Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN STUDI KASUS HARIAN

PRE INTERNSHIP GIZI KLINIK

PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR PADA PASIEN PENYAKIT DALAM

Disusun guna memenuhi tugas Pre Internship Gizi Klinik

Disusun oleh:

Fatika Nafiola

22030118130107

PROGRAM STUDI GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2021
I. GAMBARAN KASUS
Tn. M berusia 47 tahun, karyawan swasta,tamat SMA, masuk rumah sakit
dengan keluhan nyeri perut kolik disertai dengan nyeri punggung hebat. Tn.M
merasakan sakit di bagian perut semenjak 3 bulan terakhir. Hasil pengukuran LiLA
menunjukkan sebesar 25 cm dan panjang ulna sebesar 25 cm. Selama sakit, Tn.M
merasa terjadi kelonggaran pakaian dan celana yang dikenakan. Berdasarkan hasil
wawancara, Tn.M memiliki riwayat kram ginjal dan dugaan batu ginjal dalam 5
tahun terakhir. Tidak terdapat riwayat penyakit keluarga sebelumnya. Proses
assessmen dilakukan pada post laparotomy biopsy hepar H0 Tn.M. Diagnosis
medis Tn.M saat ini yaitu limfoma maligna dengan massa hepar metastase disertai
dengan gastritis kronis. Penyakit gastritis Tn.M semakin parah semenjak tiga bulan
terakhir, kambuh pada saat Tn.M mengonsumsi makanan atau minuman dengan
cita rasa yang terlalu tajam. Secara keseluruhan, keadaan umum Tn.M terlihat
lemas namun masih dapat diajak berkomunikasi dengan baik. Tn.M kesulitan untuk
tidur dalam posisi normal dikarenakan rasa nyeri punggung yang dialami. Selama
tiga bulan terakhir Tn.M sering tidur dalam posisi duduk. Tn.M mengalami
kesulitan tidur pada saat nyeri yang dialami muncul. Namun, hasil rerata dalam satu
hari Tn.M tidur cukup yaitu selama 6-8 jam.
Berdasarkan catatan medis, Tn.M memiliki tekanan darah 130/80 mmHg, 360C,
Respiratory Rate (RR) 19 x/menit, denyut nadi 88x/menit. Selama satu minggu,
Tn.M mengatakan bahwa Tn.M belum mengalami Buang Air Besar (BAB).
Mobilitas Tn.M terbatas, sehingga memerlukan bantuan orang di sekitarnya. Data
hasil lab Tn.M menunjukkan nilai Hemoglobin 14,1 g/dl, Hematokrit 41,6%,
Leukosit 894.000/uL, Trombosit 256.000/uL, SGOT 26, SGPT 43, Albumin 3,71
g/dl, Bilirubin total 0,39 mg/dl, ureum 16 mg/dl, kreatinin 0,94 mg/dl, HbsAg
kualitatif hasilnya non reaktif, GDS 119 mg/dl, Natrium 139,7 mmol/L, Kalium
4,11 mmol/L, Klorida 95,4 mmol/L. Tekanan darah Tn.M 130/80 mmHg, suhu
36oC, denyut nadi 82x/ menit, respiration rate 20x/ menit. Medikasi yang diterima
Tn.M yaitu infus RL 20 tpm, omeprazole 2x1, ketorolac 1 A, sanmag 3 x 1,
cefotaxime 1 g.
Sebelum masuk rumah sakit, Tn.M memiliki kebiasan makan sebanyak 3-4 kali
dalam satu hari. Sekali makan, Tn.M mampu menghabiskan sebanyak 3 centong
nasi. Lauk hewani yang disukai oleh Tn.M adalah olahan laut seperti udang, cumi-
cumi, ikan kakap. Dalam satu kali makan, Tn.M dapat menghabiskan 2 ekor ikan
atau satu piring olahan lauk hewani tersebut. Makanan laut dapat dikonsumsi
sebanyak 2-3x dalam satu minggu. Selain itu, Tn.M biasa mengonsumsi daging
ayam, daging kambing, daging sapi, telur ayam, hati ayam secara berkala. Lauk
nabati seperti tahu dan tempe jarang dikonsumsi, dikarenakan Tn.M kurang
menyukai makanan tersebut. Sayur yang sering dikonsumsi adalah sayur bening
bayam, dan sayur sop. Pasien dan keluarga memiliki kepercayaan terhadap jenis
makanan tertentu yang dapat menyebabkan lambatnya proses penyembuhan seperti
bayam, ikan tongkol dan teh. Buah sawo sangat dihindari oleh pasien dengan alasan
bahwa apabila dikonsumsi menyebabkan tenggorokan gatal hingga parah. Pasien
juga menghindari asupan lauk hewani dengan protein tinggi seperti telur dan
makanan laut dikarenakan khawatir akan mengakibatkan lukanya sukar
disembuhkan.Tn.M memiliki kebiasaan mengonsumsi kopi sachet sebanyak 2 kali
dalam sehari, serta merokok sebanyak ±8 batang dalam sehari.

II. SKRINING (DATA UMUM)


A. Metode Skrining
Alat skrining gizi yang digunakan adalah MST (Malnutrition Screening
Tools). Alat skrining gizi ini cepat, mudah dan cocok digunakan sesuai dengan
kondisi pasien yang dirawat di rumah sakit dibandingkan dengan alat skrining
lain seperti MUST, NRS 2002, MNA, SNAQ, STAMP, PNI, dan SGA.
Kelebihan dari alat skrining MST adalah lebih efisien (waktu 30 detik),
pertanyaan lebih sederhana, nilai sensitivitas dan spesifisitas 93-95%, nilai
keandalan 90-97% tidak tergantung pada nilai antropometri dan laboratorium.
Meskipun demikian MST juga memiliki kelemahan yaitu tidak bisa diterapkan
pada pasien yang mengalami kesulitan komunikasi.1
B. Skrining

