Anda di halaman 1dari 37

REVISI

LAPORAN STUDI KASUS HARIAN

PRE INTERNSHIP GIZI KLINIK

PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR PADA PASIEN CRITICAL ILL

Disusun guna memenuhi tugas Pre Internship Gizi Klinik

Dosen Pembimbing : Deny Yudi F., S.Gz. Msi

Disusun oleh:

Fatika Nafiola

22030118130107

PROGRAM STUDI GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2021
I. GAMBARAN KASUS
Tn. S berusia 65 tahun masuk rumah sakit (28 Agustus) dengan keluhan sesak
nafas yang dirasakan sejak 1 tahun yang lalu sesak yang dirasakan terus-menerus
terutama saat beraktifitas. Sesak tidak dipengaruhi dengan debu dan cuaca. Jika
merasa sesak Tn.S mengkonsumsi obat naupusin. Tn.S juga mengeluh batuk
dengan dahak warna putih, dan makin hari dahak menjadi kental kekuningan
disertai demam. Tn.S juga mengeluh muntah darah sejak SMRS. Muntah disertai
dengan sisa makanan warna kecoklatan. Sejak usia muda Tn.S merokok dan
mampu menghabiskan rokok 1 pak/hari, namun berhenti sejak 1 tahun yang lalu.
Tn.S mendapat diagnosa PPOK eksaserbasi akut , Hospital Acquired Pneumonia
(HAP) dan Sepsis dengan masalah gagal nafas hiperkarpk, Hipoalbumin,
Hiponanerl.
Kondisi Tn.S (29 September) masih terbaring lemas dan mengeluh kondisi
tubuhnya masih sering sesak dan nafsu makannya kurang nikmat ketika kondisinya
mulai tidak stabil. Selama sakit Tn.S merasa mengalami penurunan berat badan.
Sebelum sakit Tn.S bekerja sebagai petani dan berladang. Tetapi setelah sakit dia
melakukan aktifitas yang ringan.
Tn.S memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan sehari 3x dengan makan pagi
, siang sama dan sore menggunakan menu yang berbeda. Tn.S biasa mengkonsumsi
nasi 3xsehari @ 1 ½ centong, mie instan 1 bungkus 2x/minggu, telur dadar dan
bulat 1 butir 1x/hari, ayam goreng 1 potong sedang 3x/bulan, rendang sapi
1x/bulan, ikan tawar / laut goreng 1 ekor sedang 2x/bulan, tahu dan tempe
goreng/bacem 2x/hari. Tn.S juga mengkonsumsi sayur setiap hari. Sayur yang biasa
dikonsumsi adalah bening bayam, kacang panjang 3 sdm 2x/minggu ,oseng
kangkung 3 sdm 1x/minggu, sup sayuran 1 mangkuk 2x/minggu, sayur bobor
1x/minggu. Buah yang biasa dikonsumsi pepaya dan pisang.
Pemeriksaan nadi 86x/menit, tekanan darah 91/64 mmHg, respiratory rate
24x/menit, suhu 36,80C. Tn.S memiliki BB 45 kg, TB 167, 5cm. Pemeriksaan
laboratorium tanggal 29 Agustsus menunjukkan hasil pH 7,430, BE 7 mmol/L,
PCO2 47 mmHg, hematokrit 28%, HCO3 31,5 mmol/L, total CO2 33 mmol/L, Hb
10g/dl, GDS 189 mg/dL, albumin 2,5 g/dl , creatine 0,4 mg/dl. Hasil lab tanggal 6
September Ht 27%; albumin 2,7 g/dl; Hb 8,4 g/dl; leukosit 16,1 ribu/ul; Na darah
135 mmol/L, K darah 3,4 mmol/L, Cl darah 103 mmol/L. Pengobatan yang
diberikan infus RL 20tpm, inj gentamicin 240 mg/24 jam. Inj Methiprednisolon 30
mg/8jam, N Acethil Cystein 200mg/8 jam, KSR 1tab/ 8jam,VIP Albumin
1tab/8jam, Syring Pump N-epi bila NAP <65 , Inj Omeprazole 40 mg/12 jam,
Sulcarfat Syr1C/8jam, Csprofloxoan 400 mg/8jam, Asam Traneksamat 1 amp extra,
Vit C 1 amp extra.
Tn.S tinggal bersama ke 2 anaknya dan istrinya. Keluarga dari Tn.S sangat
memotivasi untuk kesembuhannya. Kedua anaknya sudah menikah dan satu dari
anaknya bekerja di pasar. Tn S dan keluarga mengaku sebelumnya belum pernah
mendapat edukasi gizi dan diet apa yang harus dijalankan. Giginya yang sudah
mulai renggang membuat kesusahan dalam mengunyah makanan. Tn.S tidak
memiliki alergi, tetapi kurang dapat menerima makanan dengan jenis ikan laut
dikarenakan jika sudah dingin pasien merasa mual mencium bau dari ikan tersebut
sehingga membuat tidak nafsu mkan.
Semenjak jatuh sakit dan masuk rumah sakit, asupan makan pasien menurun.
Beliau hanya mampu mengasup ½ porsi dari biasanya karena dia merasa sesak dan
lemas. Karena kesusahan dalam mengunyah makanan biasa akhirnya
direkomendasikan untuk diganti dengan bubur untuk mempermudahkan dalam
mengasup makanan dari rumah sakit. Pasien terkadang mengkonsumsi makanan
diluar pemberian rumah sakit ketika lapar dan meminum air putih dari luar rumah
sakit untuk meminum obat. Saat di rumah sakit, aktifitas Tn.S hanya terbatas di
tempat tidur karena kondisinya yang lemas dan masih merasakan sesak. Melakukan
BAK dia menggunakan pempers/ bantuan pispot dan BAB dibantu ke kamar mandi
oleh anak yang menjaganya.

II. SKRINING (DATA UMUM)


A. Metode Skrining
MNA merupakan metode skrining yang tepat digunakan untuk mengkaji
malnutrisi atau berisiko malnutrisi pada lansia dengan 6 butir pertanyaan
(asupan makan, penurunan BB, mobilitas, stress psikologis, demensia/depresi,
IMT/lingkar betis). Total penjumlahan semua skor kuesioner akan menentukan
seseorang tergolong berstatus gizi normal, berisiko malnutrisi, atau malnutrisi.1
B. Skrining

Tabel 1. Skrining Gizi Tn. S dengan MST

SKRINING SKOR
A. Apakah asupan makanan berkurang selama 3 bulan terakhir
karena kehilangan nafsu makan, gangguan pencernaan,
kesulitan mengunyah atau menelan?
0
0 = asupan makanan sangat berkurang
1 = asupan makanan agak berkurang
2 = asupan makanan tidak berkurang
B. Penurunan berat badan selama 3 bulan terakhir
0 = Penurunan berat badan lebih dari 3 Kg
1 = tidak tahu 2
2 = penurunan berat badan antara 1 hingga 3 Kg
3 = tidak ada penurunan berat badan
C. Mobilitas
0 = terbatas di tempat tidur atau kursi
1 = mampu bangun dari tempat tidur/kursi tetapi tidak bepergian ke 0
luar rumah
2 = dapat bepergian ke luar rumah
D. Menderita tekanan psikologis atau penyakit yang berat dalam
3 bulan terakhir 2
0 = ya 2 = tidak
E. Gangguan neuropsikologis
0 = depresi berat atau kepikunan berat
2
1 = kepikunan ringan
2 = tidak ada gangguan psikologis
F1. Indeks Massa Tubuh (IMT) (berat dalam kg)/(tinggi dalam m)2

0 = IMT kurang dari 19 (IMT < 19)


0
1 = IMT 19 hingga kurang dari 21(IMT : 19 hingga <21)
2 = IMT 21 hingga kurang dari 23 (IMT : 21 hingga <23)
3 = IMT 23 atau lebih (IMT ≥ 23)
BILA DATA IMT TIDAK ADA, GANTI PERTANYAAN F1 DENGAN
PERTANYAAN F2. ABAIKAN PERTANYAAN F2 BILA PERTANYAAN
F1 SUDAH DAPAT DIISI
F2. Lingar betis (cm)
0 = lingkar betis kurang dari 31 (lingkar betis < 31)
-
3 = lingkar betis sama dengan atau lebih besar daripada 31 (lingkar
betis ≥ 31)
Skor Skrining (skor maksimal 14)
skor 12-14 : Status gizi normal
6
skor 8-11: Beresiko malnutrisi
skor 6-7 : Malnutrisi
C. Kesimpulan Skrining
Berdasarkan hasil skrining menggunakan MNA pada Tabel 1, Tn. S
mendapatkan skor sebanyak 6 poin sehingga dapat digolongkan dalam kategori
mengalami malnutrisi.

