Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN KASUS DIETETIK 2

PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR PADA PASIEN


ANAK DENGAN HIV

Dosen Pengampu: Ayu Rahadiyanti, S. Gz, MPH


Ahmad Syauqy, S. Gz, MPH, PhD
Muti’ah Mustaqimatusy S, S. Gz, M. Gz
Mursid Tri Susilo, S.Gz, M.Gizi

Disusun oleh :
Monica Rachmani 22030120120005

DEPARTEMEN ILMU GIZI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2023
I. LATAR BELAKANG
An. Al laki – laki berusia 18 bulan datang ke rumah sakit dengan keluhan batuk dan
sesak nafas. Pasien didiagnosis mengalami Gizi buruk, TBC, dan infeksi HIV. Pasien memiliki
riwayat TBC dan ibu dengan HIV. Saat pasien datang ke rumah sakit berat badan pasien 6,3 kg
dengan panjang badan 69 cm.
Pola makan An. Al yaitu 3x sehari dengan makanan dan lauk yang lunak. Setiap harinya
pasien mengonsumsi bubur nasi 3x sehari 2 sendok makan tiap makan. Lauk yang dikonsumsi
adalah tahu 3x sehari 1 buah kecil yang dimasak bersama sayur bening. An. Al juga suka
mengonsumsi sayur bening yang berisi bayam dan wortel 3x sehari 2 sendok makan. An. Al
basanya suka mengonsumsi kentang 3x seminggu 2 potong kecil, singkong 2 x seminggu 1
potong kecil. Lauk lain yang biasa dikonsumsi pasien adalah daging ayam 1 potong 1x sebulan,
ikan kembung dan ikan nila 2x seminggu ½ ekor, telur puyuh 3x seminggu, dan udang 1x
sebulan 2 ekor. Kacang merah 2x seminggu 2 sendok makan. Tempe dan tahu 3x sehari masing-
masing 1 potong. An. Al juga suka mengonsumsi sayur sawi 1x seminggu 2 sendok makan.
Buah yang sering dikonsumsi adalah apel, pir, dan pepaya 3x seminggu masing-masing 1 buah
dan pisang 3x sehari 1 buah. Saat ini An. Al sudah tidak ASI lagi, melainkan konsumsi susu
formula SGM 1+ 3x sehari (@2 sendok makan) selain susu An. Al juga suka mengonsumsi
madu 1½ sendok makan.
Hasil pemeriksaan laboratorium An. Al yaitu hemoglobin 7,7 g/dL, leukosit 6,4x103/μl,
hematokrit 24 %, eritrosit 2,5 x106 /μl, MCV 94 fL, MCH 31 pg, MCHC 33 g/dL, trombosit
264x103/μl, ureum 24,2 mg/dL, SGOT 24,1 μ/L, SGPT 10,9 μ/L, albumin 3,8 g/dL, kreatinin
0,26 mg/dL. RR 40x/menit. Suhu 36,50C. Terapi medis yang diberikan yait inf NaCl, Inf KaEN,
Inj Dexametason, Inj Ceftriaxon, ventolin, Vitamin A kapsul merah, folavit. An. Al merupakan
anak ke 2 dari 2 bersaudara. Ibu An. Al ODHA dan belum pernah mendapatkan edukasi gizi.
An. Al belum bisa berjalan.
II. SKRINING (DATA UMUM)
A. Pemilihan Metode Skrining
Balita yang dirawat dirumah sakit hendaknya dilakukan penilaian dan pemantauan
status gizi selama perawatan. Pencegahan gizi kurang dilakukan tidak hanya sebatas
pengukuran BB/PB dari tabel Z-score saja, melainkan juga skrining gizi yang dapat
memprediksi langsung pasien berisiko atau tidak mengalami gizi kurang. Berdasarkan
kasus An. Al diketahui bahwa anak berusia 18 bulan atau termasuk kategori usia anak,
sehingga metode skrining yang tepat digunakan dalam kasus ini adalah dengan
menggunakan Paediatric Yorkhill Malnutrition Screening (PYMS). PYMS merupakan alat
pengkajian skrining gizi yang tepat untuk pasien anak yang dirawat di rumah sakit. Alat
skrining Paediatric Yorkhill Malnutrition Score (PYMS) pada anak usia 1-16 tahun terbukti
sebagai alat yang valid dalam menilai risiko malnutrisi pada anak dengan nilai sensitifitas
dan spesifisitas sebesar 95,31% dan 76,92%. Formulir skrining PYMS terdiri dari 4
komponen seperti riwayat penurunan asupan makan dalam 1 minggu sebelumnya, IMT
menurut usia, riwayat penurunan berat badan, dan kaitan penyakit dengan kebutuhan gizi
manusia.1,2,3

B. Pengisian Kuisioner
Tabel 1. Skrining Risiko Malnutrisi dengan PYMS
SKRINING GIZI
Tanggal Pemeriksaan

Umur 18 bulan

An. Al
Berat Badan 6,3 kg

Panjang Badan 69 cm

No Kriteria Skor

Status ≥ (-2 SD)


Antropometri 2
1. 0
- BB/TB
untuk anak < (-2 SD)
< 5 tahun
- IMT/U 2
untuk anak
≥ 5 tahun
Kehilangan Tidak ada 0
atau Ada
2. penurunan 0
2
berat badan
akhir-akhir ini
Asupan makan Makan seperti
0
dalam satu biasa
minggu Ada penurunan 1
3. terakhir Tidak makan 1

sama sekali
2
atau sangat
sedikit
Anak sakit Tidak 0 2
4.
berat *) Ya 2
Skor Total 5

Tanpa risiko 0

Kesimpulan Risiko rendah 1

Risiko tinggi ≥2

Skrining ulang
1 minggu
kemudian
Tindakan Skrining ulang
3 hari lagi
Rujuk ke
dietisien/dokter
divisi nutrisi
dan penyakit
metabolik

*) Penyakit yang berisiko tejadi gangguan gizi, diantaranya: dirawat di HCU/ICU,


penurunan kesadaran, kegawatan abdomen (perdarahan, ileus, peritonitis, asetis massif,
tumor intraabdomen besar, post operasi), gangguan pernapasan berat, keganasan dengan
komplikasi, gagal jantung, gagal ginjal kronik, gagal hati, diabetes melitus, atau kondisi
sakit berat lain.

C. Kesimpulan Skrining
Berdasarkan hasil skrining dengan instrument Paediatric Yorkhill Malnutrition Score
(PYMS) diperoleh hasil dengan jumlah 5 sehingga dapat disimpulkan bahwa An. Al berisiko
tinggi mengalami malnutrisi. Sehubungan dengan hal tersebut, maka diperlukan adanya
proses asuhan gizi terstandar dan kerjasama dengan Tim Dukungan Gizi/Panitia Asuhan
Nutrisi untuk mengupayakan pemenuhan asupan gizi yang adekuat dan dapat mempercepat
proses penyembuhan pasien.

