k. Diberikan makanan tinggi garam untuk mengkompensasi penyerapan garam.
l. Untuk mengganti cairan yang terbuang, diberikan larutan ORS sebanyak 500
mL dalam sehari yang dikonsumsi antar waktu makan.
B. Rencana Implementasi
1. Pemberian Diit
Jenis dan Bentuk Diet : Diet tekstur lunak, rendah serat, tinggi protein.
Frekuensi : 4x makan utama dan 4x selingan
Contoh Makanan Penukar Energi KH P L
(URT / penukar) (kkal) (g) (g) (g)
Sumber - Bihun (1/2 gelas) 2.5 437.5 100 10 0
KH - Nasi putih (3/4 gelas)
- Roti putih (3 lembar)
- Kentang (2 buah)
Sumber - Tempe (2 ptg sedang) 3 240 24 18 9
Protein - Tahu (2 ptg sedang)
Nabati - Kembang tahu (1 lembar)
- Sari kedelai (2 ½ gelas)
Sumber - Daging asap (1 lembar) 1 50 0 7 2
Protein - Daging ayam (1 ptg sedang)
Hewani - Bakso (10 biji sedang) 1 75 0 7 5
- Daging sapi (1 ptg sedang)
- Telur ayam (1 butir)
- Kornet sapi (3 sdm) 1 150 0 7 13
- Bebek (1 ptg sedang)
Sumber - Alpukat 1 50 0 0 5
Lemak - Margarin
Sayuran - Wortel (1 gelas) 3 75 15 3 0
- Labu siam (1 gelas)
- Oyong (1 gelas)
Buah - Pisang ambon (1 bh) 2 100 20 0 0
- Pisang mas (2 bh)
- Alpukat (1/2 bh besar)
- Melon (1 ptg besar)
Total 14.5 1177.5 52 34 159
Contoh Rekomendasi menu :
Waktu Menu Makanan Bahan Makanan URT Berat (gram)
07.00 Bubur tim Beras giling putih ½ mangkok kecil 100
ayam wortel Daging ayam 4 sdm 40
Wortel 6 sdm 66
Air mineral Air mineral ½ cangkir 65
07.30 ORS ORS ½ gelas 125
09.00 Alpukat Alpukat ½ buah besar 50
Air mineral Air mineral ½ cangkir 65
09.30 ORS ORS ½ gelas 125
10.30 Peanut butter Roti putih 1 lembar 35
sandwich Kacang tanah 2 sdm 20
Air mineral Air mineral ½ cangkir 65
11.00 ORS ORS ½ gelas 125
12.30 Pisang mas Pisang mas 2 buah 40
Air mineral Air mineral ½ cangkir 65
13.00 ORS ORS ½ gelas 125
14.00 Bubur nasi Beras giling putih ½ mangkok kecil 20
Kornet Kornet 3 sdm 45
Tumis labu siam Labu siam, minyak 2 buah kecil 100
Air mineral Air mineral ½ cangkir 65
14.30 ORS ORS ½ gelas 125
16.00 Melon Melon 1 potong 90
Air mineral Air mineral ½ cangkir 65
16.30 ORS ORS ½ gelas 125
17.30 Sup kembang Bihun ½ gelas 50
tahu, daging sapi, Kembang tahu 1 lembar 20
wortel, dan bihun Wortel 6 sdm 66
Daging sapi cincang 1 potong sedang 35
Air mineral Air mineral ½ cangkir 65
18.00 ORS ORS ½ gelas 125
19.30 Tofu Schotel Tahu 2 potong sedang 100
Wortel 6 sdm 66
Air mineral Air mineral ½ cangkir 65
20.00 ORS ORS ½ gelas 125
Energi 1223.4 kkal
Karbohidrat 142.5 g
Protein 63.6 g
Lemak 45.6 g
Serat 9.6 g