III. ASESMEN (PENGKAJIAN GIZI)


A. Pengkajian Antropometri (AD)
Pengkajian data antropometri dilakukan dengan melakukan pengukuran
antropometri pada Tn. S. Pengukuran meliputi pengukuran estimasi berat badan
dan tinggi badan yang digunakan untuk mengevaluasi status gizi. Data
antropometri digunakan untuk memonitoring kebutuhan dan efek dari intervensi
gizi terhadap penyakit Tn. S

Tabel 2. Pengkajian Antropometri

Domain Data Identifikasi Interpretasi


Masalah Data
AD 1.1.1 Tinggi badan 167 cm
AD 1.1.2 Berat badan 45 kg
estimasi
AD 1.1.5 BMI 16,03 kg/m2 Underweight
Berdasarkan tabel dapat disimpulkan bahwa Tn. S memiliki status gizi
underweight.

B. Pengkajian Data Biokimia (BD)

Tabel 3. Pengkajian Data Biokimia 29 Agustus

Domain Data Nilai Satuan Interpretasi


Normal
BD-1.1.1 pH 2,430 7,35-7,45 - Rendah
BD-1.1.2 31,5 22-28 mmol/L Tinggi
HCO3
BD-1.1.3 47 35-45 mmHg Tinggi
PCO2
BD-1.1.6 CO2 33 23-29 mmol/L Tinggi
BD-1.2.2 0,4 0,55-1,02 mg/dl Rendah
Kreatinin
BD-1.5.2 GDS 189 <200 mg/dl Normal
BD-1.10.1 10 13-16 g/dl Rendah
Hemoglobin
BD-1.10.2 28 45-55 % Rendah
Hematokrit
BD-1.11.1 2,5 37-52 g/dl Rendah
Albumin

Tabel 4. Pengkajian Data Biokimia 6 September

Domain Data Nilai Satuan Interpretasi


Normal
BD-1.2.5 135 135-145 mmol/L Normal
Natrium
BD-1.2.6 103 94-111 mmol/L Rendah
Klorida
BD-1.2.7 3,4 3,5-5 mmol/L Rendah
Kalium
BD-1.10.1 8,4 13-16 g/dl Rendah
Hemoglobin
BD-1.10.2 27 45-55 % Rendah
Hematokrit
Leukosit 16,1 5-10 103/ul Tinggi
BD-1.11.1 2,7 37-52 g/dl Rendah
Albumin

Berdasarkan tabel dapat disimpulkan bahwa Tn. S mengalami penurunan


hemoglobin dan hematokrit serta peningkatan nilai albumin. Rata-rata nilai
biokimia Tn. S tidak normal baik terinterpretasi tinggi maupun rendah.
C. Pengkajian Data Klinis/ Fisik (PD)

Tabel 5. Pengkajian Data Klinis/Fisik

Domain Data
PD-1.1.1 Overall Lemas
appearance
PD-1.1.3 Cardiovascular Sesak napas
Pulmonary systems
PD-1.1.5 Digestive Muntah darah, muntah dengan sisa makanan
system kecoklatan
PD-1.1.9 Tanda vital Nadi 86x/menit (normal), tekanan darah 91/64
mmHg (normal), respiratory rate 24x/menit (tinggi),
suhu 36,80C (normal)
Berdasarkan tabel dapat disimpulkan bahwa Tn. S mengalami keluhan
lemas, sesak napas, muntah darah dan RR tinggi.

D. Pengkajian Riwayat Terkait Gizi/Makanan (FH)


1. Asupan makan
a. Kualitatif
1) Asupan SMRS
Tn.S memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan sehari 3x
dengan makan pagi , siang sama dan sore menggunakan menu yang
berbeda. Tn.S biasa mengkonsumsi nasi 3xsehari @ 1 ½ centong,
mie instan 1 bungkus 2x/minggu, telur dadar dan bulat 1 butir
1x/hari, ayam goreng 1 potong sedang 3x/bulan, rendang sapi
1x/bulan, ikan tawar / laut goreng 1 ekor sedang 2x/bulan, tahu dan
tempe goreng/bacem 2x/hari. Tn.S juga mengkonsumsi sayur setiap
hari. Sayur yang biasa dikonsumsi adalah bening bayam, kacang
panjang 3 sdm 2x/minggu ,oseng kangkung 3 sdm 1x/minggu, sup
sayuran 1 mangkuk 2x/minggu, sayur bobor 1x/minggu. Buah yang
biasa dikonsumsi pepaya dan pisang.
2) Asupan MRS
Tn. S hanya mampu mengasup ½ porsi dari biasanya karena dia
merasa sesak dan lemas. Pasien terkadang mengkonsumsi makanan
diluar pemberian rumah sakit ketika lapar dan meminum air putih
dari luar rumah sakit untuk meminum obat.
b. Kuantitatif
1) Asupan SMRS (Kebiasaan Makan)

Tabel 6. Food History SMRS Tn. S

Domain Data Metode


FH 1.1 SMRS: 1200,7 kkal Analisis riwayat asupan berdasarkan
Asupan Energi MRS : 867,34 kkal Nutrisurvey
FH-1.2.1 SMRS: tidak ada informasi Analisis riwayat asupan berdasarkan
Asupan cairan minuman MRS : 900 ml Nutrisurvey

FH-1.2.2.1 SMRS Analisis kualitatif data sekunder


Jumlah makanan Makanan pokok :
 Nasi 3x/hari 1 ½
centong nasi (90 gram)
 Mie instan 1 bgks
2x/mgg
Lauk hewani:
 Ayam goreng 3x/bln 1
ptg
 Rendang sapi 1x/bln
 Ikan goreng 2x/bln 1
ekor
Lauk nabati:
 Tahu goreng/bacem
2x/hari 1 ptg
 Tempe goreng/bacem
2x.hari 1 ptg
Sayuran:
 Bayam 2x/minggu 3 sdm
 Kacang panjang
2x/minggu 3 sdm
 Oseng kankung 3 sdm
1x/mgg
 Sayur sop 2x/hari 1
mggk
 Sayur bobor 1x/mg
Buah:
 Pisang 2x/mg
 Pepaya 3x/mg

MRS
 ½ porsi yang
dihidangkan
FH-1.2.2.3 3x makan utama Analisis kualitatif data sekunder
Pola Makanan
FH-1.2.2.5 Karbohidrat : nasi, mi Analisis kualitatif data sekunder
Food Variety Protein nabati : tempe, tahu
Protein hewani : daging
ayam, ikan
Sayuran : bayam, kacang
panjang, kangkung, wortel,
kool, daun singkong
Buah-buahan : pisang,
pepaya
FH-1.3.2.2 Infus RL 20 tpm
Cairan intravena
FH-1.5.1.1 SMRS: 52,1 g Analisis riwayat asupan berdasarkan
Total Asupan Lemak MRS : 43,36 g Nutrisurvey
FH-1.5.2.1 SMRS : 49,7 g Analisis riwayat asupan berdasarkan
Total Asupan Protein MRS : 51,63 g Nutrisurvey
FH-1.5.3.1 SMRS: 139,7 g Analisis riwayat asupan berdasarkan
Total Asupan MRS : 67,6 g Nutrisurvey
Karbohidrat
FH-1.5.6.1 SMRS: 7,5 g Analisis riwayat asupan berdasarkan
Total Asupan Serat MRS : 12,5 g Nutrisurvey
FH-1.6.1 SMRS Analisis riwayat asupan berdasarkan
Asupan vitamin Vit. A : 1738,7 mcg Nutrisurvey
Vit. C : 37,1 mg
Vit. B12 : 1,2 mcg
Vit. D : 0,7 mcg
Folat : 164,2 mcg

