Anda di halaman 1dari 39

REVISI

LAPORAN STUDI KASUS KOMPREHENSIF

PRE INTERNSHIP GIZI KLINIK

PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR PADA PASIEN ANAK

Disusun guna memenuhi tugas Pre Internship Gizi Klinik

Disusun oleh:

Fatika Nafiola

22030118130107

PROGRAM STUDI GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2021
I. GAMBARAN KASUS
An. A laki-laki berusia 42 bulan. Kegiatan sehari-hari An. A sebelum sakit
adalah bermain dengan teman-teman sebayanya. Satu minggu sebelum masuk
rumah sakit, An. A mengalami demam tinggi disertai batuk dan ikterik yang tak
kunjung mereda sehingga dibawa ke IGD RS kemudian disarankan menjalani
perawatan rawat inap. Dari hasil pemeriksaan laboratorium didapat Albumin 3,2
g/dL, Hemoglobin 9 mg/dL, Hematokrit 27 %, Eritrosit 2,8 juta/μl, MCH 31,9 pg,
leukosit 15,8 ribu/μl, trombosit 266.000 /μl, SGOT 155 u/L, SGPT 93 u/L, bilirubin
total 45,8 mg/dL. Pada usia 2 bulan, An. A mengalami ikterik dan divonis
mengidap penyakit alagille syndrome. Sejak divonis dengn penyakit tersebut, daya
tahan tubuh An. A menjadi lebih rentan dan mudah tertular penyakit seperti batuk
dan gatal- gatal. Sehari setelah masuk rumah sakit, suhu tubuh An. A kembali
normal namun ikterik semakin terlihat di seluruh tubuh terutama mata dan kulit dan
An. A menjadi lemas serta mengeluh gatal di seluruh tubuh. An. A kemudian
kembali didiagnosis dengan alagille syndrome dengan anemia dan
hipoalbuminemia.
Berat badan An. A saat masuk rumah sakit adalah 9,5 kg dengan tinggi badan
84,8 cm, nadi 120x/menit, suhu tubuh 370C dan RR 24x/menit. Kondisi An. A
dalam keadaan composmentis, mengeluh batuk, mual dan muntah. Riwayat
kelahiran An. A adalah lahir secara normal dengan BB saat lahir 2,9 kg dan PB =
41 cm, kemudian ASI ekslusif hingga usia 2 bulan saja. Medikasi yang diberikan
untuk An. A antara lain vitamin A 20000 sigle dose, vitamin K 1 mg/24 jam,
urdafalk 100 mg/12 jam, cetirizine 5 ml/24 jam, nasetil sistein 50 mg/8 jam,
kalsiterol 1 tab/24 jam, cholsteramin 195/24 jam, phennobabitor 15 mg/12 jam.
Orang tua An. A sudah pernah mendapatkan edukasi gizi tentang penyakit dan
rekomendasi tambahan asupan seperti susu hepatosol yang dikonsumsi selama di
rumah. Asupan An. A sebelum sakit adalah nasi 3 kali sehari sebanyak 1 centong,
lauk yang disukai adalah tahu goreng, ayam goreng, tempe goreng. Sayur yang
disukai adalah bening bayam dan sayur sop. Buah yang disukai adalah semangka.
An. A menyukai camilan manis seperti coklat dan permen, setiap sebelum tidur
mengkonsumsi susu hepatosol rasa coklat sebanyak 200 cc. An. A tidak
mempunyai alergi atau pantangan terhadap makanan, akan tetapi An. A tidak suka
bubur nasi dan cukup memilih-milih dalam mengkonsumsi makanan khususnya
lauk. Jenis makanan yang disukai adalah nasi dengan lauk seperti tahu goreng,
ayam goreng, tempe goreng dan sayur yang berkuah seperti sop atau bening bayam.

II. SKRINING (DATA UMUM)


A. Metode Skrining
Metode atau instrumen skrining yang digunakan adalah StrongKids.
Penggunakan skrining dengan StrongKids merupakan metode yang digunakan
untuk menentukan malnutrisi atau berisiko malnutrisi pada anak. Alat skrining
gizi StrongKids ini sangatlah cepat, digunakan untuk mendeteksi risiko pada
status gizi dan pertumbuhan tentang status gizi pasien, penyakit yang
mendasari, intake nutrisi dan penurunan BB.1
B. Skrining

Tabel 1. Skrining Gizi An. A dengan StrongKids

Parameter Nilai
Apakah pasien tampak kurus? Ya (1) 1
Tidak (0)
Apakah terdapat penurunan berat badan selama Ya (1) 0
satu bulan terakhir? (berdasarkan penilaian Tidak (0)
objektif data berat badan bila ada atau penilaian
subjektif orang tua pasien atau untuk bayi <1 thn
berat badan tidak naik selama 3 bulan terakhir)
Apakah terdapat salah satu dari kondisi tersebut? Ya (1) 1
(diare ≥5 kali/hari dan muntah >3 kali/hari dalam Tidak (0)
seminggu terakhir atau asupan makanan
berkurang selama 1 minggu terakhir)
Apakah terdapat penyakit atau keadaan yang Ya (2) 2
mengakibatkan pasien beresiko mengalami Tidak (0)
malnutrisi?
Nilai score : 0 Resiko rendah, 1-3 Resiko sedang, 4-5 Resiko tinggi
Nilai total 4

C. Kesimpulan Skrining
Berdasarkan hasil skrining menggunakan StrongKids pada Tabel 1, An. A
mendapatkan skor sebanyak 4 poin sehingga dapat digolongkan dalam kategori
berisiko tinggi mengalami malnutrisi.
III. ASESMEN (PENGKAJIAN GIZI)
A. Pengkajian Antropometri (AD)
Pengkajian data antropometri dilakukan dengan melakukan pengukuran
antropometri pada An. A. Pengukuran meliputi pengukuran berat badan, tinggi
badan, IMT yang digunakan untuk mengevaluasi status gizi. Data antropometri
digunakan untuk memonitoring kebutuhan dan efek dari intervensi gizi terhadap
penyakit An. A.

Tabel 2. Pengkajian Antropometri

Domain Data Identifikasi Interpretasi


Masalah Data
AD 1.1.1 Tinggi badan 84,8 cm
aktual
Panjang 41 cm Pendek 2
badan lahir
AD 1.1.2 Berat badan 9,5 kg
aktual
Berat badan 2,9 kg Normal 2
lahir
AD 1.1.5 IMT 13,21 kg/m2
AD 1.1.6 Z-score BB/U ≤ -3 SD Berat badan
sangat kurang
(severely
underweight)
AD 1.1.6 Z-score TB/U ≤ -3 SD Sangat
pendek
(severely
stunted)
AD 1.1.6 Z-score -3 SD sd ≤2 Gizi kurang
BB/TB SD (wasted)
AD 1.1.6 Z-score -2 SD sd +1 Gizi baik
IMT/U SD (normal)
Berdasarkan tabel dapat disimpulkan bahwa An. A memiliki status gizi
underweight berdasarkan BB/U, stunting berdasarkan TB/U, gizi kurang
berdasarkan BB/TB, dan gizi baik berdasarkan IMT/U, diinterpretasikan
melalui tabel antropometri Kemenkes 2020.
B. Pengkajian Data Biokimia (BD)