III. ASESMEN (PENGKAJIAN) GIZI


1. Pengkajian Riwayat Terkait Gizi/Makanan (FH)
Tabel 2. Data Riwayat Makan An. Al

Kebutu
Domain Data Interpretasi
han
Kebutuhan
terpenuhi sebesar
FH 1.1.1 Total 1644,5 66%. Dapat
1080 kkal
Asupan Energi kkal diasumsikan
bahwa asupan An.
Al defisit berat
Kebutuhan
FH 1.2.1.1 Asupan terpenuhi sebesar
504,6 mL 1300 mL 39%. Dapat
cairan
diasumsikan
bahwa asupan An.
Al kurang
(dehidrasi)
3x/hari nasi
bubur @2sdm,
tahu 3x/hari
@1 buah kecil
yang dimasak
bersama sayur
bening yang
berisi bayam
dan wortel
3x/hari
@2sdm.
Kentang 3x/7
@1 potong
kecil,
singkong 2x/7
@1 potong
kecil, daging
ayam 1x/30
@1 potong,
ikan kembung
FH 1.2.2.3 Pola dan ikan nila
Makan 2x/7 @½ ekor,
telur puyuh
3x/7, udang
1x/30 @2
ekor, kacang
merah 2x/7
@2 sdm,
tempe dan
tahu 3x/hari
@1 potong,
sayur sawi
1x/7 @2 sdm,
apel, pir, dan
pepaya 3x/7
@1 buah,
pisang 3x/hari
@1 buah. An.
Al sudah tidak
ASI lagi,
melainkan
konsumsi susu
formula SGM
1+ 3x/hari @2
sdm dan madu
1x/hari @1½
sdm
Asupan
biasanya
terdapat
sayuran
seperti bayam
dan wortel,
protein hewani
dari ikan nila,
ikan kembung,
udang, daging
ayam dan telur
puyuh, protein
nabati dari
tahu, kacang
FH 1.2.2.5 Variasi
merah dan
Makanan
tempe, sumber
KH dari bubur
nasi, singkong
dan kentang,
cairan dari air
putih yang
digunakan
dalam
membuat susu
formula,
konsumsi susu
formula dan
madu setiap
harinya
An. Al sudah
tidak
konsumsi ASI
lagi,
FH 1.2.3.1 Asupan
melainkan - -
ASI
diganti dengan
susu formula
menyesuaikan
usia
Kebutuhan
terpenuhi sebesar
FH 1.5.1.1 Total 42%. Dapat
23,2 g 54,8 g
Asupan Lemak diasumsikan
bahwa asupan An.
Al defisit berat
Kebutuhan
terpenuhi sebesar
FH 1.5.3.1 Total 54% Dapat
44,8 g 82,2 g
Asupan Protein diasumsikan
bahwa asupan An.
Al defisit berat
Kebutuhan
terpenuhi sebesar
FH 1.5.5.1. Total 205,6 gr 93% Dapat
Asupan 190,9 g
diasumsikan
Karbohidrat
bahwa asupan An.
Al normal
Kebutuhan
FH 1.5.6.1 Total
15,9 gr 19 gr terpenuhi 84%,
Asupan Serat4
asupan kurang
FH 1.6.1.1 Asupan Asupan cukup,
841,2 mcg 400 mcg
Vitamin A terpenuhi >100%
FH 1.6.1.2 Asupan Asupan cukup,
90,1 mg 40 mg
Vitamin C terpenuhi >100%
FH 1.6.1.3 Asupan Asupan kurang,
3,3 mcg 15 mcg
Vitamin D terpenuhi 22%
FH 1.6.1.4 Asupan Asupan kurang,
3,3 mg 6 mg
Vitamin E terpenuhi 55%
FH 1.6.1.6 Asupan Asupan cukup,
0,6 mg 0,5 mg
Tiamin terpenuhi >100%
FH 1.6.1.7 Asupan Asupan cukup,
0,7 mg 0,5 mg
Riboflavin terpenuhi >100%
FH 1.6.1.9 Asupan Asupan cukup,
228,6 mcg 160 mcg
Folat terpenuhi >100%
FH 1.6.1.11
Asupan kurang,
Asupan Vitamin 0,9 mcg 1,5 mg
terpenuhi 60%
B12
FH 1.6.2.3 Asupan Asupan cukup,
12,7 mg 7 mg
Fe terpenuhi >100%
FH 1.6.2.8 Asupan Asupan cukup,
5,6 mg 3 mg
Seng terpenuhi >100%
FH 1.6.2.8 Asupan Asupan kurang,
49,7 mcg 90 mcg
Yodium terpenuhi 55%
FH 1.6.2.13 Asupan kurang,
3,1 mcg 18 mcg
Asupan Selenium terpenuhi 17%
Orangtua An.
Al belum
FH.2.1.2.2
pernah
Edukasi/konseling
mendapatkan
diet
edukasi atau
konseling gizi
Kesimpulan:
Asupan yang dikonsumsi An. Al selama ini masih banyak yang belum
mencukupi kebutuhan baik dari zat gizi makro (hanya karbohidrat
yang tercukupi), serat, cairan maupun zat gizi mikro (kurang
terpenuhi asupan vitamin D, vitamin E, B12, yodium, dan selenium).
Pola dan jenis makanan sudah cukup bervariasi akan tetapi frekuensi
konsumsi dan kecukupan zat gizi masih banyak yang belum tercukupi
terutama energi dan zat gizi makro. Hal ini dapat terjadi karena dari
orangtua sendiri belum pernah mendapatkan edukasi/konseling gizi.
2. Pengkajian Antropometri (AD)
Tabel 3. Data Pengukuran Antropometri An. Al
Domain Data Keterangan Interpretasi
Data
AD-1.1.1 69 cm
Panjang Badan
AD-1.1.2 6,3 kg
Berat Badan
AD-1.1.5 z-score: -2,42 Berdasarkan Status gizi
IMT/U cut-off kurang
Kemenkes RI
BB/PB z-score: -3,1 Status gizi
buruk
Kesimpulan:
An. Al termasuk dalam kategori individu yang memiliki status gizi buruk
berdasarkan z-score (BB/PB untuk usia < 5 tahun) dengan cut-off dari
Kemenkes RI

3. Pengkajian Data Biokimia (BD)


Tabel 4. Data Biokimia An. Al
Domain Data Nilai Normal Satuan Interpretasi
BD-1.2.2
0,26 0,2-0,5 mg/dL Normal
Kreatinin
BD-1.4.2
10,9 7-55 U/L Normal
ALT (SGPT)
BD-1.4.3
24,1 5-40 U/L Normal
AST (SGOT)
BD-1.10.1
15,6 10,9 – 15 g/dL Tinggi
Hemoglobin
BD-1.10.2
24 40 – 60 % Rendah
Hematokrit5
BD-1.10.3
94 70 – 84 % Tinggi
MCV
BD-1.11.1
3,8 4 – 5,8 g/dL Rendah
Albumin
Leukosit 6,4 x 103 6 – 17 x 103 μL Normal
Eritrosit 2,5 x 106 4 – 5,5 x 106 μL Rendah
Trombosit 264 x 103 250 – 600 x 103 μL Normal
MCH 31 23 – 30 pg Tinggi
MCHC 33 31 – 37 g/dL Normal
Kesimpulan :
An. Al memiliki kadar Hb, MCV dan MCH diatas nilai normal sementara
itu kadar Ht, albumin, dan eritrosit dibawah nilai normal.

4. Pengkajian Data Klinis/ Fisik (PD)

Tabel 5. Data Pengkajian Klinis dan Fisik An. Al

Nilai
Domain Data Satuan Interpretasi
Normal6,7
PD-1.1.9
Tanda Vital
- Suhu tubuh - 36,5 ≤37 - °C
- Normal

- RR - Takipnea
- 40 25 – 35 - x/menit

Kesimpulan :
Berdasarkan data fisik/klinis tersebut dapat disimpulkan bahwa An. Al
tidak mengalami demam (suhu tubuh normal) dan mengalami takipnea
(RR lebih dari nilai normal).
5. Pengkajian Data Riwayat Pasien (CH)
Tabel 6. Riwayat Pasien An. Al
Domain Data Interpretasi
CH-1.1.1 Usia 18 bulan Toddler (Balita)
CH-1.1.2 Jenis
Laki-laki
Kelamin
Riwayat personal
pasien, An. Al memiliki
riwayat penyakit TB
CH-2.1.13 Pernapasan (gejala batuk dan sesak TB
nafas) dengan Ibu dari
An. Al merupakan
ODHA
CH-2.2.1 Pemberian - Infus NaCl - Mengatasi dehidrasi
pengobatan/terapi dan mengembalikan
keseimbangan
elektrolit
- Infus KaEN - Mengatasi dehidrasi,
sumber elektrolit,
menormalkan kadar
serum kalium pada
anak
- Inj Dexametason - Meredakan
peradangan dan
reaksi alergi
- Inj Ceftriaxon - Menghambat
pertumbuhan bakteri
penyebab infeksi di
dalam tubuh
- Ventolin - Mengobati penyakit
pada saluran
pernafasan (TB)
- Vitamin A kapsul - Mencukupi
merah (200.000 IU) kebutuhan vitamin A
pada anak untuk
pembentukan,
produksi, dan
pertumbuhan
eritrosit, sel limfosit,
antibodi dan
integritas sel epitel
tubuh serta mecgeah
kerusakan pada mata
- Folavit - Suplemen untuk
mencegah dan
mengatasi
kekurangan asam
folat

Kesimpulan:
An. Al memiliki riwayat penyakit TB (gejala batuk dan sesak nafas) dengan
Ibu dari An. Al merupakan ODHA An. Al juga diberikan obat-obatan,
suplemen dan infus untuk mencegah serta mengobati keluhan dan penyakit
yang dideritanya.