MRS
Vit. A : 325 mcg
Vit. C : 45 mg
Vit. B12 : 2 mcg
Vit. D : 7,5 mcg
Folat : 200 mcg
FH-1.6.2 SMRS Analisis riwayat asupan berdasarkan
Asupan mineral Kalsium : 303,2 mg Nutrisurvey
Kalium : 1134 mg
Fe : 10,6 mg
Magnesium : 260,5 mg
Natrium : 326,3 mg

MRS
Kalsium : 600 mg
Kalium : 2350 mg
Fe : 4,5 mg
Magnesium : 175 mg
Natrium : 550 mg
FH-3.1.1 Inj gentamicin 240 mg/24
Penggunaan obat yang jam
diresepkan Inj Methiprednisolon 30
mg/8jam
N Acethil Cystein 200mg/8
jam
KSR 1tab/ 8jam
VIP Albumin 1tab/8jam
Syring Pump N-epi bila NAP
<65
Inj Omeprazole 40 mg/12
jam
Sulcarfat Syr1C/8jam,
Csprofloxoan 400 mg/8jam
Asam Traneksamat 1 amp
extra
Vit C 1 amp extra

FH-4.1 Pengetahuan Tn S dan keluarga mengaku


terkait gizi dan makanan sebelumnya belum pernah
mendapat edukasi gizi dan
diet apa yang harus
dijalankan
FH-5.2 Perilaku Tn. S hanya mampu
Menolak/Menghindari mengasup ½ porsi dari
biasanya karena dia merasa
sesak dan lemas. Pasien
terkadang mengkonsumsi
makanan diluar pemberian
rumah sakit ketika lapar dan
meminum air putih dari luar
rumah sakit untuk meminum
obat.

Tabel 7. Kecukupan Asupan SMRS (Kebiasaan Makan)

Domain Indikator Asupan Kebutuhan Presentase Pencapaian


(%)
FH-1.1.1.1 Asupan Energi 1200,7 2277,92 52,7 Defist
(kkal)
FH-1.2.1 Cairan (ml) - 1800 0 Defist
FH-1.5.3.1 Asupan 49,7 85 58,4 Defist
Protein (g)
FH-1.5.1.1 Asupan 52,1 63,27 82,3 Cukup
Lemak (g)
FH-1.5.5.1 Asupan 139,7 341,68 40,8 Defist
Karbohidrat
(g)
FH-1.5.6.1 Serat (g) 7,5 25 30 Defist
FH-1.6.1.1. Vit. A (mcg) 1738,7 650 267,4 Lebih
FH-1.6.1.2 Vit. C (mg) 37,1 90 41,2 Defist
FH-1.6.1.3 Vit. D (mcg) 0,7 15 4,6 Defist
FH-1.6.1.9 Folat (mcg) 164,2 400 41,05 Defist
FH-1.6.1.12 Vit. B12 1,2 4 30 Defist
(mcg)
FH-1.6.1.2 Kalsium (mg) 303,2 1200 25,26 Defist
FH-1.6.2.3 Zat Besi (mg) 10,6 9 117,7 Cukup
FH-1.6.2.4 Magnesium 260,5 350 74,42 Defist
(mg)
FH-1.6.2.5 Kalium (mg) 1134 4700 24,12 Defist
FH-1.6.2.7 Natrium (mg) 326,3 1100 29,66 Defist
FH-1.6.2.8 Zinc (mg) 5,2 11 47,27 Defist
Tabel 8. Kecukupan Asupan MRS

Domain Indikator Asupan Kebutuhan Presentase Pencapaian


(%)
FH-1.1.1.1 Asupan Energi 867,34 1734,68 50 Defisit
(kkal)
FH-1.2.1 Cairan (ml) 900 1800 50 Defisit
FH-1.5.3.1 Asupan 51,63 103,27 50 Defisit
Protein (g)
FH-1.5.1.1 Asupan 43,36 86,73 50 Defisit
Lemak (g)
FH-1.5.5.1 Asupan 67,6 135,3 50 Defisit
Karbohidrat
(g)
FH-1.5.6.1 Serat (g) 12,5 25 50 Defisit
FH-1.6.1.1. Vit. A (mcg) 325 650 50 Defisit
FH-1.6.1.2 Vit. C (mg) 45 90 50 Defisit
FH-1.6.1.3 Vit. D (mcg) 7,5 15 50 Defisit
FH-1.6.1.9 Folat (mcg) 200 400 50 Defisit
FH-1.6.1.12 Vit. B12 2 4 50 Defisit
(mcg)
FH-1.6.1.2 Kalsium (mg) 600 1200 50 Defisit
FH-1.6.2.3 Zat Besi (mg) 4,5 9 50 Defisit
FH-1.6.2.4 Magnesium 175 350 50 Defisit
(mg)
FH-1.6.2.5 Kalium (mg) 2350 4700 50 Defisit
FH-1.6.2.7 Natrium (mg) 550 1100 50 Defisit
FH-1.6.2.8 Zinc (mg) 5,5 11 50 Defisit

2) Asupan MRS
Tidak ada data asupan makan kuantitatif selama di rumah sakit.

2. Pengetahuan terkait gizi


Tn S dan keluarga mengaku sebelumnya belum pernah mendapat edukasi
gizi dan diet apa yang harus dijalankan.
3. Aktivitas fisik
Dulu bekerja sebagai petani dan berladang. Saat di rumah sakit, aktifitas
Tn.S hanya terbatas di tempat tidur karena kondisinya yang lemas dan
masih merasakan sesak.
4. Kemampuan menerima makanan
Karena kesusahan dalam mengunyah makanan biasa akhirnya
direkomendasikan untuk diganti dengan bubur untuk mempermudahkan
dalam mengasup makanan dari rumah sakit. Beliau hanya mampu mengasup
½ porsi dari biasanya karena dia merasa sesak dan lemas.
5. Terapi obat dan medikasi
Terapi medis yang diberikan yaitu infus RL 20tpm, inj gentamicin 240
mg/24 jam. Inj Methiprednisolon 30 mg/8jam, N Acethil Cystein 200mg/8
jam, KSR 1tab/ 8jam,VIP Albumin 1tab/8jam, Syring Pump N-epi bila NAP
<65 , Inj Omeprazole 40 mg/12 jam, Sulcarfat Syr1C/8jam, Csprofloxoan
400 mg/8jam, Asam Traneksamat 1 amp extra, Vit C 1 amp extra.
Tabel 9. Efek Samping Obat 2
Obat Efek Samping
Infus Ringer Laktat Cairan infus yang biasa digunakan
pada pasien dewasa dan anak-anak
sebagai sumber elektrolit dan air,
diberikan untuk penderita dehidrasi
yang mengalami gangguan elektrolit
di dalam tubuh.
Gentamicin 240 mg/24 jam Rasa sakit pada area yang disuntik,
nyeri sendi, sakit kepala, perubahan
suasana hati, gangguan penglihatan,
mual, muntah, kehilangan selera
makan, atau penurunan berat badan,
rasa melayang seperti akan pingsan.
Methiprednisolon 30 mg/8jam Mual atau muntah, pusing, sakit
kepala, perut kembung, sakit maag
atau heartburn, nyeri otot, nafsu
makan menurun, sulit tidur
N Acethil Cystein 200mg/8 jam Mual, muntah, sakit perut, pilek,
sariawan, demam
KSR 1tab/ 8jam Mual, muntah, perut kembung, sakit
perut, diare, perdarahan
gastrointestinal
VIP Albumin 1tab/8jam Timbul pembengkakan pada wajah
dan bibir, gatal atau kemerahan pada
kulit, sesak napas jika diminum
berlebihan.
Syring Pump N-epi bila NAP <65  Nyeri, terbakar, iritasi, perubahan
warna kulit, di tempat penyuntikan,
mati rasa, lemas, atau terasa dingin,
detak jantung lambat, cepat, atau
tidak teratur, sianosis atau bibir dan
kuku berwarna kebiruan.
Omeprazole 40 mg/12 jam Rendahnya kadar kalium dalam
darah, yang menimbulkan gejala
berupa kram otot, detak jantung yang
tidak normal (lambat, cepat, atau
tidak beraturan), dan kejang,
gangguan pencernaan, seperti diare
yang berkelanjutan serta adanya
darah atau lendir pada tinja,
kekurangan vitamin B12, yang
menyebabkan keluhan lemas,
sariawan, mati rasa,
dan kesemutan pada tangan atau
kaki.
Sulcarfat Syr1C/8jam Konstipasi, sakit kepala, mulut
kering, pusing, diare, insomnia, perut
kembung, mual atau muntah
Csprofloxoan 400 mg/8jam Sakit maag, mual dan muntah, diare,
sakit kepala, sulit tidur.
Asam Traneksamat 1 amp extra Sakit kepala, nyeri otot atau nyeri
sendi, hidung tersumbat, nyeri perut,
nyeri punggung, mual dan muntah,
diare, lemas, anemia, migrain, pusing
Vit C 1 amp extra Penyuntikan vitamin C secara
berlebihan akan membuat ginjal
tidak bekerja secara optimal.