Tabel 3. Pengkajian Data Biokimia

Domain Data Nilai Satuan Interpretasi


Normal
BD-1.4.6 45,8 1 mg/dL Tinggi
Bilirubin
BD-1.10.1 9 11,5-13,5 mg/dL Rendah
Hemoglobin
BD-1.10.2 27 30-40 % Rendah
Hematokrit
Eritrosit 2,8 juta 4,1-5,5 juta /μl Rendah
MCH 31,9 23-31 Pg Tinggi
Leukosit 15,8 ribu 4-12 ribu /μl Tinggi
Trombosit 266.000 150.000- /μl Normal
450.000
SGOT 155 3-45 u/L Tinggi
SGPT 93 0-35 u/L Tinggi
BD-1.11.1 3,2 4-5,8 g/dL Rendah
Albumin
Berdasarkan tabel dapat disimpulkan bahwa An. A memiliki nilai
biokimia tinggi pada bilirubin, MCH, Leukosit, SGOT, dan SGPT. Sementara
itu nilai rendah pada hemoglobin, hematokrit, eritrosit, dan albumin. Serta nilai
normal pada trombosit.
C. Pengkajian Data Klinis/ Fisik (PD)

Tabel 4. Pengkajian Data Klinis/Fisik

Domain Data Identifikasi Masalah


PD-1.1.3 Pernafasan Batuk
PD-1.1.4 Anggota gerak, otot, dan Lemas
tulang
PD-1.1.5 Sistem pencernaan Mual dan muntah
PD-1.1.6 Mata Ikterik
PD-1.18 Kulit Ikterik dan gatal-gatal
PD-1.1.9 Tanda vital Tanda vital nadi
120x/menit (normal,
suhu 370C (normal) dan
Resporatory rate
24x/menit (normal)
Berdasarkan tabel dapat disimpulkan bahwa An. A merasa lemas dengan
mual muntah, ikterik dan gatal-gatal, serta batuk.

D. Pengkajian Riwayat Terkait Gizi/Makanan (FH)


1. Asupan makan
a. Kualitatif
1) Asupan SMRS
Asupan An. A sebelum sakit adalah nasi 3 kali sehari sebanyak 1
centong, lauk yang disukai adalah tahu goreng, ayam goreng, tempe
goreng. Sayur yang disukai adalah bening bayam dan sayur sop.
Buah yang disukai adalah semangka. An. A menyukai camilan
manis seperti coklat dan permen, setiap sebelum tidur
mengkonsumsi susu hepatosol rasa coklat sebanyak 200 cc.
2) Asupan MRS
Tidak ada data asupan makan kualitatif selama di rumah sakit.
b. Kuantitatif
1) Asupan SMRS
Tabel 5. Asupan SMRS An. A

Indikator Energi Protein Lemak Karbohidra Cairan Vit. A Vit. D Vit. E Vit. K Ca Zn Fe Mg
(kkal) (g) (g) t (g) (ml) (RE) (mcg) (mcg) (mcg) (mg) (mcg (mg) (mg)
)

Asupan 1261 47,8 54,3 155,4 (tidak ada 1069,8 0 1,9 0 256 4,1 9,3 243,8
informasi)
Kebutuhan 1150 23 25,5 207 1150 400 15 6 15 650 3 7 65
Persentase 109,6 207,8 212,9 75,07 - 267,4 0 31,6 0 39,3 136,6 132,8 375,07
Pencapaian Lebih Lebih Lebih Kurang - Lebih Kurang Kurang Kurang Kurang Lebih Lebih Lebih

Berdasarkan tabel dapat disimpulkan bahwa An. A mengasup energi, protein, lemak, vitamin A, Zn, Fe, dan Mg yang berlebihan
serta mengasup karbohidrat, vitamin D, vitamin E, dan Ca yang kurang.
2) Asupan MRS
Tidak ada data asupan makan kuantitatif selama di rumah sakit.
2. Pengetahuan terkait gizi
Orang tua An. A sudah pernah mendapatkan edukasi gizi tentang
penyakit dan rekomendasi tambahan asupan seperti susu hepatosol yang
dikonsumsi selama di rumah.
3. Aktivitas fisik
Kegiatan sehari-hari An. A sebelum sakit adalah bermain dengan teman-
teman sebayanya.
4. Kemampuan menerima makanan
An. A tidak mempunyai alergi atau pantangan terhadap makanan, akan
tetapi An. A tidak suka bubur nasi dan cukup memilih-milih dalam
mengkonsumsi makanan khususnya lauk. Jenis makanan yang disukai
adalah nasi dengan lauk seperti tahu goreng, ayam goreng, tempe goreng
dan sayur yang berkuah seperti sop atau bening bayam.
5. Terapi obat dan medikasi
Medikasi yang diberikan untuk An. A antara lain vitamin A 20000 sigle
dose, vitamin K 1 mg/24 jam, urdafalk 100 mg/12 jam, cetirizine 5 ml/24
jam, nasetil sistein 50 mg/8 jam, kalsiterol 1 tab/24 jam, cholsteramin
195/24 jam, phennobabitor 15 mg/12 jam.
Tabel 6. Efek Samping Obat

Obat Efek Samping


Urdafalk Diare, ruam kulit, berkeringat,
keringat dingin, nyeri lambung,
pusing, letih.
Cetirizine Pusing, lelah, mulut kering, sakit
tenggorokan, batuk, mual, sembelit
Nasetil sistein Sakit perut, feses hitam, mual
muntah
Cholsteramin Mual, iritasi lidah, sembelit, diare,
perut kembung, memar, pendarahan
Phennobabitor Pusing, kantuk, sakit kepala, mual
muntah, hilang nafsu makan, lelah

E. Pengkajian Data Riwayat Pasien (CH)

Tabel 7. Pengkajian Data Riwayat Pasien

Domain Data Identifikasi


Masalah
CH CH-1.1.1 Usia 42 bulan
CH-1.1.2 Jenis kelamin Laki-laki
CH-2.1.3 Riwayat penyakit Alagille syndrome
ekskretori
Berdasarkan tabel dapat disimpulkan bahwa An. A adalah anak laki-laki
berusia 42 bulan yang didiagnosa Alagille syndrome.

F. Standar Komparatif (CS)


a. Perhitungan SMRS
Energi sesuai RDA usia 1-3 tahun = 100 kkal/kgBB/hari 3
= 100 x 11,5 kg
= 1150 kkal
Protein sesuai RDA usia 1-3 tahun = 2 g/kgBB/hari 3
= 23 g
Lemak = 20% total kalori 4
= 25,5 g
Karbohidrat = sisa perhitungan kalori (72%)
= 207 g
Vitamin A = 400 RE (AKG 2019) 5
Vitamin D = 15 mcg (AKG 2019) 5
Vitamin E = 6 mcg (AKG 2019) 5
Vitamin K = 15 mcg (AKG 2019) 5
Ca = 650 mg (AKG 2019) 5
Zn = 3 mcg (AKG 2019) 5
Fe = 7 mg (AKG 2019) 5
Mg = 65 mg (AKG 2019) 5
Cairan = 1150 ml (AKG 2019) 5

b. Perhitungan MRS
BB aktual = 9,5 kg
BBI = 11,5 kg 6
TB = 84,8 cm
Height of age = 21 bulan 6
Energi = 100% RDA menurut BBI 3
= 1150 kkal
Protein = 2-3 g/kgBB/hari 7
= 3 x 11,5 kg
= 34,5 g
Lemak = 20% kebutuhan kalori 8
= 25,5 g
Karbohidrat = 15-20 g/kgBB/hari 7
= 17 x 11,5 kg
= 195,5 g
Vitamin A = 1000 – 2500 IU 7
= 1000 IU
Vitamin D = 3-5 mcg/kgBB/hari 7
= 3 x 11,5
= 34,5 mcg
Vitamin E = 20-25 IU/kgBB/hari 7
= 20 x 11,5
= 230 IU
Vitamin K = 2,5 mg/3 kali seminggu 7
Ca = 650 mg (AKG 2019) 5
Zn = 3 mcg (AKG 2019) 5
Fe = 7 mg (AKG 2019) 5
Mg = 65 mg (AKG 2019) 5
Cairan = 1150 ml (AKG 2019) 5