6. Comparative Standar
Tabel 7. Standar Komparasi
Domain Data Interpretasi
CS-1.1.1 1644,5 kkal
Estimasi Total
Kebutuhan Energi
CS-1.1.2 Metode Rumus Schofield untuk
untuk Estimasi anak laki-laki usia 0 -3
Kebutuhan tahun + faktor koreksi
CS-2.1.1 54,8 gram
Estimasi Kebutuhan
Asupan Lemak Total
CS-2.1.2 30% total energi
Metode Penentuan
CS-2.2.1 82,2 gram
Kebutuhan Protein
Total
CS-2.2.2 20% total energi (untuk
Metode Penentuan anak berdasarkan Institute
of Medicine)
CS-2.3.1 205,6 gram
Estimasi Kebutuhan
Karbohidrat Total
CS-2.3.2 50% total energi
Metode Penentuan
CS-3.1.1 1300 mL (menurut IDAI)
Estimasi Kebutuhan
Cairan Total
CS-3.1.2 Metode menurut IDAI kategori
Penentuan anak usia 1-3 tahun
CS 5.1.2 IMT/U z-score: -2,42 Status gizi kurang
z-score: -3,1 (BB/PB) Gizi buruk
Kesimpulan :
Dari data yang tersedia, An. Al memiliki status gizi buruk berdasarkan
acuan dari Kemenkes RI. Kebutuhan energi dihitung menggunakan rumus
Schofield untuk laki-laki usia 0-3 tahun kemudian dikalikan faktor stress,
faktor aktivitas dan ditambah 30% serta 550 kkal karena anak HIV dengan
asimtomatik dan penyakit oportunistik yaitu TB sehingga didapatkan
asupan energi yang perlu diberikan adalah sebanyak 1644,5 kkal,
karbohidrat 205,6 gram, lemak 54,8 gram, protein 82,2 gram dan cairan
1300 mL.

IV. DIAGNOSIS GIZI


1. NI 2.1 ketidakcukupan asupan oral (P) berkaitan dengan penyebab fisiologis yang
menyebabkan kenaikan kebutuhan gizi (penyakit katabolic yaitu HIV dan TB) (E) ditandai
dengan terlambatnya perkembangan (belum bisa berjalan), defisiensi vitamin D, vitamin E,
B12, yodium, dan selenium serta ketidakcukupan asupan zat gizi makro. (S)
2. NB 1.1 kurang pengetahuan terkait makanan dan gizi (P) berkaitan dengan kurangnya
edukasi yang cukup terkait gizi (E) ditandai dengan Ibu An. Al belum pernah mendapatkan
edukasi gizi. (S)

V. INTERVENSI GIZI
A. Perencanaan (Planning)

1. Tujuan Intervensi Gizi8,9


a. Meningkatkan asupan energi dan mengoreksi defisiensi zat gizi yang terjadi secara
bertahap untuk memperbaiki status gizi pasien menjadi kembali normal secara
optimal

b. Memberikan makanan secara bertahap hingga sekitar 1600 kkal untuk mengurangi
gejala serta komplikasi yang dialami oleh pasien
c. Meningkatkan nilai laboratorium menjadi normal

d. Memberikan edukasi kepada orangtua mengenai faktor risiko dan penyebab HIV serta
TB pada anak serta cara pemberian (mulai dari pemilihan dan persiapan bahan hingga
memberikan makan pada anak) makan yang tepat dan sesuai pada anak, memberikan
stimulasi pada anak untuk membantu perkembangannya serta edukasi transmisi HIV
dari ibu kepada anak melalui proses menyusui

2. Preskripsi Diet
a. Penatalaksanaan Diet9
1) Energi diberikan 1644,5 kkal dengan frekuensi pemberian makan utama 3-4 kali
dan selingan 1-2 kali dengan MP ASI, makanan bertekstur lunak agar anak tidak
mudah tersedak dengan jenis yang disajikan disesuakian dengan makanan
keluarga (diberikan secara bertahap sesuai kemampuan tubuh untuk memenuhi
kebutuhan)
2) Protein bagi pertumbuhan anak dan diet tinggi protein diberikan 15% dari seluruh
total kalori yang diberikan secara bertahap sesuai dengan kondisi tubuh dan
penyakit penyertanya (82,2 gram). Sumber protein dapat berasal dari daging tanpa
lemak, telur, tempe, dan tahu
3) Lemak untuk pertumbuhan bagi anak dan tetap di rentang yang baik bagi
kesehatan sebanyak 30% kebutuhan energi total (54,8 gram). Mengutakaman
memberikan sumber lemak seperti kacang-kacangan, alpukat, dan ikan.
Menghindari memberikan makanan berupa gorengan/diolah dengan cara digoreng
karena pasien berisiko tersedak
4) Karbohidrat diberikan 50% dari total kalori (205,6 gram) berasal dari karbohidrat
yang dianjurkan untuk dikonsumsi seperti nasi, bubur, kentang, dan singkong
(kurangi secara perlahan apabila pasien merasa sesak, minimal asupan KH
sebanyak 40% dari total kalori atau sebanyak 164,5 gram).
5) Bahan makanan yang terlalu manis seperti gula dan sirup dibatasi pemberiannya
karena dapat merangsang batuk
6) Memberikan asupan makanan yang kaya akan antioksidan untuk meningkatkan
sistem kekebalan tubuh seperti sumber vitamin A (wortel, tomat, labu kuning,
mangga), vitamin C (jambu biji dan jeruk), zat besi (daging ayam, brokoli, bayam),
seng (makanan laut), vitamin D (ikan, kuning telur, dan produk susu)
7) Tidak dianjurkan konsumsi minuman yang mengandung kafein (kopi, cokelat,
soda, minuman berenergi, minuman berkarbonasi/soft drink, dan minuman dalam
kemasan)
8) Cairan diberikan sebanyak 1300 ml (anjuran Ikatan Dokter Anak Indonesia
berdasarkan kategori anak usia 1-3 tahun) untuk mengatasi dehidrasi pada anak
selain dari pemberian cairan infus
9) Pemberian suplemen vitamin (vitamin A, B kompleks, vitamin C, asam folat) dan
mineral khusus (Zn, K, Mg, Na), bila tidak ada maka dapat diberikan makanan
sumber mineral tertentu

B. Rencana Implementasi
1. Pemberian Diet
a. Jenis Diet : Diet TETP (Tinggi Energi Tinggi Protein)
b. Bentuk makanan : Makanan lunak (makanan keluarga)
c. Rute pemberian makanan : Oral
d. Frekuensi : 3x makan utama, 2x selingan
e. Menu :
Perhitungan zat gizi
1) Energi : 1584,4 kkal (96%)
2) Karbohidrat : 213,5 gram (103%)
3) Lemak : 53,3 gram (97%)
4) Protein : 74 gram (90%)
5) Cairan : 1460,6 mL (mencukupi, >1300 mL)
6) Serat : 21,5 gram (mencukupi, >19 gram)
7) Zat gizi mikro : vitamin A, vitamin C, tiamin, riboflavin, asam folat, vitamin B12,
besi, dan seng (tercukupi sesuai dengan AKG)
Tabel 8. Rencana Pemberian Diet An. Al
Jam Menu Bahan URT Penukar Berat Berat
Makan mentah matang
(gram) (gram)

06.00 Bubur Bubur nasi 6 sdm 1/5 P 90 90


ikan giling
kacang Ikan ¾ ekor 2P 54 50
merah kembung
Kacang 2 sdm 4/5 P 20 20
merah
Susu Air ½ gls 125 mL 125 mL
Susu SGM 2 sdm ½P 20 20
1+
Air putih Air 1 gelas 250 mL 250 mL

10.00 Pisang Pisang 1 bh besar 2P 100 100


ambon
Pepaya Pepaya 1 bh 1P 100 100

Sayur Sawi hijau 1 mangkuk 6/5 P 120 120


sawi
Air putih Air 1 gelas 250 mL 250 mL

12.30 Tim Kentang 2 bh kcl 1P 200 200


kentang Udang 2 bh kcl ¾P 20 20
udang Wortel 3 sdm 3/10 P 30 30
tempe Bayam 3 sdm 3/10 P 30 30
sayuran Tempe 1 ptg kcl ½P 25 25
(bayam
dan
wortel)
Air putih 1 gelas 250 mL 250 mL

15.30 Telur Telur 2 butir ½P 20 20


puyuh puyuh
Alpukat Alpukat ½ bh besar 17/10 P 85 85

Pisang Pisang 1 bh sedang 1P 50 50


ambon ambon
Susu Air ½ gls 125 mL 125 mL
Susu SGM 2 sdm ½P 20 20
1+
Air putih Air 1 gelas 250 mL 250 mL