E. Pengkajian Data Riwayat Pasien (CH)

Tabel 10. Pengkajian Data Riwayat Pasien

Domain Data Identifikasi Masalah


CH-1.1.1 Usia 65 tahun
CH-1.1.2 Jenis kelamin Laki-laki
CH-1.1.7 Peran dalam keluarga Ayah
CH-1.1.8 Penggunaan rokok 1 pak/hari, telah berhenti 1
thn yang lalu
CH-1.1.10 Mobilitas Berbaring, melakukan
BAK dia menggunakan
pempers/ bantuan pispot
dan BAB dibantu ke kamar
mandi
CH-2.1.12 Respiratory Chronic onstructive
pulmonary disease, hospital
acquired pneumonia, sepsis
CH-3.1.1 Living/housing situation Tinggal dirumah dengan
istri dan 2 anaknya yang
telah menikah, salah
satunya bekerja di pasar.
CH-3.1.6 Pekerjaan Sebelum sakit sebagai
petani dan berladang

Berdasarkan tabel dapat disimpulkan bahwa Tn. S pria berusia 65 tahun


bekerja sebagai petani, tinggal bersama keluarganya, menderita PPOK, HAP,
dan sepsis sehingga hanya bisa berbaring.

F. Standar Komparatif (CS)

BBI = 90% x (TB dalam cm – 100) x 1 kg


= 90% x 67,5 x 1 kg
= 60,75 kg
a. Perhitungan SMRS
1. BMR = 66,5 + (13,7 x BB) + (5 x TB) – (6,80 x U) [Harris Bennedict]
= 66,5 + (13,7 x 60,75) + (5 x 167,5) – (6,80 x 65)
= 66,5 + 832,275 + 837,5 – 442
= 1294,275 kkal
TEE = BMR X FA
= 1294,275 x 1,76
= 2277,92 kkal
2. Protein = 15% energi
= 85 gr
3. Lemak = 25% energi
= 63,27 gr
4. Karbohidrat = 60% energi
= 341,68 gr
5. Serat = 25 gr 3
6. Cairan = 1800 ml 3
7. Zat Gizi Mikronutrien 3

Zat Gizi Kebutuhan


Vit. A (mcg) 650
Vit. C (mg) 90
Vit. D (mcg) 15
Folat (mcg) 400
Vit. B12 (mcg) 4,0
Kalsium (mg) 1200
Zat Besi (mg) 9
Magnesium (mg) 350
Kalium (mg) 4700
Natrium (mg) 1100
Zinc (mg) 11

b. Perhitungan MRS
1. BMR = (10 x BB) + (6,25 x TB) – (5 x U) + 5
= (10 x 60,75) + (6,25 x 167,5) – (5 x 65) + 5
= 607,5 + 1046,875 – 325 + 5
= 1334,37 kkal
TEE = 1,3 x BMR 4
= 1,3 x 1334,37 kkal
= 1734,68 kkal
2. Protein = 1,7 g/kgBB 4
= 103,27 gr (23,8%)
3. Lemak = 45% energi 4
= 86,73 gr
4. Karbohidrat = sisa kebutuhan energi 31,2% 4
= 135,3 gr
8. Serat = 25 gr 3
9. Cairan = 1800 ml 3
10. Zat Gizi Mikronutrien3

Zat Gizi Kebutuhan


Vit. A (mcg) 650
Vit. C (mg) 90
Vit. D (mcg) 15
Folat (mcg) 400
Vit. B12 (mcg) 4,0
Kalsium (mg) 1200
Zat Besi (mg) 9
Magnesium (mg) 350
Kalium (mg) 4700
Natrium (mg) 1100
Zinc (mg) 11

IV. DIAGNOSIS GIZI


Berdasarkan asesmen yang telah dibuat, maka Tn. S dapat didiagnosa dengan:
1. Malnutrisi (NC-4.1) berhubungan dengan kurangnya asupan oral karena rasa
sesak dan gigi mulai renggang, serta peningkatan kebutuhan karena infeksi
ditandai dengan terjadinya penurunan berat badan hingga IMT mencapai 16,03
kg/m2.
2. Perubahan nilai laboratorium (NC-2.2) berkaitan dengan gangguan pernafasan
karena penyakit PPOK ditandai dengan asidosis nilai laboratorium PCO2, CO2,
dah HCO3 yang tinggi.
3. Kurangnya pengetahuan terkait gizi (NB-1.1) berkaitan dengan belum pernah
mendapatkan edukasi terkait gizi ditandai dengan mengkonsumsi makanan
diluar pemberian rumah sakit.

V. INTERVENSI GIZI
A. Tujuan Intervensi
1. Mencegah malnutrisi memburuk dengan memberikan makanan sesuai
dengan kebutuhan pasien minimal 80%
2. Memberikan diet yang rendah karbohidrat supaya kadar CO2 tidak semakin
tinggi dan mengurangi rasa sesak.
3. Memberikan konseling gizi terkait diet yang dijalani pasien dengan PPOK
eksaserbasi akut, HAP (Hospital Acquired Pneumonia) dan sepsis.
B. Perencanaan Intervensi
1. Pemberian Diet
a. Preskripsi Diet
1) Penatalaksanaan diet
a) Energi disesuaikan dengan kebutuhan pasien PPOK dengan 1,3
x BMR yaitu sebesar 1734,68 kkal 4
b) Protein tinggi 1,7 g/kgBB sebesar 103,27 gr (23,8%).4 Bahan
yang dianjurkan adalah telur ayam, daging, ikan, ayam, susu
(whole milk), yoghurt, keju, kacang-kacangan.5
c) Lemak tinggi 45% energi sebesar 86,73 gr.4 Jenis lemak yang
dianjurkan adalah MUFA dan PUFA: minyak jagung, minyak
kacang tanah, minyak kelapa sawit, minyak kedelai.5
d) Karbohidrat rendah yaitu sisa kebutuhan energi 31,2% sebesar
135,3 gr.4 Bahan makanan yang dianjurkan adalah Nasi putih,
nasi merah, roti whole grain, pasta, dianjurkan pula
mengkonsumsi sayur dan buah yang kaya serat.5
e) Serat = 25 gr 3
f) Cairan = 1800 ml 3
g) Mikronutrien 3

Zat Gizi Kebutuhan


Vit. A (mcg) 650
Vit. C (mg) 90
Vit. D (mcg) 15
Folat (mcg) 400
Vit. B12 (mcg) 4,0
Kalsium (mg) 1200
Zat Besi (mg) 9
Magnesium (mg) 350
Kalium (mg) 4700
Natrium (mg) 1100
Zinc (mg) 11

2. Jenis diet
Diet Rendah Karbohidrat 1700 kkal
3. Bentuk makanan
Lunak
4. Jadwal makan
3 kali makan besar dan 3 kali makan selingan
C. Implementasi Intervensi
1. Pemberian Diet
Implementasi dari preskripsi berupa rencana menu Tn. S yaitu sebagai
berikut.