IV. DIAGNOSIS GIZI


Berdasarkan asesmen yang telah dibuat, maka An. A dapat didiagnosa dengan:
1. Kelebihan asupan lemak (NI-5.6.2) berkaitan dengan kesenangan makan
dengan cara digoreng ditandai dengan asupan lemak sebesar 212,9%
2. Perubahan nilai laboratorium (NC-2.2) berkaitan dengan diagnosa medis
Alagille syndrome ditandai dengan bilirubin (45,8 mg/dL), SGPT (93 u/L), dan
SGOT (155 u/L) yang tinggi serta anemia (Hb 9 mg/dL) dan hipoalbuminemia
(3,2 g/dL)

V. INTERVENSI GIZI
A. Tujuan Intervensi
1. Memberikan makanan sesuai dengan kebutuhan pasien anak dengan
penyakit hati
2. Memberikan konseling gizi terkait diet pasien anak dengan penyakit hati
B. Perencanaan Intervensi
1. Pemberian Diet
a. Preskripsi Diet
1) Penatalaksanaan diet
a) Energi diberikan bertahap dari 100% RDA menurut BBI karena
pasien masih dalam keadaan mual muntah sebesar 1150 kkal 3
b) Protein tinggi diberikan 3 g/kgBB/hari sebesar 34,5 g (12%
kebutuhan energi) tinggi BCAA diutamakan 7
c) Lemak cukup sebesar 20% dari kebutuhan energi yaitu 25,5 g,
lemak yang dianjurkan adalah MCT 30%-50% dari lemak yang
diberikan 8
d) Karbohidrat diberikan 17 g/kgBB/hari sebesar 195,5 g (68%
kebutuhan energi) diutamakan karbohidrat kompleks 7
e) Vitamin larut lemak 7
- Vitamin A sebesar 1000 IU
- Vitamin D sebesar 3 mcg/kgBB/hari yaitu 34,5 mcg
- Vitamin E sebesar 20 IU/kgBB/hari yaitu 230 IU
- Vitamin K sebesar 2,5 mg/3 kali seminggu
f) Mineral 7
- Ca sebesar 650 mg (AKG 2019)
- Zn sebesar 3 mcg (AKG 2019)
- Fe sebesar 7 mg (AKG 2019)
- Mg sebesar 65 mg (AKG 2019)
g) Cairan tidak dibatasi, diberikan 1150 ml (AKG 2019) 7
2) Jenis diet
Diet rendah lemak 1200 kkal
3) Bentuk makanan
Makanan lunak
4) Jadwal makan
3 kali makan besar dan 3 kali makan selingan

C. Implementasi Intervensi
1. Pemberian Diet
Implementasi dari preskripsi berupa rencana menu An. A selama 3 hari
yaitu sebagai berikut.

Tabel 8. Rencana Menu Hari Pertama

Waktu Menu Bahan Berat


Pagi Nasi tim Beras putih 30 gr
Steamed egg Telur ayam 50 gr
Sup sayur Wortel 30 gr
Brokoli 30 gr
Minyak kelapa 2 gr
Air Air 200 ml
Selingan pagi Pisang ambon Pisang ambon 100 gr
Air Air 100 ml
Siang Nasi tim Beras putih 30 gr
Ikan kuah kuning Ikan bandeng 20 gr
Tempe bacem Tempe 20 gr
Sayur bening Bayam 50 gr
Melon Melon 90 gr
Air Air 200 ml
Selingan sore Agar-agar buah Agar-agar 3 gr
Melon 10 gr
Strawberry 10 gr
Gula 10 gr
Air Air 100 ml
Malam Nasi tim Beras putih 30 gr
Tofu kukus Tofu 20 gr
Asem-asem Buncis 50 gr
Pepaya Pepaya 100 gr
Air Air 200 ml
Selingan malam Hepatosol Hepatosol 80 gr
Air 300 ml
Nilai Gizi
Energi 1133,7 kkal
Protein 39 g
Lemak 27 g
Karbohidrat 186,2 g
Vitamin A 1279 mcg
Vitamin D 4,8 mcg
Vitamin E 5,5 mg
Vitamin K 64,5 mcg
Kalsium 541,7 mg
Zink 4,5 mg
Zat besi 7,6 mg
Magnesium 190,1 mg
Air 1300 ml
Tabel 9. Rencana Menu Hari Kedua

Waktu Menu Bahan Berat


Pagi Nasi tim Beras putih 30 gr
Pepes ikan Ikan bandeng 20 gr
Bening labu siam Labu siam 50 gr
Air Air 200 ml
Selingan pagi Dimsum sayur Tepung terigu 30 gr
Wortel 30 gr
Air Air 100 ml
Siang Nasi tim Beras putih 30 gr
Nugget tempe Tempe 20 gr
kukus
Ayam bumbu Ayam 20 gr
kuning cincang
Cah kangkung Kangkung 50 gr
Minyak kelapa 2 gr
Pisang ambon Pisang 50 gr
Air Air 200 ml
Selingan sore Jus apel Apel 85 gr
Gula 10 gr
Air 200 ml
Malam Nasi tim Beras putih 30 gr
Rolade tahu Tahu 20 gr
kukus
Sayur waluh Waluh kuning 50 gr
Pepaya Pepaya 100 gr
Air Air 200 gr
Selingan malam Hepatosol Hepatosol 80 gr
Air 300 ml
Nilai Gizi
Energi 1150,2 kkal
Protein 38,3 gr
Lemak 25,7 gr
Karbohidrat 193,6 gr
Vitamin A 1089,8 mcg
Vitamin D 4,3 mcg
Vitamin E 5,9 mg
Vitamin K 14,1 mcg
Kalsium 400,1 mg
Zink 4,3 mg
Zat besi 6,2 mg
Magnesium 150,7 mg
Air 1300 ml