18.00 Bubur Singkong 3 ptg kcl 1P 150 150


singkong Daging 1 ptg 2P 78 60
ayam tahu ayam
Tahu 1 ptg kcl 2/5 P 36 30

Susu Air ½ gls 125 mL 125 mL


Susu SGM 2 sdm ½P 20 20
1+
Air putih 1 gelas 250 mL 250 mL

2. Pendidikan Gizi
Tabel 9. Rincian Pendidikan Gizi
Hari, tanggal Sabtu dan Minggu, 6 dan 7 Mei 2023
Jam 09.00 – 10.00 WIB
Tempat Aula bangsal rumah sakit
Topik Diet TETP
Tujuan Meningkatkan pengetahuan orangtua An. Al mengenai
diet TETP terutama untuk anak HIV dengan penyakit
oportunistik lainnya/penyakit penyerta
Sasaran Keluarga dan atau orangtua pasien anak dengan HIV
Waktu 2x/minggu (@45 menit)
Materi 1. Pengetahuan terkait HIV dan gejala yang mengikuti
2. Hubungan penyakit HIV dengan penyakit penyerta
lain (komplikasi)
3. Penjelasan penatalaksanaan diet TETP (frekuensi
pemberian makan dan tekstur makanan)
4. Pemberian pengetahuan terkait bahan makanan yang
dianjurkan, dibatasi, dan dihindari untuk dikonsumsi,
cara penyiapan agar selalu terjaga kebersihannya
5. Pemberian pengetahuan modifikasi menu diet yang
disesuaikan dengan keadaan dan preferensi anak
Metode Penyuluhan dan tanya jawab
Media Leaflet HIV pada anak dan tatalaksana diet TETP (terkait
alternatif MP ASI yang dapat dibuat beserta frekuensi dan
waktu pemberian makan)
Powerpoint terkait materi, x-banner.
3. Konseling Gizi
Tabel 10. Rincian Konseling Gizi
Pelaksanaan Konseling Gizi

Hari, Tanggal Sabtu, 6 Mei 2023

Jam 09.00

Tempat Ruang rawat inap pasien

Topik Diet TETP untuk anak HIV dengan gizi buruk dan
TB

Tujuan 1. Memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada


orangtua dari An. Al mengenai HIV pada anak

2. Memberikan pemahaman kepada orangtua An. Al


mengenai penatalaksanaan diet TETP dan
manfaatnya

3. Memberikan pengetahuan terkait stimulasi pada


anak untuk membantu perkembangannya dengan
penuh kasih sayang

4. Memberikan motivasi dan membangun


kepercayaan pada orangtua An. Al untuk dapat
berkomitmen dan patuh serta sabar dalam
membantu anak menjalankan diet dan pola hidup
yang baru hingga kondisinya membaik

Sasaran Orangtua An. Al

Materi 1. Pengetahuan mengenai HIV pada anak (definisi,


gejala, penyebab dan faktor risiko) dan berbagai
komplikasi atau penyakit penyerta lainnya

2. Pengetahuan terkait diet TETP beserta alternatif


menu makanan dalam sehari
3. Pengetahuan bahan makanan yang dianjurkan,
dibatasi, dan dihindari untuk dikonsumsi.

4. Cara penanganan dan pemberian makan pada anak


agar tetap terjaga higienitasnya

Metode Konsultasi

Media Leaflet

Evaluasi 1. Orangtua An. Al memahami pengetahuan seputar


HIV dengan menanyakan kembali atau meringkas
kembali materi yang telah disampaikan.

2. Orangtua An. Al memahami pengetahuan terkait


diet TETP dengan dapat menyebutkan kembali
beberapa jenis alternatif makanan yang dapat
dibuat

3. Orangtua An. Al memahami pengetahuan terkait


stimulasi pada anak untuk membantu
perkembangan anaknya

4. Orangtua An. Al mengerti bahan makanan yang


dianjurkan, dibatasi, dan dihindari untuk
dikonsumsi dengan menyebutkan kembali
beberapa diantaranya.

5. Orangtua An. Al dapat membantu anak agar


mengikuti diet yang dianjurkan untuk dapat
memenuhi kebutuhan gizinya.
4. Koordinasi dengan Tim Kesehatan Lain
Tabel 11. Rincian Koordinasi dengan Tim Kesehatan Lain
Hari Hal yang Profesi
Solusi Ket.
ke- didiskusikan kesehatan

Patogenesis,
diagnosis, Pemberian Penanggung
preskripsi edukasi jawab
pengobatan konseling pelayanan
1 Dokter
sesak nafas, kepada kesehatan,
batuk, TB dan orangtua An. pembacaan
HIV pada anak Al nilai lab
secara medis
Pencatatan
Pengontrolan Skrining gizi,
rekam medis,
status antropometri,
2 perkembangan Perawat
biokimia An. monev BB, dan
pasien, kondisi
Al uji lab
klinis pasien
Perubahan
terkait pola Pemberian
hidup sehat dan motivasi dan
Melakukan
informasi diet yang
3 Ahli gizi proses asuhan
terkait HIV tepat,
gizi
beserta penyakit melakukan
penyerta atau konseling
komplikasinya
Interaksi obat
dan makanan Menanyakan Melakukan
Apoteker
pada pasien dan melihat pengecekan
4 dan
agar pengobatan resep yang dan pemberian
pharmacist
dapat dilakukan diberikan obat-obatan
baik secara
medis maupun
nonmedis

VI. PERENCANAAN MONITORING – EVALUASI GIZI


A. Asupan Makan (FH)
Tabel 12. Perencanaan Monitoring-Evaluasi Asupan Makan An. Al
Target
Indikator Evaluasi Pelaksanaan
Pencapaian

Jenis dan Data asupan sehari Setiap 3x sehari Pasien dapat


frekuensi yang diberikan setelah waktu mengonsumsi
makanan berupa diet TETP makan utama makanan yang
yang dipantau sesuai dengan
dikonsumsi menggunakan anjuran diet
metode visual TETP, nafsu
comstock dan makan
wawancara bertambah, tidak
langsung dengan konsumsi
orangtua An. Al makanan yang
memperparah
kondisi dan
makanan yang
disajikan habis
minimal 80%

B. Antropometri (AD)
Tabel 13. Perencanaan Monitoring-Evaluasi Antropometri An. Al

Indikator Evaluasi Pelaksanaan Target Pencapaian

Berat Badan Z-score BB/U Mengukur BB An. Al dapat


dan atau sesuai cut-off secara rutin memiliki BB yang
BB/U,
BB/PB Kemenkes RI sehari sekali bertambah dan
membaik menjadi status gizi
>-3 dengan menuju/mendekati
kenaikan BB normal
minimal 10 g/kg
BB/hari atau
sekitar 50
gr/kgBB/minggu
selama 2 minggu
berturut-turut

C. Biokimia (BD)
Tabel 14. Perencanaan Monitoring-Evaluasi Biokimia An. Al
Target
Indikator Evaluasi Pelaksanaan
Pencapaian

Data Biokmia Kadar Hb, MCV, Pemantauan Asupan dapat


MCH, Ht, albumin, tes mengontrol
dan eritrosit
laboratorium kadar Hb, MCV,
dilakukan MCH, albumin,
secara rutin 2 eritrosit dan Ht
minggu sekali/ An. Al menjadi
14 hari normal

D. Fisik/Klinis (PD)
Tabel 15. Perencanaan Monitoring-Evaluasi Fisik/Klinis An. Al
Target
Indikator Evaluasi Pelaksanaan
Pencapaian

Keadaan Melihat secara Memberikan An. Al tidak


membaik, langsung kondisi asupan cairan merasakan
berkurang anak dan gejala yang cukup dan sesak nafas,
hingga yang dialaminya makanan yang nafsu makan
menghilangnya disukai agar bertambah dan
batuk dan energi terpenuhi, tetap terjaga dan
gejala sesak memberikan sembuh dari
nafas makanan dengan batuk
jenis, frekuensi
dan tekstur yang
tepat