Tabel 11. Rencana Menu

Waktu Menu Bahan Berat


Makan Pagi Nasi tim Beras 10 gr
Ayam ungkep Ayam 80 gr
cincang
Telur dadar Telur ayam 50 gr
Minyak 2 gr
Tumis bayam Bayam 100 gr
Minyak 5 gr
Pisang ambon Pisang ambon 50 gr
Air Air 250 ml
Selingan Pagi Bubur kacang Kacang hijau 50 gr
hijau
Santan 50 gr
Gula pasir 10 gr
Air 100 ml
Makan Siang Nasi tim Beras 10 gr
Ikan pepes Ikan bandeng 80 gr
Minyak 2 gr
Perkedel tahu Tahu 100 gr
kukus
Tumis kangkung Kangkung 100 gr
Minyak 5 gr
Pepaya Pepaya 100 gr
Air Air 250 ml
Selingan Sore Sosis solo Tepung 10 gr
Ayam 20 gr
Minyak 5 gr
Makan Malam Nasi tim Beras 10 gr
Gadon daging Daging sapi 40 gr
Nugget tempe Tempe 100 gr
kukus
Sup sayuran Buncis 50 gr
Wortel 50 gr
Minyak 2 gr
Melon Melon 100 gr
Air Air 250 ml
Selingan malam Susu skim Susu skim 200 ml
Diantara waktu Air Air 500 ml
tidur
Nilai Gizi
Energi 1724,8 kkal
Protein 106,2 gr
Lemak 85,6 gr
Karbohidrat 143,7 gr
Air 1734,5 ml

2. Konseling dan Edukasi Gizi

Tabel 12. Konseling dan Edukasi Gizi

Pelaksanaan Konseling Gizi


Hari, Tanggal Senin, 30 November 2021
Jam 08.00-08.30
Tempat Ruang Rawat Pasien
Topik Penatalaksanaan diet untuk pasien PPOK
Tujuan a) Memberikan motivasi kepada keluarga Tn. S untuk
mengawasi diet dengan baik.
b) Memberikan pemahaman kepada keluarga dan Tn. S
tentang keadaan malnutrisi Tn. S
c) Memberikan pemahaman kepada Tn. S dan keluarga
mengenai penatalaksanaan diet pada pasien PPOK
d) Memberikan dorongan kepada Tn. S dan keluarga
untuk memotivasi Tn. S untuk menghabiskan makanan
yang disediakan rumah sakit
Sasaran Tn/ S dan keluarga
Waktu 30 menit diskusi
Materi a) Menjelaskan keadaan malnutrisi Tn. S
b) Menjelaskan tujuan dan prinsip diet yang dijalani Tn. S
c) Menjelaskan bahan makanan yang dianjurkan, dibatasi,
dan dihindari.
d) Menjelaskan cara pengolahan makanan yang baik dan
benar.
e) Memberikan contoh menu sehari sebagai gambaran
contoh penatalaksanaan diet pada pasien PPOK
Metode Penjelasan singkat, tanya jawab, dan diskusi
Media Leaflet Diet PPOK (Rendah Karbohidrat)
Evaluasi a) Tn. S dan keluarga mengerti kondisi gizi dan
permasalahan gizi yang dialami Tn. S
b) Tn. S dan keluarga mengerti tentang pelakasanaan
PPOK
c) Tn. S dan keluarga mengerti bahan makanan yang
dianjurkan dan dihindari serta cara pengolahan yang
benar.
d) Tn. S mempunyai kesadaran untuk mengasup makanan
yang dianjurkan dan tidak mengasup makanan yang
sebaiknya dihindari

3. Kerjasama dengan Profesi Lain

Tabel 13. Kerja Sama dengan Profesi Lain

No Hal yang Didiskusikan Profesi


Kesehatan

1. a. Kriteria diet yang disesuaikan dengan kondisi pasien Dokter


sehingga dapat memperbaiki asupan makan pasien. Penanggung
b. Rekomendasi suplementasi vitamin dan mineral yang Jawab
diperlukan Pasien
No Hal yang Didiskusikan Profesi
Kesehatan

2. a. Efek samping obat yang dipreskripsikan kepada Farmasi


pasien (IOM).

3. a. Berdiskusi mengenai perkembangan kondisi pasien Perawat


(profil biokimia dan tanda fisik-klinis).
b. Koordinasi terkait edukasi jadwal pemberian dan
konsumsi obat (untuk menekan efek samping).
c. Koordinasi pemantauan asupan makan pasien setiap
waktu makan

4. Koordinasi mengenai jadwal dan frekuensi pemberian diet Instalasi


pada makanan utama dan selingan kepada pasien sesuai Gizi
preskripsi diet.

VI. MONITORING – EVALUASI GIZI


A. Antropometri (AD)

Tabel 14. Monitoring dan Evaluasi Antropometri

Indikator Evaluasi Pelaksanaan Target


Berat badan Pemantauan berat Pengukuran berat Tidak terjadi
badan dan IMT badan secara rutin. penurunan BB

B. Biokimia (BD)

Tabel 15. Monitoring dan Evaluasi Biokimia

Indikator Evaluasi Pelaksanaan Target


Biokimia Memantau hasil Tes laboratorium Hasil lab
laboratorium kembali normal.
C. Klinis/ Fisik (PD)

Tabel 16. Monitoring dan Evaluasi Klinis/Fisik

Indikator Evaluasi Pelaksanaan Target


Klinis/fisik Memantau Pemeriksaan fisik Hasil tes fisik
keadaan klinis setiap hari dengan normal.
pasien observasi secara
langsung

D. Asupan Makanan (FH)

Tabel 17. Monitoring dan Evaluasi Asupan Makanan

Indikator Evaluasi Pelaksanaan Target


Asupan makan Memantau sisa Setiap kali makan Ny. Y mengasup
makanan pasien dengan visual minimal 80% dari
comstock makanan yang
dihidangkan.

E. Pengetahuan Gizi

Tabel 18. Monitoring dan Evaluasi Pengetahuan Gizi

Indikator Evaluasi Pelaksanaan Target


Kesiapan Memantau Diskusi dengan Tn. S dan keluarga
merubah perilaku asupan makanan Tn. S dan paham mengenai
pasien keluarga diet untuk Tn. S
dan Tn. S
berkomitmen
mengubah asupan
makan sesuai
anjuran diet terkait
penyakit, serta
keluarga dapat
memberikan
motivasi kepada
Tn. S untuk
mengasup
makanan dari
rumah sakit.