Tabel 10. Rencana Menu Hari Ketiga

Waktu Menu Bahan Berat


Pagi Nasi tim Beras putih 30 gr
Rolade daging Daging sapi 20 gr
kukus
Sayur bening Putren 30 gr
putren
Wortel 30 gr
Air Air 200 ml
Selingan Pagi Mashed potato Kentang 100 gr
Air Air 100 ml
Siang Nasi tim Beras putih 30 gr
Semur telur Telur ayam 50 gr
Tahu bacem Tahu 20 gr
Sayur bening Gambas 50 gr
gambas
Air Air 200 ml
Melon Melon 90 gr
Selingan Sore Mangga Mangga 90 gr
Air Air 100 ml
Malam Nasi tim Beras putih 30 gr
Perkedel tempe Tempe 20 gr
Minyak kelapa 2 gr
Sup sayuran Wortel 30 gr
Buncis 30 gr
Pisang ambon Pisang ambon 50 gr
Air Air 200 ml
Selingan malam Hepatosol Hepatosol 80 gr
Air 300 ml
Nilai Gizi
Energi 1182,1 kkal
Protein 40 gr
Lemak 28 gr
Karbohidrat 194,2 gr
Vitamin A 1203,5 mcg
Vitamin D 2,8 mcg
Vitamin E 5,2 mcg
Vitamin K 37,2 mcg
Kalsium 385,2 mg
Zink 5,1 mg
Zat besi 7,3 mg
Magnesium 163,1 mg
Air 1300 ml

2. Konseling dan Edukasi Gizi

Tabel 11. Konseling dan Edukasi Gizi

Pelaksanaan Konseling Gizi


Hari, Tanggal Kamis, 11 November 2021
Jam 08.00-08.30
Tempat Ruang Anak (Pediatric)
Topik Penatalaksanaan Diet untuk Alagille syndrome
Tujuan a) Memberikan motivasi kepada orang tua An. A untuk
mengawasi diet dengan baik.
b) Memberikan pemahaman kepada orang tua An. A
mengenai alagille syndrome dan keadaan anak saat ini
dengan gizi kurang, ikterik, serta anemia dan
hipoalbuminemia
c) Memberikan pemahaman kepada orang tua An. A
mengenai penatalaksanaan diet pada penyakit alagille
syndrome
d) Memberikan dorongan kepada orang tua untuk
memotivasi An. A untuk menghabiskan makanan yang
disediakan rumah sakit
Sasaran Orang tua An. A
Waktu 30 menit diskusi
Materi a) Menjelaskan keadaan An. A dengan kondisi gizi
kurang, ikterik, dan menjelaskan nilai-nilai biokimia
pasien
b) Menjelaskan tujuan dan prinsip diet yang dijalani An.
A yang memiliki penyakit alagille syndrome.
c) Menjelaskan bahan makanan yang dianjurkan, dibatasi,
dan dihindari.
d) Menjelaskan cara pengolahan makanan yang baik dan
benar.
e) Memberikan contoh menu sehari sebagai gambaran
contoh penatalaksanaan diet pada alagille syndrome
Metode Penjelasan singkat, tanya jawab, dan diskusi
Media Leaflet Diet Alagille Syndrome
Evaluasi a) Keluarga An. A mengerti kondisi gizi dan
permasalahan gizi yang dialami An. A
b) Keluarga An. A mengerti tentang pelakasanaan diet
alagille syndrome
c) Keluarga An. A mengerti bahan makanan yang
dianjurkan dan dihindari serta cara pengolahan yang
benar.
d) An. A mempunyai kesadaran untuk mengasup makanan
yang dianjurkan dan tidak mengasup makanan yang
sebaiknya dihindari

3. Kerjasama dengan Profesi Lain

Tabel 12. Kerja Sama dengan Profesi Lain

No Hal yang Didiskusikan Profesi


Kesehatan

1. a. Kriteria diet yang disesuaikan dengan kondisi pasien Dokter


sehingga dapat memperbaiki asupan makan pasien. Penanggung
b. Rekomendasi suplementasi vitamin D dan E Jawab
Pasien

2. a. Efek samping obat yang dipreskripsikan kepada Farmasi


pasien (IOM).

3. a. Berdiskusi mengenai perkembangan kondisi pasien Perawat


(profil biokimia dan tanda fisik-klinis).
b. Koordinasi terkait edukasi jadwal pemberian dan
konsumsi obat (untuk menekan efek samping).
c. Koordinasi pemantauan asupan makan pasien setiap
waktu makan
No Hal yang Didiskusikan Profesi
Kesehatan

4. Koordinasi mengenai jadwal dan frekuensi pemberian diet Instalasi


pada makanan utama dan selingan kepada pasien sesuai Gizi
preskripsi diet.

VI. MONITORING – EVALUASI GIZI


A. Antropometri (AD)

Tabel 13. Monitoring dan Evaluasi Antropometri

Indikator Evaluasi Pelaksanaan Target


Berat badan Pemantauan berat Pengukuran berat Tidak terjadi
badan badan secara rutin. penurunan BB

B. Biokimia (BD)

Tabel 14. Monitoring dan Evaluasi Biokimia

Indikator Evaluasi Pelaksanaan Target


Biokimia Memantau hasil Tes laboratorium Hasil lab
laboratorium kembali normal.

C. Klinis/ Fisik (PD)

Tabel 15. Monitoring dan Evaluasi Klinis/Fisik

Indikator Evaluasi Pelaksanaan Target


Klinis/fisik Memantau Pemeriksaan fisik Hasil tes fisik
keadaan klinis setiap hari dengan normal.
pasien observasi secara
langsung
D. Asupan Makanan (FH)

Tabel 16. Monitoring dan Evaluasi Asupan Makanan

Indikator Evaluasi Pelaksanaan Target


Asupan makan Memantau sisa Setiap kali makan An. A mengasup
makanan pasien dengan visual minimal 80% dari
comstock makanan yang
dihidangkan.

E. Pengetahuan Gizi

Tabel 17. Monitoring dan Evaluasi Pengetahuan Gizi

Indikator Evaluasi Pelaksanaan Target


Kesiapan Memantau Diskusi dengan Orang tua paham
merubah perilaku asupan makanan orang tua An. N mengenai diet
pasien untuk An. A dan
An. A
berkomitmen
mengubah asupan
makan sesuai
anjuran diet terkait
penyakit, serta
orang tua dapat
memberikan
motivasi kepada
An. A untuk
mengasup
makanan dari
rumah sakit.