VII. PEMBAHASAN KASUS


Berdasarkan skrining yang telah dilakukan dengan PYMS, didapatkan jumlah skor
keseluruhan dari skrining yaitu sebesar 5 sehingga dapat disimpulkan bahwa An. Al berisiko
tinggi mengalami malnutrisi. Sehubungan dengan hal tersebut, maka diperlukan adanya proses
asuhan gizi terstandar dan kerjasama dengan Tim Dukungan Gizi/Panitia Asuhan Nutrisi untuk
mengupayakan pemenuhan asupan gizi yang adekuat dan dapat mempercepat proses
penyembuhan pasien.
Berdasarkan riwayat klien diperoleh data bahwa An. Al memiliki riwayat penyakit TB
(gejala batuk dan sesak nafas) dengan Ibu dari An. Al merupakan ODHA An. Al juga diberikan
obat-obatan, suplemen dan infus untuk mencegah serta mengobati keluhan dan penyakit yang
dideritanya. Berdasarkan data asupan dapat diperoleh data bahwa asupan yang dikonsumsi An.
Al selama ini masih banyak yang belum mencukupi kebutuhan baik dari zat gizi makro (hanya
karbohidrat yang tercukupi), serat, cairan maupun zat gizi mikro (kurang terpenuhi asupan
vitamin D, vitamin E, B12, yodium, dan selenium). Pola dan jenis makanan sudah cukup
bervariasi akan tetapi frekuensi konsumsi dan kecukupan zat gizi masih banyak yang belum
tercukupi terutama energi dan zat gizi makro. Hal ini dapat terjadi karena dari orangtua sendiri
belum pernah mendapatkan edukasi/konseling gizi. Dari hasil assessment anropometri
diperoleh data bahwa An. Al termasuk dalam kategori individu yang memiliki status gizi buruk
berdasarkan z-score (BB/PB untuk usia < 5 tahun) dengan cut-off dari Kemenkes RI. Dari hasil
pemeriksaan biokimia diperoleh data An. Al memiliki kadar Hb, MCV dan MCH diatas nilai
normal sementara itu kadar Ht, albumin, dan eritrosit dibawah nilai normal. Berdasarkan data
fisik/klinis tersebut dapat disimpulkan Berdasarkan data fisik/klinis tersebut dapat disimpulkan
bahwa An. Al tidak mengalami demam (suhu tubuh normal) dan mengalami takipnea (RR lebih
dari nilai normal).
Dari data assessment tersebut kemudian dapat disimpulkan bahwa diagnosis gizi yang
diberikan pada An. Al adalah NI 2.1 ketidakcukupan asupan oral (P) berkaitan dengan
penyebab fisiologis yang menyebabkan kenaikan kebutuhan gizi (penyakit katabolic yaitu HIV
dan TB) (E) ditandai dengan terlambatnya perkembangan (belum bisa berjalan), defisiensi
vitamin D, vitamin E, B12, yodium, dan selenium serta ketidakcukupan asupan zat gizi makro.
(S) dan NB 1.1 kurang pengetahuan terkait makanan dan gizi (P) berkaitan dengan kurangnya
edukasi yang cukup terkait gizi (E) ditandai dengan Ibu An. Al belum pernah mendapatkan
edukasi gizi. (S)
Dari diagnosis tersebut kemudian dilakukan intervensi dengan tujuan meningkatkan
asupan energi dan mengoreksi defisiensi zat gizi yang terjadi secara bertahap untuk
memperbaiki status gizi pasien menjadi kembali normal secara optimal, memberikan makanan
secara bertahap hingga sekitar 1600 kkal untuk mengurangi gejala serta komplikasi yang
dialami oleh pasien, meningkatkan nilai laboratorium menjadi normal, memberikan edukasi
kepada orangtua mengenai faktor risiko dan penyebab HIV serta TB pada anak serta cara
pemberian (mulai dari pemilihan dan persiapan bahan hingga memberikan makan pada anak)
makan yang tepat dan sesuai pada anak, memberikan stimulasi pada anak untuk membantu
perkembangannya serta edukasi transmisi HIV dari ibu kepada anak melalui proses menyusui.
Kemudian untuk preskripsi diet energi diberikan 1644,5 kkal dengan frekuensi pemberian
makan utama 3-4 kali dan selingan 1-2 kali dengan MP ASI, makanan bertekstur lunak agar
anak tidak mudah tersedak dengan jenis yang disajikan disesuakian dengan makanan keluarga
(diberikan secara bertahap sesuai kemampuan tubuh untuk memenuhi kebutuhan). Protein bagi
pertumbuhan anak dan diet tinggi protein diberikan 15% dari seluruh total kalori yang
diberikan secara bertahap sesuai dengan kondisi tubuh dan penyakit penyertanya (82,2 gram).
Sumber protein dapat berasal dari daging tanpa lemak, telur, tempe, dan tahu, lemak untuk
pertumbuhan bagi anak dan tetap di rentang yang baik bagi kesehatan sebanyak 30%
kebutuhan energi total (54,8 gram). Mengutakaman memberikan sumber lemak seperti kacang-
kacangan, alpukat, dan ikan. Menghindari memberikan makanan berupa gorengan/diolah
dengan cara digoreng karena pasien berisiko tersedak. Karbohidrat diberikan 50% dari total
kalori (205,6 gram) berasal dari karbohidrat yang dianjurkan untuk dikonsumsi seperti nasi,
bubur, kentang, dan singkong (kurangi secara perlahan apabila pasien merasa sesak, minimal
asupan KH sebanyak 40% dari total kalori atau sebanyak 164,5 gram). Bahan makanan yang
terlalu manis seperti gula dan sirup dibatasi pemberiannya karena dapat merangsang batuk.
Memberikan asupan makanan yang kaya akan antioksidan untuk meningkatkan sistem
kekebalan tubuh seperti sumber vitamin A (wortel, tomat, labu kuning, mangga), vitamin C
(jambu biji dan jeruk), zat besi (daging ayam, brokoli, bayam), seng (makanan laut), vitamin
D (ikan, kuning telur, dan produk susu). Tidak dianjurkan konsumsi minuman yang
mengandung kafein (kopi, cokelat, soda, minuman berenergi, minuman berkarbonasi/soft
drink, dan minuman dalam kemasan). Cairan diberikan sebanyak 1300 ml (anjuran Ikatan
Dokter Anak Indonesia berdasarkan kategori anak usia 1-3 tahun) untuk mengatasi dehidrasi
pada anak selain dari pemberian cairan infus. Pemberian suplemen vitamin (vitamin A, B
kompleks, vitamin C, asam folat) dan mineral khusus (Zn, K, Mg, Na), bila tidak ada maka
dapat diberikan makanan sumber mineral tertentu.8,10,11
Dari menu yang direkomendasikan, mengandung energi 1584,4 kkal mencukupi 96%
kebutuhan, protein 74 gram mencukupi 90% kebutuhan, lemak 53,3 gram mencukupi 97%
kebutuhan, karbohidrat 213,5 gram mencukupi 103% kebutuhan, serat 21,5 gram mencukupi
kebutuhan, cairan 1460,6 mL mencukupi kebutuhan, untuk zat gizi mikro kebutuhan vitamin
A, vitamin C, tiamin, riboflavin, asam folat, vitamin B12, besi, dan seng tercukupi sesuai
dengan AKG.
Berdasarkan diagnosis, tujuan, dan preskripsi yang ditegakkan maka ditentukan
pemberian jenis diet yaitu diet tinggi energi tinggi protein (TETP) karena pasien menderita
HIV dengan riwayat TB dan gizi buruk. Diet TETP bertujuan dalam menggantikan
hiperkatabolisme yang terjadi dan mencegah terjadinya malnutrisi yang semakin parah. HIV
(Human Immunodefociency Virus) adalah virus yang menyerang sel yang berperan penting
dalam sistem kekebalan tubuh manusia yaitu sel darah putih/CD4, sehingga mengakibatkan
kekebalan tubuh menurun. HIV perlu ditangani dengan cepat dan tepat karena jika dibiarkan
akan mengakibatkan meningkatnya jumlah infeksi oportunistik dan terhambatnya tumbuh
kembang anak sehingga dapat menurunkan kualitas hidup anak.12,13 Tnda dan gejala HIV pada
anak diantaranya adalah perkembangan fisik yang tertunda, penambahan BB dan pertumbuhan
tulang yang tidak memadaim perut bengkak, diare, infeksi jamur di mulut, radang paru-paru
dan pembengkakan kelenjar getah bening. HIV juga dapat mengakibatkan bernagai macam
komplikasi seperti pneumonia, kandidiasis, tuberkulosis (TB), sitomegalovirus, dan
meningitis. HIV dapat terjadi pada anak karena bberapa hal, virus ini dapat menular melalui
berbagai cara seperti penggunaan jarum suntik yang telah digunakan oleh orang terkena infeksi
HIV, hubungan seksual dengan orang yang terkena infeksi HIV yang tidak aman dan tidak
sehat, melalui transfusi darah dari orang yang terinfeksi HIV, ibu hamil yang terinfeksi HIV
pada anak yang dikandungnya saat bayi berada di dalam rahim melalui plasenta, saat proses
persalinan yakni bayi terpapar darah ibu atau cairan vagina, setelah proses persalinan melalui
air susu ibu.13 Selain itu, ada juga penelitian yang membuktikan bahwa laki-laki memiliki
insiden TB dua kali lipat dibanding perempuan di seluruh dunia, Beberapa faktor risiko lain
seperti riwayat imunisasi, malnutrisi, usia muda, riwayat kontak, dan asap rokok sangat
berperan penting baik dari tingkat individu maupun tingkat populasi.14
ARV yang direkomendasikan untuk anak-anak berbeda di setiap usianya. Contohnya
golongan Nucleotide Reverse Transcriptase Inhibitor (NRTI) yang disarankan untuk neonatus
sampai usia 3 tahun sebaiknya diberikan lopinavir/ritonavir. Adapun terapi dan obat yang
diberikan pada An. Al meliputi infus NaCl untuk mengatasi dehidrasi dan mengembalikan
keseimbangan elektrolit, infus KaEN untuk mengatasi dehidrasi, sumber elektrolit,
menormalkan kadar serum kalium pada anak, injeksi dexametason untuk meredakan
peradangan dan reaksi alergi namun perlu diperhatikan konsumsinya karena dapat dapat
menimbulkan efek samping seperti sakit perut, rasa panas di dada, sakit kepala, dan insomnia
jika digunakan bersama ritonavir. Adapun ceftriaxone diberikan untuk menghambat
pertumbuhan bakteri penyebab infeksi di dalam tubuh, berikutnya adalah ventolin diberikan
untuk mengobati penyakit pada saluran pernafasan (TB) dimana hal ini terbukti bahwa ventolin
adalah nebulizer yang diberikan untuk mempertahankan jalan napas, dengan sistem kerja yang
mencairkan sekret atau mukus yang ada pada jalan napas dengan pengaruh yang efektif dalam
dan memiliki keefektifan yang tinggi, vitamin A kapsul merah diberikan untuk mencukupi
kebutuhan vitamin A pada anak untuk pembentukan, produksi, dan pertumbuhan eritrosit, sel
limfosit, antibodi dan integritas sel epitel tubuh serta mecgeah kerusakan pada mata, dan folavit
diberikan untuk mencegah dan mengatasi kekuarangan asam folat.15,16
Berdasarkan tanda-tanda yang ditemukan pada kasus ini, pasien jika masih dalam tahap
penanganan utama gizi buruk maka dapat diberikan larutan gula sebanyak 50 cc serta dipantau
tanda vitalnya setiap setengah jam pada 2 jam pertama. Pemberian F75 pada pasien dapat
disesuaikan dengan BB dan diliat dari ada edema atau tidak, katrena pasien tidak edema dan
BB diatas 6 kg maka F75 diberikan 65 cc/2 jam untuk fase stabilisasi. Kemudian bisa
dilanjutkan fase transisi jika pasien sudah menghabiskan F75 setiap 4 jam sekali. Fase transisi
mengganti F75 dengan F100 65cc/4 jam selama 2 hari, setelah itu diberikan 150 cc/4 jam jika
sudah dsapat menghabiskan formula maka ditambah 10 ml setiap 4 jam dan tidak melebihi
dosis maksimal, 220 ml/kgBB/hari, dengan pemberian dipertahankan hingga hari ke-14. Masa
rawat pada pasien disarankan tidak terlalu lama karena pasien rentan terkena infeksi atau
sedang dalam kondisi imunodefisiensi, sehingga perawatan dapat segera dilanjutkan dan
ditangani di rumah jika keadaan pasien sudah membaik dilihat dari berbagai macam indikator.
Pendidikan gizi diberikan kepada orangtua An. Al dan orangtua/penderita HIV lainnya
dengan metode yang dilakukan yaitu penyuluhan serta tanya jawab dengan media yaitu leaflet,
tatalaksana diet, powerpoint terkait materi, serta x-banner sebanyak 2x/minggu dan durasi 45
menit. Konseling gizi juga dilakukan secara lebih pivasi dengan orangtua An. Al saja dengan
tujuan dari dilaksanakannya konseling ini yaitu, memberikan pengetahuan dan pemahaman
kepada orangtua dari An. Al mengenai HIV pada anak, memberikan pemahaman kepada
orangtua An. Al mengenai penatalaksanaan diet TETP dan manfaatnya, memberikan
pengetahuan terkait stimulasi pada anak untuk membantu perkembangannya dengan penuh
kasih saying, memberikan motivasi dan membangun kepercayaan pada orangtua An. Al untuk
dapat berkomitmen dan patuh serta sabar dalam membantu anak menjalankan diet dan pola
hidup yang baru hingga kondisinya membaik.
Koordinasi dengan profesi lain diperlukan untuk dapat menangani diagnosis yang
diberikan kepada An. Al secara profesional. Dengan dokter, dilakukan diskusi mengenai
patogenesis, diagnosis, preskripsi pengobatan sesak nafas, batuk, TB dan HIV pada anak secara
medis. Dengan perawat dilakukan pencatatan rekam medis dan perkembangan pasien. Dengan
ahli gizi dilakukan perubahan pola makan serta pemilihan makanan sesuai TETP. Dengan
apoteker dan pharmacist dilakukan diskusi mengenai interaksi obat makanan agar pengobatan
dapat dilakukan sejalan dengan pemberian makanan.
Monitoring dan evaluasi yang dilakukan pada An. Al adalah pada asupan berupa diet
TETP dipantau menggunakan metode visual comstock dan wawancara langsung dengan
orangtua An. Al. Pada antropometri dilakukan penimbangan BB 1x/hari dimana Z-score BB/U
sesuai cut-off Kemenkes RI membaik menjadi >-3 dengan kenaikan BB minimal 10 g/kg
BB/hari atau sekitar 50 gr/kgBB/minggu selama 2 minggu berturut-turut. Untuk data biokimia
dilakukan pemantauan kadar Hb, MCV, MCH, Ht, albumin, dan eritrosit setiap 2 minggu
sekali. Adapun untuk mengurangi gejala batuk dan sesak napas maka diberikan asupan cairan
yang cukup dan makanan yang disukai agar energi terpenuhi, memberikan makanan dengan
jenis, frekuensi dan tekstur yang tepat dalam rangka mengurangi dan menghilangkan gejala.
VIII. PENUTUP/ KESIMPULAN