2. Pendidikan Gizi
Jam 09.00 – 09.45
Waktu 45 menit
Tempat Bangsal rumah sakit
Topik Pemberian edukasi mengenai penyakit yang dialami, pengobatan
yang dijalani, perawatan pasca operasi, penatalaksanaan diet yang
sesuai dan menunjang ostomy dan keluhan yang dialami.
Tujuan 1. Meningkatkan pengetahuan pasien terkait manajemen penyakit
yang diderita, yakni Crohn’s disease, ileostomy, dan
perubahan yang terjadi karena pengobatan yang dijalani.
2. Memberikan pemahaman terkait pemilihan makanan yang
tepat dan aturan makan terkait kondisi yang diderita.
3. Memotivasi pasien untuk tetap memiliki semangat hidup dan
dapat menerapkan pola makan yang baik untuk mendukung
percepatan penstabilan kondisi.
Sasaran Ny. M, keluarga
Metode Edukasi dan tanya jawab
Media Leaflet
Materi 1. Pengetahuan terkait kondisi Crohn’s disease dan ileostomy.
2. Penjelasan penerapan pemilihan makanan dan pola makan
yang baik untuk mendukung penyembuhan penyakit yang
diderita.
Evaluasi 1. Ny. M mengetahui informasi terkait kondisi Crohn’s disease
yang diderita dan ileostomy serta perubahan yang terjadi.
2. Ny. M mengetahui dan memahami terkait penerapan
pemilihan makanan dan pola makan yang baik untuk
mendukung penyembuhan penyakit yang diderita.
3. Ny. M merasa mendapatkan motivasi dan semangat untuk
menerapkan diet yang sesuai agar dapat segera stabil.

3. Konseling Gizi
Durasi 15 – 20 menit
Tempat Kamar rawat inap pasien
Sasaran Ny. M, keluarga
Materi Informasi mengenai kondisi yang diderita Ny. M yakni Crohn’s
disease, diet penunjang (diet GI rendah soluble fiber, tinggi
protein, rendah gula sederhana), dan tanya jawab terkait
permasalahan yang dialami dalam menjalankan diet tersebut.
Metode Konsultasi dan tanya jawab
Media Leaflet
4. Koordinasi dengan Tim Kesehatan Lain

Pertemuan Pokok Diskusi Solusi dan Tenaga


ke Implementasi Kesehatan
yang Terlibat
1 Menyelaraskan Diskusi antara ahli gizi - Ahli gizi
diagnosis penyakit dan dengan dokter - Dokter
diagnosis gizi, bekerja penanggung jawab Ny.
sama melaporkan M
perkembangan kondisi
pasien
2 Monitoring dan Berkoordinasi terkait - Ahli gizi
evaluasi kondisi Ny. M keadaan pasien, makanan - Perawat
yang dikonsumsi oleh
pasien, dan hasil
pengukuran data medis
pasien dengan perawat
yang lebih sering kontak
dengan pasien
3 Interaksi obat dengan Menanyakan dan - Ahli gizi
makanan mendiskusikan obat yang - Apoteker
diresepkan untuk Ny. M
untuk mencegah
terjadinya interaksi obat
dan makanan yang tidak
diinginkan.
VI. PERENCANAAN MONITORING-EVALUASI GIZI
A. Asupan Makanan (FH)

Indikator Pelaksanaan Target Pencapaian


Asupan makanan: Evaluasi asupan makanan Ny. M menghabiskan sekurang –
makanan dari rumah menggunakan metode visual kurangnya 75% atau ¾ porsi dari
sakit yang comstock. Pemberian makanan yang disajikan.
dikonsumsi Ny. M makanan menggunakan
piring dengan sekat untuk
mempermudah melakukan
visual comstock
Kebutuhan zat gizi Asupan energi dan zat gizi makro
makro tercukupi masing – masing memenuhi
Melakukan 24H food record
sekurangnya 75% kebutuhan
energi secara bertahap
Kebiasaan Melakukan konseling tiap Ny. M menerapkan diet yang
bulan untuk mengontrol dan sudah diedukasikan dan
mengevaluasi kebiasaan disepakati dalam konseling gizi.
makan pasien.