VII. PEMBAHASAN KASUS


An. A merupakan pasien dengan diagnosis sindrom Alagille yang beresiko
malnutrisi. Berdasarkan skrining menggunakan StrongKids, An. A mendapatkan
skor 4 yang berarti beresiko tinggi untuk mengalami malnutrisi, karena itu
diperlukan pengkajian gizi lebih lanjut dengan proses ADIME (Asesmen,
Diagnosis, Intervensi, Monitoring, dan Evaluasi. Ciri utama sindrom Alagille
adalah kerusakan hati yang disebabkan oleh kelainan pada saluran empedu. Saluran
ini membawa empedu (yang membantu mencerna lemak) dari hati ke kantong
empedu dan usus kecil. Pada sindrom Alagille, saluran empedu mungkin
menyempit, cacat, dan jumlahnya berkurang (kekurangan saluran empedu).9
Pengkajian data antropometri dilakukan dengan melakukan pengukuran
antropometri pada An. A. Pengukuran meliputi pengukuran berat badan, tinggi
badan, IMT yang digunakan untuk mengevaluasi status gizi. An. A memiliki status
gizi underweight berdasarkan BB/U, stunting berdasarkan TB/U, gizi kurang
berdasarkan BB/TB, diinterpretasikan melalui tabel antropometri Kemenkes 2020.6
An. A termasuk dalam kategori anak kurus dengan perawakan pendek.
Berdasarkan pengkajian data biokimia, disimpulkan bahwa An. A memiliki nilai
biokimia tinggi pada bilirubin, MCH, Leukosit, SGOT, dan SGPT. Sementara itu
nilai rendah pada hemoglobin, hematokrit, eritrosit, dan albumin. Serta nilai normal
pada trombosit. Pemeriksaan bilirubin berguna untuk melihat fungsi hati dan
saluran empedu, kadar bilirubin yang tinggi (hiperbilirubinemia) diatas normal
mencerminkan fungsi hati dan saluran empedu terganggu.10 Faktor yang
menyebabkan leukosit tinggi diantaranya infeksi bakteri dan jamur, stres, radang
(inflamasi), trauma, keganasan, TBC atau penyakit sumsum tulang, demam, ISPA,
batuk, flu, fungiditis. Termasuk juga dapat disebabkan karena stress, alergi, atau
reaksi terhadap beberapa obat yang digunakan untuk meningkatkan produksi sel.
Leukosit tinggi merupakan sebuah sinyal dari adanya infeksi atau penyakit dalam
tubuh.11 Semakin banyak sel-sel hati yang rusak maka semakin tinggi pula kadar
SGOT atau SGPT yang terukur didalam darah.10 Keempat, nilai Hb yang rendah
(10,6 g/dL). Hb atau hemoglobin adalah suatu substansi protein dalam sel darah
merah yang berfungsi sebagai pembawa oksigen. Rendahnya nilai Hb serta eritrosit
mengindikasikan terjadinya anemia pada An. A. Rendahnya nilai Ht juga
mengindikasikan terjadinya anemia dan kemungkinan adanya malnutrisi.12
Kadar serum albumin rendah merupakan prediktor penting dari mordibitas dan
mortalitas karena rendahnya serum albumin pada pasien menggambarkan
rendahnya ketahanan dan daya hidup pasien. Hal ini disebabkan adanya
peningkatan inflamasi dan kekurangan asupan protein pada penderita. Rendahnya
serum albumin juga salah satu penanda penting yang dapat digunakan untuk
menunjukan fungsi ginjal dari seseorang.13
Berdasarkan pengkajian fisik klinis An. A merasa lemas dengan mual muntah,
ikterik dan gatal-gatal, serta batuk. Ikterus adalah kondisi hiperbilirubinemia, yang
terlihat kuning pada kulit dan selaput lendir. Biasanya terjadi pada orang dengan
gagguan pengeluaran cairan empedu.14 Keluhan-keluhan seperti mual dan muntah,
demam, atau ikterus dapat menunjukkan terjadinya komplikasi batu empedu yang
membutuhkan perawatan dan penatalaksanaan segera di rumah sakit. Mual dan
muntah dan biasanya dipicu oleh makanan berlemak atau timbul secara spontan.15
Asupan An. A sebelum sakit adalah nasi 3 kali sehari sebanyak 1 centong, lauk
yang disukai adalah tahu goreng, ayam goreng, tempe goreng. Sayur yang disukai
adalah bening bayam dan sayur sop. Buah yang disukai adalah semangka. An. A
menyukai camilan manis seperti coklat dan permen, setiap sebelum tidur
mengkonsumsi susu hepatosol rasa coklat sebanyak 200 cc. An. A mengasup
energi, protein, lemak, vitamin A, Zn, Fe, dan Mg yang berlebihan serta mengasup
karbohidrat, vitamin D, vitamin E, dan Ca yang kurang. An. A tidak mempunyai
alergi atau pantangan terhadap makanan, akan tetapi An. A tidak suka bubur nasi
dan cukup memilih-milih dalam mengkonsumsi makanan khususnya lauk. Jenis
makanan yang disukai adalah nasi dengan lauk seperti tahu goreng, ayam goreng,
tempe goreng dan sayur yang berkuah seperti sop atau bening bayam.
Berdasarkan asesmen yang telah dibuat, maka An. A dapat didiagnosa dengan
(1) kelebihan asupan lemak (NI-5.6.2) berkaitan dengan kesenangan makan dengan
cara digoreng ditandai dengan asupan lemak sebesar 212,9% dan perubahan nilai
laboratorium (NC-2.2) berkaitan dengan diagnosa medis Alagille syndrome
ditandai dengan bilirubin (45,8 mg/dL), SGPT (93 u/L), dan SGOT (155 u/L) yang
tinggi serta anemia (Hb 9 mg/dL) dan hipoalbuminemia (3,2 g/dL)
Intervensi dilakukan dengan tujuan sesuai dengan diagnosisi gizi yang
ditegakkan yaitu untuk memberikan makanan sesuai dengan kebutuhan pasien anak
dengan penyakit hati serta memberikan konseling gizi terkait diet pasien anak
dengan penyakit hati. Energi diberikan bertahap dari 100% RDA menurut BBI
karena pasien masih dalam keadaan mual muntah sebesar 1150 kkal. 3 Protein
diberikan 3 g/kgBB/hari sebesar 34,5 g (12% kebutuhan energi) tinggi BCAA
diutamakan.7 Lemak sebesar 20% dari kebutuhan energi yaitu 25,5 g, lemak yang
dianjurkan adalah MCT 30%-50% dari lemak yang diberikan. 8 MCT lebih cepat
terhidrolisa, lebih lengkap daripada LCT, dan lebih cepat terserap. Sifat kelarutan
MCT di dalam air yang lebih tinggi sehingga MCT dapat memasuki sistem
sirkulasi, masuk ke dalam liver secara langsung melalui pembuluh darah balik
(vena) dan dengan cepat dibakar menjadi energi, yang berarti MCT tidak tersimpan
(tertimbun) di dalam jaringan tubuh. Sifat MCT yang tidak termetabolisme seperti
lernak konvensional, dapat menjadi sumber energi yang baik bagi individu yang
mengalami gangguan penyerapan lemak. Minyak yang mengandung MCT
contohnya adalah minyak kelapa.16
Karbohidrat diberikan 17 g/kgBB/hari sebesar 195,5 g (68% kebutuhan energi)
diutamakan karbohidrat kompleks.7 Vitamin larut lemak 7 Vitamin A sebesar 1000
IU Vitamin D sebesar 3 mcg/kgBB/hari yaitu 34,5 mcg Vitamin E sebesar 20
IU/kgBB/hari yaitu 230 IU dan Vitamin K sebesar 2,5 mg/3 kali seminggu. Kondisi
pasien An. A menyebabkan terjadinya malabsorpsi lemak sehingga mengganggu
metabolisme vitamin larut lemak akibat kurangnya garam empedu pada saluran
cerna. Suplementasi vitamin larut lemak dapat diberikan, yaitu vitamin A, D, E, dan
K akibat gangguan absorpsi lemak jika diperlukan.17
Mineral 7 Ca sebesar 650 mg (AKG 2019), Zn sebesar 3 mcg (AKG 2019), Fe
sebesar 7 mg (AKG 2019), Mg sebesar 65 mg (AKG 2019). Cairan tidak dibatasi,
diberikan 1150 ml (AKG 2019).7 Jenis diet yang diberikan adalah diet rendah
lemak 1200 kkal untuk penyakit empedu, bentuk makanan adalah makanan lunak
dengan pertimbangan mual dan muntah yang masih dirasakan oleh An. A. Selain
itu, jadwal makan dijadwalkan 6 kali dengan 3 kali makan besar dan 3 kali makan
selingan.
Implementasi intervensi gizi berupa rencana menu An. A selama 3 hari,
konseling gizi, dan kerjasama dengan profesi lain yang diperlukan. Menu disusun
berdasarkan preskripsi diet sebelumnya. Konseling gizi difokuskan kepada
permasalahan gizi individu yaitu terkait sindrom alagille yang diderita An. A, status
gizi kurang, serta keadaan nilai laboratorium terkait fungsi hati, anemia, dan
hipoalbuminuremia. Konseling gizi bertujuan utama untuk memotivasi An. A agar
dapat mengasup makanan yang disediakan oleh rumah sakit dengan baik.
Kerjasama dengan profesi lain dilakukan dengan dokter penanggung jawab pasien
untuk mendiskusikan terkait interaksi obat yang diresepkan serta perencanaan
suplementasi vitamin dan mineral yang diperlukan. Kerjasama dengan perawat juga
diperlukan untuk berdiskusi mengenai perkembangan kondisi pasien (profil
biokimia dan tanda fisik-klinis), koordinasi terkait edukasi jadwal pemberian dan
konsumsi obat (untuk menekan efek samping) dan koordinasi pemantauan asupan
makan pasien setiap waktu makan. Terakhir, koordinasi yang penting juga
dilakukan dengan instalasi gizi untuk berkoordinasi mengenai jadwal dan frekuensi
pemberian diet pada makanan utama dan selingan kepada pasien sesuai preskripsi
diet.
Terakhir, monitoring dan evaluasi dilakukan dengan indikator antropometri,
biokimia, fisik/klinis, asupan makanan, dan pengetahuan. Data antropometri
kembali dievaluasi dengan pemantauan berat badan secara rutin dan memiliki target
untuk tidak adanya penurunan berat badan. Data biokimia dievaluasi dengan
pemantauan hasil laboratorium dan menargetkan hasil lab An. A kembali normal.
Evaluasi lainnya dilakukan untuk memantau keadaan klinis/fisik pasien dengan
observasi langsung oleh bantuan perawat dan memiliki target hasil tes fisik normal.
Asupan makanan juga dievaluasi seriap kali makan dengan visual comstock dan
diharapkan bahwa An. A mampu mengasup minimal 80% makanan yang
disediakan. Pengetahuan keluarga An. A juga dipantau dengan harapan orang tua
paham mengenai diet untuk An. A dan An. A berkomitmen mengubah asupan
makan sesuai anjuran diet terkait penyakit, serta orang tua dapat memberikan
motivasi kepada An. A untuk mengasup makanan dari rumah sakit.

