Dosen pengampu :
Choirun Nissa, S.Gz, M.Gizi
Deny Yudi Fitranti, S.Gz, M.Si.
Ahmad Syauqy, S.Gz, MPH, PhD
Etika Ratna Noer, S.Gz, M.Si
Disusun oleh :
UNIVERSITAS DIPONEGORO
FAKULTAS KEDOKTERAN
ILMU GIZI
2019
I. LATAR BELAKANG
Tn. Z berusia 62 tahun, beragama Islam dan bekerja sebagai wiraswasta dan
didiagnosis medis Ikterik Susp Hepatitis. Tn. Z datang ke rumah sakit dalam kondisi
yang lemas disertai dengan nyeri dada dan perut besesek. Pemeriksaan tanda vital
terakhir yang dilakukan adalah tekanan darah 160/90 mmHg, nadi 80 kali/menit, respirasi
20 kali/menit, dan suhu 36,7℃. Pasien mengaku belum pernah mendapat konseling
mengenai penyakit hepatitis dan tidak menyadari sedang mengidap penyakit hepatitis.
Pasien hanya mengeluhkan adanya nyeri dada dan perut besesek saat akan makan.
Asupan makan pasien saat di rumah menurut penuturan istri pasien dan keluarga
adalah pasien gemar sekali mengonsumsi makanan yang mengandung tinggi lemak atau
kolesterol yaitu daging kambing dan tinggi natrium seperti telur asin. Kebiasaan pasien
yaitu konsumsi teh 2 gelas/hari. Pasien jarang mengonsumsi gorengan, santan dan
makanan yang memiliki rasa pedas. Pola makan pasien yaitu makan 3x sehari. Pasien
terbiasa mengonsumsi sayur bayam, sop, daging kambing dan jarang mengonsumsi lauk
nabati. Buah tidak terlalu sering dikonsumsi, namun biasanya pasien mengonsumsi buah
pisang dan semangka. Pasien tidak memiliki makanan pantangan atau makan yang
dihindari. Istri pasien selalu menyediakan makanan yang sehat dan selalu menyediakan
sayur di rumah untuk dimakan pasien. Berdasarkan penuturan pasien, pasien mulai
mengurangi makanan yang mengandung tinggi lemak dan natrium ketika pasien mulai
merasakan adanya rasa tidak nyaman pada perut dan nyeri dada.
Kemampuan pasien menerima makanan memiliki gangguan. Pasien hanya
mengonsumsi makanan sekitar 3-5 sendok makan. Penyebab dari pasien makan dengan
porsi sedikit dipengaruhi dengan adanya rasa tidak nyaman pada bagian perut serta
adanya nyeri dada dan rasa mual yang menyebabkan pasien tidak bisa makan dengan
porsi cukup.
Sebelum sakit, pasien bekerja dari Senin sampai Sabtu, serta menghabiskan waktu
santainya di hari Minggu bersama keluarga, kadang pasien mengajak jalan-jalan
keluarga, namun pasien tidak pernah memanfaatkan waktu libur untuk berolahraga.
Selama pasien dirawat, pasien hanya beristirahat total tanpa melakukan aktivitas apapun
disebabkan adanya rasa nyeri dada dan perut yang besesek.
Tn. Z jarang menimbang berat badan dan tinggi badan namun saat konseling, istri
pasien memberitahukan bahwa saat Tn. Z dirawat di rumah sakit berdasarkan pengukuran
memiliki tinggi badan 158 cm. Pengukuran antropometri yang dilakukan oleh konselor
diperoleh hasil bahwa untuk LILA yaitu 21,5 cm dan panjang ulna 24 cm.
II. SKRINING (DATA UMUM)
A. Pemilihan metode skrining
Pada kasus Tn. Z, metode skrining yang digunakan adalah MNA (Mini
Nutritional Assessment), mengingat pasien adalah lansia berusia 62 tahun. MNA
dapat mengidentifikasi lansia yang berisiko dan mengalami malnutrisi.
B. Pengisian kuesioner
Tabel 1. Skrining Risiko Malnutrisi dengan MNA
SKRINING SKOR
A Apakah asupan makanan berkurang selama 3 bulan terakhir karena
kehilangan nafsu makan, gangguan pencernaan, kesulitan mengunyah atau
menelan?