VII. PEMBAHASAN KASUS


Tn. S merupakan pasien dengan diagnosa PPOK eksaserbasi akut , Hospital
Acquired Pneumonia (HAP) dan Sepsis. Berdasarkan skrining menggunakan
MNA, Tn. S mendapatkan skor 6 poin sehingga dapat digolongkan dalam kategori
mengalami malnutrisi, karena itu diperlukan pengkajian gizi lebih lanjut dengan
proses ADIME (Asesmen, Diagnosis, Intervensi, Monitoring, dan Evaluasi. PPOK
atau Penyakit Paru Obstruktif Kronik dahulu disebut dengan Penyakit Paru
Obstruktif Menahun. Penyakit ini ditandai dengan adanya perlambatan aliran udara
yang tidak sepenuhnya reversibel. Perlambatan Aliran udara umumnya bersifat
progresif dan berkaitan dengan respons inflamasi yang abnormal terhadap partikel
atau gas iritan. Hospital-acquired pneumonia (HAP) adalah suatu Pneumonia yang
terjadi 48 jam atau lebih setelah pasien masuk rumah sakit, dan tidak dalam masa
inkubasi atau diluar suatu infeksi yang ada saat masuk rumah sakit. HAP
merupakan penyebab paling umum kedua dari infeksi diantara pasien di Rumah
Sakit, dan sebagai penyebab utama kematian karena infeksi (mortalitas-rate sekitar
30-70%).6,7
Pengkajian data antropometri dilakukan dengan melakukan pengukuran
antropometri pada Tn. S. Pengukuran meliputi pengukuran tinggi badan dan berat
badan yang digunakan untuk menghitung indeks masa tubuh Tn. Pasien memiliki
status gizi underweight dengan IMT 16,03 kg/m2. Berdasarkan pengkajian data
biokimia, disimpulkan bahwa Tn. S mengalami penurunan hemoglobin dan
hematokrit serta peningkatan nilai albumin. Rata-rata nilai biokimia Tn. S tidak
normal baik terinterpretasi tinggi maupun rendah. Tn. S mengalami anemia dimana
terjadi penurunan jumlah masa eritrosit sehingga tidak dapat membawa oksigen
dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer. Anemia ditunjukkan oleh penurunan
kadar hemoglobin, hematokrit dan hitungan eritrosit.8 Tn. S juga mengalami
kondisi hipoalbuminemia dimana kadar albumin kurang dari 35 gr/L (< 3,5)
walaupun mengalami sedikit peningkatan.9
Berdasarkan pengkajian fisik klinis, disimpulkan bahwa Tn. S mengalami
keluhan lemas, sesak napas, muntah darah dan respiratory rate tinggi. Tn.S
memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan sehari 3x dengan makan pagi, siang
dan sore menggunakan menu yang berbeda. Tn.S biasa mengkonsumsi nasi
3xsehari @ 1 ½ centong, mie instan 1 bungkus 2x/minggu, telur dadar dan bulat 1
butir 1x/hari, ayam goreng 1 potong sedang 3x/bulan, rendang sapi 1x/bulan, ikan
tawar / laut goreng 1 ekor sedang 2x/bulan, tahu dan tempe goreng/bacem 2x/hari.
Tn.S juga mengkonsumsi sayur setiap hari. Sayur yang biasa dikonsumsi adalah
bening bayam, kacang panjang 3 sdm 2x/minggu ,oseng kangkung 3 sdm
1x/minggu, sup sayuran 1 mangkuk 2x/minggu, sayur bobor 1x/minggu. Buah yang
biasa dikonsumsi pepaya dan pisang. Tn. S hanya mampu mengasup ½ porsi dari
biasanya karena dia merasa sesak dan lemas. Pasien terkadang mengkonsumsi
makanan diluar pemberian rumah sakit ketika lapar dan meminum air putih dari
luar rumah sakit untuk meminum obat. Dari analisis asupan makanan baik
kebiasaan dan masuk rumah sakit dapat disimpulkan bahwa asupan oral Tn. S
adalah defisit.
Berdasarkan asesmen yang telah dibuat, maka Tn. S dapat didiagnosa dengan (1)
Malnutrisi (NC-4.1) berhubungan dengan kurangnya asupan oral karena rasa sesak
dan gigi mulai renggang, serta peningkatan kebutuhan karena infeksi ditandai
dengan terjadinya penurunan berat badan hingga IMT mencapai 16,03 kg/m2. (2)
Perubahan nilai laboratorium (NC-2.2) berkaitan dengan gangguan pernafasan
karena penyakit PPOK ditandai dengan asidosis nilai laboratorium PCO2, CO2, dah
HCO3 yang tinggi. (3) Kurangnya pengetahuan terkait gizi (NB-1.1) berkaitan
dengan belum pernah mendapatkan edukasi terkait gizi ditandai dengan
mengkonsumsi makanan diluar pemberian rumah sakit.
Intervensi dilakukan dengan tujuan sesuai dengan diagnosisi gizi yang
ditegakkan yaitu untuk mencegah malnutrisi memburuk dengan memberikan
makanan sesuai dengan kebutuhan pasien minimal 80%, memberikan diet yang
rendah karbohidrat supaya kadar CO2 tidak semakin tinggi dan mengurangi rasa
sesak, dan memberikan konseling gizi terkait diet yang dijalani pasien dengan
PPOK eksaserbasi akut, HAP (Hospital Acquired Pneumonia) dan sepsis. Energi
disesuaikan dengan kebutuhan pasien PPOK dengan 1,3 x BMR yaitu sebesar
1734,68 kkal.4 Protein tinggi 1,7 g/kgBB sebesar 103,27 gr (23,8%).4 Bahan yang
dianjurkan adalah telur ayam, daging, ikan, ayam, susu (whole milk), yoghurt, keju,
kacang-kacangan.5 Lemak tinggi 45% energi sebesar 86,73 gr.4 Jenis lemak yang
dianjurkan adalah MUFA dan PUFA: minyak jagung, minyak kacang tanah,
minyak kelapa sawit, minyak kedelai.5 Karbohidrat rendah yaitu sisa kebutuhan
energi 31,2% sebesar 135,3 gr.4 Bahan makanan yang dianjurkan adalah Nasi putih,
nasi merah, roti whole grain, pasta, dianjurkan pula mengkonsumsi sayur dan buah
yang kaya serat.5 Serat diberikan 25 gr dan Cairan diberikan 1800 ml.3 Selain
makronutrien, mikronutrien juga penting untuk dipenuhi. Kebutuhan mikronutrien
disesuaikan dengan AKG 2019.3 Beberapa makanan yang perlu dihindari antara
lain makanan yang mengandung lemak trans dan lemak jenuh. Misalnya mentega,
lemak babi, lemak dan kulit dari daging, minyak nabati terhidrogenasi, shortening,
gorengan, cookies, cracker dan pastry.5 Jenis diet yang diberikan adalah Diet
Rendah Karbohidrat 1700 kkal dengan bentuk makanan lunak dan jadwal makan 6
kali sehari yaitu 3 kali makan besar dan 3 kali makan selingan.
Implementasi intervensi gizi berupa rencana menu Tn. S selama 1 hari,
konseling gizi, dan kerjasama dengan profesi lain yang diperlukan. Menu disusun
berdasarkan preskripsi diet sebelumnya. Konseling gizi difokuskan kepada
permasalahan gizi individu yaitu terkait keadaan sesak napas karena PPOK Tn. S.
Konseling gizi bertujuan utama untuk memotivasi Tn. S agar dapat mengasup
makanan yang disediakan oleh rumah sakit dengan baik dan tidak mengkonsumsi
makanan dari luar rumah sakit. Kerjasama dengan profesi lain dilakukan dengan
dokter penanggung jawab pasien untuk mendiskusikan terkait interaksi obat yang
diresepkan serta perencanaan suplementasi vitamin dan mineral yang diperlukan.
Kerjasama dengan perawat juga diperlukan untuk berdiskusi mengenai
perkembangan kondisi pasien (profil biokimia dan tanda fisik-klinis), koordinasi
terkait edukasi jadwal pemberian dan konsumsi obat (untuk menekan efek samping)
dan koordinasi pemantauan asupan makan pasien setiap waktu makan. Terakhir,
koordinasi yang penting juga dilakukan dengan instalasi gizi untuk berkoordinasi
mengenai jadwal dan frekuensi pemberian diet pada makanan utama dan selingan
kepada pasien sesuai preskripsi diet.
Terakhir, monitoring dan evaluasi dilakukan dengan indikator antropometri,
biokimia, fisik/klinis, asupan makanan, dan pengetahuan. Data antropometri
kembali dievaluasi dengan pemantauan berat badan secara rutin dan memiliki target
untuk tidak adanya penurunan berat badan. Data biokimia dievaluasi dengan
pemantauan hasil laboratorium dan menargetkan hasil lab Tn. S yaitu nilai
hemoglobin, hematokrit, eritosit, dan albumin. Evaluasi lainnya dilakukan untuk
memantau keadaan klinis/fisik pasien dengan observasi langsung oleh bantuan
perawat dan memiliki target hasil tes fisik normal. Asupan makanan juga dievaluasi
seriap kali makan dengan visual comstock dan diharapkan bahwa Tn. S mampu
mengasup minimal 80% makanan yang disediakan. Pengetahuan dan perilaku
makan Tn. S juga dipantau dengan harapan Tn. S dan keluarga paham mengenai
diet untuk Tn. S dan Tn. S berkomitmen mengubah asupan makan sesuai anjuran
diet terkait penyakit, serta keluarga dapat memberikan motivasi kepada Tn. S untuk
mengasup makanan dari rumah sakit.