VIII. PENUTUP/KESIMPULAN
An. A merupakan pasien dengan sindrom Alagille yang memperlukan asuhan
gizi terstandar karena beresiko mengalami malnutrisi. An. A mendapatkan
intervensi berupa diet rendah lemak karena berkaitan dengan gangguan absorbsi
lemak. Konseling gizi juga diperlukan untuk membangun komitmen keluarga dan
memotivasi anak agar dapat menghabiskan diet yang disediakan oleh rumah sakit.

IX. DAFTAR PUSTAKA

1. Gholampour Z, Hosseininasab M, Khademi G, Sezavar M. Assessment of


Nutritional Status Based on STRONGkids Tool in Iranian Hospitalized Children.
Int J Child Heal Nutr. 2015;4(1):1–6.

2. Rohan HH, Siyoto S. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Nuha


Medika; 2013.

3. Wahyuningsih R. Penatalaksanaan Diet pada Pasien. 1st ed. Yogyakarta: Graha


Ilmu; 2013.

4. Food and Nutrition Board of the Institute of Medicine. Acceptable Macronutrient


Distribution Range for Adults (AMDR).

5. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 28 Tahun 2019 Tentang Angka Kecukupan Gizi Yang
Dianjurkan Untuk Masyarakat Indonesia. 2019.

6. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 2 Tahun 2020 Tentang Standar Antropometri Anak. 2020.

7. Asosiasi Dietisien Indonesia, Ikatan Dokter Anak Indonesia, Persatuan Ahli Gizi
Indonesia. Penuntun Diet Anak. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2014.

8. Pakar Gizi Indonesia. Asuhan Gizi Klinik. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2019.

9. MedlinePlus. Alagille syndrome [Internet]. 2014. Available from:


https://medlineplus.gov/genetics/condition/alagille-syndrome/

10. Hasni, Syari J, Darwis I. Gambaran hasil pemeriksaan sgot dan sgpt pada
penghirup lem di jalan abdul kadir kota makassar. J Media Laboran. 2018;8(8):2.
11. Giyartika F, Keman S. The Differences of Improving Leukosit in Radiographers
at Islamic Hospital Jemursari Surabaya. J Kesehat Lingkung. 2020;12(2):97.

12. Wahyuningsih W, Retno R. Penatalaksanaan Diet pada Pasien. Yogyakarta:


Graha Ilmu; 2013. 23–36 p.

13. Putri TD, Mongan AE, Memah MF. Gambaran kadar albumin serum pada pasien
penyakit ginjal kronik stadium 5 non dialisis. J e-Biomedik. 2016;4(1):173–7.

14. Zunaidi. Pengaruh Penundaan Pemeriksaan Bilirubin Total 1, 2 Dan 3 Jam


[Skripsi]. Mkassar: Universitas Hasanuddin; 2011.

15. Hendrik K. Pola Distribusi Pa Di Rsu Dr. Soed Periode Program Studi Pendidik
Universit Naskah Publikasi Pola Distribusi Pasien Kolelitiasis Di Rsu Dr.
Soedarso Pontianak Periode Januari 2010-Desember 2011. Pontianak:
Universitas Tanjungpura; 2013.

16. Arpi N. Profil Medium Chain Fatty Acids (MCFA) Dan Sifat Kimia Minyak
Kelapa (Virgin Coconut Oil / VCO, Minyak Simplah , Pliek U, Klentik , dan
Kopra ) Dibandingkan Dengan Minyak Sawit. Sagu. 2013;12(2):23–31.

17. Nasution F. Tatalaksana Nutrisi pada Pasien Kolelitiasis dengan Obesitas. Univ
Sumatra Utara. 2019;
X. LAMPIRAN
A. Dokumentasi Diet Yang Dibuat

Gambar 1. Nasi Tim Gambar 2. Tahu Bacem

Gambar 3. Ikan Kuah Kuning Gambar 4. Sayur Bening Bayam

Gambar 5. Buah Melon Gambar 6. Air Putih

Gambar 7. Menu Makan Siang


B. Leaflet

C. Perhitungan Kebutuhan Zat Gizi


a. Perhitungan SMRS
Energi sesuai RDA usia 1-3 tahun = 100 kkal/kgBB/hari 3
= 100 x 11,5 kg
= 1150 kkal
Protein sesuai RDA usia 1-3 tahun = 2 g/kgBB/hari 3
= 23 g
Lemak = 20% total kalori 4
= 25,5 g
Karbohidrat = sisa perhitungan kalori (72%)
= 207 g
Vitamin A = 400 RE (AKG 2019) 5
Vitamin D = 15 mcg (AKG 2019) 5
Vitamin E = 6 mcg (AKG 2019) 5
Vitamin K = 15 mcg (AKG 2019) 5
Ca = 650 mg (AKG 2019) 5
Zn = 3 mcg (AKG 2019) 5
Fe = 7 mg (AKG 2019) 5
Mg = 65 mg (AKG 2019) 5
Cairan = 1150 ml (AKG 2019) 5