Tabel 1. Skrining Gizi Tn. M dengan MST

No. Parameter Skor


1. Apakah pasien mengalami penurunan BB yang tidak diinginkan
dalam 6 bulan terakhir?
a. Tidak ada penurunan BB
b. Tidak yakin/tidak tahu/terasa baju lebih longgar 2
c. Jika ya, berapa penurunan BB tersebut?
*1-5 kg
*6-10 kg
*11-15 kg
**>15 kg
2. Apakah asupan makan berkurang karena tidak nafsu makan?
a. Ya 1
b. Tidak
SKOR 3
Interpretasi MST= 0-1 tidak berisiko malnutrisi MST= ≥ 2 berisiko
malnutrisi
C. Kesimpulan Skrining
Berdasarkan hasil skrining menggunakan MST, disimpulkan bahwa Tn.
M beresiko malnutrisi
III. ASESMEN (PENGKAJIAN GIZI)
A. Pengkajian Antropometri (AD)
Pengkajian data antropometri dilakukan dengan melakukan pengukuran
antropometri pada Tn. M. Pengukuran meliputi pengukuran berat badan, tinggi
badan, IMT yang digunakan untuk mengevaluasi status gizi. Data antropometri
digunakan untuk memonitoring kebutuhan dan efek dari intervensi gizi terhadap
penyakit Tn. M.

Tabel 2. Pengkajian Antropometri

Domain Data Identifikasi Interpretasi


Masalah Data
Ulna 25 cm
LiLA 25 cm Gizi kurang
(berdasarkan
persentil
LiLA)
AD 1.1.1 Tinggi badan 162,5 cm
estimasi
AD 1.1.2 Berat badan 57 kg
estimasi

BB 2 = 2,863 x LiLA (cm) – 4,019 x jenis kelamin - 14,533


= 2,863 x 25 – 4,019 x 0 – 14,533
= 71,575 – 0 – 14,533
= 57,042 kg
= 57 kg
TB 2 = 2,525 x panjang ulna (cm) – 5,828 x jenis kelamin + 99,384
= 2,525 x 25 – 5,828 x 0 + 99,384
= 63,125 – 0 + 99,384
= 162,509 cm
= 162,5 cm

Berdasarkan tabel dapat disimpulkan bahwa Tn. M memiliki status gizi


kurang.

B. Pengkajian Data Biokimia (BD)

Tabel 3. Pengkajian Data Biokimia

Domain Data Nilai Satuan Interpretasi


Normal
BD-1.2.1 16 8-25 mg/dl Normal
BUN
BD-1.2.2 0,94 0,55-1,02 mg/dl Normal
Kreatinin
BD-1.2.5 139,7 135-145 mmol/L Normal
Natrium
BD-1.2.6 95,4 94-111 mmol/L Normal
Klorida
BD-1.2.7 4,11 3,5-5 mmol/L Normal
Kalium
BD-1.4.6 0,39 0,25-1 mg/dl Normal
Bilirubin
BD-1.5.1 GDS 119 70-100 mg/dl Tinggi
BD-1.10.1 14,1 13-16 g/dl Rendah
Hemoglobin
BD-1.10.2 41,6 45-55 % Rendah
Hematokrit
BD-1.11.1 3,71 37-52 g/dl Rendah
Albumin
Leukosit 894.000 5.000-10.000 uL Tinggi
Trombosit 256.000 150.000- uL Normal
400.000
SGOT 26 <25 U/L Tinggi
SGPT 43 <30 U/L Tinggi
HbsAg Non reaktif Negatif
kualitatif hepatitis B
Berdasarkan tabel dapat disimpulkan bahwa Tn. M memiliki nilai
biokimia tinggi pada GDS, leukosit, SGOT, dan SGPT, serta memiliki nilai
biokimia rendah pada hemoglobin, hematokrit, dan albumin

C. Pengkajian Data Klinis/ Fisik (PD)

Tabel 4. Pengkajian Data Klinis/Fisik

Domain Data Identifikasi Masalah


PD-1.1.4 Anggota gerak, otot, dan Nyeri punggung, lemas
tulang
PD-1.1.5 Sistem pencernaan Nyeri perut kolik
PD-1.1.9 Tanda vital Tekanan darah Tn.M
130/80 mmHg (tinggi),
suhu 36oC (normal),
denyut nadi 82x/ menit
(normal), respiration
rate 20x/ menit (normal)
Berdasarkan tabel dapat disimpulkan bahwa Tn. M mengalami nyeri
punggung dan perut serta memiliki tekanan darah tinggi

D. Pengkajian Riwayat Terkait Gizi/Makanan (FH)


1. Asupan makan
a. Kualitatif
1) Asupan SMRS
Tn.M memiliki kebiasan makan sebanyak 3-4 kali dalam satu
hari. Sekali makan, Tn.M mampu menghabiskan sebanyak 3 centong
nasi. Lauk hewani yang disukai oleh Tn.M adalah olahan laut seperti
udang, cumi-cumi, ikan kakap. Dalam satu kali makan, Tn.M dapat
menghabiskan 2 ekor ikan atau satu piring olahan lauk hewani
tersebut. Makanan laut dapat dikonsumsi sebanyak 2-3x dalam satu
minggu. Selain itu, Tn.M biasa mengonsumsi daging ayam, daging
kambing, daging sapi, telur ayam, hati ayam secara berkala. Lauk
nabati seperti tahu dan tempe jarang dikonsumsi, dikarenakan Tn.M
kurang menyukai makanan tersebut. Sayur yang sering dikonsumsi
adalah sayur bening bayam, dan sayur sop. Pasien dan keluarga
memiliki kepercayaan terhadap jenis makanan tertentu yang dapat
menyebabkan lambatnya proses penyembuhan seperti bayam, ikan
tongkol dan teh. Buah sawo sangat dihindari oleh pasien dengan
alasan bahwa apabila dikonsumsi menyebabkan tenggorokan gatal
hingga parah. Pasien juga menghindari asupan lauk hewani dengan
protein tinggi seperti telur dan makanan laut dikarenakan khawatir
akan mengakibatkan lukanya sukar disembuhkan. Tn.M memiliki
kebiasaan mengonsumsi kopi sachet sebanyak 2 kali dalam sehari.
2) Asupan MRS
Tidak ada data asupan makan kualitatif selama di rumah sakit.
b. Kuantitatif
1) Asupan SMRS
Tabel 5. Asupan SMRS Tn. M