B. Klinik/Fisik (PD)
Indikator Pelaksanaan Target Pencapaian
Keluhan terkait malnutrisi: Menanyakan Ny. M tidak lagi merasakan
- Kesulitan makan oral
perkembangan keluhan keluhan:
- kurangnya nafsu makan
- sakit perut yang dirasakan setiap - Tidak kesulitan makan oral
- mual - nafsu makan meningkat
hari (oleh perawat)
- tidak sakit perut
- tidak mual
Volume, frekuensi, dan Melakukan pengamatan Volume output mencapai
konsistensi output stoma
perkembangan harian normal, konsistensi tidak
encer / berair
C. Antropometri (AD)
Indikator Pelaksanaan Target Pencapaian
BB Pengukuran data antropometri Ny. M tidak mengalami
secara berkala (1x/minggu) penurunan BB berlebihan.

D. Biokimia (BD)
Indikator Pelaksanaan Target Pencapaian
Elektrolit dan ginjal Tes kadar natrium dan kalium Kadar natrium dan kalium
secara rutin 2 minggu sekali Ny. M kembali normal.
Urine output dan Pengecekan volume urine dan Urine output mencapai
ostomy output ostomy output normal (1200 mL), dan tidak
lagi mengalami HOS (High
Output Stoma) (< 2000 mL)
VII. PEMBAHASAN KASUS
Ny. M merupakan perempuan berusia 33 tahun, masuk dalam kategori dewasa
dengan diagnosis Fistulizing crohn’s ulcerative. Crohn’s disease sendiri adalah kondisi
peradangan kronis dan terus menerus yang dapat memengaruhi setiap bagian dari saluran
cerna (usus halus, usus besar, maupun keduanya). Crohn’s disease juga merupakan bagian
dari penyakit peradangan kronis usus (chronic inflammatory bowel disease).2 Sedangkan
fistula adalah komplikasi yang umum terjadi pada penderita crohn’s disease. Fistula dapat
diklasifikasikan menjadi fistula internal (menghubungkan usus dan organ internal), serta
fistula eksternal yang terhubung ke kulit termasuk perianal dan fistula enterokutan.3
Crohn’s disease dapat bermanifestasi seperti maldigesti, malabsorbsi, kelainan reabsorbsi,
diare, konstipasi, nyeri perut, mual.2 Manifestasi klinis tersebut juga dialami oleh Ny. M.
Berkaitan dengan diagnosis yang didapatkan, Ny. M memiliki beberapa keluhan seperti
penurunan nafsu makan, kesulitan makan secara oral, sakit perut, mual, dan diare.
Ny. M telah melalui prosedur Total Abdominal Colectomy (TAC) dengan akhir
ileostomy. Ileostomy sendiri merupakan prosedur pembedahan dengan membentuk lubang
dari ileum menuju kulit / permukaan perut sebagai jalur pembuangan pengganti akibat
reseksi / pengangkatan usus besar.4 Ny. M mengalami komplikasi ileus dan HOS (High
Output Stoma) pasca operasi. High Output Stoma terjadi ketika output melebihi 2000
mL/hari selama 2 hari berturut – turut.4 Penderita HOS memerlukan ORS (Oral
Rehydration Solution) yang dikonsumsi sepanjang hari untuk menggantikan kehilangan
elektrolit dan mineral.5
Pada tahap awal, dilakukan skrining dengan NRS pada Ny. M. Metode NRS dipilih
karena NRS dapat digunakan untuk semua kategori pasien dan memperhitungkan detail
tingkat keparahan penyakit yang diderita pasien.1 Berdasarkan skrining yang dilakukan,
didapatkan total skor 5 yang menunjukkan bahwa Ny. M berisiko malnutrisi sehingga
memerlukan lanjutan proses asuhan gizi terstandar. Setelah dilakukan skrining, dilakukan
asesmen yang meliputi data antropometri, biokimia, fisik/klinis, riwayat makan, serta
riwayat data personal sesuai dengan acuan dari aturan terstandar International Dietetics &
Nutrition Terminology.
Berdasarkan asesmen yang dilakukan, didapatkan bahwa sebelum masuk rumah
sakit, Ny. M mengonsumsi makanan seperti biasa dan mengonsumsi banyak cairan (8 – 10
gelas air, teh, kopi), tetapi setelah masuk rumah sakit, Ny. M hanya mengonsumsi 50%
makanan yang disediakan rumah sakit dan mengonsumsi 500 mL larutan ORS. Data