A. Simpulan
Berdasarkan hasil proses asuhan gizi terstandar yang dilakukan, diperoleh hasil
bahwa An. Al berisiko mengalami malnutrisi dengan risiko yang tinggi. Sehubungan dengan
hal tersebut, maka diperlukan adanya proses asuhan gizi terstandar dan kerjasama dengan
Tim Dukungan Gizi/Panitia Asuhan Nutrisi untuk mengupayakan pemenuhan asupan gizi
yang adekuat dan dapat mempercepat proses penyembuhan pasien. Diagnosis pada An. Al
adalah ketidakcukupan asupan oral dengan kurangnya pengetahuan terkait pada orangtua
An. Al. Selanjutnya intervensi diberikan dengan mengutamakan pemenuhan kebutuhan
asupan dan pengurangan hal-hal yang dapat memperparah gejala, pemberian edukasi dan
konseling guna merubah pemahaman serta perilaku terkait penyakit dan pemilihan makanan
yang dihindari dan dianjurkan. Preskripsi yang diberikan adalah diet TETP yang disesuaikan
dengan diagnosis klinis dan gejala An. Al. Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan
memperhatikan status gizi An. Al, Hb, albumin, Ht, eritrosit, MCV, MCH, kondisi fisik
klinis, dan asupan zat gizi selama di RS.