Indikator Asupan Kebutuhan Persentase Pencapaian


Asupan 1118,7 1960 57 Defisit
Energi
(kkal)
Asupan 54,2 40 136 Lebih
Protein (g)
Asupan 17,1 65,3 26 Defisit
Lemak (g)
Asupan 183,6 303 61 Defisit
Karbohidrat
(g)
Serat (g) 3,5 36 10 Defisit
Vit. A 2025,8 650 312 Lebih
(mcg)
Vit. C (mg) 32,5 90 36 Defisit
Vit. D 11,6 15 77 Defisit
(mcg)
Folat (mcg) 182,4 400 46 Defisit
Vit. B12 9,8 2000 0 Defisit
(mcg)
Kalsium 264,7 1000 26 Defisit
(mg)
Zat Besi 7,9 9 88 Cukup
(mg)
Magnesium 228,8 360 64 Defisit
(mg)
Kalium 1482,5 4700 32 Defisit
(mg)
Natrium 162,2 1500 11 Defisit
(mg)
Zinc (mg) 5,7 11 52 Defisit
Cairan (ml) 412,9 750-1000 Asupan Defisit
kurang (risiko
dehidrasi)

Berdasarkan data Tn. M asupan sebelum masuk rumah sakit,


diperoleh hasil bahwa energi, lemak, karbohidrat dan serat termasuk
defisit sedangkan protein termasuk kategori berlebih. Pada asupan
vitamin dan mineral, zat vitamin A termasuk berlebih dan asupan zat
besi termasuk cukup sedangkan untuk asupan vitamin C, D, B12,
kalsium, magnesium, zinc, folat, kalium dan natrium termasuk
defisit.
2) Asupan MRS
Tidak ada data asupan makan kuantitatif selama di rumah sakit.

2. Pengetahuan terkait gizi


Tn. M belum pernah mendapatkan edukasi gizi.
3. Aktivitas fisik
Aktivitas Tn. M sebelum sakit adalah bekerja sebagai karyawan swasta.
Pada saat Tn. M masuk rumah sakit, aktivitas fisiknya terbatas di tempat
tidur yaitu berbaring.
4. Kemampuan menerima makanan
Tn. M tidak memiliki alergi, namun pasien memiliki kepercayaan
terhadap jenis makanan tertentu yang dapat menyebabkan lambatnya proses
penyembuhan seperti bayam, ikan tongkol, teh, buah sawo dan makanan
lauk hewani tinggi protein.
5. Terapi obat dan medikasi
Tn. M mendapat medikasi atau pengobatan berupa infus RL 20 tpm,
omeprazole 2x1, ketorolac 1 A, sanmag 3 x 1, dan cefotaxime 1 g.

Tabel 6. Obat dan Efek Samping

Obat Efek Samping


Omeprazole 2x1 Menghambat sekresi asam dan
absorpsi vitamin B12 dan zat besi.
Ketorolac 1A Menurunkan fungsi ginjal, peurt
tidak enak, diare, konstipasi
Sanmag 3x1 Diare, konstipasi, kelelahan,
mengantuk, lemah otot
Cefotaxime 1gr Gangguan saluran pencernaan
seperti colitis (peradangan pada usus
besar), diare, mual, muntah, nyeri
perut, sakit kepala, pusing.
E. Pengkajian Data Riwayat Pasien (CH)

Tabel 7. Pengkajian Data Riwayat Pasien

Domain Data Identifikasi


Masalah
CH CH-1.1.1 Usia 47 tahun
CH-1.1.2 Jenis kelamin Laki-laki
CH-1.1.8 Penggunaan Kurang lebih 8
rokok batang sehari
CH-2.1.3 Riwayat penyakit Kram ginjal dan
ekskretori dugaan batu
ginjal
CH-2.1.4 Riwayat penyakit Limfoma maligna
gastrointestinal dengan massa
hepar metastase
disertai dengan
gastritis kronis.
Berdasarkan tabel dapat disimpulkan bahwa Tn. M adalah laki-laki
berusia 47 tahun yang pernah mengalami lram ginjal dan dugaan batu ginjal dan
sekarang didiagnosis limfoma maligna dengan massa hepar metastase disertai
dengan gastritis kronis.

F. Standar Komparatif (CS)


a. Perhitungan SMRS
Kebutuhan Energi
Energi untuk Tn. M menggunakan rumus 35 kkal/kgBBI 3
BBI = (TB – 100) - 10% (TB-100)
= (162,5 – 100) – 10% (162,5 – 100)
= 56, 25
~ 56 kg
35 kkal/kgBBI/hari  penyakit ginjal penuntun diet
= 35 x 56
= 1960 kkal
Kebutuhan Protein
Protein untuk Tn. M sebesar 0,6-0,75 gram/kgBB/hari.3
= 0, 7 x 57
= 39,9 gram
~ 40 gram
Kebutuhan Lemak (25% - 30% kalori) 3
= 30% x 1960 : 9 kkal
= 65,3 gram
Kebutuhan Karbohidrat
Selisih dari total kebutuhan energi dikurangi kebutuhan protein dan
lemak.
= (E – P – L) : 4
= (1960 – 160 – 587,7) : 4
= 303,075
~ 303 gram
Kebutuhan Cairan
750 – 1000 mL/hari ditambah dengan pengeluaran urine3

b. Perhitungan MRS
Kebutuhan Energi
Energi untuk Tn. M menggunakan rumus 25-30 kkal/kgBB/hari yang
disesuaikan untuk pasien kanker.4
30 kkal/kgBB/hari
= 30 x 57
= 1710 kkal
Kebutuhan Protein
Protein untuk Tn. M sebesar 1,2-1,5 gram/kgBB/hari yang disesuaikan
untuk pasien kanker4
= 1,5 gram/kgBB x 57 kg
= 85,5 gram (17% kebutuhan energi)
Kebutuhan Lemak
Lemak untuk Tn. M sebesar 20-25% hari disesuaikan dengan kondisi dan
daya terima pasien. 4
25% kebutuhan energi
= 25% x 1700 : 9
= 47,2 gram
Kebutuhan Karbohidrat
Selisih dari total kebutuhan energi dikurangi kebutuhan protein dan lemak.4
= (E – P – L) : 4
= (1700– 342 – 425) : 4
= 233,25 gram
Kebutuhan Cairan
Kebutuhan cairan untuk Tn. M sebesar 30-35 ml/kgBB disesuaikan kondisi
dan daya terima pasien. 5
= 30 ml/kgBB x 57
= 1710 ml