tersebut mengindikasikan ketidakcukupan asupan Ny. M di rumah sakit. Ny. M
mengonsumsi multivitamin, tablet KCL, asupan cairan intravena, dan loperamide 2 mg.
Loperamide adalah obat yang meredakan diare, pada pasien dengan ileostomy, loperamide
dapat digunakan untuk mengurangi jumlah feses.7 Ny. M diberikan diet tekstur lunak,
rendah serat, dan rendah gula sederhana.
Berdasarkan pengukuran antropometri, didapatkan data berat dan tinggi badan. Ny.
M mengalami penurunan berat badan yang cukup signifikan, yaitu sebanyak 15% dalam 3
bulan terakhir. Tetapi, IMT Ny. M baik sebelum maupun setelah mengalami penurunan
berat badan masih dalam kategori normal menurut Permenkes RI No. 41 tahun 2014. Akan
tetapi berdasarkan data fisik klinis, penurunan berat badan Ny. M menunjukkan tanda2
malnutrisi berupa penurunan lemak dan beberapa bagian tubuh yang tampak kurus serta
rasa lemah dan lelah sepanjang waktu.
Berdasarkan hasil pemeriksaan biokimia, Ny. M memiliki kadar natrium dan
kalium di bawah normal, tetapi tidak signifikan. Volume urine Ny. M terpantau rendah di
bawah normal, sedangkan volume feses / output stoma Ny. M terpantau tinggi atau
mengalami high output stoma, tapi tidak terdeteksi adanya bakteri Clostridium difficile.
Clostridium difficile merupakan bakteri gram positif anaerobic yang menjadi salah satu
penyebab utama diare infeksius di rumah sakit.6
Berdasarkan data standar komparatif Ny. M, didapatkan berdasarkan perhitungan
kebutuhan energi dengan rumus 25 – 30 kkal/kg actual body weight dan protein dengan
rumus 1,2 – 1,5 g/kg actual body weight sesuai dengan penatalaksanaan diet untuk pasien
dengan short bowel syndrome akibat ostomy.8,9 Selanjutnya, kebutuhan lemak normal
yakni sebesar 20 – 30% dari kebutuhan energi dan karbohidrat yakni sisa energi dikurangi
kebutuhan protein dan lemak.4
Didasari oleh data – data yang didapatkan dari assessment, ditetapkan beberapa
diagnosis gizi dengan sistem PES, yakni malnutrisi dan perubahan fungsi gastrointestinal.
Masalah gizi malnutrisi berkaitan dengan penyakit kronis yang diderita yakni crohn’s
disease dan tindakan yang telah dijalani, dibuktikan dengan adanya data ketidakcukupan
asupan energi dimana Ny. M hanya mengonsumsi 50% dari makanan yang disajikan di
rumah sakit, bersamaan dengan gejala penurunan berat badan yang signifikan, kehilangan
massa lemak dan otot, serta rasa lemah dan lemas yang dirasakan. Masalah perubahan
fungsi gastrointestinal berkaitan dengan tindakan Total Abdominal Collectomy (TAC) dan
ileostomy yang menyebabkan perubahan struktur saluran cerna, dibuktikan dengan adanya
penurunan berat badan hingga 15% dalam 3 bulan dan output stoma yang tinggi dengan
konsistensi yang kurang maksimal.
Intervensi gizi yang kemudian diberikan memiliki tujuan utama untuk untuk
menstabilkan kondisi ostomy Ny.M yakni menurunkan volume output dan memperbaiki
konsistensi output ostomy dengan pilihan makanan yang mendukung, memperbaiki asupan
makan dan asupan gizi secara bertahap Ny. M dengan memberikan makanan yang disukai
pasien untuk meningkatkan selera makan Ny. M, serta untuk mencegah terjadinya
penurunan berat badan berlebih pada Ny. M. Berdasarkan tujuan tersebut, diberikan
preskripsi gizi berupa diet tekstur lunak, rendah serat, tinggi protein, rendah gula
sederhana, sesuai dengan penatalaksanaan gizi untuk crohn’s disease, utamanya dengan
ileostomy.4,8,9
Diet yang diberikan bertekstur lunak, utamanya berupa bubur nasi, bihun dengan
kuah, dan lauk – lauk yang bertekstur lunak. Diet yang diberikan juga rendah akan serat
dan mementingkan soluble fiber atau serat larut air. Beberapa pilihan makanan yang