0
0 = asupan makanan sangat berkurang
1 = asupan makanan agak berkurang
2 = asupan makanan tidak berkurang
B Penurunan berat badan selama 3 bulan terakhir
0 = penurunan berat badan lebih dari 3 kg
1 = tidak tahu 1
2 = penurunan berat badan antara 1 hingga 3 kg
3 = tidak ada penurunan berat badan
C Mobilitas
0 = terbatas di tempat tidur atau kursi
1
1 = mampu bangun dari tempat tidur/kursi tetapi tidak bepergian ke luar rumah
2 = dapat berpergian ke luar rumah
D Menderita tekanan psikologis atau penyakit yang berat dalam 3 bulan terakhir
0 = ya 2
2 = tidak
E Gangguan neuropsikologis
0 = depresi berat atau kepikunan berat
2
1 = kepikunan ringan
2 = tidak ada gangguan psikologis
F1 Indeks Massa Tubuh (IMT)
0 = IMT kurang dari 19 (IMT <19)
1 = IMT 19 hingga kurang dari 21 (IMT 19 hingga <21) 0
2 = IMT 21 hingga kurang dari 23 (IMT 21 hingga <23)
3 = IMT 23 atau lebih (IMT ≥ 23)
BILA DATA IMT TIDAK ADA, GANTI PERTANYAAN F1 DENGAN PERTANYAAN F2. ABAIKAN
PERTANYAAN F2 BILA PERTANYAAN F1 SUDAH DAPAT DIISI
F2 Lingkar betis (cm)
0 = lingkar betis kurang dari 31 (lingkar betis <31)
3 = lingkar betis sama dengan atau lebih besar daripada 31 (lingkar betis ≥31)
SKOR SKRINING (skor maksimal 14)
Skor 12-14 : status gizi normal 6
Skor 8-11 : berisiko malnutrisi
Skor 0-7 : malnutrisi
Meal analysis: energy 1235,3 kcal (100 %), carbohydrate 222,8 g (100 %)
=====================================================================
Result
=====================================================================
Nutrient analysed recommended percentage
value value/day fulfillment
______________________________________________________________________________
energy 1235,3 kcal 2294,5 kcal 54 %
PUFA 4,8 g - -
cholesterol 248,6 mg - -
protein 38,5 g(12%) 63,0 g(12 %) 61 %
fat 24,6 g - -
carbohydr. 222,8 g - -
dietary fiber 16,2 g - -
retinol 108,3 µg - -
phytic acid 1065,4 mg - -
Vit. K 0,0 µg 80,0 µg 0%
Vit. E 0,0 mg - -
sodium 121,6 mg - -
calcium 311,5 mg 800,0 mg 39 %
magnesium 286,4 mg 350,0 mg 82 %
zinc 4,6 mg 15,0 mg 30 %
iron 10,5 mg 10,0 mg 105 %
Vit. B1 0,6 mg 1,2 mg 53 %
niacine 5,4 mg - -
Vit. B6 1,4 mg 2,0 mg 72 %
tot. fol.acid 185,7 µg - -
Vit. B12 0,9 µg 2,0 µg 44 %
Vit. C 165,9 mg 60,0 mg 276 %
DAFTAR PUSTAKA
1. I Sari. Perbedaan Kadar SGPT terhadap Sampel Plasma EDTA dan Serum. Semarang:
Universitas Muhammadiyah Semarang. 2017.
2. RZ Fatma, MA Martiningsih. Perbedaan Kadar Ureum pada Plasma Lithium Heparin
dengan Penggunaan Separator Tube dan Vacutainer pada Pasien Post Hemodialisa.
Yogyakarta: Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. 2019.
3. VH Shah, PS Kamath. Portal Hypertension and Gastrointestinal Bleeding. In: M
Feldman, LS Friedman, LJ Brandt (eds), Gastrointestinal and Liver Disease, 8e.
Philadelphia, Elsevier, 2006. 1899-1928.
4. RE Primawati. Kajian Drug Related Problems (DRPs) pada Kasus Hepatitis B non-
Komplikasi di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode
Januari-Juni 2007. Yogyakarta: Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 2008.