IV. DIAGNOSIS GIZI


Berdasarkan asesmen yang telah dibuat, maka Tn.M dapat didiagnosa dengan:
1. Kurangnya asupan energi (NI-1.2) berkaitan dengan penurunan kemampuan
mengkonsumsi energi yang cukup dan nyeri perut ditandai dengan asupan energi
hanya sebesar 1118,7 kkal
2. Kurangnya pengetahuan terkait gizi (NB-1.1) berkaitan dengan kurang terpapar
informasi terkait gizi sebelumnya ditandai dengan riwayat makan dan perilaku
yang meningkatkan asam lambung (kopi, rendah sayuran dan kebiasaan
merokok)
V. INTERVENSI GIZI
A. Tujuan Intervensi
1. Memberikan makanan sesuai dengan kebutuhan pasien dengan penyakit
kanker limfoma maligna dengan gastritis kronik
2. Memberikan edukasi dan konseling gizi terkait diet pasien dengan penyakit
limfoma maligna
B. Perencanaan Intervensi
1. Pemberian Diet
a. Preskripsi Diet
1) Penatalaksanaan diet
a) Energi tinggi untuk Tn. M menggunakan rumus 25-30
kkal/kgBB/hari yang disesuaikan untuk pasien kanker 1710
kkal.4
b) Protein tinggi untuk Tn. M sebesar 1,5 gram/kgBB/hari yang
disesuaikan untuk pasien kanker 85,5 gram.4
c) Lemak untuk Tn. M sebesar 25% hari disesuaikan dengan
kondisi dan daya terima pasien 47,4 gram.4
d) Karbohidrat selisih dari total kebutuhan energi dikurangi
kebutuhan protein dan lemak 233,25 gram.4
e) Kebutuhan cairan untuk Tn. M sebesar 30 ml/kgBB disesuaikan
kondisi dan daya terima pasien 1710 ml5
2) Jenis diet
Diet tinggi energi tinggi protein
3) Bentuk makanan
Makanan lunak
f) Jadwal makan
3 kali makan besar dan 3 kali makan selingan

C. Implementasi Intervensi
1. Pemberian Diet
Implementasi dari preskripsi berupa rencana menu Tn. M selama 1 hari
yaitu sebagai berikut.

Tabel 8. Rencana Menu Hari Pertama

Waktu Menu Bahan Berat


Pagi Nasi tim Beras putih 50 gr
Telur bacem Telur ayam 50 gr
Rolade tahu Tahu 50 gr
kukus
Tumis sayur Kol 50 gr
Wortel 50 gr
Minyak 2 gr
Air Air 250 ml
Selingan pagi Bubur kacang Kacang hijau 50 gr
hijau
Santan bening 100 gr
Gula aren 10 gr
Siang Nasi tim Beras putih 50 gr
Gadon daging Daging sapi 50 gr
Pepes tempe Tempe 50 gr
Tumis sayur Pepaya muda 50 gr
Minyak 2 gr
Pisang ambon Pisang ambon 50 gr
Air Air 250 ml
Selingan sore Lemper Beras ketan 10 gr
Daging ayam 15 gr
Air Air 250 ml
Malam Nasi tim Beras putih 50 gr
Ayam ungkep Ayam 50 gr
Peyek kacang Kacang merah 25 gr
Tepung 15 gr
Minyak 2 gr
Kacang panjang Kacang panjang 100 gr
bumbu kuning
Air Air 250 ml
Pepaya Pepaya 100 gr
Selingan malam Susu skim Susu skim 200 gr
Diantara tidur Air Air 250 ml
Diantara tidur Air Air 250 ml
Nilai Gizi
Energi 1729,3 kkal
Protein 84,2 g
Lemak 52,1 g
Karbohidrat 234,7 g
Air 1794,3 ml

2. Konseling dan Edukasi Gizi


Pelaksanaan Konseling Gizi
Hari, Tanggal Kamis, 11 November 2021
Jam 08.00-08.20
Tempat Ruang Rawat
Topik Penatalaksanaan Diet untuk limfoma maligna
Tujuan - Memberikan motivasi kepada Tn. M dan keluarga
untuk mengawasi diet dengan baik.
- Memberikan pemahaman kepada orang tua Tn. M
mengenai penatalaksanaan diet pada penyakit limfoma
maligna
- Memberikan dorongan dan memotivasi Tn. M untuk
menghabiskan makanan yang disediakan rumah sakit
Sasaran Tn. M dan keluarga
Waktu - Penjelasan (15 menit)
- Tanya jawab (5 menit)
Materi - Menjelaskan tujuan dan prinsip diet yang dijalani Tn.
M
- Menjelaskan bahan makanan yang dianjurkan, dibatasi,
dan dihindari.
- Menjelaskan cara pengolahan makanan yang baik dan
benar.
- Memberikan contoh menu sehari sebagai gambaran
contoh penatalaksanaan diet pada limfoma maligna
Metode Penjelasan singkat, tanya jawab, dan diskusi
Media Leaflet Diet Limfoma Maligna
Evaluasi - Keluarga Tn. M dan Tn. M mengerti tentang
pelakasanaan diet limfoma maligna
- Tn. M dan Keluarga mengerti bahan makanan yang
dianjurkan dan dihindari serta cara pengolahan yang
benar.
- Tn. M mempunyai kesadaran untuk mengasup makanan
yang dianjurkan dan tidak mengasup makanan yang
sebaiknya dihindari

3. Kerjasama dengan Profesi Lain

No Hal yang Didiskusikan Profesi


Kesehatan

1. a. Kriteria diet yang disesuaikan dengan kondisi pasien Dokter


sehingga dapat memperbaiki asupan makan pasien. Penanggung
b. Rekomendasi suplementasi mikronutrien Jawab
Pasien

2. a. Efek samping obat yang dipreskripsikan kepada Farmasi


pasien (IOM).