VIII. PENUTUP/KESIMPULAN
Tn. S merupakan pasien dengan diagnosis PPOK yang memperlukan asuhan gizi
terstandar karena beresiko mengalami malnutrisi. Tn. S mendapatkan intervensi
berupa diet rendah karbohidrat dengan tinggi protein untuk memenuhi kebutuhan
dengan penyakit infeksi. Konseling gizi juga diperlukan untuk membangun
komitmen dan memotivasi Tn. S agar dapat menghabiskan diet yang disediakan
oleh rumah sakit.

IX. DAFTAR PUSTAKA

1. Khusumawerdanie, Krisna E, Maulina M. Status Gizi Lansia Berdasarkan Mini


Nutritional Assessment (MNA) Di Panti Sosial Tresna Werdha Lhokseumawe-
Aceh Utara. J Samudera. 2015;9(2):18–29.

2. Ninla Elmawati Falabiba, Anggaran W, Mayssara A. Abo Hassanin Supervised


A, Wiyono B., Ninla Elmawati Falabiba, Zhang YJ, et al. Studi Interaksi Obat
Dan Manifestasi Klinik Pada Peresepan Di Puskesmas Bontolempangan Ii
Kabupaten Gowa. Pap Knowl Towar a Media Hist Doc. 2014;5(2):40–51.

3. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 28 Tahun 2019 Tentang Angka Kecukupan Gizi Yang
Dianjurkan Untuk Masyarakat Indonesia. 2019.

4. Mahan LK, Raymond JL. Krause’s Food and The Nutrition Care Process. 14th
ed. Elsevier; 2017.

5. American Lung Association. Nutrition and OCPD [Internet]. 2021. Available


from: https://www.lung.org/lung-health-diseases/lung-disease-
lookup/copd/living-with-copd/nutrition

6. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kenali Penyakit Paru Obstruktif


Kronik (PPOK) [Internet]. 2016. Available from:
http://www.p2ptm.kemkes.go.id/artikel-sehat/kenali-penyakit-paru-obstruktif-
kronik-ppok

7. Warganegara E. Pneumonia Nosokomial: (Hospital-Acquired, Ventilator-


Associated, dan Health Care-Associated Penumonia). J Kedokt Unila [Internet].
2017;1(3):612–8. Available from:
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/JK/article/view/1729

8. Rahma I. Hubungan Tingkat Kecukupan Fe, Vitamin B9, Dan Vitamin B12
Dengan Kadar Hemoglobin Anak Usia 11 Tahun Sekolah Dasar Negeri 02
Pedurungan Kidul Semarang [Thesis]. Semarang: Universitas Muhammadiyah
Semarang; 2017.

9. Citra Mahardina DA, Setyopranoto I, Dananjoyo K, Darmawan A. Perbedaan


Luaran Fungsional Pasien Stroke Iskemia Akut Dengan Kondisi
Hipoalbuminemia Dan Tanpa Hipoalbuminemia. Callosum Neurol.
2018;1(1):32–9.
X. LAMPIRAN
A. Leaflet
B. Perhitungan Kebutuhan Zat Gizi

BBI = 90% x (TB dalam cm – 100) x 1 kg


= 90% x 67,5 x 1 kg
= 60,75 kg
a. Perhitungan SMRS
1. BMR = 66,5 + (13,7 x BB) + (5 x TB) – (6,80 x U) [Harris Bennedict]
= 66,5 + (13,7 x 60,75) + (5 x 167,5) – (6,80 x 65)
= 66,5 + 832,275 + 837,5 – 442
= 1294,275 kkal
TEE = BMR X FA
= 1294,275 x 1,76
= 2277,92 kkal
2. Protein = 15% energi
= 85 gr
3. Lemak = 25% energi
= 63,27 gr
4. Karbohidrat = 60% energi
= 341,68 gr
5. Serat = 25 gr 3
6. Cairan = 1800 ml 3
7. Zat Gizi Mikronutrien 3

Zat Gizi Kebutuhan


Vit. A (mcg) 650
Vit. C (mg) 90
Vit. D (mcg) 15
Folat (mcg) 400
Vit. B12 (mcg) 4,0
Kalsium (mg) 1200
Zat Besi (mg) 9
Magnesium (mg) 350
Kalium (mg) 4700
Natrium (mg) 1100
Zinc (mg) 11

b. Perhitungan MRS
1. BMR = (10 x BB) + (6,25 x TB) – (5 x U) + 5
= (10 x 60,75) + (6,25 x 167,5) – (5 x 65) + 5
= 607,5 + 1046,875 – 325 + 5
= 1334,37 kkal
TEE = 1,3 x BMR 4
= 1,3 x 1334,37 kkal
= 1734,68 kkal
2. Protein = 1,7 g/kgBB 4
= 103,27 gr (23,8%)
3. Lemak = 45% energi 4
= 86,73 gr
4. Karbohidrat = sisa kebutuhan energi 31,2% 4
= 135,3 gr
8. Serat = 25 gr 3
9. Cairan = 1800 ml 3
10. Zat Gizi Mikronutrien3

Zat Gizi Kebutuhan


Vit. A (mcg) 650
Vit. C (mg) 90
Vit. D (mcg) 15
Folat (mcg) 400
Vit. B12 (mcg) 4,0
Kalsium (mg) 1200
Zat Besi (mg) 9
Magnesium (mg) 350
Kalium (mg) 4700
Natrium (mg) 1100
Zinc (mg) 11
C. Formulir SQ-FFQ Asupan SMRS

Teknik Frekuensi Konsumsi Berat


Pengolahan Porsi per Kali Makan Mentah
Nama (Kebiasaan) (n) Rata-Rata frek Rata-Rata Asupan
Hari berat matang
Bahan Minggu Bulan /hr gr/hari
Makanan (g) (f) (n x f)
URT
Gr Tms Rbs x/mg x/h x/bl x/h Grg Tms Rbs
g g r n r
Nasi beras v 3 1 ½ cntg 90 36 3 108
giling putih
Mie instan v 2 1 1 bgks 85 2/7 24,28
PROTEIN HEWANI
Daging v 3 1 1 ptg 25 40 3/30 4
ayam 2,25
Telur ayam v v 1 1 butir 60 60 1 60
5,4
Ikan v 2 1 1 ekor 80 120 2/30 8
12,4
Daging sapi v 1 1 1 ptg 21,05 40 1/30 1,3
3,6
PROTEIN NABATI
v 2 1 ptg 50 50 2 100
Tempe 5
v 2 1 ptg 38,4 50 2 100
Tahu 4,2
SAYURAN
Bayam V 2 1 3 sdm 30 33 2/7 9,4
Kacang V 2 1 3 sdm 30 30 2/7 8,5
panjang
V 1 1 3 sdm 30 30 1/7 4,2
Kangkung 6,39
Sop V 2 1 1 mgkk 250 2/7 71,4
Teknik Frekuensi Konsumsi Berat
Pengolahan Porsi per Kali Makan Mentah
Nama (Kebiasaan) (n) Rata-Rata frek Rata-Rata Asupan
Hari berat matang
Bahan Minggu Bulan /hr gr/hari
Makanan (g) (f) (n x f)
URT
Gr Tms Rbs x/mg x/h x/bl x/h Grg Tms Rbs
g g r n r
Bobor V 1 1 3 sdm 30 30 1/7 4,2
BUAH
Pisang 3 1 1 bh kcl 50 3/7 21,4
Pepaya 3 1 1 ptg bsr 100 3/7 42,85
SERBA-SERBI
Minyak 22,735
D. Nutrisurvey SQ-FFQ Asupan SMRS Kebiasaan Makan