diberikan bersifat “mengentalkan” agar dapat memperbaiki konsistensi output stoma
seperti pasta, roti putih, mie, nasi putih, kentang, keju, selai kacang, pisang, tapioka,
oatmeal, dll. Makanan yang diberikan juga bersifat rendah sisa seperti dengan memilih
sayur tertentu misalnya wortel dan labu siam yang rendah sisa. Makanan diberikan dengan
porsi kecil tetapi frekuensi sering yakni kisaran 6 – 10 x dalam 1 hari.4 Berdasarkan syarat
– syarat tersebut, diberikan menu rekomendasi yang terdiri dari 4x makan utama porsi kecil
dan 4x selingan, dan pemberian larutan ORS sebanyak 125 mL setiap antar makan hingga
totalnya 1000 mL.
Selain pengaturan diet dan pemberian menu rekomendasi, direncanakan
pelaksanaan pendidikan / edukasi gizi dan konseling gizi untuk meningkatkan pengetahuan
dan pemahaman Ny. M mengenai kondisi medis yang dialami dan perubahan fungsi fisik
yang dialami. Melalui edukasi dan konseling gizi ini, diharapkan Ny. M lebih memahami
terkait pemilihan makanan yang baik untuk menunjang penstabilan kondisi dan penurunan
gejala Ny. M, serta memotivasi Ny. M untuk terus memiliki semangat dalam menjalani
pengobatan dan menjalani diet yang baru.
Terakhir, dilakukan monitoring dan evaluasi. Pertama, monitoring dan evaluasi
terkait asupan makan dilakukan dengan metode visual comstock dan 24H food record,
kemudian aspek fisik/klinis, dilakukan wawancara terkait keluhan yang dirasakan dengan
target meredanya keluhan dan kondisi lebih stabil, kemudian aspek biokimia dilakukan
pengukuran volume urine dan feses dengan target volume urine yang normal dan volume
feses yang tidak lagi tergolong HOS, serta konsistensi output ostomy yang tidak lagi terlalu
cair / berair. Selain itu, juga dijadwalkan konseling secara berkala untuk mengontrol dan
mengevaluasi diet yang dijalankan Ny. M.
VIII. PENUTUP / KESIMPULAN
A. Simpulan
Berdasarkan keseluruhan proses asuhan gizi terstandar yang dilakukan, diperoleh
hasil skrining menggunakan form NRS bahwa Ny. M berisiko tinggi malnutrisi
sehingga pasien memerlukan proses asuhan gizi. Ny. M didiagnosis menderita Crohn’s
disease, dan telah menjalani Total Abdominal Colectomy (TAC) dengan ileostomi
akhir. Masa pemulihan Ny. M sulit dengan adanya komplikasi, keluhan seperti
penurunan nafsu makan, sakit perut, mual, output urine kurang, dan HOS (High Output
Stoma). Berdasarkan data – data yang didapatkan melalui assessment ditetapkan
beberapa diagnosis gizi yakni malnutrisi dan perubahan fungsi gastrointestinal.
Intervensi yang diberikan kepada Ny. M adalah pemberian diet tekstur lunak, rendah
serat, tinggi protein, dan rendah gula sederhana dengan memperhatikan pilihan bahan
makanan yang digunakan untuk bisa mendukung perbaikan konsistensi dan volume
output stoma Ny. M. Selain pengaturan diet, diberikan juga larutan ORS dan pemberian
cairan IV untuk menggantikan keterbatasan Ny. M untuk menyerap cairan. Selain itu,
dilaksanakan juga pendidikan dan konseling gizi terkait kondisi Ny. M dengan harapan
Ny. M memahami kondisinya, mampu, menerapkan pola makan yang bisa mendukung
pemulihan dari kondisi yang dialami, serta mendapatkan motivasi dan semangat untuk
terus menjalani hidup yang lebih sehat. Selanjutnya, dilakukan monitoring dan evaluasi
untuk memastikan asupan Ny. M mencukupi kebutuhan, kondisi kesehatan pencernaat
terutama terkait ileostomy yang digunakan menjadi lebih baik dan terkontrol, serta
berkurangnya gejala yang dialami. Setelah kondisi semakin stabil, Ny. M dapat
melanjutkan dengan konseling gizi lanjutan untuk bisa memantau dan lebih memahami
penatalaksanaan diet yang sesuai.