b. Perhitungan MRS
BB aktual = 9,5 kg
BBI = 11,5 kg 6
TB = 84,8 cm
Height of age = 21 bulan 6
Energi = 100% RDA menurut BBI 3
= 1150 kkal
Protein = 2-3 g/kgBB/hari 7
= 3 x 11,5 kg
= 34,5 g
Lemak = 20% kebutuhan kalori 8
= 25,5 g
Karbohidrat = 15-20 g/kgBB/hari 7
= 17 x 11,5 kg
= 195,5 g
Vitamin A = 1000 – 2500 IU 7
= 1000 IU
Vitamin D = 3-5 mcg/kgBB/hari 7
= 3 x 11,5
= 34,5 mcg
Vitamin E = 20-25 IU/kgBB/hari 7
= 20 x 11,5
= 230 IU
Vitamin K = 2,5 mg/3 kali seminggu 7
Ca = 650 mg (AKG 2019) 5
Zn = 3 mcg (AKG 2019) 5
Fe = 7 mg (AKG 2019) 5
Mg = 65 mg (AKG 2019) 5
Cairan = 1150 ml (AKG 2019) 5
D. Formulir SQ-FFQ Asupan SMRS

Teknik Frekuensi Konsumsi Berat


Pengolahan Porsi per Kali Makan Mentah
Nama (Kebiasaan) (n) Rata-Rata Rata-Rata Asupan
Hari berat matang
Bahan Minggu Bulan frek /hr gr/hari
Makanan (g) (f) (n x f)
URT
Gr Tms Rbs x/ x/ x/ x/ grg Tms Rbs
g mgg hr bln hr
Nasi beras v 3 1 cntg 50 20 3 60
giling
putih
PROTEIN HEWANI

Daging v 3 1 ptg 40 35 3 35
ayam
PROTEIN NABATI
Tahu v 3 1 ptg 40 36 2 72
Tempe v 3 1 ptg 50 50 2 60
SAYURAN
v 1 1 15 16,5 1 33
sendok
Bayam syr
v 2 1 30 30 2 60
sendok
Sayur sop syr
BUAH
Semangka 3 1 ptg 90 3 270
SERBA SERBI
Minyak 15 15
Teknik Frekuensi Konsumsi Berat
Pengolahan Porsi per Kali Makan Mentah
Nama (Kebiasaan) (n) Rata-Rata Rata-Rata Asupan
Hari berat matang
Bahan Minggu Bulan frek /hr gr/hari
Makanan (g) (f) (n x f)
URT
Gr Tms Rbs x/ x/ x/ x/ grg Tms Rbs
g mgg hr bln hr
kelapa
Coklat 30 30
Hepatosol 80
E. Nutrisurvey SQ-FFQ Asupan SMRS

=====================================================================
Analysis of the food record
=====================================================================
Food Amount energy carbohydr.
______________________________________________________________________________

beras putih giling 60 g 216,5 kcal 47,7 g


daging ayam 35 g 99,7 kcal 0,0 g
tahu 72 g 54,7 kcal 1,4 g
tempe kedele murni 60 g 119,5 kcal 10,2 g
bayam segar 33 g 12,2 kcal 2,4 g
sayur sop 60 g 62,4 kcal 6,3 g
semangka 270 g 86,5 kcal 19,4 g
minyak kelapa sawit 10 g 86,2 kcal 0,0 g
coklat 30 g 143,1 kcal 19,0 g
hepatosol 80 g 380,3 kcal 49,0 g

Meal analysis: energy 1261,1 kcal (100 %), carbohydrate 155,4 g (100 %)

=====================================================================
Result
=====================================================================
Nutrient analysed recommended percentage
content value value/day fulfillment
______________________________________________________________________________
energy 1261,1 kcal 2036,3 kcal 62 %
water 0,0 g 2700,0 g 0%
protein 47,8 g(15%) 60,1 g(12 %) 80 %
fat 54,3 g(37%) 69,1 g(< 30 %) 79 %
carbohydr. 155,4 g(48%) 290,7 g(> 55 %) 53 %
Vit. A 1167,3 µg 800,0 µg 146 %
Vit. D 2,3 µg 5,0 µg 45 %
Vit. E (eq.) 4,2 mg 12,0 mg 35 %
Vit. K 0,0 µg 60,0 µg 0%
calcium 436,0 mg 1000,0 mg 44 %
zinc 4,1 mg 7,0 mg 59 %
iron 10,6 mg 15,0 mg 71 %
magnesium 243,8 mg 310,0 mg 79 %
F. Nutrisurvey Rekomendasi Menu Hari 1

=====================================================================
Analysis of the food record
=====================================================================
Food Amount energy carbohydr.
______________________________________________________________________________

BREAKFAST
beras putih giling 30 g 108,3 kcal 23,9 g
telur ayam 50 g 77,6 kcal 0,6 g
minyak kelapa 2g 17,2 kcal 0,0 g
Carrot fresh 30 g 7,7 kcal 1,4 g
Broccoli fresh cooked 30 g 7,0 kcal 0,6 g
Drinking water 200 g 0,0 kcal 0,0 g

Meal analysis: energy 217,8 kcal (19 %), carbohydrate 26,4 g (14 %)

1. BREAK
pisang ambon 100 g 92,0 kcal 23,4 g
Drinking water 200 g 0,0 kcal 0,0 g

Meal analysis: energy 92,0 kcal (8 %), carbohydrate 23,4 g (13 %)

LUNCH
beras putih giling 30 g 108,3 kcal 23,9 g
ikan bandeng 20 g 16,8 kcal 0,0 g
tempe kedele murni 20 g 39,8 kcal 3,4 g
bayam segar 50 g 18,5 kcal 3,7 g
Melon fresh 90 g 34,4 kcal 7,5 g
Drinking water 200 g 0,0 kcal 0,0 g

Meal analysis: energy 217,8 kcal (19 %), carbohydrate 38,4 g (21 %)

2. BREAK
agar-agar 3g 0,0 kcal 0,0 g
Melon fresh 10 g 3,8 kcal 0,8 g
Strawberry fresh 10 g 3,2 kcal 0,6 g
gula pasir 10 g 38,7 kcal 10,0 g
Drinking water 200 g 0,0 kcal 0,0 g

Meal analysis: energy 45,7 kcal (4 %), carbohydrate 11,4 g (6 %)

DINNER
beras putih giling 30 g 108,3 kcal 23,9 g
Tofu fresh 20 g 15,4 kcal 0,1 g
buncis mentah 50 g 17,4 kcal 4,0 g
pepaya 100 g 39,0 kcal 9,8 g
Drinking water 200 g 0,0 kcal 0,0 g

Meal analysis: energy 180,1 kcal (16 %), carbohydrate 37,7 g (20 %)

IN BETWEEN
hepatosol 80 g 380,3 kcal 49,0 g
Drinking water 300 g 0,0 kcal 0,0 g

Meal analysis: energy 380,3 kcal (34 %), carbohydrate 49,0 g (26 %)