=====================================================================
Analysis of the food record
=====================================================================
Food Amount energy carbohydr.
______________________________________________________________________________

beras putih giling 108 g 389,8 kcal 85,9 g


indomie goreng 24,28 g 106,2 kcal 15,8 g
daging ayam 4g 11,4 kcal 0,0 g
telur ayam 60 g 93,1 kcal 0,7 g
ikan kakap 8g 6,7 kcal 0,0 g
daging sapi 1,3 g 3,5 kcal 0,0 g
tempe kedele murni 100 g 199,1 kcal 17,0 g
tahu 100 g 76,0 kcal 1,9 g
bayam segar 9,4 g 3,5 kcal 0,7 g
kacang panjang mentah 8,5 g 3,0 kcal 0,7 g
kangkung 4,2 g 0,6 kcal 0,1 g
sayur sop 71,4 g 74,2 kcal 7,5 g
daun singkong mentah 4,2 g 1,6 kcal 0,3 g
pisang ambon 21,4 g 19,7 kcal 5,0 g
pepaya 42,85 g 16,7 kcal 4,2 g
minyak kelapa sawit 22,7 g 195,7 kcal 0,0 g

Meal analysis: energy 1200,7 kcal (100 %), carbohydrate 139,7 g (100 %)

=====================================================================
Result
=====================================================================
Nutrient analysed recommended percentage
content value value/day fulfillment
______________________________________________________________________________
energy 1200,7 kcal 2036,3 kcal 59 %
water 0,0 g 2700,0 g 0%
protein 49,7 g(16%) 60,1 g(12 %) 83 %
fat 52,1 g(37%) 69,1 g(< 30 %) 75 %
carbohydr. 139,7 g(46%) 290,7 g(> 55 %) 48 %
dietary fiber 7,5 g 30,0 g 25 %
Vit. A 1738,7 µg 800,0 µg 217 %
Vit. C 37,1 mg 100,0 mg 37 %
Vit. D 0,7 µg 5,0 µg 14 %
tot. fol.acid 164,2 µg 400,0 µg 41 %
Vit. B12 1,2 µg 3,0 µg 39 %
calcium 303,2 mg 1000,0 mg 30 %
iron 10,6 mg 15,0 mg 71 %
magnesium 260,5 mg 310,0 mg 84 %
potassium 1134,0 mg 3500,0 mg 32 %
sodium 326,3 mg 2000,0 mg 16 %
zinc 5,2 mg 7,0 mg 74 %
E. Nutrisurvey Rekomendasi Menu

=====================================================================
Analysis of the food record
=====================================================================
Food Amount energy carbohydr.
______________________________________________________________________________

BREAKFAST
beras putih giling 10 g 36,1 kcal 7,9 g
daging ayam 80 g 227,9 kcal 0,0 g
telur ayam 50 g 77,6 kcal 0,6 g
minyak kelapa sawit 2g 17,2 kcal 0,0 g
bayam segar 100 g 37,0 kcal 7,3 g
minyak kelapa sawit 5g 43,1 kcal 0,0 g
pisang ambon 50 g 46,0 kcal 11,7 g
Drinking water 250 g 0,0 kcal 0,0 g

Meal analysis: energy 485,0 kcal (28 %), carbohydrate 27,5 g (19 %)

1. BREAK
kacang hijau 50 g 58,0 kcal 10,4 g
santan (kelapa saja) 50 g 177,0 kcal 7,6 g
gula pasir 10 g 38,7 kcal 10,0 g
Drinking water 100 g 0,0 kcal 0,0 g

Meal analysis: energy 273,6 kcal (16 %), carbohydrate 28,0 g (19 %)

LUNCH
beras putih giling 10 g 36,1 kcal 7,9 g
minyak kelapa sawit 2g 17,2 kcal 0,0 g
ikan bandeng 80 g 67,1 kcal 0,0 g
tahu 100 g 76,0 kcal 1,9 g
kangkung 100 g 15,1 kcal 2,1 g
minyak kelapa sawit 5g 43,1 kcal 0,0 g
pepaya 100 g 39,0 kcal 9,8 g
Drinking water 250 g 0,0 kcal 0,0 g

Meal analysis: energy 293,6 kcal (17 %), carbohydrate 21,8 g (15 %)

2. BREAK
tepung tapioka 10 g 38,1 kcal 9,1 g
daging ayam 20 g 57,0 kcal 0,0 g
minyak kelapa sawit 5g 43,1 kcal 0,0 g
Drinking water 250 g 0,0 kcal 0,0 g

Meal analysis: energy 138,2 kcal (8 %), carbohydrate 9,1 g (6 %)


DINNER
beras putih giling 20 g 72,2 kcal 15,9 g
daging sapi 40 g 107,6 kcal 0,0 g
tempe kedele murni 100 g 199,1 kcal 17,0 g
minyak kelapa sawit 2g 17,2 kcal 0,0 g
buncis mentah 50 g 17,4 kcal 4,0 g
Carrot fresh 50 g 12,9 kcal 2,4 g

Meal analysis: energy 426,4 kcal (25 %), carbohydrate 39,3 g (27 %)

Melon fresh 100 g 38,2 kcal 8,3 g


Drinking water 250 g 0,0 kcal 0,0 g

Meal analysis: energy 38,2 kcal (2 %), carbohydrate 8,3 g (6 %)

IN BETWEEN
susu skim / tak berlemak cair 200 g 69,8 kcal 9,8 g

Meal analysis: energy 69,8 kcal (4 %), carbohydrate 9,8 g (7 %)

IN BETWEEN
Drinking water 250 g 0,0 kcal 0,0 g

Meal analysis: energy 0,0 kcal (0 %), carbohydrate 0,0 g (0 %)

IN BETWEEN
Drinking water 250 g 0,0 kcal 0,0 g

Meal analysis: energy 0,0 kcal (0 %), carbohydrate 0,0 g (0 %)

=====================================================================
Result
=====================================================================
Nutrient analysed recommended percentage
content value value/day fulfillment
______________________________________________________________________________
energy 1724,8 kcal 2036,3 kcal 85 %
water 1734,5 g 2700,0 g 64 %
protein 106,2 g(24%) 60,1 g(12 %) 177 %
fat 85,6 g(43%) 69,1 g(< 30 %) 124 %
carbohydr. 143,7 g(33%) 290,7 g(> 55 %) 49 %
dietary fiber 20,0 g 30,0 g 67 %
Vit. A 3012,1 µg 800,0 µg 377 %
Vit. C 143,3 mg 100,0 mg 143 %
Vit. D 8,5 µg 5,0 µg 170 %
tot. fol.acid 484,2 µg 400,0 µg 121 %
Vit. B12 4,6 µg 3,0 µg 152 %
calcium 961,1 mg 1000,0 mg 96 %
iron 20,1 mg 15,0 mg 134 %
magnesium 446,0 mg 310,0 mg 144 %
potassium 3478,4 mg 3500,0 mg 99 %
sodium 397,2 mg 2000,0 mg 20 %
zinc 12,5 mg 7,0 mg 178 %

Anda mungkin juga menyukai