E. Saran

Ny. M disarankan untuk mengonsumsi makanan sesuai dengan aturan diet yang
diberikan saat konseling dan edukasi, untuk bisa menunjang perubahan pada fisik Ny.
M. Ny. M juga disarankan untuk rutin mengikuti konseling gizi untuk memantau
perkembangan kesehatan dan kepatuhan Ny. M terhadap aturan diet yang disepakati.
IX. LAMPIRAN
1. Leaflet Diet
2. Leaflet URT
3. Perhitungan Kebutuhan Zat Gizi
Energi = (25 kkal/kgBB saat ini (ABW)) – (30 kkal/kgBB saat ini (ABW))

= (25 kkal x 43,2 kg) – (30 kkal x 43,2 kg)

= 1.100 – 1300 kkal

Protein (1.2 – 1.5 g/kg BB saat ini)  51.8 – 64.8 g

 1.2 g x 43.2 kg = 51.8 g


 1.5 g x 43.2 kg = 64.8 g

Lemak (20 – 30 %)  24,4 – 43.3 g

 20% x 1100 kkal / 9 = 24.4 g


 30% x 1300 kkal / 9 = 43.3 g

Karbohidrat (sisa energi)  143.6 – 199 g

 1223,4 kkal – (64.8 x 4) – (43.3 x 9) = 574.5 / 4 = 143,6 g


 1223,4 kkal – (51.8 x 4) – (24.4 x 9) = 796 / 4 = 199 g

Cairan (rumus Holliday & Segard)

 10 kg pertama  10 kg x 100 mL = 1000 mL


 10 kg kedua  10 kg x 50 mL = 500 mL
 23,2 kg sisa  23,2 x 20 mL = 464 mL
 Total intake = 1964 mL

Output:

 Urin 24 jam = 650 mL


 Ostomy output = 2200 mL
 Total = 2850 mL
Kebutuhan:

1. Intravena

 Cairan IV  1 ml = 20 tpm
 Cairan IV 1 hr  24 jam x 60 ml = 1440 mL

2. Oral

1964 mL – 1440 mL = 524 mL (500 mL ORS + 24 mL air minum)

4. Nutrisurvey Menu Rekomendasi

=====================================================================
Analysis of the food record
=====================================================================
Food Amount energy carbohydr.
______________________________________________________________________________

07.00
beras putih giling 20 g 72.2 kcal 15.9 g
Chicken fryer, breast fresh (white meat) 40 g 40.7 kcal 0.0 g
wortel segar 66 g 23.8 kcal 5.2 g
Drinking water 65 g 0.0 kcal 0.0 g

Meal analysis: energy 136.7 kcal (11 %), carbohydrate 21.1 g (15 %)

09.00
Avocado fresh 50 g 108.6 kcal 0.2 g
Drinking water 65 g 0.0 kcal 0.0 g

Meal analysis: energy 108.6 kcal (9 %), carbohydrate 0.2 g (0 %)

10.30
White bread for toasting 35 g 88.7 kcal 16.7 g
Peanut butter 20 g 119.6 kcal 2.4 g
Drinking water 65 g 0.0 kcal 0.0 g

Meal analysis: energy 208.2 kcal (17 %), carbohydrate 19.1 g (13 %)

12.30
pisang mas 40 g 36.8 kcal 9.4 g
Drinking water 65 g 0.0 kcal 0.0 g
Meal analysis: energy 36.8 kcal (3 %), carbohydrate 9.4 g (7 %)

14.00
beras putih giling 20 g 72.2 kcal 15.9 g
corned beef 45 g 121.0 kcal 0.0 g
wortel segar 100 g 36.1 kcal 7.9 g
Drinking water 65 g 0.0 kcal 0.0 g

Meal analysis: energy 229.3 kcal (19 %), carbohydrate 23.8 g (17 %)