3. a. Berdiskusi mengenai perkembangan kondisi pasien Perawat


(profil biokimia darah, kadar kreatinin, tanda fisik-
klinis seperti suhu tubuh, tekanan darah, denyut nadi,
laju respirasi, dan kesadaran).
b. Koordinasi terkait edukasi jadwal pemberian dan
konsumsi obat (untuk menekan efek samping).
c. Koordinasi pemantauan asupan makan pasien setiap
waktu makan

4. Koordinasi mengenai jadwal dan frekuensi pemberian diet Instalasi


pada makanan utama maupun selingan kepada pasien Gizi
sesuai preskripsi diet.
VI. MONITORING – EVALUASI GIZI
A. Antropometri (AD)
Indikator Evaluasi Pelaksanaan Target
Berat badan Pemantauan berat Pengukuran secara Tidak terjadi
badan rutin. penurunan BB

B. Biokimia (BD)
Indikator Evaluasi Pelaksanaan Target
Biokimia Memantau hasil Tes laboratorium Hasil lab
laboratorium kembali normal.

C. Klinis/ Fisik (PD)


Indikator Evaluasi Pelaksanaan Target
Klinis/fisik Memantau Pemeriksaan fisik Hasil tes fisik
keadaan klinis setiap hari. normal.
pasien

D. Asupan Makanan (FH)


Indikator Evaluasi Pelaksanaan Target
Asupan makan Memantau sisa Setiap kali makan Tn. M mengasup
makanan pasien dengan visual minimal 80% dari
comstock makanan yang
dihidangkan.

E. Pengetahuan Gizi
Indikator Evaluasi Pelaksanaan Target
Kesiapan Memantau Diskusi dengan Tn. M dan
merubah perilaku asupan makanan Tn. M dan keluarga paham
pasien keluarga mengenai diet
untuk Tn. M dan
Tn.M
berkomitmen
mengikuti anjuran
diet terkait
penyakit, serta
keluarga dapat
memberikan
motivasi kepada
Tn.M untuk
mengasup
makanan dari
rumah sakit.