B. Saran
Penatalaksanaan diet harus dilakukan dengan seksama dan memperhatikan
higienitas, koordinasi antar tenaga kesehatan lain juga sangat diperlukan demi peningkatan
status gizi dan kesehatan pasien. Diharapkan setelah kondisi membaik, pasien tetap
menerapkan prinsip diet untuk memulihkan dan menjaga kondisi tubuh serta kesehatannya.
IX. LAMPIRAN
1. LEAFLET DIET
2. LEAFLET URT
3. PERHITUNGAN KEBUTUHAN ZAT GIZI
Usia = 18 bulan
Jenis kelamin = Laki-laki
1. Status Gizi

6,3−10,9
BB/U =10,9−9,8
−4,6
= = -4,18 (Berat Badan Sangat Kurang)
1,1
69−82,3
PB/U =82,3−79,6
−13,3
= = -4,93 (Sangat Pendek)
2,7
6,3−8,2
BB/PB =8,2−7,6
−1,9
= = -3,1 (Gizi Buruk)
0,6
13,2−16,1
IMT/U =16,1−14,9
−2,9
= = -2,42 (Gizi Kurang  direkomendasikan untuk kategori 5-18
1,2

tahun)

2. Perhitungan Energi, Makronutrien, dan Cairan


a. Energi
Rumus Schofield (anak laki-laki usia 0 - 3 tahun):
(0,167 x BB) + (15,174 x TB) – 617,6
= 1,0521 + 1084,266 – 617,6 = 467,72 kkal x faktor aktivitas x faktor stress
= 467,72 x 1,5 x 1,2 = 841,9
Tambahan energi, kondisi simptomatik sesuai dengan usia dan infeksi oportunistik
yaitu pada kasus ini TB (keluhan batuk dan sesak nafas) = 841,9 + (30% x 841,9) +
550 kkal = 1644,5 kkal
b. Makronutrien
Perhitungan menggunakan %TEE.
15% 𝑥 1644,5
1) Protein = = 61,7 gram
4
35% 𝑥 1644,5
2) Lemak = = 64 gram
9
50% 𝑥 1644,5
3) Karbohidrat = = 205,6 gram
4

c. Cairan
Kebutuhan cairan = 1300 mL (menurut IDAI untuk anak usia 1-3 tahun)
d. Serat
Disesuaikan dengan AKG = 19 gram

3. Hasil Analisis Zat Gizi Asupan An. Al


=====================================================================
Analysis of the food record for An. Al
=====================================================================
Food Amount energy carbohydr.
______________________________________________________________________________

bubur nasi 90 g 65.6 kcal 14.4 g


tahu 108 g 82.1 kcal 2.1 g
bayam segar 30 g 11.1 kcal 2.2 g
Carrot fresh 30 g 7.7 kcal 1.4 g
kentang 21.43 g 19.9 kcal 4.6 g
singkong putih 14.29 g 18.7 kcal 4.6 g
daging ayam 2.6 g 7.4 kcal 0.0 g
ikan kembung 10.29 g 11.5 kcal 0.0 g
ikan nila 6.86 g 6.6 kcal 0.0 g
telur puyuh 4.29 g 7.9 kcal 0.1 g
udang segar 1g 0.8 kcal 0.0 g
kacang merah 5.7 g 19.1 kcal 3.4 g
tempe kedele murni 75 g 149.3 kcal 12.8 g
sawi hijau 4.29 g 0.6 kcal 0.1 g
apel 42.86 g 25.3 kcal 6.6 g
Pear fresh 51.43 g 26.9 kcal 6.4 g
pepaya 42.86 g 16.7 kcal 4.2 g
pisang ambon 300 g 276.1 kcal 70.2 g
Susu SGM 1+ 60 g 258.1 kcal 39.4 g
madu 22.5 g 68.4 kcal 18.5 g
Drinking water 435 g 0.0 kcal 0.0 g

Meal analysis: energy 1080.0 kcal (100 %), carbohydrate 190.9 g (100 %)
=====================================================================
Result
=====================================================================
Nutrient analysed recommended percentage
content value value/day fulfillment
______________________________________________________________________________
energy 1080.0 kcal 460.6 kcal 234 %
water 504.6 g 1300.0 g 39 %
protein 44.8 g(16%) 13.6 g(12 %) 329 %
fat 23.2 g(18%) 15.6 g(< 30 %) 148 %
carbohydr. 190.9 g(67%) 65.8 g(> 55 %) 290 %
dietary fiber 15.9 g - -
alcohol 0.0 g - -
PUFA 7.0 g 9.0 g 78 %
cholesterol 44.9 mg - -
Vit. A 841.2 µg 600.0 µg 140 %
carotene 2.3 mg - -
niacineequiv. 0.3 mg 7.0 mg 5%
Vit. E 0.4 mg - -
Vit. E (eq.) 3.3 mg 5.5 mg 60 %
Vit. K 14.1 µg 15.0 µg 94 %
manganese 2.7 mg 1.3 mg 215 %
Vit. B1 0.6 mg 0.6 mg 100 %
Vit. B2 0.7 mg 0.7 mg 105 %
Vit. B6 2.5 mg 0.4 mg 637 %
tot. fol.acid 228.6 µg 200.0 µg 114 %
Vit. C 90.1 mg 60.0 mg 150 %
sodium 219.6 mg - -
potassium 2368.1 mg 1500.0 mg 158 %
calcium 436.9 mg 600.0 mg 73 %
magnesium 331.3 mg 80.0 mg 414 %
iodine 49.7 µg 100.0 µg 50 %
phosphorus 541.5 mg 500.0 mg 108 %
Se 3.1 µg - -
iron 12.7 mg 8.0 mg 159 %
zinc 5.6 mg 3.0 mg 186 %
Vit. B12 0.9 µg 1.0 µg 90 %
Vit. D 3.3 µg 5.0 µg 66 %
Sugar total 20.6 g - -
all sug.alco. 1.2 g - -
biotine 1.5 µg 12.5 µg 12 %
Chromium 0.0 µg - -
Caffeine 0.0 mg - -
Trans FA 0.0 g - -
copper 42.2 mg 0.8 mg 5631 %
pantoth. acid 2.4 mg 4.0 mg 59 %
m.uns.f.acids 3.2 g - -
sucrose 23.9 g - -
sat. FA 2.7 g - -
glucose 1.4 g - -

4. Hasil Analisis Zat Gizi Rekomendasi Menu


=====================================================================
Analysis of the food record for An. Al
=====================================================================
Food Amount energy carbohydr.
______________________________________________________________________________

BREAKFAST
bubur ikan kacang merah
bubur nasi 90 g 65.6 kcal 14.4 g
kacang merah 20 g 67.0 kcal 12.0 g
ikan kembung 54 g 60.5 kcal 0.0 g
Susu SGM 1+ 20 g 86.0 kcal 13.1 g
Drinking water 250 g 0.0 kcal 0.0 g
Drinking water 125 g 0.0 kcal 0.0 g

Meal analysis: energy 279.2 kcal (18 %), carbohydrate 39.6 g (19 %)

1. BREAK
pisang ambon 100 g 92.0 kcal 23.4 g
pepaya 100 g 39.0 kcal 9.8 g
sawi hijau 120 g 18.1 kcal 2.5 g
Drinking water 250 g 0.0 kcal 0.0 g

Meal analysis: energy 149.0 kcal (9 %), carbohydrate 35.7 g (17 %)

LUNCH
tim kentang udang tempe bayam wortel
kentang 200 g 185.9 kcal 43.2 g
udang segar 20 g 15.8 kcal 0.0 g
Carrot fresh 30 g 7.7 kcal 1.4 g
bayam segar 30 g 11.1 kcal 2.2 g
tempe kedele murni 25 g 49.8 kcal 4.3 g
Drinking water 250 g 0.0 kcal 0.0 g

Meal analysis: energy 270.4 kcal (17 %), carbohydrate 51.1 g (24 %)

2. BREAK
telur puyuh 20 g 37.0 kcal 0.3 g
Avocado fresh 85 g 184.7 kcal 0.3 g
pisang ambon 50 g 46.0 kcal 11.7 g
Susu SGM 1+ 20 g 86.0 kcal 13.1 g
Drinking water 125 g 0.0 kcal 0.0 g
Meal analysis: energy 353.7 kcal (22 %), carbohydrate 25.5 g (12 %)

DINNER
bubur singkong ayam tahu
singkong putih 150 g 196.5 kcal 47.8 g
daging ayam 78 g 222.2 kcal 0.0 g
tahu 36 g 27.4 kcal 0.7 g
Susu SGM 1+ 20 g 86.0 kcal 13.1 g
Drinking water 125 g 0.0 kcal 0.0 g
Drinking water 250 g 0.0 kcal 0.0 g

Meal analysis: energy 532.1 kcal (34 %), carbohydrate 61.7 g (29 %)