16.00
Melon fresh 90 g 34.4 kcal 7.5 g
Drinking water 65 g 0.0 kcal 0.0 g

Meal analysis: energy 34.4 kcal (3 %), carbohydrate 7.5 g (5 %)

17.30
bihun 50 g 190.5 kcal 45.7 g
kembang tahu 20 g 76.0 kcal 4.7 g
wortel segar 66 g 23.8 kcal 5.2 g
Beef minced cooked 35 g 78.0 kcal 0.2 g
Drinking water 65 g 0.0 kcal 0.0 g

Meal analysis: energy 368.4 kcal (30 %), carbohydrate 55.8 g (39 %)

19.30
Tofu fresh 100 g 77.2 kcal 0.5 g
wortel segar 66 g 23.8 kcal 5.2 g

Meal analysis: energy 101.0 kcal (8 %), carbohydrate 5.7 g (4 %)

=====================================================================
Result
=====================================================================
Nutrient analysed recommended percentage
content value value/day fulfillment
______________________________________________________________________________
energy 1223.4 kcal 2036.3 kcal 60 %
water 989.6 g - -
protein 63.6 g(21%) 60.1 g(12 %) 106 %
fat 45.6 g(32%) 69.1 g(< 30 %) 66 %
carbohydr. 142.5 g(47%) 290.7 g(> 55 %) 49 %
dietary fiber 9.6 g - -
Vit. A 67.7 µg 800.0 µg 8%
Vit. D 0.0 µg 10.0 µg 0%
Vit. E (eq.) 3.1 mg 8.0 mg 39 %
Vit. B1 0.5 mg 1.1 mg 45 %
Vit. B2 0.6 mg 1.3 mg 47 %
pantoth. acid 3.8 mg - -
Vit. B6 1.3 mg 1.6 mg 79 %
tot. fol.acid 115.8 µg - -
Vit. B12 2.3 µg 2.0 µg 113 %
Vit. C 69.3 mg 60.0 mg 115 %
potassium 2011.1 mg - -
calcium 416.5 mg 1200.0 mg 35 %
magnesium 226.6 mg 280.0 mg 81 %
phosphorus 909.2 mg 1200.0 mg 76 %
iron 9.4 mg 15.0 mg 62 %
zinc 8.2 mg 12.0 mg 68 %
NaCl 0.6 g - -
Sugar total 0.0 g - -
sodium 1027.3 mg - -
DAFTAR PUSTAKA

1. Ansar R. Perbandingan Skrining Gizi NRS 2002. Gizi Indones. 2014;37(1):12.


2. Siwy, P.V., Gosal F. Penyakit Crohn: Laporan Kasus. Jurnal Med Scope. 2020;2(1):7-16.
3. Wetwittayakhlang, P. et al. The Optimal Management of Fistulizing Crohn’s Disease:
Evidence beyond Randomized Clinical Trials. Journal of Clinical Medicine. 2022,11,3045.
https://doi.org/10.3390/jcm11113045
4. Mahan, L. Kathleen, Raymond, Janice L. 2017. Krause‘s : Food & The Nutrition Care
Process, 14th edition. Elsevier Inc. St Louis, Missouri.
5. McDonough MR: A dietitian’s guide to colostomies and ileostomies, Support Line 35(3):3,
2013.
6. Fashandi AZ, Martin AN, Wang PT, Hedrick TL, Friel CM, Smith PW, Hays RA,
Hallowell PT. An institutional comparison of total abdominal colectomy and diverting loop
ileostomy and colonic lavage in the treatment of severe, complicated Clostridium difficile
infections. Am J Surg. 2017 Mar;213(3):507-511. doi: 10.1016/j.amjsurg.2016.11.036.
7. BPOM RI (2022). Loperamide.
8. C. P. Parrish, et al. The Clinician’s Guide to Short Bowel Syndrome. Nutrition Issues in
Gastroenterology, series #31. Practical Gastroenterology. 2005
9. Bischoff SC, Escher J, Hébuterne X, Kłęk S, Krznaric Z, Schneider S, et al. ESPEN
practical guideline: Clinical Nutrition in inflammatory bowel disease. Clin Nutr.
2020;39(3):632–53.

Anda mungkin juga menyukai