VII. PEMBAHASAN KASUS


Tn. M adalah pasien beresiko malnutrisi dengan diagnosis medis limfoma
maligna. Limfoma maligna adalah kanker yang berasal dari sel limfosit abnormal.6
Kanker ini juga menginduksi massa hepar metastase dan pada pasien Tn. M ini juga
mengalami gastritis kronis. Berdasarkan skrining gizi terinterpretasikan resiko
malnutrisi, maka pasien ini membutuhkan asuhan gizi terstandar dengan proses
ADIME. Berdasarkan pengkajian riwayat pasien, dapat disimpulkan bahwa Tn. M
adalah laki-laki berusia 47 tahun yang pernah mengalami lram ginjal dan dugaan
batu ginjal dan sekarang didiagnosis limfoma maligna dengan massa hepar
metastase disertai dengan gastritis kronis.
Pengkajian data antropometri dilakukan dengan melakukan pengukuran
antropometri pada Tn. M. Pengukuran meliputi pengukuran berat badan, tinggi
badan, IMT yang digunakan untuk mengevaluasi status gizi. Data antropometri
digunakan untuk memonitoring kebutuhan dan efek dari intervensi gizi terhadap
penyakit Tn. M. Berdasarkan tabel dapat disimpulkan bahwa Tn. M memiliki status
gizi kurang.
Berdasarkan pengkajian data biokimia, dapat disimpulkan bahwa Tn. M
memiliki nilai biokimia tinggi pada GDS, leukosit, SGOT, dan SGPT, serta
memiliki nilai biokimia rendah pada hemoglobin, hematokrit, dan albumin.
Inflamasi merupakan suatu respon tubuh terhadap cedera atau rangsangan
berbahaya, tingginya nilai biokimia seperti leukosit, SGOT, dan SGPT dapat terjadi
karena adanya inflamasi dalam tubuh.7 Berdasarkan pengkajian data fisik/klinis
dapat disimpulkan bahwa Tn. M mengalami nyeri punggung dan perut serta
memiliki tekanan darah tinggi. Nyeri dapat terjadi karena kondisi medis dimana
timbul nyeri dada, batuk, sesak napas serta nyeri punggung atau nyeri tulang pada
pasien.8
Tn.M memiliki kebiasan makan sebanyak 3-4 kali dalam satu hari. Sekali
makan, Tn.M mampu menghabiskan sebanyak 3 centong nasi. Lauk hewani yang
disukai oleh Tn.M adalah olahan laut seperti udang, cumi-cumi, ikan kakap. Dalam
satu kali makan, Tn.M dapat menghabiskan 2 ekor ikan atau satu piring olahan lauk
hewani tersebut. Makanan laut dapat dikonsumsi sebanyak 2-3x dalam satu
minggu. Selain itu, Tn.M biasa mengonsumsi daging ayam, daging kambing,
daging sapi, telur ayam, hati ayam secara berkala. Lauk nabati seperti tahu dan
tempe jarang dikonsumsi, dikarenakan Tn.M kurang menyukai makanan tersebut.
Sayur yang sering dikonsumsi adalah sayur bening bayam, dan sayur sop. Pasien
dan keluarga memiliki kepercayaan terhadap jenis makanan tertentu yang dapat
menyebabkan lambatnya proses penyembuhan seperti bayam, ikan tongkol dan teh.
Buah sawo sangat dihindari oleh pasien dengan alasan bahwa apabila dikonsumsi
menyebabkan tenggorokan gatal hingga parah. Pasien juga menghindari asupan
lauk hewani dengan protein tinggi seperti telur dan makanan laut dikarenakan
khawatir akan mengakibatkan lukanya sukar disembuhkan. Tn.M memiliki
kebiasaan mengonsumsi kopi sachet sebanyak 2 kali dalam sehari.
Berdasarkan data, Tn. M asupan sebelum masuk rumah sakit, diperoleh hasil
bahwa energi, lemak, karbohidrat dan serat termasuk defisit sedangkan protein
termasuk kategori berlebih. Pada asupan vitamin dan mineral, zat vitamin A
termasuk berlebih dan asupan zat besi termasuk cukup sedangkan untuk asupan
vitamin C, D, B12, kalsium, magnesium, zinc, folat, kalium dan natrium termasuk
defisit. Tn. M tidak memiliki alergi, namun pasien memiliki kepercayaan terhadap
jenis makanan tertentu yang dapat menyebabkan lambatnya proses penyembuhan
seperti bayam, ikan tongkol, teh, buah sawo dan makanan lauk hewani tinggi
protein.
Berdasarkan asesmen yang telah didapatkan, maka Tn.M dapat didiagnosa
dengan kurangnya asupan energi (NI-1.2) berkaitan dengan penurunan kemampuan
mengkonsumsi energi yang cukup dan nyeri perut ditandai dengan asupan energi
hanya sebesar 1118,7 kkal. Diagnosis lainnya adalah kurangnya pengetahuan
terkait gizi (NB-1.1) berkaitan dengan kurang terpapar informasi terkait gizi
sebelumnya ditandai dengan riwayat makan dan perilaku yang meningkatkan asam
lambung (kopi, rendah sayuran dan kebiasaan merokok).
Tujuan intervensi gizi yang dilakukan pada Tn. M adalah memberikan makanan
sesuai dengan kebutuhan pasien dengan penyakit kanker limfoma maligna serta
memberikan edukasi dan konseling gizi terkait diet pasien dengan penyakit
limfoma maligna. Perencanaan intervensi gizi adalah dengan menyusun preskripsi
diet yaitu energi untuk Tn. M menggunakan rumus 25-30 kkal/kgBB/hari yang
disesuaikan untuk pasien kanker 1710 kkal.4 Protein untuk Tn. M sebesar 1,5
gram/kgBB/hari yang disesuaikan untuk pasien kanker 85,5 gram.4 Lemak untuk
Tn. M sebesar 25% hari disesuaikan dengan kondisi dan daya terima pasien 47,4
gram.4 Karbohidrat selisih dari total kebutuhan energi dikurangi kebutuhan protein
dan lemak 233,25 gram.4 Kebutuhan cairan untuk Tn. M sebesar 30 ml/kgBB
disesuaikan kondisi dan daya terima pasien 1710 ml.5 Jenis diet yang diberikan
adalah diet tinggi energi tinggi protei dengan bentuk makanan lunak dan jadwal
makan 6 kali yaitu 3 kali makan besar dan 3 kali makan selingan.
Intervensi juga dilakukan dengan konseling gizi yaitu untuk menjelaskan tujuan
dan prinsip diet yang dijalani Tn. M, menjelaskan bahan makanan yang dianjurkan,
dibatasi, dan dihindari, menjelaskan cara pengolahan makanan yang baik dan benar,
serta memberikan contoh menu sehari sebagai gambaran contoh penatalaksanaan
diet pada limfoma maligna. Ahli gizi juga perlu bekerjasama dengan tenaga profesi
lain seperti dokter untuk memantau keadaan penyakit pasien dan meresepkan
suplementasi, perawat untuk memantau keadaan fisik/klinis, biokimia, dan
pemantauan asupan. Juga tidak terlewatkan kerja sama dengan instalasi gizi untuk
menyediakan diet yang tepat bagi pasien sesuai dengan preskripsi diet.
Monitoring evaluasi dilakukan dengan indikator antropometri, biokimia,
fisik/klinis, asupan makan dan pengetahuan gizi. Antropometri diukur rutin untuk
memastikan target tidak adanya penurunan berat badan dapat tercapai. Hasil
laboratorium menjadi acuan monitoring dan evaluasi nilai biokimia dan ditargetkan
untuk nilai biokimia menjadi normal. Fisik/klinis dipantau dengan pemeriksaan fisik
dan diharapkan tes fisik normal. Asupan makan dipantau setiap selesai makan
dengan metode visual comstock dan diharapkan pasien mampu mengasup 80% dari
makanan yang dihidangkan. Pengetahuan gizi juga dimonitor dengan target Tn. M
dan keluarga paham mengenai diet untuk Tn. M dan Tn.M berkomitmen mengikuti
anjuran diet terkait penyakit, serta keluarga dapat memberikan motivasi kepada
Tn.M untuk mengasup makanan dari rumah sakit.

VIII. PENUTUP/KESIMPULAN
Tn. M merupakan pasien beresiko malnutrisi dengan diagnosis medis limfoma
maligna. Asuhan ADIME harus dilakukan untuk mencegah malnutrisi lebih lanjut.
Penatalaksanaan pada Tn. M dilakukan dengan penatalaksanaan diet khusus
penyakit kanker. Tn. M juga perlu diberikan konseling dan edukasi terkait diet dan
makanan agar dapat meluruskan kesalahpahaman terkait makanan.

IX. DAFTAR PUSTAKA

1. Herawati H, Sarwiyata T, Alamsyah A. Metode Skrining Gizi di Rumah Sakit


dengan MST Lebih Efektif dibandingkan SGA. J Kedokt Brawijaya.
2014;28(1):68–71.

2. Mulyasari I, Purbowati P. Lingkar lengan atas dan panjang ulna sebagai


parameter antropometri untuk memperkirakan berat badan dan tinggi badan
orang dewasa. J Gizi Indones (The Indones J Nutr. 2018;7(1):30–6.

3. Mahan LK, Raymond JL. Krause’s Food and The Nutrition Care Process. 14th
ed. Elsevier; 2017.

4. Muscaritoli M, Arends J, Bachmann P, Baracos V, Barthelemy N, Bertz H, et al.


ESPEN practical guideline: Clinical Nutrition in cancer. Clin Nutr [Internet].
2021;40(5):2898–913. Available from:
https://doi.org/10.1016/j.clnu.2021.02.005

5. Nelms MN, Sucher PK. Nutrition Therapy and Pathophysiology. 2nd ed. USA:
Cengage Learning; 2011.

6. Asmara IGY. Penanda Biologis Limfoma Maligna. J Kedokt [Internet].


2018;7(Vol 7 No 4 (2018)):40. Available from:
http://jku.unram.ac.id/article/view/317

7. Fachri HO. Khasiat Ekstrak Buah Markisa Kuning (P. Edulis Sims) Sebagai
Antiinflamasi Terhadap Jumlah Monosit Pada Tikus Wistar Jantan (Rattus
Norvegicus) [Skripsi]. Jember: Universitas Jember; 2019.