=====================================================================
Result
=====================================================================
Nutrient analysed recommended percentage
content value value/day fulfillment
______________________________________________________________________________
energy 1584.4 kcal 596.0 kcal 266 %
water 1460.6 g 1300.0 g 112 %
protein 74.0 g(18%) 17.6 g(12 %) 420 %
fat 53.3 g(29%) 20.2 g(< 30 %) 264 %
carbohydr. 213.5 g(53%) 85.1 g(> 55 %) 251 %
dietary fiber 21.5 g - -
alcohol 0.0 g - -
PUFA 8.6 g 9.0 g 95 %
cholesterol 287.4 mg - -
Vit. A 1413.8 µg 600.0 µg 236 %
carotene 2.4 mg - -
niacineequiv. 1.5 mg 7.0 mg 21 %
Vit. E 1.2 mg - -
Vit. E (eq.) 7.3 mg 5.5 mg 133 %
Vit. K 20.9 µg 15.0 µg 139 %
manganese 2.3 mg 1.3 mg 180 %
Vit. B1 1.1 mg 0.6 mg 178 %
Vit. B2 1.0 mg 0.7 mg 149 %
Vit. B6 3.4 mg 0.4 mg 852 %
tot. fol.acid 393.2 µg 200.0 µg 197 %
Vit. C 211.4 mg 60.0 mg 352 %
sodium 385.2 mg - -
potassium 3747.1 mg 1500.0 mg 250 %
calcium 543.7 mg 600.0 mg 91 %
magnesium 365.2 mg 80.0 mg 457 %
iodine 69.7 µg 100.0 µg 70 %
phosphorus 938.4 mg 500.0 mg 188 %
Se 3.1 µg - -
iron 14.3 mg 8.0 mg 179 %
zinc 8.6 mg 3.0 mg 286 %
Vit. B12 2.4 µg 1.0 µg 241 %
Vit. D 9.9 µg 5.0 µg 198 %
Sugar total 20.6 g - -
all sug.alco. 0.1 g - -
biotine 10.0 µg 12.5 µg 80 %
Chromium 0.0 µg - -
Caffeine 0.0 mg - -
Trans FA 0.0 g - -
copper 42.8 mg 0.8 mg 5707 %
pantoth. acid 5.3 mg 4.0 mg 131 %
m.uns.f.acids 22.7 g - -
sucrose 14.4 g - -
sat. FA 9.1 g - -
glucose 0.5 g - -
4. HASIL RECALL
A. Hasil SQ-FFQ Berdasarkan Data SMRS
Kuesioner Frekuensi Konsumsi Asupan Gizi Semi Kuantitatif SMRS
Nama : An. Al
Usia : 18 bulan
Tanggal pengukuran :-

Teknik Frekuensi Konsumsi Porsi per kali makan


Rata-rata
pengolahan Berat Rata-rata
Nama Bahan asupan
(kebiasaan) mentah frek/hr
Makanan berat matang gr/hari
Minggu Bulan (n) (f)
(g) (n x f)
Hari URT
grg tms rbs x/mgg x/hr x/bln x/hr grg tms rbs
Nasi (bubur) 3 2 sdm 30 30 3 90
Kentang 3 1 2 ptg kcl 50 50 3/7 21,43
Singkong 2 1 1 ptg kcl 50 50 2/7 14,29
Tempe 3 1 ptg 25 25 3 75
Tahu 3 1 bh kcl 30 36 3 108
Kacang merah 2 1 2 sdm 20 20 2/7 5,7
Daging ayam 1 1 1 ptg 60 78 1/30 2,6
Ikan nila 2 1 ½ ekor 20 24 2/7 6,86
Ikan kembung 2 1 ½ ekor 30 36 2/7 10,29
Udang 1 1 2 ekor 20 30 1/30 1
Telur puyuh 3 1 1 butir 10 10 3/7 4,29
Susu SGM 1+ 3 2 sdm 20 20 3 60
Sawi hijau 1 1 2 sdm 30 30 1/7 4,29
Bayam 3 1 sdm 10 10 3 30
Wortel 3 1 sdm 10 10 3 30
Teknik Frekuensi Konsumsi Porsi per kali makan
Rata-rata
pengolahan Berat Rata-rata
Nama Bahan asupan
(kebiasaan) mentah frek/hr
Makanan berat matang gr/hari
Minggu Bulan (n) (f)
(g) (n x f)
Hari URT
grg tms rbs x/mgg x/hr x/bln x/hr grg tms rbs
Apel 3 1 1 bh 100 3/7 42,86
Pear 3 1 1 bh 120 3/7 51,43
Pepaya 3 1 1 bh 100 3/7 42,86
Pisang 3 1 bh 100 3 300
Air putih 3 1 gls 145 3 435
Madu 1 1 ½ sdm 22,5 1 22,5
DAFTAR PUSTAKA
1. Hapsari VD, Purwaty NH, Sulastri T. Deteksi Dini Risiko Gizi Kurang pada Anak Balita
dengan Diare Menggunakan Metode PYMS dan STRONGkidz. Jurnal Ilmiah Kesehatan.
2020; 9(1): 17-23.
2. Ndede YMO & Wanda D. Tinjauan Literatur Malnutrisi Didapat di Rumah Sakit:
Karakteristik Anak dan Alat Skrining yang Digunakan. Jurnal Penelitian Kesehatan" SUARA
FORIKES"(Journal of Health Research" Forikes Voice"). 2020; 11: 41-46.
3. Gerasimidis K, Keane O, Macleod I, Flynn DM, Wright CM. A four-stage evaluation of the
Paediatric Yorkhill Malnutrition Score in a tertiary paediatric hospital and a district general
hospital. British Journal of Nutrition. 2010: 751-756.
4. Bazarte M, Beseler L. Nurturing with Nutrition (Everything You Need to Know About
Feeding Infants and Toddlers). Indiana: Xlibirs US. 2019
5. Wardhani SPR. Intisari Biologi Dasar. Daerah Istimewa Yogyakarta: Diandra Kreatif. 2019.
6. Martini M. Keterampilan Dasar Praktik Kebidanan. Bandung: Media Sains Indonesia. 2023.
7. American Academy of Pediatrics (AAP). Pediatric Education for Prehospital Professionals
(PEPP). Massachussets: Jones & Barlett Learning, LLC. 2018.
8. Nuraini, Ngadiarti I, Moviana Y. Dietetika Penyakit Infeksi. Jakarta: Kemenkes RI. 2017.
9. Mahan LK, Raymond JL. Krauses’s Food & the Nutrition Care Process. 14th ed. St. Louis
Missouri: Elsevier. 2017.
10. Jauhari MT. Ardian J, Rahmiati BF. Gambaran Asupan Zat Gizi Makro Anak Usia Sekolah
Dasar. Journal of Nutrition and Culinary. 2022; 2(1): 29-35.
11. Zakiyyah ER, Gurnida DA, Kartasasmita CB. Pengaruh Pemberian Vitamin C terhadap
Peribahan Kadar Total Antioksidan Serum pada Penderita Tuberkulosis Paru Anak. Sari
Pediatri. 2014; 16(2): 110-114.
12. Perdani RRW, Purnama DMW, Berwai KN, Fiana DN. Larasati TA. Pojok Tumbuh Kembang
Anak HIV: Pengukuran Berat Badan, Tinggi Badan, Konsultasi Gizi, Imunisasi dan Edukasi
HIV di Poli VCT Rumah Sakit Abdul Moeloek. Jurnal Pengabdian Masyarakat Ruwa Jurai.
2020; 5(1): 4-8.
13. Pratiwi RD, Kurniawan R, Suyono, Poodar S. Sebatas Hidup Anak dengan HIV/AIDS.
Indramayu: Penerbit Adab. 2022.
14. Narasimhan P, Wood J, Macintyre CR, Mathai D. Risk factors for tuberculosis. Pulm Med.
2013;2013. Article ID 828939
15. Lestari S, Handayani S, Bakri H. Keefektifan Pemberian Nebulizer Terapi Combivent Dan
Terapi Bisolvon Terhadap Patensi Jalan Nafas Pada Pasien Asma Bronkial Diruang IGD
BBKPM Makassar. Jurnal Keperawatan Global. 2018; 3(2):
16. Tafdihila, Kurniawati A. Pengaruh Latihan Batuk Efektif pada Intervensi Nebulizer. Babul
Ilmi: Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan. 2019; 11(1): 117-127

Anda mungkin juga menyukai