=====================================================================
Result
=====================================================================
Nutrient analysed recommended percentage
content value value/day fulfillment
______________________________________________________________________________
energy 1133,7 kcal 2036,3 kcal 56 %
water 1469,9 g 2700,0 g 54 %
protein 39,0 g(14%) 60,1 g(12 %) 65 %
fat 27,0 g(21%) 69,1 g(< 30 %) 39 %
carbohydr. 186,2 g(66%) 290,7 g(> 55 %) 64 %
Vit. A 1179,0 µg 800,0 µg 147 %
Vit. D 4,8 µg 5,0 µg 95 %
Vit. E (eq.) 5,4 mg 12,0 mg 45 %
Vit. K 64,5 µg 60,0 µg 108 %
calcium 541,6 mg 1000,0 mg 54 %
zinc 4,5 mg 7,0 mg 65 %
iron 7,6 mg 15,0 mg 51 %
magnesium 190,1 mg 310,0 mg 61 %
G. Nutrisurvey Rekomendasi Menu Hari 2

=====================================================================
Analysis of the food record
=====================================================================
Food Amount energy carbohydr.
______________________________________________________________________________

BREAKFAST
beras putih giling 30 g 108,3 kcal 23,9 g
ikan bandeng 20 g 16,8 kcal 0,0 g
labu siam mentah 50 g 10,0 kcal 2,2 g
Drinking water 200 g 0,0 kcal 0,0 g

Meal analysis: energy 135,1 kcal (12 %), carbohydrate 26,0 g (13 %)

1. BREAK
tepung terigu 30 g 109,2 kcal 22,9 g
Carrot fresh 30 g 7,7 kcal 1,4 g
Drinking water 200 g 0,0 kcal 0,0 g

Meal analysis: energy 116,9 kcal (10 %), carbohydrate 24,3 g (13 %)

LUNCH
beras putih giling 30 g 108,3 kcal 23,9 g
tempe kedele murni 20 g 39,8 kcal 3,4 g
daging ayam 20 g 57,0 kcal 0,0 g
kangkung 50 g 7,5 kcal 1,0 g
minyak kelapa sawit 2g 17,2 kcal 0,0 g
pisang ambon 50 g 46,0 kcal 11,7 g
Drinking water 200 g 0,0 kcal 0,0 g

Meal analysis: energy 275,8 kcal (24 %), carbohydrate 40,0 g (21 %)

2. BREAK
apel 85 g 50,2 kcal 13,0 g
gula pasir 5g 19,3 kcal 5,0 g
Drinking water 200 g 0,0 kcal 0,0 g

Meal analysis: energy 69,5 kcal (6 %), carbohydrate 18,0 g (9 %)

DINNER
beras putih giling 30 g 108,3 kcal 23,9 g
tahu 20 g 15,2 kcal 0,4 g
waluh kuning mentah 50 g 10,0 kcal 2,2 g
Drinking water 200 g 0,0 kcal 0,0 g
pepaya 100 g 39,0 kcal 9,8 g
Meal analysis: energy 172,5 kcal (15 %), carbohydrate 36,2 g (19 %)

IN BETWEEN
hepatosol 80 g 380,3 kcal 49,0 g
Drinking water 300 g 0,0 kcal 0,0 g

Meal analysis: energy 380,3 kcal (33 %), carbohydrate 49,0 g (25 %)

=====================================================================
Result
=====================================================================
Nutrient analysed recommended percentage
content value value/day fulfillment
______________________________________________________________________________
energy 1150,2 kcal 2036,3 kcal 56 %
water 1326,5 g 2700,0 g 49 %
protein 38,3 g(13%) 60,1 g(12 %) 64 %
fat 25,7 g(19%) 69,1 g(< 30 %) 37 %
carbohydr. 193,6 g(67%) 290,7 g(> 55 %) 67 %
Vit. A 1089,8 µg 800,0 µg 136 %
Vit. D 4,3 µg 5,0 µg 85 %
Vit. E (eq.) 5,9 mg 12,0 mg 49 %
Vit. K 14,1 µg 60,0 µg 24 %
calcium 400,1 mg 1000,0 mg 40 %
zinc 4,3 mg 7,0 mg 61 %
iron 6,2 mg 15,0 mg 41 %
magnesium 150,7 mg 310,0 mg 49 %
H. Nutrisurvey Rekomendasi Menu Hari 3

=====================================================================
Analysis of the food record
=====================================================================
Food Amount energy carbohydr.
______________________________________________________________________________

BREAKFAST
beras putih giling 30 g 108,3 kcal 23,9 g
daging sapi 20 g 53,8 kcal 0,0 g
jagung muda berjanggel 30 g 17,7 kcal 4,1 g
Carrot fresh 30 g 7,7 kcal 1,4 g
Drinking water 200 g 0,0 kcal 0,0 g

Meal analysis: energy 187,5 kcal (16 %), carbohydrate 29,4 g (15 %)

1. BREAK
kentang 100 g 93,0 kcal 21,6 g
Drinking water 200 g 0,0 kcal 0,0 g

Meal analysis: energy 93,0 kcal (8 %), carbohydrate 21,6 g (11 %)

LUNCH
beras putih giling 30 g 108,3 kcal 23,9 g
telur ayam 50 g 77,6 kcal 0,6 g
tahu 20 g 15,2 kcal 0,4 g
sayur gambas 50 g 15,1 kcal 3,8 g
Drinking water 200 g 0,0 kcal 0,0 g
Melon fresh 90 g 34,4 kcal 7,5 g

Meal analysis: energy 250,5 kcal (21 %), carbohydrate 36,1 g (19 %)

2. BREAK
mangga harum manis 90 g 58,5 kcal 15,3 g
Drinking water 200 g 0,0 kcal 0,0 g

Meal analysis: energy 58,5 kcal (5 %), carbohydrate 15,3 g (8 %)

DINNER
beras putih giling 30 g 108,3 kcal 23,9 g
tempe kedele murni 20 g 39,8 kcal 3,4 g
Carrot fresh 30 g 7,7 kcal 1,4 g
buncis mentah 30 g 10,5 kcal 2,4 g
pisang ambon 50 g 46,0 kcal 11,7 g
Drinking water 200 g 0,0 kcal 0,0 g
Meal analysis: energy 212,3 kcal (18 %), carbohydrate 42,8 g (22 %)

IN BETWEEN
hepatosol 80 g 380,3 kcal 49,0 g
Drinking water 300 g 0,0 kcal 0,0 g

Meal analysis: energy 380,3 kcal (32 %), carbohydrate 49,0 g (25 %)

=====================================================================
Result
=====================================================================
Nutrient analysed recommended percentage
content value value/day fulfillment
______________________________________________________________________________
energy 1182,1 kcal 2036,3 kcal 58 %
water 1434,5 g 2700,0 g 53 %
protein 40,0 g(14%) 60,1 g(12 %) 66 %
fat 28,3 g(21%) 69,1 g(< 30 %) 41 %
carbohydr. 194,2 g(66%) 290,7 g(> 55 %) 67 %
Vit. A 1203,5 µg 800,0 µg 150 %
Vit. D 2,8 µg 5,0 µg 55 %
Vit. E (eq.) 5,2 mg 12,0 mg 43 %
Vit. K 37,2 µg 60,0 µg 62 %
calcium 385,2 mg 1000,0 mg 39 %
zinc 5,3 mg 7,0 mg 75 %
iron 7,3 mg 15,0 mg 49 %
magnesium 165,1 mg 310,0 mg 53 %

Anda mungkin juga menyukai