8. Bakta I. Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta: EGC; 2006.


X. LAMPIRAN
A. Leaflet
B. Perhitungan Kebutuhan Zat Gizi
a. Perhitungan SMRS
Kebutuhan Energi
Energi untuk Tn. M menggunakan rumus 35 kkal/kgBBI 3
BBI = (TB – 100) - 10% (TB-100)
= (162,5 – 100) – 10% (162,5 – 100)
= 56, 25
~ 56 kg
35 kkal/kgBBI/hari  penyakit ginjal penuntun diet
= 35 x 56
= 1960 kkal
Kebutuhan Protein
Protein untuk Tn. M sebesar 0,6-0,75 gram/kgBB/hari.3
= 0, 7 x 57
= 39,9 gram
~ 40 gram
Kebutuhan Lemak (25% - 30% kalori) 3
= 30% x 1960 : 9 kkal
= 65,3 gram
Kebutuhan Karbohidrat
Selisih dari total kebutuhan energi dikurangi kebutuhan protein dan
lemak.
= (E – P – L) : 4
= (1960 – 160 – 587,7) : 4
= 303,075
~ 303 gram
Kebutuhan Cairan
750 – 1000 mL/hari ditambah dengan pengeluaran urine3

b. Perhitungan MRS
Kebutuhan Energi
Energi untuk Tn. M menggunakan rumus 25-30 kkal/kgBB/hari yang
disesuaikan untuk pasien kanker.4
30 kkal/kgBB/hari
= 30 x 57
= 1710 kkal
Kebutuhan Protein
Protein untuk Tn. M sebesar 1,2-1,5 gram/kgBB/hari yang disesuaikan
untuk pasien kanker4
= 1,5 gram/kgBB x 57 kg
= 85,5 gram (17% kebutuhan energi)
Kebutuhan Lemak
Lemak untuk Tn. M sebesar 20-25% hari disesuaikan dengan kondisi dan
daya terima pasien. 4
25% kebutuhan energi
= 25% x 1700 : 9
= 47,2 gram
Kebutuhan Karbohidrat
Selisih dari total kebutuhan energi dikurangi kebutuhan protein dan lemak.4
= (E – P – L) : 4
= (1700– 342 – 425) : 4
= 233,25 gram
Kebutuhan Cairan
Kebutuhan cairan untuk Tn. M sebesar 30-35 ml/kgBB disesuaikan kondisi
dan daya terima pasien. 5
= 30 ml/kgBB x 57
= 1710 ml
C. Formulir SQ-FFQ SMRS

Nama Teknik Frekuensi Konsumsi Porsi Per Kali Makan Berat Rata-rata Rata-rata
Bahan Pengolahan Mentah Frek/hr Asupan
Makanan (kebiasaan) Hari Minggu Bulan URT Berat Matang (g) (n) gr/hr (nxf)

grg Tm rbs x/mgg x/hr x/bln x/h grg tms Rbs


s r
Nasi beras 4 3 ctg 100 40 4 160
giling putih
PROTEIN HEWANI
Ikan 3 1 2 ekor 240 50 3 1 102,9

Daging 3 1 1 ptg 40 40 40 3 1 17
ayam* sdg
Daging 3 1 1 ptg 40 40 40 3 1 17
kambing* sdg
Daging 3 1 1 ptg 35 35 35 3 1 15
sapi* sdg
Telur ayam* 3 1 1 butir 55 55 55 3 1 23,5

Hati ayam* 3 1 1 ptg 30 30 3 1 12,8


sdg
PROTEIN NABATI
1 1 2 ptg 50 50 1 1 7
Tempe* sdg
1 1 1 biji 110 110 1 1 15,7
Tahu* bsr
SAYURAN
6 1 1 100 60 1 51,4
mangko
Bayam* k
6 1 2,5 sdm 25 15 1 12,8
Kubis*
6 1 2,5 sdm 25 15 1 12,8
Wortel*
6 1 2,5 sdm 25 15 1 12,8
Brokoli*
6 1 2,5 sdm 25 15 1 12,8
Buncis*
CAIRAN
Kopi 2 1 sdm 6,5 6,5 2 13
Air putih 2 1 gls 195 195 ml 2 390 ml
SERBA-SERBI
Gula pasir 2 1,5 sdm 22,5 22,5 22,5 2 45
D. Nutrisurvey SMRS

==================================================================
Analysis of the food record
==================================================================
Food Amount Energi Karbohidrat
___________________________________________________________________________
beras putih giling 160 g 577,4 kcal 127,2 g
ikan segar 102,9 g 100,8 kcal 0,0 g
daging ayam 17 g 48,4 kcal 0,0 g
daging kambing 17 g 45,7 kcal 0,0 g
daging sapi 15 g 40,3 kcal 0,0 g
telur ayam 23,5 g 36,5 kcal 0,3 g
hati ayam 12,8 g 20,1 kcal 0,1 g
tempe kedele murni 7g 13,9 kcal 1,2 g
tahu 15,7 g 11,9 kcal 0,3 g
bayam segar 51,4 g 19,0 kcal 3,8 g
kol putih mentah 12,8 g 2,8 kcal 0,6 g
Carrot fresh 12,8 g 3,3 kcal 0,6 g
Broccoli 12,8 g 3,0 kcal 0,2 g
buncis mentah 12,8 g 4,5 kcal 1,0 g
kopi 13 g 16,8 kcal 3,4 g
Drinking water 390 g 0,0 kcal 0,0 g
gula pasir 45 g 174,1 kcal 45,0 g

Meal analysis: energy 1118,7 kcal (100 %), carbohydrate 183,6 g (100 %)
==================================================================
Result
=================================================================
Nutrient analysed recommended percentage
content value value/day fulfillment
___________________________________________________________________________
Energi 1118,7 kcal 2625,0 kcal 43 %
Protein 54,2 g(20%) 65,0 g 83 %
Lemak 17,1 g(14%) 73,0 g 23 %
Karbohidrat 183,6 g(67%) 394,0 g 47 %
Air 412,9 g 2600,0 g 16 %
Serat 3,5 g 38,0 g 9%
Kolesterol 264,1 mg - -
Vit. A 2025,8 µg 600,0 µg 338 %
Vit. D 11,6 µg 15,0 µg 77 %
Vit. E (eq.) 1,7 mg 15,0 mg 11 %
Vit. K 22,5 µg 65,0 µg 35 %
Vit. B1 0,4 mg 1,3 mg 33 %
Vit. B2 0,9 mg 1,6 mg 55 %
Vit. B3 12,6 mg 14,0 mg 90 %
Vit. B5 4,0 mg 5,0 mg 80 %
Vit. B6 1,0 mg 1,3 mg 78 %
Vit. B12 9,8 µg 2,4 µg 410 %
Tot As. Folat 182,4 µg 400,0 µg 46 %
Vit. C 32,5 mg 90,0 mg 36 %
Natrium 162,2 mg 1500,0 mg 11 %
Kalium 1482,5 mg 4700,0 mg 32 %
Kalsium 264,7 mg 1000,0 mg 26 %
Magnesium 228,8 mg 350,0 mg 65 %
Fosfor 695,0 mg 700,0 mg 99 %
Besi 7,9 mg 13,0 mg 61 %
Seng 5,7 mg 13,0 mg 44 %
Tembaga 0,8 mg 0,9 mg 85 %
Mangan 2,3 mg 2,3 mg 101 %
Fluor 47,6 µg 3100,0 µg 2%
Yodium 11,5 µg 150,0 µg 8%
E. Nutrisurvey Rekomendasi Menu

=====================================================================
Analysis of the food record
=====================================================================
Food Amount energy carbohydr.
_____________________________________________________________________________
_

BREAKFAST
beras putih giling 50 g 180,4 kcal 39,8 g
telur ayam 50 g 77,6 kcal 0,6 g
tahu 50 g 38,0 kcal 0,9 g
kembang kool mentah 50 g 12,5 kcal 2,7 g
Carrot fresh 50 g 12,9 kcal 2,4 g
minyak kelapa sawit 2g 17,2 kcal 0,0 g
Drinking water 250 g 0,0 kcal 0,0 g

Meal analysis: energy 338,7 kcal (20 %), carbohydrate 46,4 g (20 %)

1. BREAK
kacang hijau 50 g 58,0 kcal 10,4 g
santan (kelapa dan air) 100 g 106,1 kcal 4,6 g
gula aren 10 g 36,9 kcal 9,4 g
Drinking water 250 g 0,0 kcal 0,0 g

Meal analysis: energy 201,0 kcal (12 %), carbohydrate 24,4 g (10 %)

LUNCH
beras putih giling 50 g 180,4 kcal 39,8 g
daging sapi 50 g 134,4 kcal 0,0 g
tempe kedele murni 50 g 99,5 kcal 8,5 g
pepaya muda mentah 50 g 11,0 kcal 2,3 g
minyak kelapa sawit 2g 17,2 kcal 0,0 g
pisang ambon 50 g 46,0 kcal 11,7 g
Drinking water 250 g 0,0 kcal 0,0 g

Meal analysis: energy 488,7 kcal (28 %), carbohydrate 62,2 g (27 %)

2. BREAK
beras ketan putih giling 10 g 36,1 kcal 7,9 g
daging ayam 15 g 42,7 kcal 0,0 g
Drinking water 250 g 0,0 kcal 0,0 g

Meal analysis: energy 78,8 kcal (5 %), carbohydrate 7,9 g (3 %)

DINNER
beras putih giling 50 g 180,4 kcal 39,8 g
daging ayam 50 g 142,4 kcal 0,0 g
kacang merah 25 g 83,8 kcal 15,1 g
tepung terigu 15 g 54,6 kcal 11,4 g
kacang panjang mentah 100 g 34,9 kcal 7,9 g
minyak kelapa sawit 2g 17,2 kcal 0,0 g
pepaya 100 g 39,0 kcal 9,8 g
Drinking water 250 g 0,0 kcal 0,0 g

Meal analysis: energy 552,4 kcal (32 %), carbohydrate 83,9 g (36 %)

IN BETWEEN
susu skim / tak berlemak cair 200 g 69,8 kcal 9,8 g

Meal analysis: energy 69,8 kcal (4 %), carbohydrate 9,8 g (4 %)

IN BETWEEN
Drinking water 250 g 0,0 kcal 0,0 g

Meal analysis: energy 0,0 kcal (0 %), carbohydrate 0,0 g (0 %)

IN BETWEEN
Drinking water 250 g 0,0 kcal 0,0 g

Meal analysis: energy 0,0 kcal (0 %), carbohydrate 0,0 g (0 %)

=====================================================================
Result
=====================================================================
Nutrient analysed recommended percentage
content value value/day fulfillment
_____________________________________________________________________________
_
energy 1729,3 kcal 2036,3 kcal 85 %
water 1794,3 g 2700,0 g 66 %
protein 84,2 g(19%) 60,1 g(12 %) 140 %
fat 52,1 g(26%) 69,1 g(< 30 %) 75 %
carbohydr. 234,7 g(54%) 290,7 g(> 55 %) 81 %
Vit. A 1429,8 µg 800,0 µg 179 %
Vit. D 0,5 µg 5,0 µg 10 %
Vit. E (eq.) 3,0 mg 12,0 mg 25 %
Vit. K 23,5 µg 60,0 µg 39 %
calcium 688,1 mg 1000,0 mg 69 %
zinc 12,3 mg 7,0 mg 175 %
iron 14,6 mg 15,0 mg 98 %
magnesium 354,8 mg 310,0 mg 114 %

Anda mungkin juga menyukai